• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang diberikan penulis untuk pengembangan selanjutnya.

6

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam kaidah syariat Islam, shalat dapat diartikan menurut bahasa yaitu berdoa. Sedangkan menurut istilah syara” adalah sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, berdasar atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu. Dasar kewajiban shalat diantaranya adalah firman Allah SWT : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 43) Allah SWT Juga berfirman, “… maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Q.S. An-Nisa’ [4] : 103) Shalat adalah tiang agama, barangsiapa menegakkan shalat, berarti orang itu menegakkan agama, dan barangsiapa meninggalkan shalat, berarti merobohkan agama. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab kelak di akhirat. Jika baik shalatnya, maka baik pula amal ibadahnya yang lain. Sebaliknya, jika buruk shalatnya, maka buruk pula amal ibadah lainnya. Rasulullah SAW Bersabda yang diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A., “Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri hamba pada hari Kiamat dari amalannya ialah shalat. Bila baik shalatnya, maka ia telah beruntung dan lulus; dan bila rusak shalatnya, maka ia kecewa dan merugi.”

2.1 Kiblat

2.1.1 Pengertian Kiblat

Kiblat berasal dari bahasa Arab “Al-Qiblah” adalah arah yang merujuk ke suatu tempat dimana bangunan Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Ka'bah juga sering disebut dengan Baitullah (Rumah Allah). Menghadap arah kiblat merupakan suatu masalah yang penting dalam syariat Islam. Menurut hukum syariat, menghadap ke arah kiblat diartikan sebagai seluruh tubuh atau badan seseorang menghadap ke arah Ka'bah yang terletak di

Makkah yang merupakan pusat tumpuan umat Islam bagi menyempurnakan ibadah-ibadah tertentu.

Pada awalnya, kiblat mengarah ke Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa Jerusalem di Palestina, namun pada tahun 624 M ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, arah kiblat berpindah ke arah Ka'bah di Makkah hingga kini atas petunjuk wahyu dari Allah SWT. Menghadap ke arah kiblat menjadi syarat sah bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat baik shalat fardhu lima waktu sehari semalam atau shalat-shalat sunat yang lain. Kaidah dalam menentukan arah kiblat memerlukan suatu ilmu khusus yang harus dipelajari atau sekurang-kurangnya meyakini arah yang dibenarkan sesuai dengan syariat. [4]

Mengerjakan shalat harus menghadap ke arah kiblat, sebagaimana firman Allah SWT., “Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 149) Rasulullah SAW. juga bersabda, “Jika kamu hendak shalat, maka sempurnakanlah wudhu lalu menghadaplah kearah kiblat dan kemudian bertakbirlah.” (H.R. Muslim) Dalam sabda Nabi SAW. yang lain disebutkan: “Dulu kami shalat bersama Nabi selama enam bulan atau tujuh bulan menghadap ke Baitul Maqdis, kemudian kami dialihkan ke Ka‟bah.” (H.R. Muslim).

Menghadap ke arah kiblat menjadi syarat sah bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat baik shalat fardhu lima waktu sehari semalam atau shalat shalat sunat yang lain. Kaidah dalam menentukan arah kiblat memerlukan suatu ilmu khusus yang harus dipelajari atau sekurang-kurangnya meyakini arah yang dibenarkan sesuai dengan syariat Islam.

8

2.1.2 Menentukan Arah Kiblat

2.1.2.1 Koordinat Posisi Geografis

Bola (sphere) adalah benda tiga dimensi dimana jarak antara setiap titik di permukaan bola dengan titik pusatnya selalu sama. Karena bumi sangat mirip dengan bola, maka cara menentukan arah dari satu tempat ke tempat lain dapat dilakukan dengan mengandaikan bumi seperti bola.

Setiap titik di permukaan bumi dapat dinyatakan dalam duat koordinat, yaitu bujur (longitude) dan lintang (latitude). Semua titik yang memiliki bujur nol terletak pada garis meridian Greenwich (setengah lingkaran besar yang menghubungkan kutub utara dan selatan dan melewati Greenwich). Sementara itu semua titik yang memiliki lintang nol terletak pada garis ekuator (khatulistiwa). Bujur timur terletak di sebelah timur Greenwich, sedangkan bujur barat terletak di sebelah barat Greenwich.

