• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Peningkatan konsentrasi benziladenin (BA) dalam media Murashige dan Skoog

(MS) dari 1 mg/l menjadi 4 mg/l dan 6 mg/l meningkatkan rata-rata jumlah

propagul pisang ‘Kepok Kuning’ yang dikulturkan in vitro selama 28 minggu setelah perlakuan (MSP) dari 0,8 menjadi 1,9 dan 3,3 propagul per eksplan. Peningkatan konsentrasi BA dalam media MS dari 1 mg/l menjadi 6 mg/l meningkatkan rata-rata jumlah propagul pisang ‘Raja Bulu’ eksplan sekunder yang dikulturkan in vitro selama 12 MSP dari 1,6 menjadi 2,8 propagul per eksplan.

2. Dibandingkan dengan media MS yang mengandung BA saja, penambahan 0,01 mg/l thidiazuron (TDZ) bersamaan dengan BA dapat meningkatkan rata-rata jumlah propagul pisang ‘Kepok Kuning’ yang dikulturkan in vitro selama 28 MSP dari 1,3 menjadi 2,1 propagul per eksplan namun tidak meningkatkan rata-rata jumlah propagul pisang ‘Raja Bulu’ eksplan sekunder yang dikulturkan in vitro selama 12 MSP.

67

3. Rata-rata jumlah propagul pisang ‘Kepok Kuning’ terbanyak (3,0 – 3,5 propagul per eksplan) yang dikulturkan in vitro selama 28 MSP didapatkan pada media MS+6 mg/l BA tanpa ataupun dengan 0,01 mg/l TDZ.

Rata-rata jumlah propagul pisang ‘Raja Bulu’ terbanyak (3,8 propagul per

eksplan) yang dikulturkan in vitro selama 12 MSP didapatkan pada media MS+6 mg/l BA+0,01 mg/l TDZ.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis menyarankan agar dilakukan penelitian mengenai multiplikasi tunas pisang ‘Kepok Kuning’ dan

‘Raja Bulu’ dengan konsentrasi BA yang relatif tinggi dengan kisaran 5 – 20 mg/l dan dilakukan penelitian mengenai penggunaan TDZ secara tunggal untuk

PUSTAKA ACUAN

Ahmad, I., T. Hussain, I. Ashraf, dan M. Nafees. 2013. Lethal effects of

secondary metabolites on plant tissue culture. Agric. & Environ. Sci., 13 (4): 539-547.

Al-Amin, M.D., M.R. Karim, M.R. Amin, S. Rahman, dan A.N.M. Mamun. 2009. In vitro micropropagation of banana (Musa spp.). Agril. Res, 34 (4): 645-659.

Avivi, S. dan Ikrarwati. 2004. Mikropropagasi pisang Abaca (Musa textilis Nee) melalui teknik kultur jaringan. Ilmu Pertanian, 11 (2): 27-34.

Bhosale, U.P., S.V. Dubhasigi, N.S. Mali, dan H.P. Rathod. 2011. In vitro shoot multiplication in different spesies of banana. Asian Journal of Plant Science and Research, 1 (3): 23-27.

Billah, T, L. Nuryati, Noviati, A.A. Susanti, dan Suyati. 2014. Outlook Komoditi Pisang. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jendral Kementrian Pertanian.

Cahyono, B. 2013. Pisang: Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Damayanti, F. dan I. Roostika. 2010. Koleksi plasma nutfah pisang secara ex vitro dan in vitro serta kajian sitologi dan analisa keragaman antarkarater berdasarkan penanda fenotipe. Jurnal Ilmiah Faktor Exacta, 3 (2): 145-157.

Damayanti, F. dan Samsurianto. 2010. Konservasi in vitro plasma nutfah untuk aplikasi di bank gen. Bioprospek 7 (2) : 1-6.

Dayarani, M. dan Dhanarajan. 2013. Control of excessive browning during in-vitro regeneration of musa laterita. Pharm Bio Sci, 4(3): 471 – 476. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. 2005. Road Map

Pisang: Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pisang.

69

Dun, E.A., B.J. Ferguson, dan C.A. Beveridge. 2006. Apical dominance and shoot branching. Divergent opinions or divergent mechanisms?. Plant

Physiology, 142: 812–819.

