• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rerata derajat kecembungan profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa laki-laki dan perempuan FKG USU ras campuran Proto dengan Deutromelayu secara sefalometri lateral adalah sebesar 163,3º dan rerata ukuran lebar mesiodistal gigi adalah sebesar 173,73 mm.

2. Perbandingan derajat kecembungan profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa laki-laki dan perempuan FKG USU ras campuran Proto dengan Deutromelayu tidak terdapat perbedaan yang bermakna.

3. Perbandingan lebar mesiodistal gigi pada mahasiswa laki-laki dan perempuan FKG USU ras campuran Proto dengan Deutromelayu tidak terdapat perbedaan secara bermakna.

4. Secara sefalometri lateral, terdapat hubungan yang cukup antara lebar mesiodistal gigi dengan kecembungan profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa laki-laki (r = 0,487) dan perempuan ( r = 0,356 ) FKG USU ras campuran Proto dengan Deutromelayu.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak agar didapatkan hasil penelitian dengan validitas yang lebih tinggi.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan ras/suku lain yang terdapat di Indonesia.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat seberapa besar pengaruh lebar mesiodistal gigi terhadap kecembungan profil jaringan lunak wajah.

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Wigati C, Andini KR, Natalia D. Hubungan lebar mesiodistal gigi permanen terhadap kecembungan profil jaringan lunak wajah pada pasien maloklusi Klas I Angle di Malang. Majalah Kesehatan FKUB 2012 . April 12.

2. Susilowaty, Sulastry. Korelasi antara lebar mesiodistal gigi dengan kecembungan profil jaringan lunak wajah orang Bugis-Makassar. Dentofasial Jurnal 2007; 6.

3. Martha. Perubahan konveksitas skeletal wajah setelah retraksi anterior dengan pencabutan empat premolar pertama. Tesis. Medan: Bagian Ortodonsia FKG USU, 2010: 1,13.

4. Roslin R. Pengaruh retraksi gigi anterior terhadap sudut nasolabial pada perawatan protrusi gigi anterior maksila di rumah sakit gigi dan mulut pendidikan FKG-USU. Tesis. Medan: Bagian Ortodonsia FKG USU, 2010: 1.

5. Budianto E, Purwanegara MK, Siregar E. Karakteristik profil jaringan lunak pada penderita obstruksi saluran nafas atas dengan kebiasaan bernafas melalui mulut. Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(1): 44- 49.

6. Premkumar S. Textbook of craniofacial growth. JP Medical Ltd, 2011:138-45

7. Firdaus M. Ukuran lebar mesiodistal gigi rahang atas dan rahang bawah dapat menentukan lebar lengkung dan hubungan interdigitas gigi pada mahasiswa Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi USU. http://yusryfirdaus.com/2011/02/ukuran-lebar-mesiodistal-gigirahang.html (Februari 14.2011).

8. Amal Nur. Hubungan analisis Bolton anterior dengan jarak gigit gigi insisivus sentralis. http://referensi/hubungan-analisis-bolton-anterior.html (17 april 2011).

9. Swasono S. Analisis ukuran kepala, wajah, dan hidung dalam hubungannya dengan lebar mesiodistal gigi. Majalah Kedokteran Gigi. FKG UNAIR. 2004; 37(1): 21-22.

10.Rohmah F, Netiani E, Taqwim A. Hubungan lebar mesiodistal gigi terhadap kecembungan profil jaringan lunak pada populasi Cina. Journal of Dentosca 2011.

11.Khalid WH. Variations in tooth size, dental arch dimensions and shape among Malay school children. Masters thesis, Universiti Sains Malaysia.2008; 1(18): 1-24.

12. Sylvia. Hubungan lebar mesiodistal gigi dengan kecembungan profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa FKG USU ras Deutromelayu. Skripsi FKG USU. Medan,2013.

13.Haspeni. Ukuran dan bentuk lengkung gigi pada mahasiswa suku batak FKG dan FT USU. Skripsi FKG USU. Medan,2010.

