KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p=0,054) dengan
tingkat pengengetahuan polisi lalu lintas tentang bantuan hidup dasar di kota makassar
2) Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan (p=0,00) dengan tingkat pengengetahuan polisi lalu lintas tentang bantuan hidup dasar di kota makassar
3) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja (p=0,127) dengan tingkat pengengetahuan polisi lalu lintas tentang bantuan hidup dasar di kota makassar
B. Saran
1. Kepolisian
Perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang bantuan hidup dasar kepada polisi lalu lintas dikota makassar dengan cara mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar ataupun seminar seminar tentang bantuan hidup dasar sehingga dapat memberikan pertolongan pertama kepada korban korban kecelakaan ataupun kasus henti jantung sehingga meningkatkan kelangsungan hidup korban tersebut.
2. Peneliti
Untuk lebih mengembangkan penelitian tentang pengetahuan dan sikap polisi lalu lintas untuk memberikan pertolongan bantuan hidup dasar.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Global Status Report On Road Safety.2018. 430-439p.
2. Halim Hasmar, Dkk. Kecelakaan Sepeda Motor Di Kota Makassar. Jurnal Transportasi. 2017 agustus; 17(2): 156p.
3. Kemenkes RI. Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, 2016: 3p http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._19_ttg_Sistem_ Penanggulangan_Gawat_Darurat_Terpadu_.pdf
4. Hardisman. Gawat Darurat Medis Praktis.Yogyakarta: Gosyen Publishing.2014 5. Fibriansari Rizeki, dkk. Peningkatan Kemampuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Akibat Bahan Berbahaya Pada Petani. Borneo Nursing Journal. 2020;2(1): 2p 6. Dahlan Suharty, dkk. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup
Dasar (BHD) Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Ejournal Keperawatan. 2014 Februari; 2(1): 2p
7. Umma, “Surat Al Maidah Ayat 32, Arab Latin, Arti, Tafsir Dan Kandungan”. 17 Desember 2019, https://umma.id/post/surat-al-maidah-ayat-32-arab-latin-arti-tafsir-dan-kandungan-535210 [diakses pada 19 Februari 2021]
8. Sugono, dkk. Kamus Bahasa Indonesia. 4 rd rev.ed. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Jakarta. 1413p
9. Maturoh Imas, Anggita Nauri. Metodologi Penelitian Kesehatan. 2018 Agustus: 4-6p
10. Retnaningsih Ragil. Hubungan Pengetahuan dan SikapTentang Alat Pelindung Telinga Dengan Penggunaanya Pada Pekerja Di PT.X. Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health. 2016 Oktober; 1(1): 70-71p
11. Barthos Megawati. Peran Polisi Lalu Lintas Dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Pengendara Sepeda Motor Di Wilayah Polres Jakarta Pusat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Jurnal Ilmu Hukum. 2018 Juni;4(2): 745-747p
12. Putri Ida Ayu. Bantuan Hidup Dasar. Skripsi. Universitas Udayana. 2017: 2p, 7p, 8p, 15p.
13. Haniifah ‘Ulaa. Hubungan Pemahaman Cardiopulmonary Resuscitation Terhadap Kesiapan Untuk Melakukan Basic Life Support Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan 2015. Skripsi. Universitas Airlangga. 2019: 19p, 22p, 27p.
14. Ramsi Irhash. Buku Panduan Basic Life Support. 13rd rev.ed. Jakarta: EGC, 2014. 4-9p.
15. Ganthikumar Kaliammah. Indikasi dan Keterampilan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Journals Directory Of Open Access. 2016 April 5; 6 (1): 61-63p
16. Punarbawa IW, Suarjaya PP. Identifikasi Awal Dan Bantuan Hidup Dasar Pada Pneumothorax. 2020.9-13p
17. American Heart association. Fokus Utama Pembaruan Pedoman American Heart Association 2015 untuk CPR dan ECC. 2015
18. Gosal AC. Bantuan Hidup Dasar. Skripsi. Bagian/SMF Ilmu Anastesi Dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 2017: 10p
19. Fahrurroji, dkk. Penanganan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Dan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Lingkungan Rumah Tangga. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2020 Maret; 26(1): 2p
20. Suranadi IW. Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Skripsi. Universitas Udayana. 2017. 16p
21. Khoiruddin Muhammad. Pendidikan Sosial Berbasis Tauhid Perspektif Al-Quran. Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama. 2018;18(1): 53-54p.
