6.1.Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa morfologi Trypanosoma evansiyang terdapat pada Sapi Bali (Bos sondaicus) berdasarkan morfometri berukuran panjang berkisar antara 23,09 – 39,94 µm dengan rata-rata 32,47 µm dan lebar 1,82 – 4,34 µm dengan rata-rata 3,15 µm, yang dikuatkan dengan hasil PCR dengan ditemukan pita dengan panjang 480 bp.
6.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diajukan adalah diperlukan penelitian lebih lanjut pada daerah lain di wilayah Indonesia terutama pada daerah sekitar Provinsi Bali untuk mengetahui tingkat kejadian penyakit surra pada Sapi Bali (Bos sondaicus) dan variasi morfologi dengan berdasarkan pengukuran morfometri yang dikuatkan dengan pemeriksaan PCR.
RINGKASAN
Hayyu Maharani.Identifikasi Trypanosoma evansipada Sapi Bali (Bos sondaicus) berdasarkan morfometri dan Polymerase Chain Reaction. Penelitian ini di bawah bimbingan Dr. Mufasirin,drh., M.Si selaku pembimbing utama dan Retno Bijanti, drh., M.S. selaku pembimbing serta.
Penyakit surra merupakan salah satu penyakit strategis yang menyerang hewan ternak yang disebabkan oleh Trypanosoma evansi.Penyakit surra pada Sapi Bali pernah terjadi di Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1971.Sebanyak 516 ekor Sapi Bali terserang penyakit surra.Pada tahun 2009, kasus penyakit surra pada Sapi Bali juga terjadi di Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.Dari 19 sampel yang diuji di laboratorium BPPV Regional V Banjarbaru terdapat 8 sampel yang positif penyakit surra.
Pemeriksaan morfometri dan teknik PCR adalah metode yang penting untuk memperkuat diagnosis penyakit surra karenaketerbatasandiagnosis T.evansiyang ada pada teknikparasitologidan disarankan untuk menggunakan kombinasidaridua atau lebihteknik untukmeningkatkan akurasidiagnosis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui morfologi Trypanosoma evansiyang terdapat pada Sapi Bali (Bos sondaicus) berdasarkan morfometri dan Polymerase Chain Reaction.Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai September 2015.
Penelitian ini menggunakan dua sampel darah Sapi Bali yang berasal dari Kabupaten Jembrana yang didapatkan dari Balai Besar Veteriner Bali.Darah Sapi Bali kemudian diperiksa dengan metode ulas darah. Pemeriksaan morfometri dilakukan dengan cara hasil ulas darah yang positif terdapat Trypanosoma sp. diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x dan difoto dengan menggunakan OptiLab®. Kemudian hasil foto tersebut diukur morfometri Trypanosoma sp. yang meliputi panjang dan lebar tubuh, panjang dan lebar inti, panjang dan lebar kinetoplas, panjang undulating membran dan jarak inti ke kinetoplas. Selanjutnya darah Sapi Bali diekstraksi untuk memperoleh DNA. Deoxyribonucleic Acid (DNA) hasil ekstraksi kemudian diamplifikasi melalui proses PCR dengan menggunakan primer ITS1 CF/BR. Proses PCR menggunakan program persiapan dengan suhu 94º C selama 5 menit, denaturasi 94ºC selama 40 detik, anneling dengan suhu 58º C selama 40 detik, extension rantai 72º C selama 90 detik dan terminasi 72º C selama 5 menit. Proses PCR menggunakan reaksi 35 siklus.
