Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil implementasi dan pengujian aplikasi yang telah dibuat, serta saran-saran untuk pengembangan model simulasi ini selanjutnya.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Komunikasi Data
Komunikasi data adalah hubungan atau proses interaksi pengiriman dan penerimaan data (informasi) yang dilakukan oleh dua atau lebih alat (telepon / komputer / printer) dalam suatu jaringan melalui media transmisi baik melalui udara, kawat tembaga maupun serat optik [4]. Data yang diproses dapat berupa gambar, huruf, angka, maupun simbol yang dapat dimengerti oleh manusia sebagai suatu informasi. Komunikasi data akan terjadi apabila minimal terdapat empat komponen pembentuk komunikasi data seperti pengirim, penerima, media pengiriman, dan data/informasi.
II.2. Transmisi Komunikasi Data
Transmisi komunikasi data merupakan proses pengiriman data dari pengirim (source) ke penerima (destination) melalui media pengiriman tertentu. Misalnya dari perangkat input ke perangkat pemrosesan, dari alat pemrosesan ke media penyimpanan maupun ke perangkat output [4]. Gambar transmisi komunikasi data dapat dilihat pada Gambar II-1.
Sumber Receiver Tujuan
(RX) Transceiver
(TX)
Sistem Transmisi
Informasi Data Data Informasi
Sinyal
Analog
Digital Digital
Terdapat tiga metode transmisi data dalam suatu komunikasi data, diantaranya sebagai berikut:
1. Simplex
Transmisi simplex merupakan metode pada transmisi data, dimana data akan dialirkan secara satu arah pada media komunikasi data. Contohnya komunikasi pada frekuensi televisi analog dan radio, gambar transmisi
simplex dapat dilihat pada Gambar II-2.
Pengirim (Sumber)
Penerima (Tujuan)
Gambar II-2 Transmisi Simplex [4]
2. Half – Duplex
Transmisi half – duplex merupakan metode pada komunikasi data, dimana data akan dialirkan secara dua arah secara bergantian pada media komunikasi data. Contohnya komunikasi pada handy-talkie dan radio amatir antar penduduk, gambar transmisi half – duplex dapat dilihat pada Gambar II-3. Pengirim (Sumber) Penerima (Tujuan) Pengirim (Sumber) Penerima (Tujuan)
Gambar II-3 Transmisi Half Duplex [4]
3. Full – Duplex
Transmisi full – duplex merupakan metode pada komunikasi data, dimana data akan dialirkan secara dua arah dan dalam waktu yang bersamaan pada media komunikasi data. Contohnya komunikasi pada telepon dan perpindahan data antar komputer (file sharing), gambar transmisi full – duplex dapat dilihat pada Gambar II-4.
9 Pengirim (Sumber) Penerima (Tujuan) Pengirim (Sumber) Penerima (Tujuan)
Gambar II-4 Transmisi Full Duplex [4]
II.3. Jaringan Komputer
Jaringan komputer merupakan kumpulan perangkat komputer yang terdiri atas komputer, perangkat komputer tambahan dan perangkat jaringan lainnya yang saling terhubung melalui media transmisi dengan aturan yang sudah ditetapkan, sehingga terjadi pengolahan data yang dapat didistribusikan mencakup pemakaian database, perangkat lunak secara bersamaan. Setiap komputer yang terhubung dalam suatu jaringan dapat memberi layanan (server) maupun meminta layanan (client) [4]. Gambar jaringan komputer dapat dilihat pada Gambar II-5.
backbone
PC1 PC2
PC3 PC4
printer
Gambar II-5 Jaringan Komputer [4]
II.4. Jenis - Jenis Jaringan Komputer
Jenis jaringan berdasarkan area jangkauannya digolongkan menjadi tiga macam, diantaranya:
Merupakan jenis jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti perkantoran di sebuah gedung, maupun di sekolahan yang jarak jangkaunya kurang dari 1-2 km. LAN sering kali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resource, misalnya printer) dan saling bertukar informasi [4].
