• Tidak ada hasil yang ditemukan

160 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil Psychological Well-Being yang dimiliki oleh S adalah S memiliki derajat yang tinggi dari dimensi Self-Acceptance, Personal Growth,

Positive Relation with Others, Enviromental Mastery dan memiliki derajat

yang rendah dari dimensi Autonomy dan Purpose in Life.

2. Profil Psychological Well-Being yang dimiliki oleh R adalah R memiliki derajat yang tinggi dari dimensi Self-Acceptance, Personal Growth, Positive Relation with Others, Enviromental, Autonomy dan Purpose in

Life. R dapat dikatakan Well-Being.

3. Profil Psychological Well-Being yang dimiliki oleh J adalah J memiliki derajat yang tinggi dari dimensi Self-Acceptance, Personal Growth,

Positive Relation with Others, Enviromental Mastery, Purpose in Life dan

memiliki derajat yang rendah dari dimensi Autonomy

4. S, R, dan J sama-sama memiliki derajat yang tinggi pada dimensi

Self-Acceptance, Personal Growth, Positive Relation with Others, dan

Enviromental Mastery, R dan J memiliki derajat yang tinggi pada dimensi

Purpose in Life, S dan J sama-sama memiliki derajat yang rendah dari

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

1. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan jika ingin melakukan penelitian mengenai Psychological Well-Being pada anak yatim piatu dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan jika ingin melakukan penelitian mengenai Psychological Well-Being pada anak yatim piatu dengan jenis kelamin wanita.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan jika ingin melakukan penelitian mengenai kontribusi faktor kepribadian bagi derajat dari dimensi Psychological Well-Being.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi S, S disarankan untuk meningkatkan kemandirian yang dimiliki, meningkatkan kemandirian dapat dilakukan dengan belajar untuk membuat keputusan sendiri, misalnya belajar memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakan saat lulus SMK. Untuk belajar membuat keputusan, S dapat meminta saran kepada orang yang lebih dewasa seperti pengurus panti atau pimpinan. S dapat berdiskusi dengan pimpinan panti mengenai pilihan-pilihan pekerjaan yang bisa S lakukan dan mempertimbangkan setiap resiko dari keputusan yang diambil. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemandirian adalah mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, hal ini dapat dimulai dengan mengambil tanggung jawab lebih dalam kegiatan-kegiatan

 

di panti atau di sekolah. S juga disarankan untuk memulai memikirkan tujuan hidup dan cita-cita yang ingin dicapai. Hal yang dapat dipertimbangkan dalam memilih cita-cita adalah memilih hal yang disukai dan dianggap penting, memikirkan akan jadi seperti apakah diri S beberapa tahun mendatang, hal-hal apa saja yang memberi makna hidup bagi S, dan hal apa yang ingin S lakukan dalam hidup. Setelah S menentukan dengan pasti cita-cita S, S disarankan untuk membuat perencanaan kapan cita-cita tersebut akan dicapai. Membuat perencanaan dapat dimulai dengan membuat perencanaan mingguan, bulanan, dan tahunan. S disarankan membuat perencanaan yang mengarahkan S dengan pasti untuk mencapai cita-cita.

2. Bagi R, R disarankan untuk terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki, membuka diri lebih lagi untuk mengembangkan setiap kemampuan yang telah dimiliki untuk mencapai semua hal yang dicita-citakan. R juga disarankan untuk belajar mempercayai orang lain dalam berhubungan dengan orang lain. Belajar mempercayai orang lain dapat dimulai dengan memaafkan orang yang pernah mengecewakan, melupakan pengalaman dikecewakan, dan membuka diri untuk menceritakan masalah yang dihadapi kepada orang lain.

3. Bagi J, J disarankan untuk belajar membuat keputusan sendiri, belajar membuat keputusan dapat dimulai dengan meminta saran kepada orang yang lebih dewasa, seperti pengurus dan pimpinan panti, saat akan membuat keputusan. J dapat memulainya dengan mendiskusikan pilihan

sekolah SMA/SMK setelah J lulus SMP, jurusan IPA/IPS yang akan dipilih apabila J masuk SMA atau jurusan apa yang akan J pilih jika J masuk SMK dengan pimpinan dan pengurus panti. Selain itu, J juga disarankan untuk menilai diri berdasarkan standar pribadi, tidak menilai diri berdasarkan penilaian orang lain, terutama apabila penilaian yang diberikan orang lain bersifat negatif.

4. Bagi pemimpin dan pengurus Panti Asuhan Putra ‘X’ Bandung, disarankan untuk memnberikan kesempatan kepada S dan J untuk membuat keputusan sendiri dan mengarahkan mereka untuk membuat keputusan dengan tepat. Pemimpin dan pengurus panti juga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada S untuk mengambil tanggung jawab lebih besar dalam kegiatan di panti untuk memfasilitasi S untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab. Selain itu, pemimpin dan pengurus panti disarankan membantu dan mengarahkan S untuk menentukan cita-cita dan tujuan hidupnya. Disarankan juga untuk pemimpin dan pengurus panti untuk memfasilitasi seluruh anak yatim piatu di panti ‘X’ untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang mereka miliki.

164   

Amriel, Reza I. 2007. Psikologi Kaum Muda Pengguna Narkoba. Jakarta:Salemba Humanika.

Compton. C. William. 2005. Introduction to Positive Psychology. Thomson Learning ,Inc.

Gilin, John Lewis. 1948. Cultural Socilogy. New York: Macmillan.

Keyes, C. L. M., Shmotkin, D., & Ryff, C. D. 2002. Optimizing well-being: The empirical encounter of two traditions. Journal of Personality and Social

Psychology. www.midus.wisc.edu/findings/pdfs/62.pdf

Kumar, Ranjit. 1999. Research Methodology: A Step-By-Step Guide for

Beginners. New Delhi: Sage Publication.

Mc Crae, R.R. & Costa P.T.Jr. 1997. Personality Trait Structure as A Human Universal. Americant Psychologist. Vol. 52, 509-516

McCrae, R. R., & Costa, P. T., Jr. (1991). The NEO Personality Inventory: Using the five-factor model in counseling. Journal of Counseling and Development, 69, 367-372.

Mc Crae, R.R. & John, O.P. 1992. An Introduction to The Five Factor Model and Its Application. Jounal of Personality, 60, 175-215

Poerwandari, E. Kristin. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI

Ryff, C. 1989. Happiness Is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well Being. Journal of Personality and Social Psychology, 6, 1069-1081.

Ryff, C & Singer B. 2006. Know Thyself and Become What You Are: A Eudaimonic Approach to Psychological Well Being. Journal of Happiness Studies.

Santrock. John W. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Siegel, Sidney.1994. Statistik Non Prametrik: untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.

165   

www.midus.wisc.edu

www.rumahbelajarpsikologi.com www.wikipedia.com

Dokumen terkait