Sesuai kesepakatan umum, bujur timur bernilai positif, sedangkan bujur barat bernilai negatif. Sementara itu semua titik yang terletak di sebelah utara ekuator disebut lintang utara, demikian juga untuk titik di selatan ekuator disebut lintang selatan. Lintang utara bernilai positif, sedangkan lintang selatan bernilai negatif. [5]

Gambat 2.1 Pembagian Bumi Berdasarkan Bujur dan Lintang

2.1.2.2 Ilmu Ukur Segitiga Bola

Ilmu ukur segitiga bola atau disebut juga dengan istilah trigonometri bola (spherical trigonometri) adalah ilmu ukur sudut bidang datar yang diaplikasikan pada permukaan berbentuk bola yaitu dalam hal ini Bumi. Segitiga bola menjadi ilmu andalan untuk menghitung arah kiblat.

Sebagaimana yang sudah disepakati secara umum bahwa yang disebut arah adalah “jarak terpendek” berupa garis lurus ke suatu tempat, sehingga kiblat juga menunjukkan arah terpendek dari suatu lokasi ke Ka'bah. Lokasi Ka'bah berdasarkan pengukuran menggunakan

Global Positioning System (GPS) maupun menggunakan software Google Earth secara astronomi berada antara 21°

25' 21.2” Lintang Utara dan 39° 49' 34.1” Bujur Timur [6]. Sedangkan titik koordinat pusat bangunan Ka’bah terletak pada 21.42250833” Lintang Utara dan 39.82616111” Bujur Timur.

10

Segitiga bola adalah segitiga di permukaan bola yang sisi-sisinya merupakan bagian dari lingkaran besar. Berbeda dengan segitiga linier atau segitiga yang biasa dikenal, segitiga bola memiliki tiga sudut dalam satuan derajat busur dan tiga sisi berbentuk garis yang berdimensi panjang seperti meter atau sentimeter, sehingga segitiga bola seluruh elemennya hanya dalam satuan derajat busur, karena hanya tiga sudut dan tiga sisi berbentuk busur atau lengkungan bagian dari bola langit atau bola bumi. Dapat diilustrasikan pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Segitiga Bola

Berdasarkan ketiga variabel ini, segitiga bola menghubungkan titik A (Ka'bah), titik B (Lokasi), dan titik C Kutub Utara, lokasi Ka'bah dan Kutub Utara adalah dua variabel yang tetap, sedangkan Lokasi yang akan ditentukan arah kiblat senantiasa berubah. Bila ketiga variabel tersebut digambarkan pada permukaan bumi, maka akan membentuk segitiga bola ABC seperti tampak pada Gambar. Dimana titik A merupakan Lokasi Ka'bah, B Lokasi yang ditentukan arah kiblat dan titik C Kutub Utara. Titik A (Ka'bah) memiliki koordinat bujur Ba dan lintang La. Titik B (Lokasi) memiliki koordinat bujur Bb dan

lintang Lb. Titik C memiliki lintang 90 derajat. Busur a adalah panjang busur yang menghubungkan titk B dan C. Busur b adalah panjang busur yang menghubungkan titik A dan C. Busur c adalah panjang busur yang menghubungkan titik A dan B. Sudut C tidak lain adalah selisih antara bujur Ba dan bujur Bb. Jadi sudut C = Ba – Bb. Sementara sudut B adalah arah menuju titk A (Ka'bah). Maka arah kiblat dari titik B dapat diketahui dengan menentukan besar sudut B.

Besar sudut B = 0 derajat menunjukkan arah utara. Nilai B sangat tergantung pada nilai sin(Ba–Bb) dan nilai cos(Lb) * tan(La) – sin(Lb) * cos(Ba–Bb). Untuk memudahkan, tan(B) dapat ditulis sama dengan y/x. Sehingga nilai sudut B yang sesuai bergantung pula dari positif atau negatifnya nilai x dan y, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Jumlah sudut A, B dan C harus lebih dari 180º dan kurang dari 540º (180º < A+B+C < 540º)

b. Jumlah sisi-sisi a, b dan c harus lebih dari 0º dan kurang dari 360º (0º < a+b+c < 360º) c. Jarak sudut (panjang busur) antara sebuah lingkaran besar dan kutubnya adalah 90º

d. a + b > c; a + c > b dan b + c > a

e. Bila a = b maka A = B, bila a = c maka A = C, bila b = c maka B = C dan sebaliknya.

f. Bila a > b maka A > B; bila a > c maka A > C ; bila b > c maka B > C dan sebaliknya.