Hasil pemeriksaan morfometri Trypanosoma sp. pada Sapi Bali adalah panjang sekitar 23,09 – 39,94 µm dan rata-rata panjang adalah 32,47 µm. Lebar tubuh sekitar 1,82 – 4,34 µm dengan rata-rata 3,15 µm. Inti yang terlihat berukuran panjang 5,21 – 11,41 µm rata-rata 8,21 µm dan lebar inti sekitar 1,56 – 4,19 µm dengan rata-rata 3,10 µm. Kinetoplas yang memiliki panjang sekitar 2,34 – 9,05 µm dan rata-rata 5,16 µm, lebar antara 1,78 – 4,58 µm dengan rata-rata 2,69 µm, serta undulating membran dengan panjang sekitar 8,95 – 17,45 µm, rata-rata 12,77 µm. Jarak antara inti ke kinetoplas sekitar 10,57 – 19,36 µm, rata-rata-rata-rata
14,80 µm.Hasil deteksi Trypanosoma sp.dengan menggunakan metode PCR menunjukkan hasil positif T. evansi dengan panjang pita 480 bp.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa morfologi T. evansiyang terdapat pada Sapi Bali (Bos sondaicus) berdasarkan morfometri berukuran panjang berkisar antara 23,09 – 39,94 µm dengan rata-rata 32,47 µm dan lebar 1,82 – 4,34 µm dengan rata-rata 3,15 µm, yang dikuatkan dengan hasil PCR dengan ditemukanpita dengan panjang 480 bpdan disarankan perlu penelitian lebih lanjut di daerah lain terutama daerah yang berada di sekitar Kabupaten Jembrana dan Kabupaten di Provinsi Bali serta daerah lain di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, S.M., A.S. Rehana, L. Hassan and M.T. Wong, 2010. Outbreaks of trypanosomiasis and the seroprevalence of Trypanosoma evansi in a deer breeding centre in Perak, Malaysia. Trop. Anim. Health. Product.42 (2):145-150.
Ausvetplan. 2006. Disease Strategy Surra. Australia: Primary Industries Ministerial Council OIE. 2008. Trypanosoma Evansi Infection (including surra). Belgium.
Bacchi, C.J., 2009. Chemotherapy of human African
Trypanosomiasis.Interdisciplinary Perspective Infectious Disease.1–5. Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional V Banjarbaru.2009. Peta
Hasil Pengujian Hewan Kalimantan.
Clausen, P.H., A. Wiemann, R. Patzelt, D. Kakaire, C. Poetzsch, A. Peregrine and D. Mehlitz, 1998. Use of a PCR assay for the specific and sensitive detection of Trypanosoma sp. in naturally infected dairy cattle in peri-urban Kampala, Uganda. Ann. N.Y. Acad. Sci. 849:21–31.
Dargantes, A.P., R.S.F. Campbell, D.B. Copeman and S.A. Reid. 2005. Experimental Trypanosoma evansi infection in the goat. II. Pathology. J. Comp. Pathol. 133(2):267-276.
Dávila, A.M., H.M. Herrera, T. Schlebinger, S.S. Souza andY.M. Traub-Cseko, 2003.Using PCR for unraveling the cryptic epizootiology of livestock Trypanosomosis in the Pantanal, Brazil. Vet. Parasitol. 117:1–13.
Desquesnes, M., and A.M.R. Dávila. 2002. Applications of PCR-based tools for detection and identification of animal Trypanosomes: a review and perspectives. Vet.Parasitol. 109:213–231.
Duvallet, G., S. de La Rocque, J.M. Reifenberg, P. Solano, T. Lefrançois, J.F. Michel, Z. Bengaly, I. Sidibe, D. Cuisance and G. Cuny. 1999. Review on the molecular tools for the understanding of the epidemiology of animal Trypanosomosis in West Africa. Mem.Inst. Oswaldo Cruz. 94: 245–248. Elshafie, E.I., R.A. Sani, L. Hassan,R. Sharma, A. Bashir,and I.A. Abubakar.
2013. Seroprevalence and risk factors of Trypanosoma evansiinfection in horses in Peninsular Malaysia. Res.Vet. Sci. 94: 285-289.
FAO. 1994. In "A systematic approach to tsetseand Trypanosomiasis Control, Proceedingsof the FAO Panels of Experts, Rome Dec.
Geneaid. 2014. gSYNCTM DNA Extraction Kit. 1-10.