2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya dihubungkan oleh satu media fisik dan satu internetwork yang dibatasi oleh kendali teknis atau biasa disebut sebagai Autonomous System (AS). MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel [4].
3. Wide Area Network (WAN)
Secara fisik WAN dihubungkan lebih dari satu media fisik dan lebih dari satu internetwork yang dibatasi oleh Autonomous System (AS). WAN merupakan system jaringan yang menghubungkan antar Autonomous System (AS). Satu Autonomous System dapat terdiri dari satu atau banyak network. WAN mencakup daerah geografis yang luas, memungkinkan komunikasi antara dua perangkat yang jaraknya sangat jauh [4].
Jenis jaringan berdasarkan arsitektur pengembangan jaringan komputer digolongkan menjadi dua macam, diantaranya:
1. Client Server
Merupakan jaringan yang memisahkan antara komputer server (yang memberi layanan) dengan komputer client (yang meminta layanan). Sehingga masing-masing client yang terhubung dengan server dapat meminta layanan berupa data maupun informasi, dengan mekanisme layanan yang diberikan dapat diakses oleh banyak komputer client
11
maupun satu komputer server dapat melayani banyak permintaan dari komputer client [4].
2. Peer to Peer
Merupakan jaringan yang dibangun untuk menghubungkan dua buah komputer agar dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya, tanpa ada komputer yang difungsikan sebagai server [4].
II.5. Topologi Jaringan
Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk sebuah jaringan. Topologi yang saat ini banyak digunakan diantaranya:
1. Topologi Bus
Topologi ini merupakan topologi yang awal digunakan untuk menghubungkan komputer. Dalam topologi ini masing-masing komputer akan terhubung ke satu node yang berfungsi sebagai backbone dengan beberapa terminal, pada akhir node harus diakhiri dengan satu terminator. Topologi ini sudah jarang digunakan dalam membangun sebuah jaringan komputer biasa, karena memiliki beberapa kekurangan diantaranya kemungkinan terjadinya tabrakan paket data (collision domain) [4]. Gambar topologi bus dapat dilihat pada Gambar II-6.
backbone
PC1 PC2
PC3 PC4
printer
2. Topologi Ring
Topologi yang dibangun membentuk lingkaran dan memanfaatkan kurva tertutup. Dengan kata lain, setiap komputer yang terhubung dalam jaringan ini saling terkoneksi kedalam dua buah komputer lainnya sehingga membentuk satu jaringan yang sama dengan bentuk seperti cincin [4]. Gambar topologi ring dapat dilihat pada Gambar II-7.
PC 4 PC 4 PC 1 PC 1 PC 3 PC 3 PC 2 PC 2 node node node node
Gambar II-7 Topologi Ring [4]
3. Topologi Star
Topologi ini merupakan jenis topologi yang umum dan sudah banyak digunakan untuk membangun jaringan komputer. Pada topologi ini, suatu jaringan komputer sudah menggunakan bantuan perangkat (switch) lain untuk menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya [4]. Gambar topologi star dapat dilihat pada Gambar II-8.
PC 4 PC 4 PC 2 PC 2 PC 5PC 5 PC 3 PC 3 PC 1 PC 1 switch
13
4. Topologi Mesh
Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Dalam suatu topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju sehingga akan membentuk hubungan (dedicated links) [4]. Gambar topologi mesh dapat dilihat pada Gambar II-9.
PC 8 PC 8 PC 5 PC 5 PC 6PC 6 PC 7 PC 7 PC 3 PC 3 PC 2 PC 2 PC 1 PC 1 PC 4 PC 4 PC 9 PC 9
Gambar II-9 Topologi Mesh [4]
II.6. Protokol TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan aturan standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses pertukaran informasi data dari satu komputer ke komputer lain dalam suatu jaringan internet [4]. Protokol ini tidak dapat berdiri sendiri karena merupakan kumpulan dari beberapa protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang umum dan paling banyak digunakan saat ini.
TCP/IP merupakan sebuah aturan standar jaringan terbuka yang bersifat independent terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan dimana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut IP address yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di internet [4].