12

2.1.2.3 Rumus Segitiga Bola

Dalam ilmu penghitungan trigonometri bola, ada banyak sekali versi rumus segitiga yang dapat digunakan untuk mencari besar sudut antara dua titik pada permukaan bumi, berikut diberikan beberapa rumus segitiga bola yang paling mudah dipahami diantaranya [7] :

 Rumus Analogi Gauss atau De Lambre

) ½( sin ) ½( sin ) ½( sin ) ½( sin c b a C B A  ) ½( sin ) ½( sin ) ½( sin ) ½( cos c b a C B A  ) ½( sin ) ½( sin ) ½( cos ) ½( sin c b a C B A  ) ½( sin ) ½( sin ) ½( cos ) ½( cos c b a C B A

 Rumus Analogi Napier

) ½( cos ) ½( cos ) ½( cot ) ½( tan b a b a C B A     ) ½( sin ) ½( sin ) ½( tan ) ½( tan B A B A c b a     ) ½( cos ) ½( cos ) ½( cot ) ½( tan B A B A c b a    

 Gabungan Rumus Trigonometri

cos(b) = cos(a) cos(c) + sin(a) sin(c) cos(B) ………. (1) cos(c) = cos(a) cos(b) + sin(a) sin(b) cos(C) ………. (2)

) sin( ) sin( ) sin( ) sin( ) sin( ) sin( c C b B a A   ………. (3)

Dari penggabungan ketiga rumus di atas, diperoleh rumus :

) cos( ) cos( ) cot( ) sin( ) sin( ) tan( C a b a C B  

Sesuai yang telah ditetapkan sebelumnya, C = Ba – Bb, a = 90 – Lb, b = 90 – La, serta mengingat cos (90 – x) = sin(x), sin (90 – x) = cos(x) dan cot (90 – x) = tan(x), maka rumus diatas menjadi : ) cos( ) sin( ) tan( ) cos( ) sin( ) tan( Bb Ba Lb La Lb Bb Ba B    

Sehingga sudut B dapat diperoleh dari hasil penghitungan arctan dari nilai tan(B):

SudutBarctan          ) cos( ) sin( ) tan( ) cos( ) sin( Bb Ba Lb La Lb Bb Ba

nilai sudut B inilah yang menjadi arah kiblat, searah jarum jam dihitung dati titik utara (B = 0).

14

2.1.2.4 Koordinat Geografis Bola Bumi

Pada bola langit atau bola bumi terdapat tata koordinat geografis, antara lain; garis lintang (Ф), garis bujur (λ), lingkaran kecil, lingkaran besar dan lain-lain.

Gambar 2.3 Tata Koordinat Bola Bumi

Garis Bujur (λ) = 0º adalah meridian standar melewati greenwich di timur Greenwich BT atau Bujur Timur, di barat BB atau Bujur Barat Garis Lintang (Ф) = 0º adalah katulistiwa, Kutub Utara = 90º, Kutub Selatan = -90º. Berikut diberikan tabel koordinat geografis tempat di bola bumi :

Tabel 2.1 Tabel Koordinat Geografis Bola Bumi Lingkaran Dasar Ekuator Bumi (Khatulistiwa)

Lingkaran Kutub Bujur (Meridian)

Titik Acuan Lintang: Khatulistiwa(0º)

Bujur (Meridian): Greenwich(0º) Koordinat Pertama Bujur atau Meridian (λ)

Ke arah timur Greenwich atau BT Ke arah barat Greenwich atau BB

Koordinat Kedua Lintang tempat (Ф)

Ke arah selatan = - atau LS atau S Ke arah utara = - atau LU atau U

Kutub Utara = 90º atau 90º U atau 90º LU Kutub Selatan = -90º atau 90º S atau 90º LS

Contoh :

1. Semarang (110º 24’ BT, 07º 00’ LS), berarti Semarang terletak pada garis bujur 110º 24’ di timur Greenwich dan di garis lintang 7º 00’ LS di selatan Khatulistiwa. 2. Mekkah (39º 5’ BT, 21º 25’ LU), berarti Mekkah

terletak 39º 5’ di timur Greenwich dan di garis lintang 21º 25’ di Utara Khatulistiwa.

2.2 Global Positioning System (GPS)

2.2.1 Pengertian GPS

GPS adalah sebuah sistem navigasi berbasis radio yang menyediakan informasi berupa koordinat posisi, kecepatan dan waktu kepada pengguna dengan bantuan sinkronisasi satelit. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca kepada banyak orang secara simultan. Sistem ini menggunakan satelit yang berfungsi sebagai pengirim sinyal yang berisi informasi koordinat lokasi, kecepatan, arah dan waktu pada alat penerima sinyal GPS (receiver) dipermukaan bumi.