Gill, B.S., 1977.Trypanosomes and Trypanosomiasis of Indian Livestock. ICAR, New Delhi.
González, E., B. González-Baradat, R. González, N. Linares, A. Mijares, T. Perrone and M. Mendoza. 2006. Development oftechniquepolymerasechain reactionfor diagnosisof animalTrypanosomosiscaused byTrypanosoma evansi.Agro. Trop. 56:496–500.
Gumilar, G., F. M. T. Supriyanti dan H.H. Siti., 2008.Bioteknologi. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI. Bandung.
Guntoro S., 2002. Membudidayakan Sapi Bali.Kanisius.Yogyakarta.
Handiwirawan, E. dan Subandriyo. 2004. Potensi dan keragaman sumberdaya genetik sapi bali. Lokakarya Nasional Sapi Potong. Pusat Penelitiandan Pengembangan Peternakan. Hlm. 50-60.
Hardjosubroto, W., 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Herrera, H.M., L.P.C.T. Aquino, R.F. Menezes, L.C. Marques, M.A.V. Moraes, K. Werther and R.Z. Machado.2001.Trypanosoma evansiexperimental infection in South American coati (Nasua nasua): clinical, parasitological and humoral immune response. Vet. Parasitol. 102: 209–216.
Herrera, H.M., A.M.R. Davila, A. Norek, U.G. Abreu, S.S. Souza, P.S. D’Andrea andA.M. Jansen. 2004. Enzootiology of Trypanosoma evansi in Pantanal, Brazil.Vet.Parasitol. 125:263–275.
Hoare CA., 1972. The Trypanosomes of Mammals: a zoological monograph. Blackwell Scientific Publications, Oxford, U.K, 749.
Holland, W.G., F. Claes, N.G. Thanh, P.T. Tam and D. Verloo et al., 2001.A comparative evaluation of parasitological tests and a PCR for Trypanosoma evansi diagnosis in experimentally infected water buffaloes. Vet. Parasitol.97: 23-33.
Ismudiono, N. D. Retno, H. Anwar, R. Sidik, K. Soepranianondo, Y. Dhamayanti, R.S. Wahyuni, P. Srianto, D.S. Nazar, B. Sektiari, M. Yunus, F.A. Ratam, T. Nurhayati, dan S. Prawestirini. 2006. Laporan studi Kelayakan Pendirian Pusat pembibitan dan Pengembangan Ternak Kerbau Rawa di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.
Javid, A.K., A. Fayaz, Z.C. Mohammad, A.D. Javid, and T. Hidayatullah. 2013. On Morphology and Morphometry of Trichuris ovis Abildgaard, 1795 Recovered from Ruminants of Ladakh, India. J. Buffalo Sci. Res. 2:49-52. Jefrey, H.C and Leach., 1983. Atlas Helminthologi dan Protozoologi Kedokteran.
Edisi II. Penerbit E.G.C. Jakarta.Hlm : 61 – 63.
John, M.C., S. Nedunchelliyan, and K.S. Venkataraman. 1992. Biometrical observations on different strains of Trypanosoma evansi. Vet. Parasitol. 43: 143-145.
Jones T. W., R.C. Payne,I.P. Sukanto, dan S. Partoutomo. 1996. Trypanosoma evansi in the republic of Indonesia. Proceedings of the first Internet Conference on Salivarian Trypanosomes. FAO anim. prod. 136.
Levine, N. D. 1985. Veterinary Protozoology.1st Edition.Iowa Statet University Press. Ames.
Losos, G.J. 1986. Infectious Tropical Disease of Domestic Animal.IDRC. Canada. Hlm : 183 – 263.
Luckins, A. G., 1998. Epidemiology of Surra: unanswered questions. J. Protozool. Res. 8:106-119.
Luckins, A.G., N. Mclntyre, and P. Rae. 1992. Multiplication of Trypanosoma evansi at the site of infection in skin of rabbits and cattle. Acta Tropica. 50:19-27.