II.7. Enkapsulasi Data Jaringan Komputer
Enkapsulasi merupakan suatu proses yang membuat satu jenis paket data jaringan menjadi jenis data lainnya. Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. Dalam Model OSI, proses enkapsulasi yang terjadi pada lapisan terendah umumnya disebut sebagai framing [4]. Proses enkapsulasi data pada lapisan OSI di jaringan komputer dapat dilihat pada Gambar II-10. aplication presentation session transport network data link physical network data link physical network data link physical aplication presentation session transport network data link physical penerima pengirim
15
II.8. Delay
Delay merupakan suatu permasalahan yang harus diperhitungkan karena kualitas bandwidth tidak tergantung dari waktu delay. Besarnya delay maksimum yang direkomendasikan oleh ITU untuk aplikasi suara adalah 150ms, sedangkan
delay maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima pengguna adalah 250ms. Delay end to end adalah jumlah delay konversi suara analog menjadi digital, delay waktu paketisasi atau disebut juga delay panjang paket dan
delay jaringan pada saat t (waktu) [4]. II.9. Bandwidth
Bandwidth merupakan kecepatan maksimal yang dapat digunakan untuk melakukan transmisi data antar komputer pada jaringan komputer berbasis TCP/IP. Bandwidth merupakan salah satu yang harus diperhitungkan agar dapat memenuhi kebutuhan akan koneksi internet dalam suatu jaringan komputer [4]. II.10. Throughput
Througput merupakan kecepatan rata-rata data yang diterima oleh suatu
node dalam selang waktu pengamatan tertentu. Throughput merupakan bandwidth
aktual saat itu juga disaat pengguna internet melakukan komunikasi data, satuan yang dimiliki oleh throughput sama seperti bandwidth yaitu bps [4].
II.11. Jitter
Jitter merupakan variasi waktu dari sinyal periodik dalam elektronik dan telekomunikasi, jitter dapat diamati dalam karakteristik seperti frekuensi berturut-turut (pulse), amplitude sinyal, atau fase dari sinyal periodik. Perioda jitter adalah interval antara dua kali efek maksimum maupun minimum dari sinyal karakteristik yang berbeda secara teratur dengan waktu [4].
II.12. Routing
Routing merupakan sebuah proses untuk meneruskan paket data dari satu
jaringan ke jaringan lainnya melalui suatu jalur transmisi. Routing juga dapat
dilalui dari satu jaringan sampai ke jaringan selanjutnya [4]. Aturan router untuk menetapkan jalur yang akan dilalui oleh suatu paket data dalam proses pertukaran informasi dan komunikasi data tersebut dikenal dengan protokol routing.
II.13. Jenis Protokol Routing
Protokol routing digunakan untuk mengontrol komunikasi data pada jaringan internet. Proses dari protokol routing akan membentuk sebuah tabel yang berisi tentang informasi jalur yang dapat dilewati oleh paket data, dari informasi tersebut dipilih salah satu jalur terbaik yang kemudian akan digunakan sebagai jalur untuk meneruskan paket data berdasarkan pada alamat IP tujuan yang ada di dalam suatu header paket Internet Protocol (IP) [4]. Jenis-jenis protokol routing
diantaranya:
1. Static Routing
Metode dalam pembentukan tabel routing yang di konfigurasi secara manual oleh para administrator jaringan.
2. Dynamic Routing
Metode dalam pembentukan tabel routing yang secara otomatis terbentuk dengan menentukan penilaian terhadap parameter dan kondisi lalu lintas jalur komunikasi data dalam sebuah jaringan komputer oleh algoritma
routing.