16

2.2.2 Arsitektur GPS

Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyal ke bumi dan ditangkap oleh alat penerima di permukaan bumi. Arsitektur GPS terdiri dari tiga bagian yaitu Space Segment, Control Segment dan User Segment.

Gambar 2.4 GPS Segment

2.3 Android

2.3.1 Pengertian Android

Secara garis besar, Android merupakan kumpulan software yang ditujukan bagi smartphone mencakup sistem operasi,

middleware, dan aplikasi kunci. Android Standart Development Kid (SDK) menyediakan perlengkapan dan Application Programming Interface (API) yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. [8]

2.3.2 GPS pada Android

Manfaat yang sering digunakan dari teknologi GPS pada

smartphone Android adalah aplikasi pemetaan lokasi, dimana

pengguna dapat mengetahui posisi suatu tempat atau benda tertentu. GPS Android juga dapat digunakan untuk mencari rute tercepat yang banyak digunakan sebagai alat bantu navigasi. Dalam hal ini, penggunaan GPS untuk mencari arah kiblat diolah dari pengolahan data dari koordinat yang didapatkan pada perangkat itu.

2.3.3 Sensor Accelerometer Android

Android accelerometer adalah sebuah tranduser yang

berfungsi untuk mengukur percepatan, mengukur getaran, mendeteksi magnet Bumi, ataupun untuk mengukur percepatan akibat gravitasi bumi di lingkungan sekitar perangkat Android.

Percepatan merupakan suatu keadaan berubahnya kecepatan terhadap waktu. Bertambahnya suatu kecepatan dalam suatu rentang waktu disebut juga percepatan (acceleration). Jika kecepatan semakin berkurang daripada kecepatan sebelumnya, disebut deceleration. Percepatan juga bergantung pada arah/orientasi karena merupakan penurunan kecepatan yang merupakan besaran vektor. Berubahnya arah pergerakan suatu benda akan menimbulkan percepatan pula.

18

Gambar 2.5 Dimensi Sensor Accelerator pada smartphone Android Salah satu pengguaan accelerometer pada Android yang sangat umum yaitu sistem untuk mendeteksi pertambahan atau penurunan percepatan perangkat. Accelerometer ini juga digunakan untuk mendeteksi perubahan rotasi atau perputaran arah yang biasanya terjadi ketika perangkat sedang dipegang oleh pengguna, dengan kata lain sensor ini dapat mendeteksi arah utara untuk digunakan sebagai kompas. Sensor inilah yang berperan paling penting untuk mencari perubahan arah kiblat berdasarkan arah utara. [8]

2.4 Tools Pemrograman Android

2.4.1 IDE (Integrated Development Environment ) Eclipse

IDE atau Integrated Development Environment Eclipse merupakan software yang memiliki beberapa fasilitas yang diperlukan dalam pembangunan aplikasi Android. Sampai tahap tertentu IDE modern dapat membantu memberikan saran yang mempercepat penulisan kode, IDE juga dapat menunjukan bagian-bagian yang jelas mengandung kesalahan atau keraguan.

2.4.2 Android SDK (Software Development Kit) Manager

Fungsi SDK Manager dalam hal ini digunakan untuk melakukan remote shell (command) dari PC terhadap handset Android dengan paket-paket yang sudah ada dalam perkembangan versi terbaru dari teknologi Android.

2.4.3 AVD (Android Virtual Device)

Android Virtual Device atau Perangkat Virtual Android

adalah konfigurasi emulator yang memungkinkan Android memodelkan sebuah perangkat yang sebenarnya dengan mendefinisikan perangkat keras dan pilihan perangkat lunak yang akan ditiru oleh Emulator Android. Penggunaan virtual Android ditujukan kepada pengembang aplikasi Android yang akan mencoba aplikasi yang baru dibuat untuk menguji apakah aplikasi tersebut dapat berjalan dengan baik sebelum di-install pada perangkat Android.