Manuel, M. F., 1998. Sporadic outbreaks of Surra in the Philippines and its economic impact.J. Protozool. Res. 8:131-138.
Masake, R.A., J.T. Njuguna, C.C. Brown, and P.A.O.Majiwa. 2002. The application of PCR ELISA to the detection of Trypanosoma brucei and T. vivax infections in livestock. Vet.Parasitol. 105:179-189.
Mastra, I.K., 2011. Seroprevalensi Trypanosomiasis Di Pulau Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Buletin Veteriner, BBVet Denpasar.23:79
Maudlin, I., P.H. Holmes, and M.A. Miles. 2004. The Trypanosomiasis. CABI PublishingCAB International, Oxfordshire, U.K. 25–30, 283–331.
McCool, C. 1992. Buffalo and Bali cattle: Exploiting their reproductive behaviour and physiology. Trop. An. Health and Product.24: 165.
Monzon C.M., O.A. Mancebo,and J.P. Roux. 1990. Comparison between 6 parasitological methods for diagnosis of Trypanosoma evansi in the subtropical area of Argentina. Vet. Parasitol. 36:141–146.
Moran.J.B., 1990.Performans dari sapi-sapi Pedaging di Indonesia dalam Kondisi Pengelolaan Tradisional dan Diperbaiki. Laporan Seminar Ruminansia II. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak. Bogor.
Morrison. W.I., M. Murray and W.I. McIntrye. 1981. Bovine Trypanosomiasis. Desease of Cattle In The Tropic. Martinus Nijhoff Publisher. London. Hlm: 469 – 496.
Murray, R.K., D.K. Granner dan V.W. Rodwell.2006. Biokimia Harper. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Naipospos, T. S. P., P.P. Suseno, C. Basri, M.Z. Hasan, D. Sudiana., dan H. Latif. 2014. CIVAS. Trypanosomiasis (Surra).
Nantulya, V. M., 1994. Suratex: a simple latexagglutination antigen test for diagnosis ofTrypansoma evansi suratex infections(surra). Trop. Med. Parasitol. 45(1):9-1.
Njiru, Z.K., C.C. Constantine, S. Guya, J. Crowther, J.M. Kiragu, R.C. Thompson, and A.M. Davila. 2005. The use of ITS1 rDNA PCR in detecting pathogenic African Trypanosomes. Parasitol. Res. 95:186–192. Noble, E.R and G.A. Noble., 1982. Parasitologi ( Biologi Parasit Hewan ). Gadjah
Mada University Press. Hlm:67 – 69.
Office International des Epizootics (OIE). 2009. Manual ofDiagnostic Tests and Vaccine for Terrestrial Animals. New York, USA.
Pane, I., 1990.Upaya peningkatan mutu genetik sapi Bali di P3 Bali.Prosiding Seminar Nasional Sapi Bali.Bali.
Partoutomo, S., 1996.Trypanosomiasis Caused by Trypanosoma evansi (Surra) in Indonesia. Proceeding of A Seminar on Diagnostic Techniques for Trypanosoma evansi in Indonesia. Balitvet, Bogor: 1-9.
Payne, R. C., I. P. Sukanto, D. Djauhari, D. Partoutomo, S. Wilson, A. J. Jones,R. Boid, and A. G. Luckins., 1991.Trypanosoma evansi infection in cattle, buffaloes andhorses in Indonesia. Vet. Parasitol. 38:109-119.
Pereira, D. E., P. J. L. Almeda, M. Ndao, B. Goosens, and S. Osaer.1998. PCR primer evaluation for the detection of Trypanosome DNA in naturally infected goats. Vet. Parasitol.80:111-116.
Putu, I.G., P. Situmorang, A. Lubis, T.D. Chaniago, E. Triwulaningsih, T. Sugiarti, I.W. Mathius dan B. Sudaryanto. 1998. Pengaruh pemberian pakan konsentrat tambahan selama dua bulan sebelum dan sesudah kelahiran terhadap performan produksi dan reproduksi sapi potong. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor.
