• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kerangka Pikir

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan dimensi karakter dalam kegiatan pramuka yaitu: (1) Ketaqwaan merupakan hal yang harus dimiliki oleh semua orang, taqwa menunjukkan bahwa manusia itu memiliki keimanan terhadap keyakinan yang mereka yakini. Dengan demikian semua anggota pramuka memiliki ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa, karena taqwa kepada tuhan yang maha esa itu merupakan cerminan dari pengamalan dari dasa dharma yang pertama yaitu taqwa kepada tuhan yang maha esa. Dalam kegiatan kepramukaan wajib untuk mematuhi dan mengamalkan setiap butir dari dasa dharma pramuka, (2) Disiplin merupakan kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk

pada keputusan, perintah, atau peraturan yang berlaku. Melalui pendidikan pramuka

kedisiplinan siswa dapat terbentuk karena kedisiplinan menjadi kunci pokok untuk menjadi orang yang sukses, (3) Kejujuran merupakan hal yang sulit untuk dipelajari oleh semua orang dan semua peserta didik, karena Mencari orang pintar lebih mudah dibandingkan mencari orang jujur. Maka dari itu kejujuran sangat penting sebagai dasar utama dalam hidup berkeluarga, berbangsa dan bermasyarakat. Melalui kegiatan kepramukaan maka sikap kejujuran siswa

141 tebentuk karena salah satu dari pengamalan dari dasa dharma pramuka, (4) Sikap mandiri sangat penting dimiliki oleh siswa agar mantap dalam bersikap dan melaksanakan tugas, tidak tergantung pada orang lain dan bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan. Melalui kegiatan kepramukaan sikap mandiri siswa terbentuk karena dalam kegiatan kepramukan anggota pramuka dituntut agar bisa hidup mandiri dalam mengerjakan keperluan-keperluan yang akan dipersiapakan dalam mengahdapi berbagai macam kegaiatan yang ada dalam organisasi kepramukaan, (5) Tanggung jawab merupakan nilai yang terkait dengan kesadaran untuk melakukan dan menanggung segala sesuatunya. Sikap ini menunjukkan adanya rasa tanggung jawab yang dapat berkembang menjadi sikapnya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan pramuka sikap tanggung jawab siswa terbentuk karena pada kegiatan kepramukaan menuntut para anggota pramuka agar selalu bertanggung jawab dengan apa yang mereka kerjakan dan mereka perbuat, (6) Sopan dan santun merupakan nilai yang terkait dengan tata karma, penghormatan, budi pekerti serta menghargai orang lain. Melalui kegiatan kepramukaan maka sikap sopan dan santun siswa terbentuk karena dengan mengikuti kegiatan pramuka yang selalu mengedepankan nilai-nilai sopan santun.

142 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat disampaikan saran-saran yang perlu menjadi bahan masukan siswa, kepala sekolah, pembina pramuka dan semua pihak yang mempunyai kepentingan terhadap dunia pendidikan.

1. Siswa agar lebih rajin dan disiplin dalam mengikuti kegiatan kepramukaan sehingga, para siswa mampu mempertahankan dan meningkatkan prestasinya.

2. Kepala Sekolah sering mengevaluasi ke bawah dalam hal latihan di lapangan agar ada peningkatan dalam latihan sesuai dengan program-program yang telah direncanakan. Sehingga mampu menjadi pramuka-pramuka yang dapat diandalkan dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

3. Para Pembina Pramuka diharapkan mampu menciptakan kegiatan yang variatif dan bermanfaat agar dapat mengurangi kebosanan dalam berlatih dan melaksanakan kegiatan yang dijalankan, serta sejalan dengan dinamika masyarakat setempat, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat. Disamping itu kepada para Pembina kalau ada kesempatan untuk dapat meningkatkan kualifikasi pendidikan kepramukaan sebagaimana yang diharapkan agar sesuai dengan ketentuan.

4. Kepada gugus depan (gudep) SMP Perintis 1 Bandar lampung, agar dapat berperan lebih aktif lagi dalam mengembangkan potensi-potensi siswa –

143 siswi yang aktif di dalam kegiatan pramuka. Agar semua siswa-siswi anggota pramuka memiliki karakter yang positif.

5. Kepada Kwarda dan kwarcab Provinsi Lampung, sebaiknya dapat berperan aktif di dalam mensosialisasikan tentang manfaat dan pentingnya mengikuti kegiatan kepramukaan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 1988. Pengelolan Kelas dan Siswa.CV Rajawali.Jakarta Arlyn J. Melcher, 1995. Struktur dan proses organisasi,.Rineka Cipta. Jakarta Amir. Achin. 1990. Pengelolaan kelas dan iteraksi belajar (ujung pandang). Pres.

IKIP Ujung Pandag.

Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 2009. SK Kwarnas No 203 Tahun 2009. Jakarta

--- 2005 Pasal 1 ayat 1 dan 2. Jakarta B. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.Rineka Cipta.

Jakarta

Bogdan, R.C., & Biklen, S.K.B., 1998. Qualitative Research for Education to Theory and Methods, Allyn and Bacon, Inc, Boston

Baden – Powell, 2008. AIDS TO SCOUTMASTERSHIP Panduan untuk Pembina Pramuka Penggalang. Pustaka Tunas Media. Jakarta.