FAO. 2014. FAO urges countries to step up action against destructive banana disease. http://www.fao.org/news/story/en/item/223409/icode/. Diakses pada 12 Oktober 2014.

FAOSTAT. 2014. Food and Agriculture Organization of The United Nations: Statistics Division. http://faostat3.fao.org/faostat-gateway/go/to/home/E. Diakses pada 12 Oktober 2014.

Fertichem. T.t. Thidiazuron (TDZ). Technical Bulletin.

Fine Americas. T.t. Configure. Technical Information Bulletin.

George, E.F., M.A. Hall, dan G.J De Klerk. 2008. Plant Propagation by Tissue Culture 3rd Edition. Netherland: Springer Publishing.

Guo, B, B.H. Abbasi, A. Zeb, L.L. Xu, dan Y.H. Wei. 2011. Thidiazuron: A multi-dimensional plant growh regulator. African Journal of

Biotechnology, 10 (45): 8984-9000.

Isnaeni, N. 2008. Pengaruh TDZ terhadap Inisiasi dan Multiplikasi Kultur In Vitro Pisang Raja Bulu. (Skripsi). Program Studi Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Jannah, H.F.K. 2014. Pengaruh Konsentrasi Benziladenin dan Kinetin terhadap

Multiplikasi Tunas Pisang ‘Raja Bulu’ (Genom AAB) In Vitro. (Skripsi). Jurusan Agroteknologi. Universitas Lampung.

Jumari dan A. Pudjoarinto. 2000. Kekerabatan fenetik kultivar pisang di Jawa. Biologi, 2 (9): 531-542.

Kasutjianingati, R. Poerwanto, Widodo, N. Khumaida, dan D. Effendi. 2011. Pengaruh media induksi terhadap multiplikasi tunas dan pertumbuhan planlet pisang raja bulu (AAB) dan pisang tanduk (AAB) pada berbagai media multiplikasi. Argon. Indonesia, 39 (3) : 180 -187.

Kumar, K.G., V. Krishna, Venkatesh, dan K. Pradeep. 2011. High Frequency regeneration of plantlets from immature male floral explants of Musa paradisiaca cv. Puttabale-AB genome. Plant Tissue Cult. and Biotech, 21 (2): 199-205.

Kusmianto, J. 2008. Pengaruh Thidiazuron Tunggal dan Kombinasi Thidiazuron dan Benzilaminopurin terhadap Pembentukan Tunas dari Potongan Daun Dendrobium antennatum Lindl. secara In Vitro. (Skripsi). Departemen Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia. Depok.

70

Lee, S.W. 2005. Thidiazuron in the improvement of banana micropropagation. Acta Hort, 692: 67-74.

Lisnandar, D.S., A. Fajarudin, D. Efendi, dan I. Roostika, 2015. Organogenesis bunga aksis pisang bergenom AAB dan ABB. J. Hort, 25 (1): 1-8. Meldia, Y., Makful, Edison, dan Wahyuni. 2012. Pengaruh Varietas terhadap

Multiplikasi Tunas Pisang yang Diperbanyak Melalui Kultur Jaringan. Prosiding Seminar Nasional Pekan Inovasi Teknologi Hortikultura Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi Hortikultura dalam Mendukung Pembangunan Hortikultura yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal. Lembang. 5 Juli 2012.

Muhammad, A., H. Rashid, dan I. Hussain. 2007. Proliferation-rate effects of BAP and kinetin on banana (Musaspp. AAA group) ‘Basrai’.

HortScience, 42 (5): 1253-1255.

Ngomuo, M., E. Mneney, dan P.A. Ndakidemi. 2014. The in vitro propagation techniques for producing banana using shoot tip cultures. American Journal of Plant Sciences, 5: 1614-1622.

Nisa, C., Badruzsaufari, dan E. Wijaya. 2010. Penentuan genom fenetik kultivar pisang yang tumbuh di Kalimantan Selatan. Ziraa’ah, 29 (3): 188-192. Pop, T.I., D. Pamfil, dan C. Bellini. 2011 Auxin control in the formation of

adventitious roots. Not Bot Hort Agrobot Cluj, 39(1): 307-316. Prihatman, K. 2000. Pisang (Musa spp.). Kantor Deputi Menegristek Bidang

Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Rainiyati,D. Martino, Gusniwati, dan Jasminarni. 2007. Perkembangan pisang raja nangka (Musa sp.) secara kultur jaringan dari eksplan anakan dan meristem bunga. Agronomi, 11 (1): 35-40.

