• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan dalam penelitian ini bahwa nilai-nilai kebersamaan, nilai kesamarataan dan nilai kemanusiaan masih terpelihara di dalam kehidupan masyarakat kecamatan Banjaran. Hal ini menggerakan aktivitas seperti gotong royong dalam pertanian, perhelatan salah satu warga, peristiwa kelahiran, pembiayaan anak yang kurang mampu, pembangunan rumah bagi warga yang kurang mampu, peristiwa kematian, menjenguk warga yang sakit dan kerjabakti fasilitas umum di lingkup desa. beberapa nilai kebersamaan dari aktivitas pertanian hilang seiring hilangnya aktivitas dan pola gotong royongnya seperti nilai kebersamaan, kesopanan, tanggung jawab dalam aktivitas liliuran. Sementara itu Kendala yang ada pada masyarakat desa Kecamatan Banjaran adalah beragamnya mata pencaharian masyarakat yang beragam, sifat materialisme, meningkatnya keepercayaan pada tenaga ahli , klaim hak milik terhadap alat –alat baru., pemerintahan yang pasif dan menurunnya peran kelompok sosial yang ada di desa. kapitalisme global mempunyai peranan besar dalam mengubah wajah desa. hampir semua kendala yang ada pada pelaksanaan gotong royong muaranya adalah berakaitan dengan masalah ekonomi. Upaya mempertahankan nilai-nilai gotong royong dilakukan dengan pembuatan jadwal untuk kegiatan gotong royog rutinan. Sementara gotong royong yag dalam aktivitasnya spontan keberadaanya terus dipertahankan melalui sosialasi sekaligus himbauan kokolot dalam mempertahankan secara bersama nilai-nilai gotong royong yangada di masyarakat.

2. Simpulan khusus

A. Nilai-nilai kebersamaan, kesamarataan dan tanggung jawab hampir hilang dalam aktivitas pertanian di wilayah keamatan banjaran. Seiring masuknya nilai-nilai matrelialistis melalui sistem Gotong royong dalam pertanian melali sistem upah terhada buruh buruh tani. sistem tanpa upah yang mengandalkan kebersamaan

166 Hilman Ahmad Hidayat, 2014

Upaya Mempertahankan Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Kehdupan Masyarakat Desa Di Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

hanya terkonsentrasi di beberapa desa. yakni, Desa Sangiang, Girimulya, Darmalarang, dan Sunia. Bentuk gotong royong yang dilaksanakan adalah

Nilai-nilai kebersamaan, kesamarataan, demokrasi,humanis, kesopanan yang seringkali diidentikan dengan masyarakat timur masih terpelihara di wilayah desa di kecamatan Banjaran. Hal ini bisa dilihat dari masih adanya aktivitas musyawarah sebelum perhelatan, kerja bakti atau aktivitas lainnya. Dan masih adanya aktivitas gotong royong dalam perhelatan salah satu warga, peristiwa kelahiran, pembiayaan anak yang kurang mampu, pembangunan rumah bagi warga yang kurang mampu, peristiwa kematian, menjenguk warga yang sakit dan kerjabakti fasilitas umum di lingkup desa. akan tetapi nilai-nilai tersebut tidak selekat dahulu. Dan pada pelaksanaanya banyak cara-cara yang hilang. Seperti pembangunan tenda perhelatan yang sekarang sudah di wakilkan pada event orginizer, pupupulang dalam hajatan yang dahulu dalam bentuk masakan yang melibatkan tenaga banyak kini tergantikan oleh makanan instan yang di dapat dari pasar. Hal tersebut mengurangi kandungan nilai dalam aktivitas gotong royong.