22. Sugesti Delvia. Mengulas Tolong Menolong Dalam Perspektif Islam. Jurnal PPKN Dan Huku. 2019 Oktober; 14(2): 109-110p
23. Zaha Salman, Tahftazani Ibnu. 25 Ibadah Pilihan Untuk Keluar Dari Kemelut. 2016 Maret: 64p
24. Naufal M. Kepedulian Sosial Dalam Prespektif Islam.2015.
25. Sidiq Umar. Menuju Keshalehan Sosial: Materi Tentang Hadis-Hadis Sosial Kemasyarakatan.2020 Januari. 57-59p.
26. Fadillah Nurul. Gambaran Perilaku Tenaga Kerja Dan Pelaksanaan Program K3 Konstruksi Pada Pembangunan Balai Diklat BPK-RI Oleh PT Wijaya Karya (PERSERO) TBK. Skripsi. Jurusan Kesehatan Masyarakt Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2015. 27. Fanani Iqbal, dkk. Pengaruh Kepuasan Kerja Dann Komitmen Organisasi
Terhadap Organization Citizenship Behavior (OCB). Fundamental Management Journal. 2019; 1(1): 45-46p
28. Hutapea, E. Gambaran Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu Lintas Tentang Bantuan Hidup Dasar di Kota Depok. 2012
29. Hidayati Rahma. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penanganan Henti Jantung di Wilayah Jakarta Utara. Jurnal Keperawatan.2020 Maret;16(1):14p 30. Nugroho N, Istiningtyas A, Pangesti C. Faktor-Faktor Yang Berperan Dengan
Tingkat Pengetahuan Pegawai Non Medis Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) di RSUD Kabupaten Karanganyar. Jurnal Skripsi Keperawatan. 2018: 6-7p
31. Darmadi. Buku Manajemen Sumber Daya Manusia. 2008: 336p
32. Lukmangkun P, Kumaat L, Rompas S. Hubungan Karateristik Polisi Lalu Lintas Dengan Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Di Direktorat Lalu Lintas Polda Sulawesi Utara. 2014.
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Dengan hormat, saya:
Nama : Siti Hardianty Sugeha NIM : 105421110317
Sebagai Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Illmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Makassar, sedang melakukan penelitian skripsi yang berjudul TINGKAT PENGETAHUN POLISI LALU LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI KOTA MAKASSAR. Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat kelulusan dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makasaar. Untuk membantu penelitian berjalan dengan lancar, saya meminta kesediaan Anda untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini. Jawaban yang telah diisi anda akan saya jamin kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Demikianlah permohonan dari saya. Atas perhatian dan kerjasama anda, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti Siti Hardianty Sugeha
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang berrtanda tangan dibawah ini:
Nama Lengkap :………...
Tanggal Lahir :
Menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan judul: TINGKAT PENGETAHUN POLISI LALU LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI KOTA MAKASSAR dan saya bersedia menjadi responden dengan mengikuti kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
Makassar, _____________2020
Saksi Yang Membuat Pernyataan
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
Mohon dibaca sebelum Anda mengisi kuesioner.
1. Sebelum mengisi kuesioner, Anda diminta untuk mengisi identitas responden terlebih dahulu.
2. Dalam suatu pertanyaan, terdapat beberapa pilihan jawaban. Berilah tanda (X) pada pilihan jawaban yang tersedia yang sesuai dengan keadaan yang dialami, atau isilah titik-titik yang sesuai dengan keadaan yang dialami. 3. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang dialami.
Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawaban yang jujur, yang menunjukkan diri Anda, sangat diharapkan dalam pengisian lembar kuesioner ini.
KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama atau Inisial :………...