Reid S.A., A.Husein,andD.B. Copeman. 2001. Evaluation and improvement of parasitological tests for Trypanosoma evansi infection. Vet. Parasitol. 102: 291–297.
Ressang, A.A., 1984. Trypanosomiasis. Patologi Khusus Veteriner. Edisi II. Airlangga University Press.Hlm : 347 – 359.
Sasmita, R., P. Hastutiek, A. Sunarso, dan M. Yunus. 2013. Buku Ajar Arthropoda Veteriner. Airlangga University Press. Surabaya.
Singh, N., K.M.L. Pathak, and R. Kumar. 2004. A comparative evaluation of parasitological, serological and DNA amplification methods for diagnosis of natural Trypanosoma evansi infection in camels. Vet. Parasitol.126:365-373.
Sivarajasingham, S., 1992. Improvement of indigenous cattle and buffalo breeds in South East Asia. Proceeding of the 6th AAAP Animal Science Congress. Bangkok. 151.
Solihat, L. 2002. Proses Pemeriksaan Sampel Penyakit-Penyakit Parasit Darah di Laboratorium Parasitologi Balivet. Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. Soulsby, E. J. L., 1982.Helminths, Arthropods, and Protozoa of Domesticated
Animals.7th ed.Lea and Febriger. London. 514:532-536.
Stephen, L.E.,1986. Trypanosomiasis: a veterinary perspective. Pergamon Press, Oxford.
Sukanto, I.P., 1994. Petunjuk diagnosa parasit darah Trypanosoma, Babesia dan Anaplasma dan Prosiding Seminar Penelitian Parasit Besar di Indonesia. Bogor. Hlm: 23-28.
Sutan, S.M., 1988. Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta, Sumatra Selatan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Talib, C., A. Bamualim, dan A.Pohan., 1998. Problematika pengembangan sapi bali dalam pemeliharaan di padang penggembalaan. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor.
Tamarit, A., M.T. Tejedor-Junco, M. González, J. Alberola And C. Gutierrez. 2011. Morphological and biometrical features of Trypanosoma evansi isolates from an outbreak in mainland Spain. Vet. Parasitol. 177: 152-156. Tanari, M., 2001. Usaha Pengembangan Sapi bali sebagai Ternak Lokal dalam
Menunjang Pemenuhan Kebutuhan Protein asal Hewani di Indonesia.
Tejero F., A. Roschman-González, T.M. Perrone-Carmona, and P.M. Aso. 2008. Trypanosoma evansi: A quantitative approach to the understanding of the morphometry-hematology relationship throughout experimental murine infections. J. Protozool. Res. 18: 34-47.
Thumbi, S. M., F. A. McOdimba, R. O. Mosi, and J. O. Jung’a., 2008.Comparative evaluationof three PCR base diagnostic assays for the detection of pathogenic Trypanosomes in cattleblood.Parasitol.Vec. 1:1-7. Vellayan, S., M. Aidi,R.W. Radcliffe,L.J. Lowenstine,J. Epstein,S.A. Reid,D.E.
Paglia, R.M. Radcliffe, T.L. Roth, T.J. Foose, M. Khan, V. Jayam, S. Reza, and M. Abraham.2004. Trypanosomiasis (Surra) in The Captive Sumatran Rhinoceros (Dicerorhinus Sumatrensis Sumatrensis) in Peninsular Malaysia. Int Congr Entomol Proc Trop Vet. Med. 11:187-189.
Wibisono A., 2009. Silsilah sapi Bali.
Wiser, M.F., 1999.Kinetoplastids.www.fao.org.
Wuyts N., N. Chokesajjawatee, N. SarataphanAnd S. Panyim. 1995. PCR amplification of crude blood on microscope slides in the diagnosis of Trypanosoma evansiin dairy cattle. Ann. Soc. Belge Med. Trop. 75:229– 237.