II.14. Algoritma Routing
Algortima routing merupakan suatu metode pembentukan informasi dalam tabel routing pada perangkat jaringan (router) untuk menentukan jalur yang akan dilalui oleh suatu paket data sebelum paket data tersebut dikirimkan ke jaringan yang menjadi tujuan akhir paket data dikirimkan [4]. Jenis-jenis algoritma routing
diantaranya:
1. RIP (Routing Information Protocol)
RIP (Routing Information Protocol) merupakan jenis protokol routing
yang digunakan dalam jaringan area lokal (LAN). RIP (Routing Information Protocol) dikategorikan sebagai protokol gateway interior
17
dalam penggunaan algoritma distance vector dengan maksimum jumlah hop yang dapat dilalui 15 hop [4].
2. OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF (Open Shortest Path First) merupakan protokol routing yang menggunakan mekanisme link state berdasarkan jalur terbaik yang didasarkan pada kapasitas bandwidth untuk menetapkan jalur dalam meneruskan paket data ke jaringan selanjutnya [4].
3. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) merupakan protokol distance vector yang diciptakan oleh perusahaan cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum menjadi 255. IGRP menggunakan
Bandwidth, MTU, Delay Dan Load. IGRP merupakan jenis protokol
routing yang menggunakan mekanisme Autonomous System (AS) dalam mengontrol jalur komunikasi data [4].
4. BGP (Border Gateway Protocol)
BGP (Border Gateway Protocol) merupakan inti dari protokolrouting
yang digunakan di internet. Protokol ini yang menjadi backbone dari jaringan internet dunia. BGP digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar sambungan internet dunia [4].
II.15. Switching
Merupakan teknologi dalam jaringan internet yang mengalokasikan sebuah sambungan khusus dalam suatu jalur komunikasi data yang menyediakan akses
dedicated diantara node untuk digunakan oleh paket data dalam proses komunikasi data di jaringan internet [4].
II.16. Multi Protokol Label Switching (MPLS)
Multi Protokol Label Switching (MPLS) merupakan teknologi penyampaian paket data pada jaringan backbone internet berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit switched dan
Mekanisme utama MPLS adalah teknik pemberian label dalam setiap paket yang dikirimkan melalui jaringan MPLS. Label tersebut akan berisikan informasi penting yang berhubungan dengan informasi tabel routing suatu paket data akan dikirimkan ke tujuan [5].
Struktur jaringan MPLS terdiri dari edge Label Switching Routers (edge
LSRs) yang mengelilingi sebuah core Label Switching Routers (LSRs). Adapaun elemen-elemen dasar penyusun jaringan MPLS ini diantaranya:
1. Edge Label Switching Routers (ELSR)
Edge Label Switching Routers ini terletak pada perbatasan jaringan MPLS dan berfungsi untuk mengaplikasikan label ke dalam paket-paket data yang masuk ke dalam jaringan MPLS. Suatu edge LSR akan menganalisis
header IP dan akan menentukan label yang tepat untuk dienkapsulasi ke dalam paket tersebut ketika sebuah IP masuk ke dalam jaringan MPLS. 2. Label Distribution Protocol (LDP)
Label Distribution Protocol (LDP) merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan informasi suatu ikatan label yang telah dibuat dari satu LSR ke LSR lainnya dalam satu jaringan MPLS. Dalam arsitektur jaringan MPLS, sebuah LSR yang merupakan tujuan selanjutnya akan mengirimkan informasi tentang ikatan sebuah label ke LSR yang sebelumnya mengirimkan pesan untuk mengikat label paket untuk menuju tujuan selanjutnya.
II.17. Traffic Engineering
Traffic engineering adalah sebuah teknologi pada jaringan MPLS yang melakukan pengontrolan aliran trafik data yang melewati jaringan agar kinerja penggunaan bandwidth pada suatu jaringan menjadi optimal. Traffic engineering
akan melakukan pemindahan trafik dari suatu link dengan tingkat kepadatan jalur yang tinggi akan dialihkan menuju link dengan tingkat kepadatan yang relatif rendah [6]. Traffic engineering menggunakan algoritma constraint shortest path first (CSPF) dalam pemilihan jalur untuk melewatkan suatu paket data dalam komunikasi data di jaringan internet. Tujuan diterapkannya suatu teknologi traffic
19
engineering pada model MPLS adalah untuk menyeimbangkan suatu beban trafik data pada jalur di jaringan internet untuk menciptakan akses komunikasi data di jaringan internet yang efisien dan meminimalisir terjadinya penurunan kapasitas
bandwidth. Standar dan aturan teknologi traffic engineering pada model MPLS diatur dalam RFC 3272 [7].