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Kerja Penelitian

Dalam pembangunan aplikasi ini diperlukan suatu tahapan proses penelitian. Tahapan proses penelitian ini menggambarkan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan selama mengerjakan penelitian. Adapun tahapan proses penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Identifikasi Permasalahan Studi Literatur Analisis dan Perancagan Pengembangan Sistem Pembuatan Laporan

Berdasarkan tahapan proses penelitian di atas, maka dapat diuraikan pembahasan masing-masing tahapan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Identifikasi Permasalahan

Petunjuk arah kiblat sangat penting dan erat kaitannya dengan kehidupan umat Muslim sehari-hari, sedangkan masih banyak umat Muslim yang tidak begitu mengetahui tentang penentuan arah kiblat, terutama pada daerah yang baru dikunjungi.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini, penulis mempelajari konsep-konsep teoritis yang relevan dengan masalah yang diteliti yang diperoleh dari berbagai buku dan internet. Dengan mempelajari teori-teori tersebut, maka penulis akan lebih memahami bagaimana mengembangkan aplikasi Android dengan lebih baik.

3. Analisis dan Perancangan

Sekarang ini hampir semua oang memiliki smartphone dan hampir kemana-mana membawa smartphone. Perkembangan handphone yang semakin pesat dan kini smartphone berbasis Android lah yang paling terdepan. Sehingga muncul ide untuk membuat aplikasi yang berisi informasi petunjuk arah kiblat melalui media

smartphone berbasis android.

4. Pengembangan Sistem

Pada tahap ini, penulis melakukan pengembangan sistem dengan menggunakan metode Agile.

5. Pembuatan Laporan

Pada tahap ini, penulis melakukan pembuatan laporan yang disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

22

3.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan guna memperoleh data-data untuk dianalisa dan diolah, sehingga ditemukan permasalahan-permasalahan apa saja yang ada, dan diharapkan dari kegiatan penelitian dapat menghasilkan suatu jalan keluar dari permasalahan tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut :

3.2.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Mengumpulkan data yang diperoleh dari buku-buku dan konsep yang relevan dengan masalah penentuan arah kiblat dan pembuatan aplikasi android dimana informasi yang diperoleh penulis, dengan membaca dan mempelajari buku-buku dan e-book yang ada. Seperti buku Membongkar Source Code Berbagai Aplikasi Android karya Ivan Michael Siregar, S.T., M.T. dan

e-book Android App Development with Java Essential Training dari

Lynda.com. Selain buku dan e-book, penulis juga mengutip situs-situs yang berhubungan masalah dan aplikasi yang akan dibuat, seperti developer.android.com.

3.2.2 Melalui Wawancara (Interview)

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai seberapa besar pemahaman pentingnya memiliki pengetahuan arah kiblat yang benar saat beribadah shalat, khususnya pada masyarakat Muslim yang memiliki mobilitas tinggi. Wawancara juga dilakukan pada pengembang aplikasi berbasis Android ntuk mendapatkan pengetahuan tentang struktur pemrograman yang baik.

3.3 Metode Pengembangan Software

Metode Pengembangan Software yang digunakan adalah Metode Agile. Pengembangan aplikasi dikerjakan dengan metode ini, maka selama waktu pengerjaannya akan selalu dijumpai proses pengembangan yang dilakukan secara berulang (iterasi). Setiap perulangan meliputi berbagai kegiatan yang wajib dilakukan dalam proyek pengembangan aplikasi, yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.2 Arsitektur Metode Agile

Pada Gambar 3.2, dapat dijelaskan metode pengembangan sistem yang digunakan adalah sebagai berikut :

- Perencanaan

Langkah yang dilakukan dalam tahapan perencanaan adalah melakukan sebuah rencana untuk desain yang akan dipakai dan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dalam perencanaan tersebut. Langkah awal ini dibutuhkan untuk mengetahui gambaran objek yang akan penulis kerjakan. Perencanaan aplikasi yang dibangun akan memiliki antar muka yang sederhana, dengan informasi yang Perencanaan Requirement Analysis Desain Dokumentasi Testing Koding

24

disediakan adalah petunjuk arah kiblat yang kemudian dapat digunakan saat akan beribadah shalat, khususnya bagi pengguna berumat Muslim.

- Requirements Analysis

Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa malakukan sebuah penelitian dan studi literatur. Penulis menggali informasi sebanyak-banyaknya dari beberapa sumber pustaka sehingga tercipta aplikasi yang bisa melakukan pemrosesan yang diinginkan. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirment atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan aplikasi. Dokumen ini lah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk menterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman.

- Desain

Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan aplikasi yang dapat diperkirakan sebelum disusun kedalam bahasa pemrograman Anroid. Proses ini berfokus pada: arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement, yang kemudian digunakan untuk melakukan aktivitas pembuatan aplikasi.

- Coding

Coding merupakan penerjemahan dari design kedalam

bahasa pemrograman yang dikenali komputer untuk menerjemahkan transaksi yang diinginkan. Tahapan ini lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan aplikasi. Dalam hal ini, penggunaan tools pemrograman Android pada komputer akan dimaksimalkan.