Roy, O.S., P. Bantawa, S.K. Ghosh, J.A.T da Silvia, P. Debghosh, dan T.P Mondal. 2010. Micropropagation and field performance of ‘Malbhog’

(Musa paradisiaca, AAB group): a popular banana cultivar with high keeping quality of North East India. Tree and Forestry Science and Biotechnology, 4 (1): 52-58.

Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung: Penerbit ITB.

Sandra, E. 2013. Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan. Bogor: IPB Press.

Santoso, P.J. 2013. Produksi Benih Pisang dari Rumpun In Situ secara Konvensional. Balai Penelitian Buah. Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.

71

Sari, E.P. 2012. Multiplikasi Tunas Pisang Ambon Kuning sebagai Respon terhadap Konsentrasi Benzyladenine dan Indole-3-Acetic Acid. (Skripsi). Jurusan Agroteknologi. Universitas Lampung.

Sari, S.G. dan Badruzsaufari. 2013. Hubungan kekerabatan fenetik beberapa varietas pisang lokal Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian Sains, 16 (1): 33-36.

Sato, S.S., M. Tanaka, dan H. Mori. 2009. Auxin–cytokinin interactions in the control of shoot branching.Plant Mol Biol. 69: 429–435.

Semarayani, C.I.M. dan D. Dinarti. 2011. Subkultur berulang tunas in vitro pisang kepok unti sayang pada beberapa komposisi media. Prosiding. Simposium dan Seminar Bersama PERAGI-PERHORTI-PERIPI-HIGI Mendukung Kedaulatan Pangan dan Energi yang Berkelanjutan.

Sheen, J. 2002. Phosphorelay and transcription control in sytokinin signal transduction. Science, 298: 1650-1652.

Shirani, S., F. Mahdavi, dan M. Maziah. 2009. Morphological abnormality among regenerated shoot of banana and plantain (Musa spp.) after in vitro

multiplication with TDZ dan BAP from excised shoot-tips. African Journal of Biotechnology, 8 (21): 5755-5761.

Siregar, I.Z., N. Khumaida, D. Noviana, M.H. Wibowo, dan Azizah. 2013. Varietas Tanaman Unggul Institut Pertanian Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Triyani, S. 2014. Pengaruh Konsentrasi Benziladenin dan Thidiazuron terhadap

Multiplikasi Tunas Pisang ‘Raja Bulu’ (Genom AAB) In Vitro. (Skripsi). Jurusan Agroteknologi. Universitas Lampung.

Valmayor, R.V., S.H. Jamaluddin, B. Silayoi, S. Kusumo, L.D. Danh, O.C. Pascua, dan R.R.C. Espino. 2000. Banana Cultivar Names and Synonyms In Southeast Asia. INIBAB. Asia Pasifik. Los Banos. Laguna. Filipina. Wahyuningtyas, N. 2011. Pembuatan Kerupuk dengan Substitusi Pisang Kepok

Kuning (Musa balbisiana). (Tugas Akhir). Program Studi Diploma III Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Wahyuningtyas, W., A. Retnoningsih, dan E.S. Rahayu. 2009. Keanegaragaman genetik pisang bergenom B berdasarkan penanda mikrosatelit.

Biosaintifika, 1 (1): 1-10.

Yusnita dan D. Hapsoro. 2013. Eksplorasi, Karakterisasi, Seleksi, dan Perbanyakan Klonal In Vitro untuk Mendapatkan Genotipe-Genotipe

Unggul Pisang Komersial Lampung. Laporan Tahunan Penelitian

72

Yusnita, E. Danial, dan D. Hapsoro. 2015. In vitro shoot regeneration of Indonesian bananas (Musa spp.) cv. Ambon Kuning and Raja Bulu, plantlet acclimatization and field performance. Agrivita, 37 (1): 51-58. Yusnita. 2003. Kultur Jaringan: Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien.

Jakarta: AgroMedia Pustaka.

. 2015. Kultur Jaringan Tanaman Pisang. Bandar Lampung: Aura Publishing.

Dokumen terkait