II.18. OMNET++
OMNET++ adalah simulation environment yang bersifat open source,
component based. OMNET++ merupakan sebuah framework simulator jaringan yang modular dengan dukungan GUI dan memiliki arsitektur komponen yang fleksibel biasa digunakan dalam memodelkan suatu konsep teknologi jaringan komputer berskala menengah sampai pada level enterprise, digunakan untuk memodelkan dan mensimulasikan mulai dari arsitektur hardware, teknologi jaringan komputer, arsitektur internet mencakup protokol TCP/IP, IPv4, IPv6, MPLS, komunikasi jaringan kabel, nirkabel, radio, sinyal telekomunikasi, dan frekuensi radio. OMNET++ ini memiliki arsitektur komponen untuk memodelkan yang diprogram dalam bahasa pemrograman C++, modul yang terbentuk menggunakan bahasa pemrograman berbasis C++ lalu di assemble ke dalam komponen dan model yang lebih besar menggunakan bahasa NED (Network Description) yang digunakan untuk merancang dan menyusun objek-objek yang akan digunakan. NED digunakan untuk merancang bagian fisik dari suatu jaringan, seperti workstation, switch, router, dan network interfaces. OMNET++ dikembangkan oleh Andras Vargas untuk digunakan sebagai tools media pembelajaran teknologi jaringan komputer, sistem paralel, dan sistem komputasi terdistribusi dengan menggunakan pendekatan pada process interaction [8].
21
BAB III
PEMODELAN OPTIMASI ROUTING OSPF MENGGUNAKAN
MODEL MPLS TRAFFIC ENGINEERING
III.1.Analisis Optimasi
Analisis optimasi yang dilakukan pada penelitian ini secara sistematis akan memberikan gambaran awal bagaimana suatu protokol routing OSPF bekerja sebelum menerapkan teknologi traffic engineering untuk optimasi protokol
routing OSPF pada jaringan komputer menggunakan model multi protokol label
switching (MPLS). Tahap selanjutnya adalah membuat rancangan topologi dengan protokol routing OSPF dan memodelkan traffic engineering pada model jaringan MPLS pada simulator jaringan untuk dilakukan analisis dan penilaian terhadap faktor-faktor terkait optimasi protokol routing OSPF pada jaringan internet.
III.1.2. Analisis Masalah
Protokol routing OSPF merupakan protokol routing yang menggunakan mekanisme routing link state, kinerja protokol routing OSPF ditentukan pada konsumsi bandwidth dan kebutuhan konsumsi memori yang besar. Protokol
routing OSPF ini akan menentukan dan memilih prioritas jalur utama untuk melewatkan paket data berdasarkan pada jarak terpendek dan berdasarkan pada ukuran kanal bandwidth yang paling besar tanpa membandingkan adanya perubahan kondisi jalur lain dengan tingkat kepadatan lalu lintas komunikasi data yang relatif rendah. Semakin tinggi tingkat kepadatan lalu lintas komunikasi data pada waktu yang bersamaan dalam satu jalur, maka akan berakibat semakin tinggi pula resiko terjadinya kegagalan hubungan komunikasi data pada jalur tersebut yang menyebabkan informasi yang dikirimkan saat proses komunikasi data tidak akan sampai ke tujuan karena terjadi penurunan kapasitas bandwidth akibat adanya penumpukan data di satu jalur lalu lintas jaringan.