2. Usia :………. tahun.
3. Pendidikan Terakhir :………... 4. Masa Kerja :………. Tahun.
5. Jenis Kelamin : L / P (Lingkari yang sesuai)
6. No. Handphone (WA) :………...
Kuesioner
1. Definisi bantuan hidup dasar yang paling tepat di antara pilihan berikut adalah ….
a. Resusitasi cairan pada korban yang masuk ke unit gawat darurat b. Pertolongan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas
c. Penanganan awal pada korban yang mengalami henti jantung dan/atau henti napas
d. Pemberian obat-obatan jantung dan ventilator pada korban kritis di ICU rumah sakit agar korban bisa tetap bertahan hidup
2. Apakah orang non medis boleh melakukan bantuan hidup dasar? a. Boleh
b. Tidak boleh karena hanya tenaga medis yang boleh melakukannya 3. Berikut ini mana yang bukan termasuk komponen dari bantuan hidup dasar?
a. Pengenalan terhadap henti jantung mendadak
b. Aktivasi sistem tanggap darurat (memanggil bantuan) c. Resusitasi jantung paru (RJP) dini
d. Pemberian obat-obatan
e. Defibrilasi cepat dengan automated external defibrillator (AED) 4. Dalam setting bantuan hidup dasar di luar rumah sakit, mana dari pilihan
berikut yang merupakan langkah pertama?
b. Memanggil bantuan
c. Mengenali kasus henti jantung dan/atau henti napas d. Melakukan pijat jantung
e. Melakukan bantuan napas
5. Apabila korban tidak sadar, dan hanya merespon ketika diberikan penekanan dengan keras di pangkal kuku, maka apa tingkat kesadaran korban saat ini?
a. Alert b. Verbal c. Pain d. Pressure e. Unresponsive
6. Tujuan dilakukannya triple maneuver airway adalah untuk… a. Melancarkan peredarah darah korban
b. Membebaskan jalan napas, sehingga korban bisa bernapas c. Membuat jantung korban berdetak kembali
d. Membuat posisi korban nyaman ketika sadar nantinya e. Membuat penolong mudah melakukan pijat jantung
7. Berikut ini mana yang bukan termasuk komponen dari triple maneuver
airway?
a. Jaw thrust b. Open mouth c. Head tilt d. Chin lift
8. Apabila korban diduga mengalami patah leher, maka hanya ada 1 manuver yang boleh dilakukan pada airway, yaitu…
a. Jaw thrust b. Open mouth c. Head tilt d. Chin lift e. Neck flexion
9. Posisi kepala korban agar pernapasan dapat berlangsung optimal adalah… a. Sedikit menekuk
b. Sangat menekuk (dagu menempel pada dada) c. Tengadah
d. Miring kanan
e. Posisi apapun asalkan duduk 10. Jaw thrust dilakukan dengan cara…
a. Mendorong rahang bawah korban ke arah leher korban
b. Menarik rahang bawah korban ke arah dada korban, sehingga mulut terbuka
c. Menarik rahang bawah korban ke arah depan korban, sehingga rahang bawah korban akan maju
d. Menarik rahang bawah korban ke arah atas, sehingga kepala korban berada pada posisi tengadah
e. Menggeser rahang bawah korban, sehingga posisi rahang bawah agak miring
11. Berikut ini mana yang bukan bagian dari cara memeriksa breathing korban? a. Meraba nadi pada leher
b. Merasakan hembusan napas korban c. Mendengar suara napas korban d. Melihat gerakan dinding dada korban
12. Apabila korban tidak sadar dan tidak bernapas, tetapi nadi pada leher teraba kuat dan normal, apa yang harus dilakukan?