- Testing

Testing dilakukan untuk menemukan kesalahan-kesalahan

yang terjadi pada aplikasi tersebut pada tahap pengembangan menggunakan Android Virtual Device dan perangkat smartphone Android yang bisa diperbaiki kemudian. Langkah penyesuaian selanjutnya yaitu pengujian hasil akhir aplikasi pada sejumlah masjid untuk mengetahui kecocokan petunjuk arah yang dihasilkan dengan arah kiblat masjid yang bersangkutan.

- Dokumentasi

Merupakan bagian penting dari pengembangan aplikasi.

Masing-masing tahapan dalam model menghasilkan sejumlah tulisan, tabel, gambar atau bentuk-bentuk lain yang harus didokumentasi dari aplikasi Android yang dibangun.

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Sistem

Tahap awal dalam penelitian terhadap pembangunan aplikasi ini dimulai dari analisis sistem yang terdiri dari penguraian sub sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian ilmu yang lebih spesifik (penghitungan rumus segitiga bola dan ilmu koordinat geografi Bumi) dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan. Tujuan yang didapatkan adalah pemahaman secara keseluruhan tentang penentuan arah kiblat berdasarkan tinjauan pustaka dan masukan dari pihak-pihak berkepentingan dalam pembangunan aplikasi ini.

4.1.1 Analisis Masalah

Pada pembangunan aplikasi, terdapat beberapa masalah dan faktor penting yang perlu diperhatikan. Masalah utama yang akan dianalisis yaitu mengenai cara mengetahui arah kiblat beserta penghitunganya. Hasil analisi ini akan dijadikan sebagian acuan dalam pembangunan aplikasi.

4.1.2 Perancangan Aplikasi

Aplikasi ini dirancang untuk menyajikan tampilan sederhana untuk menampilkan instruksi yang sangat mudah dimengerti pengguna. Perancangan struktur aplikasi akan menampilkan sebuah arah panah pada layar sebagai petunjuk yang selalu menghadap kearah kiblat.

4.1.3 Penentuan Arah Kiblat

Dalam proses untuk mendapatkan arah kiblat yang tepat, penentuannya memerlukan penghitungan dari persamaan-persamaan matematika berdasarkan landasan ilmu yang sudah ada. Dalam hal ini arah kiblat adalah menghitung jarak terdekat dari

wilayah yang bersangkutan terhadap Ka’bah ditinjau dari nilai koordinat geografis menggunakan penghitungan segitiga bola.

Misalkan untuk menentukan arah kiblat dari kota Semarang (110º 24’ BT, 07º 00’ LS). Jika A adalah Mekkah (Ka’bah) (39º5’ BT, 21º25’ LU), C adalah Kutub utara, dan B adalah Kota Semarang, maka a = (90º- Фa), b = (90º- Фb), c adalah jarak antara sudut bola A dan B.

Gambar 4.1 Segitiga Bola A B C Maka perhitungannya adalah :

A = 39º5’ BT, 21º25’ LU B = 110º24’BT, -07º 00’ LS C = |110º24’-39º5’| = 70º34’

a = (90º- Фa) = (90º– (-7º00’)) = 97º00’ b = (90º- Фb) = (90º– 21º25’) = 68º35’ (c didapat dari penghitungan cos)

cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C

cos c = cos 97º00’ cos 68º35’ + sin 97º00’ sin 68º35’ cos 70º34’ c = 71º01’

28

Maka B (arah kiblat dari kota Semarang) dapat ditentukan sebagai berikut :

 Dengan rumus cos :

) sin( ) sin( ) cos( ) cos( ) cos( ) cos( c a c a b B  ) º01 71 sin( ) º00 97 sin( ) 71º01 cos( ) º00 97 cos( ) º35 68 cos( ) cos( B B = 65º30’

 Dengan Rumus sin :

) sin( ) sin( ) sin( ) sin( c C b B  ) º01 71 sin( ) º34 70 sin( ) º35 68 sin( ) sin(B  B = 65º30’

Sudut B ditarik dari arah utara ke arah barat merupakan arah kiblat dari kota Semarang.

Gambar 4.2 Sudut Kiblat Semarang

4.2 Analisis Kebutuhan

Analisis dan kebutuhan non-fungsional meliputi analisis dan kebutuhan perangkat lunak, analisis dan kebutuhan perangkat keras, serta

Dokumen terkait