Yuwono, T., 2006.Teori dan Aplikasi Polymerase Chain Reaction. Penerbit Andi. Yogyakarta.
LAMPIRAN
1.Gen Trypanosoma evansi ORIGIN
1. ttagccatgc atgcctcaga atcactgcat tgcaggaatc tgcgcatggc
tcattacatc
61. gacgtaatc tgccgccaaa attttgcggt ctccgcatta ctggataact
tggcgaaacg
121. ccaagctaat acatgaacca atcggacgct ctctttttct atgtcgcggc
ttgtgtttac
181. gcacttgtcg tggcgatggg acgtccagcg aatgaatgaa attagaacca
acgcctccac
241. ccgggggcag taacactcag acgtgttgac tcaattcatt ccgtgcgaaa
gccgagcctt
301. gttgctcggc gtctactgac gaacaactgc cctatcagcc agtgatggcc
gtgtagtgga
361. ctgccatggc gttgacggga gcgggggatt agggttcgat tccggagagg
gagcctgaga
421. aatagctacc acttctacgg agggcagcag gcgcgcaaat tgcccaatgt
cgaaaaaata
481. cgatgaggca gcgaaaagaa atagagccga ccgtgcccta gtgcatggtt
gttttcaatg
541. ggggatactc aaacccatcc aatatcgagt aacaattgga ggacaagtct
ggtgccagca
601. cccgcggtaa ttccagctcc aaaagcgtat attaatgctg ttgctgttaa
agggttcgta
661. gttgaactgt gggccacgta gttttgtgcc gtgccagtcc cgtccacctc
ggacgtgttt
721. tgacccacgc cctcgtggcc cgtgaacaca ctcagataca agaaacacgg
gagcggttcc
781. tcctcacttt cacgcatgtc atgcatgcga gggggcgtcc gtgaatttta
ctgtgaccaa
841. aaaagtgcga ccaaagcagt ctgccgactt gaattacaaa gcatgggata
acgaagcatc
901. agccctgggg ccaccgtttc ggcttttgtt ggttttagaa gtccttggga
gattatgggg
961. ccgcgtgcct tgggtcggtg tttcgtgtct catttttgtg gcgcgcacat
tcggctcttc
1021. gtgatgtttt tttacattca ttgcgacgcg cggcttccag gaatgaagga
gggtagttcg
1081. ggggagaacg tactggtgcg tcagaggtga aattcttaga ccgcaccaag
acgaactaca
1141. gcgaaggcat tcttcaagga taccttcctc aatcaagaac caaagtgtgg
ggatcaaaga
1201. tgattagaga ccattgtagt ccacactgca aaccatgaca cccatgaatt
ggggaacatc
1261. attgggtgcc cgtgtggcgg ccttttgtgc cgaccctcgg ccccaattta
tttatcaatt
1321. tacgtgccta ttctatcacc cccggttccc tcttttgagg ttcttccggg
gttttttacg
1381. ggaatatcct cagcacgttt cttacttctt cacgcgaaag cttggaggtt
acagtctcag
1441. gggggagtac gttcgcaaga gtgaaactta aagaaattga cggaatggca
ccacaagacg
1501. tggagcgtgc ggtttaattt gactcaacac ggggaacttt accagatccg
1561. ggattgacag atggagtgtt ctttctcgat cccctgaatg gtggtgcatg gccgcttttg
1621. gtcggtggag tgatttgttt ggttgattcc gtcaacggac gagatccaag
ctgcccagta
1681. ggtgccggga ttgtccacac aggacagcag tccctccggc ggggattttt
tccccaacgg
1741. tggtcgtcat ccttcttttt acaggcccct tctctgcggg attccttgct
tttcgcgcaa
1801. ggtgagattt tgggcaacag caggtctgtg atgctcctca atgttctggg
cgacacgcgc
1861. actacaatgt cagtgagaac aagagtccga gcggcacttc acaatgtcgc
tcccgcttga