a. Memberikan bantuan pernapasan
b. Memposisikan korban agar miring dan ditunggu sampai korban bernapas spontan
c. Memberikan pijat jantung sampai korban bernapas kembali d. Memposisikan korban agar duduk
e. Merangsang korban dengan rangsang suara dan nyeri terus menerus sampai korban bernapas kembali
a. Satu kali hembusan tiap 1 detik b. Satu kali hembusan tiap 5 detik c. Satu kali hembusan tiap 10 detik d. Satu kali hembusan tiap 30 detik e. Satu kali hembusan tiap 1 menit
14. Apa fungsi pemberian bantuan napas dari mulut ke mulut? a. Memberikan oksigen kepada korban
b. Memberikan napas pancingan
c. Melancarkan peredaran darah korban d. Membebaskan jalan napas korban
e. Mencegah terjadinya muntah setelah korban sadar nantinya
15. Apa yang harus dilihat oleh penolong ketika sedang memberikan bantuan napas dari mulut ke mulut?
a. Gerakan kelopak mata korban b. Leher korban
c. Gerakan dinding dada korban d. Pengembangan pipi korban e. Pengembangan perut korban
16. Untuk memeriksa adanya denyut nadi, mana cara yang paling efektif dalam setting bantuan hidup dasar?
a. Meraba detak jantung di dada b. Meraba arteri radialis
c. Meraba arteri karotis d. Meraba aorta abdominalis e. Melihat gerakan kelopak mata
17. Ketika melakukan pijat jantung, dimana posisi telapak tangan penolong? a. Di dada sebelah kiri, kira-kira pada puting susu kiri
b. Di titik pertemuan antara leher dengan dada
c. Di bagian tengah dada, kira-kira 2 cm di atas taju pedang d. Di dada sebelah kanan, kira-kira pada puting susu kanan e. Pada ulu hati
18. Seberapa cepat kompresi pada pijat jantung dilakukan? a. Sekitar 30-50 kali kompresi per menit
b. Sekitar 60-80 kali kompresi per menit c. Sekitar 90-110 kali kompresi per menit d. Sekitar 100-120 kali kompresi per menit e. Secepat-cepatnya. Semakin cepat semakin baik
19. Apabila terdapat 2 orang penolong, maka satu penolong melakukan pijat jantung dan satu penolong lainnya melakukan bantuan napas. Bagaimana caranya?
a. Setiap 30 kali kompresi, bantuan napas diberikan sebanyak 2 kali b. Setiap 60 kali kompresi, bantuan napas diberikan sebanyak 2 kali c. Setiap 30 kali kompresi, bantuan napas diberikan sebanyak 1 kali d. Setiap 60 kali kompresi, bantuan napas diberikan sebanyak 1 kali e. Pijat jantung dan bantuan napas dilakukan secepat mungkin
20. Bagaimana posisi lengan yang benar ketika melakukan kompresi saat pijat jantung?
a. Kedua siku lurus
b. Kedua siku sedikit menekuk agar otot bisep dapat bekerja maksimal c. Siku tangan dominan menekuk, siku tangan tidak dominan lurus d. Siku tangan tidak dominan menekuk, siku tangan dominan lurus e. Kompresi dengan satu tangan, kemudian bergantian dengan tangan
A. Kunci Jawaban
Pertanyaan nomor 1-5 merupakan pertanyaan BHD secara umum, nomor 6-10 tentang airway, nomor 11-15 tentang breathing, nomor 16-20 tentang circulation. Jawaban betul mendapatkan nilai 1, jawaban salah mendapatkan nilai 0. Kunci jawaban pertanyaan adalah sebagai berikut:
1 : C 11. A 2 : A 12. A 3 : D 13. B 4 : A 14. B 5 : C 15. C 6 : B 16. C 7 : C 17. C 8 : A 18. D 9 : C 19. A 10 : C 20. A
Lampiran 2
UJI VALIDITAS
Uji validitas dilakukan dengan aplikasi SPSS. Pada kolom hasil uji korelasi (Corrected Item-Total Correlation) menunjukkan semua pertanyaan (item 1-20) bernilai > 0,3 yang berarti semua pertanyaan dalam kuesioner ini valid.
UJI RELIABILITAS
Uji reliabilitas dilakukan dengan aplikasi SPSS. Dikatakan realibilitas apabila nilai
Cronbach’s Alpha >0,6. Terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha yaitu 0,972 artinya
data termasuk realibilitas tinggi karna berada pada nilai 0,700-0,900 sehingga semua pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel untuk digunakan.