• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kota Gunung Sitoli, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kejadian penyakit ISPA bukan pneumonia di Kota Gunung Sitoli tertinggi pada usia > 5 tahun, kasus ISPA bukan pneumonia tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu 991,25 kasus dan kasus ISPA bukan pneumonia tertinggi terjadi pada bulan September dan November.

2. Rata-rata suhu udara perbulan adalah 26,25°C. Rata-rata curah hujan perbulan adalah 241,65 mm. Rata - rata kelembaban udara perbulan yaitu 89,29%. Rata - rata kecepatan angin perbulan yaitu 5,7 Knot.

3. Tidak ada hubungan variasi iklim (suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, dan kecepatan angin) terhadap kejadian ISPA bukan pneumonia pada usia < 1 tahun dan usia 1-4 tahun dan terdapat hubungan suhu udara dan curah hujan dengan penyakit ISPA bukan pneumonia pada usia > 5 tahun di Kota Gunung Sitoli selama periode 2012-2015.

6.2Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan, khususnya program P2 ISPA sebaiknya melakukan analisa terhadap data sekunder yang ada dengan memperhatikan kondisi iklim, agar dapat menganalisa dan mengevaluasi pola sebaran penyakit ISPA bukan pneumonia dan dapat membuat perencanaan program penanggulangan penyakit ISPA bukan pneumonia seperti melaksanakan kegiatan penyuluhan

pada bulan Agustus dan Oktober sebelum bulan September dan November mengingat pada bulan tersebut kejadian ISPA bukan pneumonia meningkat. 2. Disarankan kepada Badan Meteorologi dan Geofisika dapat memberikan

informasi tentang cuaca Kota Gunung Sitoli kapanpun dibutuhkan Dinas Kesehatan Kota Gunung Sitoli dalam penanggulangan penyakit.

3. Disarankan kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas diluar rumah saat musim hujan dan suhu yang semakin dingin dan yang memiliki bayi dan balita jika musim hujan, dan suhu udara yang semakin dingin terutama pada bulan September dan November, sebaiknya tidak membawa anak kontak dengan lingkungan luar dan menciptakan kondisi tubuh bayi dan balita selalu hangat. 4. Bagi penelitian selanjutnya, perlu dilakukan analisis spasial dengan

menggunakan range umur yang lebih besar (contoh : 1-5 tahun, 5-10 tahun dst) agar dapat diketahui hubungan antara variasi iklim dengan kejadian ISPA bukan pneumonia dengan hasil yang lebih spesifik.

ABSTRAK

ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) merupakan masalah kesehatan masyarakat dinegara berkembang yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian terbesar pada bayi dan balita. ISPA bukan pneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit ISPA yang menyerang bagian saluran pernafasan atas (mulai dari hidung sampai bagian faring). Iklim merupakan faktor pendukung yang mempengaruhi terjadinya ISPA bukan pneumonia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan suhu, curah hujan, kelembaban dan kecepatan angin dengan kejadian ISPA bukan pneumonia di Kota Gunung Sitoliperiode tahun 2012-2015.Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi time trend dimana unit analisisnya adalah waktu per bulan selama 4 tahun. Analisis data dilakukan secara univariat dan analisis bivariat menggunakan uji korelasi pearson dan regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini adalah ada hubungan signifikan suhu udara dengan kasus ISPA bukan pneumoniapada usia > 5 tahun perbulan (p = 0,043) dan hubungan sedang (r = -0,590) berpola negatif, ada hubungan signifikan curah hujan dengan kasus ISPA bukan pneumoniapada usia > 5 tahun perbulan (p = 0,003) dan hubungan kuat (r = 0,744) berpola positif sedangkan kelembaban dan kecepatan angin per bulan tidak berhubungan dan tidak terdapat hubungan variasi iklim (suhu, curah hujan, kelembaban dan kecepatan angin) dengan kejadian ISPA bukan pneumonia usia kuran 1 tahun dan usia 1-4 tahun.

Kesimpulan yang diperoleh adalah suhu dan curah hujan perbulan berhubungan dengan kasus ISPA bukan pneumonia pada usia > 5 tahun perbulan. Perlu adanya kerjasama lintas program antara Dinas Kesehatan Kota Gunung Sitoli dan instansi terkait. Dinas Kesehatan sebaiknya memberikan penyuluhan pencegahan ISPA bukan pneumonia kepada masyarakat pada bulan Agustus dan Oktober sebelum bulan September dan November mengingat pada bulan tersebut kejadian ISPA bukan pneumonia meningkat. Masyarakat diharapkan selalu waspada penyakit ISPA bukan pneumonia dengan mengurangi aktivitas diluar rumah pada saat musim hujn dan suhu udara semakin dingin dan menciptakan kondisi tubuh bayi dan balita tetap hangat. Kata Kunci : ISPA, ISPA bukan pneumonia, Iklim

ABSTRACT

ARI (Acute Respiratory Infection) was a public health problem in developing country with the higher rate of mortality and morbidity of the baby and under kindergarten. ARI non pneumonia as a part of ARI disease that attack the upper respiratory tract (nose up to faring). Climate was proponent factors of ARI non pneumonia.

This research aims to know the relation among temperature, rain precipitation, humidity and wind speed with the ARI non pneumonia at Gunung Sitoli city from year 0f 2012 to 2015. The research design uses time trend ecology study which the unit analysis is per month during four year. Data analysis was performed by using univariate and bivariate analysis using pearson correlation and simple linear regression.

The results of this research, there is a significant correlation of temperature with ARI non Pneumonia over five years per month(p = 0,043) and medium correlation (r = -0,590) in negative pattern, there is a significant correlation of rain precipitation with ARI non Pneumonia over five years per month (p = 0,003) and strong correlation (r = 0,744) in positive pattern while humidity and wind speed per month did not correlate significantly and did not correlate clime variations (temperature, rain precipitation, humidity and wind speed)with ARI non pneumonia age less than 1 year and age of 1 to 4 years.

Conclusion is temperature and rain precipitation in a month is related with with ARI non Pneumonia over five years per month. It need a cooperation program among Department of Health in Gunungsitoli and related institution. The Department of Health must provide the extension of prevention of ARI non pneumonia to the society in particular on Agustus and Oktober before September and November because on the time ARI non poneumonia incident is higher. The society must be care to ARI non pneumonia by minimize the activity in out door in the rainy season and when the air temperature is lower and build a condition of baby and child under five is warm.

Dokumen terkait