1921. tcaaaagagc ggggaaacca cggaatcacg tagacccact tgggaccgag
tattgcaatt
1981. attggtcgcg caacgaggaa tgtctcgtag gcgcagctca tcaaactgtg
ccgattacgt
2041. ccctgccatt tgtacacacc gcccgtcgtt gtttccgatg atggtgcaat
acaggtccgg
2101. aagttcaccgatattggatc ggaccgtcgctccgggcgaccgacttcaat
agaggaagca
2161. aaagtcgtaa caaggtagct gtaggtgaac ctgcagctgg atcattttct
gatatccatt
2221. atacaaaaaa gagcatattt atgtgcatgt ataaattgca cagtatgcaa
ccaaaaatat
2281. acatatatgt tttacatgta tgtgtttcta tatgccgttt gacatgggag
atgagggatg
2341. ctatacatag ttctgttatt ttctatcatg tatgtgtgtt agagtgtctg
tgttaatata
2401. ctttttaatg catgctctac ataatataca gtagtaataa cacagagaat
acgtatggaa
2461. tgcgtatctc tctatatata tttatgtata tatgctatgt gtatatcaac
ctcgcatatt
2521. ttctccctgt tgaccacggc tcccacaacg tgtcgcgatg
gatgacttttcttcctagtt
2581. cgttgaagaacgcagcacgc gcaagatgcgatcaattgta gcagaatcat
ttcattgccc
2641. aatctttgaa cgcaaacggc gcatgggaga agctctctcg agccatcccc
gtgcatgcca
2701. catttctcag tgtcgaatat aaaaacaaaa cacacaccta ttttgtgttg
ttcaacgcac
2761. gcaaaaaatc ccgccacctc tttctcctcg tgtggtgcat attcatgttt
gtgagtgtgc
2821. acatatacga tatctttcaa ctctttctac tcgcacgatg gtgtatgtca
cgcatatacg
2881. tgtgtgtagt gagtgatatg gaagagaaat gggaaaggca tatatatata
tgtatataca
2941. taatatatat gtgtgtggat ttgtgtgttg agcacatata aggaaaaagg
ttgtgtgtat
3001. atacagagag tctgtggcgg ttgggacatg tgtataaata tatatatgta
tatgtgtgtg
3061. ttccgctgtg gagattttat atcttacgga gagtgttcat atatatatgt
ttgtacgcat
3121. gtattttggc gccccgtata gagattaaaa aagaagagaa aaagtatgca
aaagaggcgg
3181. cggatagtgt gtatgtgtgt attcacagca agcaactata ttttgctgct
3241. tgcatatatg tacattatgt gcttgtgctt ctttcgtgta cgcttcactt ttttatattg
3301. catttttcag acctgagtgt ggcaggacca cccgctaaac ttaagcatat
tactcagcgg
3361. aggaaaagaa aacaa
2. Letak penempelan primer foward ITS1 CF/BR pada sequenze gen Trypanosoma evansi
A l i g n m e n t s t a t i s t i c s fo r m a t c h # 1
Score Expect Ident it ies Gaps St rand
3 2 .2 b i t s( 1 6 ) 9 e - 0 6 1 6 / 1 6 ( 1 0 0 % ) 0 / 1 6 ( 0 % ) P l u s / Plu s
Query 5 AAGTTCACCGATATTG 20 ||||||||||||||||
Sbjct 2117 AAGTTCACCGATATTG 2097
3. Letak penempelan primer reverse ITS1 CF/BR pada sequenze gen Trypanosoma evansi
Al i gnm ent st at i st i cs f or m at ch # 1
Score Expect Identities Gaps Strand
3 8 .2 b it s(1 9 ) 1 e -0 7 1 9 / 1 9 (1 0 0 % ) 0 / 1 9 (0 % ) Plu s/ Min u s
Query 1 TGCTGCGTTCTTCAACGAA 19 |||||||||||||||||||
Sbjct 2597 TGCTGCGTTCTTCAACGAA 2578
Sumber : National Center of Biotechnology Information