14.Al-Khateeb SN, Alhaija ESJ. Tooth size discrepancied and arch parameters among different malocclusion in a Jordanian samples. J Am Orthod 2006: 76(3): 459-65.

15.Budiraharjo R, Pradopo S. Ukuran mesiodistal gigi anak usia 12 tahun populasi Jawa dan Madura di Kabupaten Jember. Jurnal PDGI 2002; 490- 3.

16.Santoro M, Ayoub ME,et al. Mesiodistal crown dimensions and tooth size discrepancy of the permanent dentition of Dominican Americans. Am J Orthod 2000; 70 : 303-07.

17.Green-Thompson NF. Measuring and predicting Leeway space in the mixed dentition on panoramic xrays using computer imaging analysis. Thesis. Johanesburg : University of the Witwatersrand, 2007 : 1-35. 18.Susilowaty. Hubungan antara derajat konveksitas profil jaringan keras dan

jaringan lunak wajah pada suku Bugis dan Makassar. Dentofasial Jurnal. 2007; 6.

19.Setiawati, Achmad Sjafei, Irwadi Djaharu’ddin. Penggunaan indeks ekstraksi untuk menentukan macam perawatan pada maloklusi Klas I angle. Orthodontic Dental Journal 2011; 2(1): 33-40.

39

20.Erwansyah E. Sekilas ilmu ortodonti (keahlian merapikan gigi dn menserasikan bentuk wajah). http://referensi/sekilas-ilmu-ortodonti- keahlian.html (12 Februari 2012).

21.Perabuwijaya B. Analisa konveksitas wajah jaringan lunak secara sefalometri lateral pada mahasiswa Deutromelayu FKG USU usia 20-25 tahun. Skripsi. FKG USU. Medan, 2005.

22.Putri IL. Aplikasi antropometri wajah dan sefalometri pada hasil rekonstruksi trauma maksilofasial. Tesis. Surabaya: Bagian Ilmu Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik FK UNAIR, 2013: 17-25.

23.Ardhana W. Materi kuliah ortodonsia I: Prosedur pemeriksaan ortodontik. Yogyakarta: Bagian Ortodonsia FKG UGM. 2009: 11-3.

24.Jacobson A. Soft- Tissue Evaluation. In : Patricia BW, ed . Radiographic Cephalometry. Hongkong. Quintessence Publishing Co, Inc, 1995 : 239- 54.

25.Andriani N. Beberapa metode dalam menganalisa jaringan lunak sebagai salah satu prosedur diagnosis ortodonti bedasarkan fotografi. Skripsi. FKG USU. Medan, 2003.

26.Bergmana RT, Waschakb J,et al. Longitudinal study of cephalometric soft tissue profile traits between the ages of 6 and 18 years. Am J Otrhod 0000. 0(0). 4.

27.Rostina T. Analisa profil jaringan lunak menurut metode Holdaway pada mahasiswa FKG USU suku Deutromelayu. Tesis. Medan: Bagian Ilmu Ortodonsia FKG USU, 2007: 10-6.

28.Golwalkar SA, Msitry KM. An evaluation of dental crowding in relation to mesiodistal crown widths and arch dimensions. Jios. Maharashtra, India. 22-5.

29.Arigato. Hubungan sudut interinsisal dengan profil jaringan lunak wajah menurut analisis Ricketts pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU. Skripsi FKG USU. Medan, 2012.

30.Rakosi T. An atlas and manual of cephalometric radiography. London: Wolfe Medical Publications Ltd, 1982: 7-8, 78-89.

31.Hwang HS, Kim WS, McNamara JA. A comparative study of two methodsof quantifying the soft tissue profile. Am J Orthod 2000; 70(3): 202-04.

32.Daldjoeni N. Ras-ras umat manusia. Bandung: Citra Aditya Bakti 1991: 189-91.

Dokumen terkait