Nilai-nilai Gotong royong dalam hal kematian termasuk yang masih utuh diantara nilai gotong royong lainya di seluruh desa di Kecamatan Banjaran. Hal ini dilihat dari banyaknya masyarakat yang terlibat dalam gotong royong tersebut. Bentuk gotong royong yang diberikan dimulai dari memandikan, penyediaan kain kapan, menyolatkan, hingga proses pemakaman. disamping bentuk gotong royong tersebut dalam hal kematian ini sudah menajdi kebiasaan di masyarakat kecamatan Banjaran, ketika masyarakat melayad, mereka meberi beras atau uang kepada keluarga yang ditinggalkan. Dari hal tersebut masyarakat masih memegang nilai-nilai kemanusiaan dann kepedulian

C. sistem upah sudah berkembang dalam kehidupan masyarkat desa di kecamatan Banjaran. termasuk berkembang pada bentuk pertanian. uang yang menjadi nilai, keberadaanya menjadi sangat perlu ketika kebutuhan dalam kehidupan beragam. Selain itu, kondisi ini diperparah oleh masuknya barang-barang hasil industri yang dihasilkan oleh para kapital. Barang-barang tersebut seolah menjadi penting dan perlu yang diintodusir oleh televisi dan media masa. Tidak jarang barang tersebut fungsinya tidak hanya sebagai daya guna yang harus dihabiskan akan

169

Hilman Ahmad Hidayat, 2014

Upaya Mempertahankan Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Kehdupan Masyarakat Desa Di Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

tetapi sebagai status sosial bagi konsumen. Hal tersebut mempengaruhi secara langsung gotong royong yang ada di desa.

D. Upaya mempertahanakan gotong royong di kecamatan Banjaran sangat bergantung dan banyak sekali melibatkan peran kokolot di semua desa. kokolot di banyak desa sebagai penggerak utama untuk mempertahankan nilai-nilai yang ada. selain kokolot dibantu juga oleh pemerintah, masyarakat, sekolah dan kleuarga. Dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan, kerja keras dan nilai sukarela pemerintah pusat menggiatkan masyarakat melalui PNPM. S

Pada tingkat pemerintahan desa yaitu bantuan stimulus berupa makanan atau minuman pada saat dilaksanakannya kegaiatan gotong royong. pmerintahan desa juga membaur melaksanakan gotong royong. upaya tersebut cukup membantu untuk tetap terjaganya nilai-nilai kebersamaan dalam aktivitas dan kehidupan sosial masyarkat desa. sementara untuk mempertahankan nilai-nilai yang terkandung dalam kerja bakti upaya yang dilakukan masyarakat adalah membagi wilayah kerjabakti di lingkungan desa. hal ini bertujuan agar upaya yang telah dilakukan adalah dibuatnya penjadwalan untuk mengurus air, meronda dan kegiatan lainya dan membagi wilayah kerja bakti di desa. semnetara

Upaya mempertahankan nilai-nilai gotong royong pada masyarakat desa di Kecamatan Banjaran pada tatanan keluarga dilakukan penggiatan-penggiatan bentuk gotong royong di dalam keluarga inti itu sendiri. Seperti bersama membersihkan rumah, mengolahan makanan, bekerja di ladang dan pengenalan terhadap anak, cara dan makna melakukan gotog royong dan tolong menolong dalam masyarkat. Hal ini bertujuan menginternilasisi nilai nilai seperti kebersamaan, nilai kesopanan, sukarela agar anggota masyarakat bisa berbaur dalam lingkup kehidupan sosial dalam masyarakatnya.

Sifat-sifat bantuan secara stimulus bagus dalam rangka mendidik mental masyarakat untuk menjadi masyarakat dengan mental prouktif dan kerja keras. Akan tetapi, tujuan dalam menguatkan mental produktif, kerja keras dan gotong royong tersebut terkesan secara tidak langsung. Artinya hanya efek sampingan. Lebih-lebih ketika pemerintah memberikan uang kepada masyarakat untuk diproyeksikan kepada pembangunan fisik. Seyogyanya pemberian-pemberian bantuan tersebut, jika tujuannya dalam rangka membangun mental dan mendidik untuk produktifitas, maka bantuan tersebut coraknya tidak berupa pembangunan

secara bertahap dan terus menerus.