Direktorat pendidikan, 1987. Tentang pendidikan menengah kejuruan. Citra Rineka. Bandung.

Depdikbud, 1987. Tentang kegiatan ekstrakurikuler . Citra Umbara. Bandung. ---, 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan.Depdikbut. Jakarta.

E. Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Bumi Aksara. Jakarta. Fajri dan Senja. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Difa Publisher. Jakarta.

Hasan, Said Hamid dkk. 2010. Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa.

Heriyanto. 2012. Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Pada Layanan American Corner Di Upt Perpustakaan Iain Walisongo Semarang Menurut Association Of College And Research Libraries. Semarang: Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Semarang.

Hasbullah, 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grapindo Persada. Jakarta Hartati Sri, 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan di SMA YP Unila Bandar lampung tahun 2009/2010

http://pndkarakter.wordpress.com/category/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-karakter/( diakses pada hari Minggu 28 juli 2013 pukul23.10 Wib) http://curhat-santri.blogspot.com/2013/04/manfaat-kegiatan

ekstrakurikuler-untuk-pengembangan-diri-anak.html. /( diakses pada hari Minggu 28 juli 2013 pukul23.10 Wib)

http://pramuka-online-netima.blogspot.com/2011/08/tujuan-dan-tugas-pokok-gerakan-pramuka.html /( diakses pada hari Minggu 28 juli 2013 pukul23.10 Wib)

http://anwarabdi.wordpress.com/2013/06/01/manusia-dan-tanggung-jawab/ (diakses pada hari jumat 13 juni 2014 pukul 23.10 Wib)

Irma Dahlia.2014. Optimalisasi Pendidikan Karakter Dengan Metode Pembiasaan. Fkip Universitas Lampung.Lampung

Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di sekolah Menengah Pertama. Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta.

Lukys, Riyanto.2002. Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka. Terbit Terang. Surabaya.

Merrrys Padipta. 2008. Manfaat EkstraKulikuler PMR. Dikutip dari http://merryspradipta.blogspot.com/2013/05/manfaat-ekstrakulikuler-pmr-sosiologi.html. Diakses hari minggu 28 Juli 2013 Pukul 17.23 Wib.

Moleong, Lexy, J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Rosdakarya, Bandung

Mukson. 2008. Buku panduan materi Pramuka Penggalang. Petraya Offset. Seamarang

Miles, BM., & Huberman, A.M, 1992, Analisis Data Kualitatif, Penerjemah Rohadi, R.T., Universitas Indonesia, Jakarta

M. Rachman. (1999). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Grasindo Jakarta.

Nawawi, Hadari. 2001. Administrasi Sekolah. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Patimah. (2011). Pendidikan Karakter Melalui Program Ekstrakurikuler. Diakses darihttp://skp.unair.ac.id/repository/GuruIndonesia/PENDIDIKANKARA KTER_PATIMAH_16759.pdf.html pada tanggal 12 Nopember 2013, Jam 13.00 WIB.

Pargito. 2010. Dasar-dasar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Lampung: Universitas Lampung (Unila).

Poerwodarminto,W .j .S., 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta

Ratna Megawangi. 2009. Pendidikan Karakter. Indonesia Heritage Foundation. Jakarta Timur.

Santosa Lukman dan Zakiyah nita, 2011. Buku Pintar Pramuka.Interpree book Yogyakarta

Sofan Amri, Ahmad Jauhari dan Tatik Elisa. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran. Pt Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Sofyan Sauri.2006. Pendidikan Berbahasa Santun. PT genesindo. Bandung. Sunardi Andri Bob, 2010 Boyman Ragam Latih Pramuka. Nusa Muda. Bandung Sunardi, Andri Bob, 2001. Pandauan Pembina pramuka. http:/

scribd.com/doc/206373/ Fungsi-Dan-SifatKepramukaan. (20 Juli 2013) Soeparman, M, 1980. pedoman pramuka.http:/ budayageblog wordpress.com 2009/08/15/pramuka-praja-muda-karana.(20 Juli 2013)

Sutisna. 1983. Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritika untuk Praktek Profesional. Angkasa. Bandung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.:Alfabeta. Bandung.

Somantri,N.2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS . Penerbit Remadja Rosda karya . bandung.

Tim Panduan penyelesaian. 2011. Tanda Kecakapan Umum Penggalang. Pegangan Pembina Penggalang. Kwartil Nasional Pramuka-Jakarata. Tim Penyusun kamus pusat bahasa. 2007. Departemen pendidikan nasional,

kamus besra bahasa Indonesia. Balai pustaka. Jakarta.

Undang-Undang No 12 tahun 2010. Tentang Gerakan Pramuka. Jakarta. --- N0 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Unila, 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Unila. Bandar Lampung Winkel, W.S & Hastusti Sri. 2006. Bimbningan dan Konseling. Media Abdi.

Yogjakarta.

Wicaksono FS. 2014. Tanggung jawab Pemegang saham direksi dan komisaris. Visi Media. Jakarta

Wiyani Novan Ardy. 2012. Pendidikan karakter dan kepramukaan. Yogyakarta. Citra aji panama.

Yeni Suparina. 2013. Persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Kabupaten Way Kanan tahun Pelajaran 2012/2013. Fkip Universitas Lampung. Lampung

Dokumen terkait