III.2.Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF
Protokol routing OSPF (Open Shortest Path First) merupakan teknologi perutean pada jaringan komputer yang mendistribusikan informasi-informasi jalur pada tabel routing di setiap router. OSPF dikembangkan menggunakan algoritma dijkstra (shortest path) untuk mempelajari berbagai rute dan untuk memilih salah satu jalur menuju rute tujuan. OSPF menggunakan mekanisme routing link state
dalam menentukan dan mencari jalur komunikasi data. OSPF akan melakukan perhitungan terhadap jalur yang akan dilalui oleh suatu paket data dan akan membentuk suatu tabel routing yang berisi informasi-informasi jalur yang akan digunakan dalam proses komunikasi data. Perhitungan yang akan dilakukan oleh protokol OSPF terjadi apabila terdapat perubahan jalur pada topologi jaringan, semakin sering melakukan perhitungan jalur pada informasi tabel routing yang dilakukan oleh OSPF memungkinkan terjadinya penurunan trafik data pada suatu jaringan komputer karena konsumsi bandwidth yang cukup besar untuk melakukan perhitungan jalur dan mendistribusikan informasi jalur pada tabel routing. Masalah yang akan dihadapi selanjutnya oleh router yang menggunakan mekanisme link state pada saat melakukan perhitungan jalur untuk membentuk suatu informasi tabel routing adalah masalah penggunaan sumber daya memori dan prosesor yang membutuhkan kapasitas lebih besar. Tahapan analisis terhadap kinerja protokol routing OSPF diperlukan untuk melakukan penilaian awal terhadap kinerja protokol routing OSPF serta untuk mengetahui parameter-parameter apa saja yang dibutuhkan untuk selanjutnya dilakukan proses optimasi.
III.2.1. Analisis Algoritma Dijkstra
Algoritma dijkstra dikembangkan menggunakan strategi greedy untuk memecahkan permasalahan jarak terpendek (shortest path) dalam sejumlah langkah. Strategi greedy pada algoritma dijkstra menyatakan setiap langkah yang dipilih memiliki sisi yang berbobot minimum dan memasukkan ke dalam himpunan solusi. Algoritma dijkstra dinyatakan dalam notasi pseudo code berikut:
procedure Dijkstra (input m: matriks, a: simpul awal)
{mencari lintasan terpendek dari simpul awal a ke semua simpul lainnya, masukan : matriks tetangga (m) dari graf berbobot G dan
23
simpul awal a,
keluaran : lintasan terpendek dari a ke simpul lainnya}
Deklarasi
s1, s2, ..., sn : integer {array integer}
d1, d2, ..., dn : integer {array integer}
i, j : integer Algoritma {iterasi 0 (inisialisasi)} for i 1 to n do si 0 di mai endfor {iterasi 1} sa 1 da ∞ {iterasi 2, 3, ..., n-1} for i 2 to n-1 do j sj = 0 sj 1 for si = 0 do if dj + mji < di then di dj + mji endif endfor endfor
Algoritma dijkstra dapat menyelesaikan beberapa kasus terkait pencarian seperti lintasan terpendek antara dua buah simpul, pencarian lintasan terpendek dari simpul tertentu ke simpul lainnya, serta pencarian lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu. Algoritma dijkstra yang dikembangkan pada protokol routing OSPF menerapkan mekanisme link state
dalam melakukan perhitungan jarak jalur dan pencarian lintasan terpendek dari simpul tertentu ke simpul lainnya berdasarkan kondisi link jalur dengan tingkat kanal bandwidth yang tinggi untuk membentuk informasi pada tabel routing di setiap router untuk menangani lalu lintas data pada jaringan komputer.
III.2.2. Analisis Mekanisme Algoritma Dijkstra dalam Jaringan Komputer Tahapan ini akan dilakukan analisis untuk mengetahui suatu mekanisme algoritma dijkstra yang diterapkan pada protokol routing OSPF dalam melakukan pendistribusian paket data dan pemilihan jalur pada suatu jaringan komputer. Proses analisis yang dilakukan pada tahapan ini akan dijelaskan secara teori tahapan-tahapan mulai dari proses iterasi awal sampai iterasi terakhir bagaimana
mekanisme algoritma dijkstra menentukan jalur untuk melewatkan suatu paket data dari pengirim menuju penerima dalam suatu jaringan komputer. Contoh