E. Mata pelajaran Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajarai hunbungan antar individu dalam ruang lingkup kehidupan sosial mempunyai peran dalam Mempertahankan nilai-nilai gotong royong. Mata pelajaran Sosiologi yang diberikan di Sekolah menengah atas memempunyai peran dalam memberikan pengajaran tentang nilai-nilai gotong royong pada materi ajar nilai-nilai dan norma di kelas X ataupun materi ajar masyarakat multikulutrual atau kelompok sosial di kelas XI. pembeljaran tersebut diharapkan memberikan kesadaran sosial terhadap generasi muda dalam menghadapai maslah sosial sehingga mereka mampu menyelesaikan masalah masalah sosial yang ada yang dalam hal ini mengahadapi dan mengupayan agar nilai-nilai gotong royong tetap terus ada dalam kehidupan masyarakat.

171

Hilman Ahmad Hidayat, 2014

Upaya Mempertahankan Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Kehdupan Masyarakat Desa Di Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya mempertahankan nilai-nilai gotong royong mayarakat desa di Kecamatan Banjaran, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi masyarakat

Mayarakat hendaknya menyadari akan pentingnya gotong royong dalam masyarakat, sehingga masyarakat turut ikut dalam melestarikan gotog royong sbagai upaya dalam mempertahankan nilai-nilai gotong royong di era modern.

2. Bagi Pemerintahan

Pemerintah desa hendaknya meningkatkan partisipasi langsung dalam bentuk gotong royong. membuat komunikasi yang intens, guna adanya kedekatan secara psikis. Sehingga keluhankeluhan masyarakat bisa terdengar dan pemerintah tidak anggung untuk menghimbau masyarakat untuk melaksanakan gotong royong.

3. Bagi pemerintahan pusat

Bentuk bantuan guna pembangunan non fisik hendaknya menjadi fokus utama ditengah geliat pembangunan fisik. Selain itu hendaknya sifat pembangunan adalah bottom up tidak top down.

4. Bagi kokolot desa

Kokolot desa hendaknya tetap menjaga peran nya sebagai pendorong dan penggerak dari segala macam aktivitas desa.

5. Bagi sekolah yang ada di lingkungan desa

Sekolah di lingkungan desa harus menjaga kerjasama dengan masyarakat. karena itu, masyarakat dan sekolah harus menajdi bagian yang integral dalam meningkatkan klaitas peserta didik.

6. Bagi guru sosiologi

Gotong royong bisa di implemantasikan di dalam mata pelajaran nilai dan norma serta konsep kelompok yang digagas oleh durkeim yaitu solidaritas mekanik.

Hilman Ahmad Hidayat, 2014

Upaya Mempertahankan Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Kehdupan Masyarakat Desa Di Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik dan Leeden, A.C.Van der (1986) Durkheim Dan Pengantar Sosiologi

Moralitas. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia

Alfred, De Vito. (1989). Creative Wellsprings forScience Teaching. West Lafayette, Indiana: Creative Venture.

Andriyani, Dini (2012)Kajian tentang Pergeseran Nilai-nilai Budaya Gotong royong Pada

Masyarakat Desa Gandamekar Dalam Konteks Tradisi Dan Modernisasi. Bandung.

Universitas Pendidikan indonesia

Arikunto,Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bachiardi, dianto. Faryadi, erpan dan Setiawan Bonnie (1997) Reformasi agraria. Jakarta:fakultas ekonomi Universitas Indonesia

Baudrillard, jean. 1997. System object (trans. James Bneedict). London. Verso.

Bintarto, R. (1980). Gotong Royong, Suatu Karakteristik Bangsa Indonesia. Surabaya. PT. Bina Ilmu.

Bungin, Burhan (2012) Penelitian Kualitatif Komunikasi Ekonomi Kebijakan Publik Dan Ilm

Sosial Lainya. Jakarta.Kencana:Media Group

--- (2012). Metode Penelitian Kualitiatf Aktualisasi Metodologis Ke Arah

Ragama Varian Kontemporer. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Durkheim, Emile (1964) The Division Of labour Society. Trlansted By George Simpson (New York press, 1964;copyright 1933 by mcmilan

Horton, Paul B. dan Hunt, Chester L. (2009) Sosoilogi Edisi Ke Enam. Jakarta, Penerbit Erlangga

Koentjaraningrat.(1982) Masalah-Masalah Pembangunan. Jakarta. PT. Temprint. --- (2004) Manusia dan kebudyaan di Indonesia.Jakarta.Djambatan

Kushendarwati, sellu margaretha.(2006) Masyarakat Konsumen sebagai Ciptaan

Kapitalisme Global:Fenomena Budaya dalam realitas sosial. Jakarta: Universitas

Indonesia

K.j veeger M.A (1990) Realitas Sosial Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan

gramedia.

Magnis-Suseno, Frans. (1987). Etika Politik: Prinsip-prinsipMoral Dasar

KenegaraanModern. Jakarta:Gramedia.

Marzali, Amri( 2005)Antropologi& pemangunan indonesia. jakarta: Kencana Maleong, Lexy (2012) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Rosdakarya

Mulyana, Rohmat. (2011) Mengartikulasikan pendidikan nilai. Bandung, hlm. Alfabeta Mutakin, Awan. dan Pasya, Gurniwan K. (2000). Masyarakat Indonesia dalam Dinamika.

Bandung, Buana Nusasntara.

Mulyani, Linda Rina (2007) Kajian tentang Pergeseran Nilai-nilai Budaya Gotong royong

Pada masyarakat Desa Pangguh kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. Bandung.

Universitas PendidikanIndonesia.

Narwoko , J Dwi dan Suyanto Bagong (2010) Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan Edisi

Ketiga.Jakarta. Kencana.

Nasution, Zulkarnain. (2009). Solidaritas Sosial Dan Partisipasi Masyarakat Desa Transisi. Malang. Umm Press.

Pasya, Gurniwan K (1987) Gotong royong dalam kehidupan masyarakat. Bandung: universitas pendidikan Indonesia.

Ritzer, George. (2012) Teori Sosiologi..Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Salim, Agus. Perubahan Sosial. 2002. Yogyakarta. PT Tiara Wacana Yogya.

Saptono dan Sulasmono, bambang suteng (2007) Sosiologi untuk SMA kelas XI.Jakarta. Phibeta

Sayogyo, dan Pudjiwati . (2002) Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta , Gadjah mada University Press.

Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. (2011) Pengantar Sosiologi. Jakarta,. Kencana.

Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

--- (2007)Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Sunarto, Kamanto. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta, hlm. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Hilman Ahmad Hidayat, 2014

Upaya Mempertahankan Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Kehdupan Masyarakat Desa Di Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Susanto, Astrid (1985) Pengantar Sosiologi Dan Perubahan Sosial.Bandung. Bina cipta Sutardjo. (2013,09,11)Membumikan Nilai-nilai Kultural dalam Sistem Pembangunan Daerah

Berbasis Kecerdasan Lokal. Kompasiana [Online], halaman Opini.

Tersediahttp://Jakarta.kompasiana.com/sosial-budaya/2013/07/15/membumikan-nilai-

nilai-kultural-dalam-sistem-pembangunan-daerah-berbasis-kecerdasan-lokal-577024.html

Wolf erick. (1985) Petani sebagai suatu Tinjauan Antroologis.jakarta cv rajawali

Zuriah, Nurul (2009). Metodologi Peneleitian Sosial dan Pendidikan Teori aplikasi.Jakarta: PT.Bumi Aksara

Dokumen terkait