• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis akan membuat kesimpulan dan memberikan saran yang dapat di jadikan masukan berharga dan bermanfaat bagi perkembangan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA LUBUK PAKAM

A.Sejarah KPP Pratama Lubuk Pakam

1) Sejarah Terbentuknya KPP Pratama Lubuk Pakam

Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan moderen yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi Direktorat Jendral Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun dilevel kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan.

Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan langkah wajib pajak. Kantor Pajak dibagi atas tiga jenis, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan (Karipka), dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Struktur yang berbasis fungsi yang diterapkan kepada KPP dengan system administrasi yang modern untuk dapat merealisasikan debirokratisasi pelayanan sekaligus melaksanakan pengawasan terhadap wajib pajak secara lebih sistematis berdasarkan analisis resiko unit vertical Direktorat Jenderal Pajak dibedakan berdasarkan segmentasi Wajib Pajak, yaitu KPP Wajib Pajak Besar, KPP Madya, KPP Pratama. Dengan pembagian seperti ini, diharapkan strategi dan pendekatan terhadap wajib pajak pun dapat disesuaikan dengan karakteristik wajib pajak yang ditangani, sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih optimal. Pada tahap pertama, dibentuk Kantor Wilayah (Kanwil) dan 2 Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar pada bulan Juli Tahun 2002 untuk mengadministrasikan 300 Wajib Badan terbesar di seluruh Indonesia sebagai Pilot Project. Karena program modernisasi yang diterapkan pada

Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak (KPPWP) besar dianggap cukup berhasil, maka konsep yang kurang lebih sama dicoba untuk diterapkan pada KPP lain secara bertahap, dimana sampai akhir Tahun 2007, 22 Kanwil dan 202 KPP (3 KPPWP besar, 28 KPP Madya, dan 171 KPP Pratama) telah berhasil dimodernisasi. Pada akhir Tahun 2006, struktur organisasi KPP Direktorat Jenderal Pajak disempurnakan bersamaan dengan penerapan administrasi modern. Pada Tahun 2008, seluruh kantor diluar Jawa dan Bali akan dimodernisasikan dengan dibentuknya 128 KPP Pratama untuk menggantikan seluruh Kantor Pajak yang ada di daerah tersebut. Perbedaan utama antara KPP Pratama dengan KPP Wajib Pajak Besar maupun Madya antara lain dengan adanya seksi Ekstensifikasi pada KPP Pratama, sehingga dapat dikatakan pula KPP Pratama merupakan ujung tombak bagi Direktorat Jenderal Pajak untuk menambah rasio perpajakan di Indonesia.

Kantor Pelayanan Pajak adalah Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah ini dan bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor. KPP Pratama akan melayani Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan(BPHTB). Selain itu KPP Pratama juga melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan tetapi bukan sebagai lembaga yang memutuskan keberatan, struktur organisasi KPP Pratama berdasarkan Fungsi Pajak bukan jenis pajak.

Pada KPP Pratama terhadap Account Representetive (AR) yang memiliki tugas antara lain memantau keadaan Wajib Pajak dan penghubung wajib pajak untuk berkonsultasi. Keberatan AR di setiap KPP Pratama merupakan bentuk peningkatan pelayanan wajib pajak. Dengan perubahan struktur organisasi baru, maka wajib pajak akan dilayani oleh AR yang telah ditunjuk sehingga akan terjalin saling keterbukaan.

Pembentukan Pratama merupakan bagian program reformasi birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif dan telah berjalan sejak tahun 2002 ditandai dengan terbentuknya Kantor Wilayah (Kanwil) dengan Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar.Terbentuknya KPP Pratama ini secara otomatis Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan (Karipka) tidak ada lagi.Langkah ini diambil sebagai bagian dan usaha meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan personal dalam pelaksanaan good governance.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam didirikan pada tahun 2008 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam adalah Kabupaten Deli Serdang yang terdiri 22 kecamatan.Sebelumnya wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam merupakan bagian wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi dan Kantor Pelayanan Pratama Binjai.Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada Wajib Pajak.Dengan berdirinya KPP Pratama Lubuk Pakam diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan bagi wajib pajak yang berdominisi atau berlokasi di Kabupaten Deli Serdang.

2) Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam a) Visi

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan yang modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi

b) Misi

Menghimpun penerimaan Pajak Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui sistem Administrasi perpajakan yang efisien dan efektif.

3) Visi dan Penjelasannya

Sebagaimana kebijakan yang telah dicanangkan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Visi Kantor Pelayan Pajak Lubuk Pakam adalah “Menjadi Model Pelayanan Masyarakat yang Dipercaya dan Dibanggakan Masyarakat”.

Visi tersebut merefleksikan cita-cita Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam untuk menjadi Public Service yang berstandard tinggi baik dan sisi kualitas aparat maupun manajemennya sehingga eksistensi dan kinerjanya mampu memenuhi harapan masyarakat sebagai institusi yang memiliki citra baik dan bersih.

4) Misi dan Penjelasannya

Misi Direktorat Jenderal Pajak menjadi 4 aspek, yaitu :

a) Misi Fiskal, yaitu menghimpun penerimaan dalam Negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.

b) Misi Ekonomi, yaitu mendukung kebijaksaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan perpajakan yang meminimalkan distorsi.

d) Misi Kelembagaan, yaitu senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan yang mutakhir. Misi tersebut sebagai salah satu pernyataan tujuan keberadaan (eksistensi). Tugas, Fungsi, Peranan, dan Tanggung Jawab Direktorat Jenderal Pajka maupun Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam sebagaimana diamanatkan dalam

Undang-Undang dan Peraturan serta kebijakan Pemerintah dengan dijiwai prinsip-prinsip dan nilai-nilai strategi organisasi diberbagai bidang.

5) Kebijakan

Demi tercapainya tujuan dan sasaran berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, KPP Pratama Lubuk Pakam telah mengambil langkah-langkah sebagaimana terutang dalam kebijakan yang dijadikan pedoman, petunjuk, atau pegangan bagi setiap usaha kegiatan yang dilaksanakan yaitu :

a) Meningkatkan kualitas Pelayanan

b) Mengamankan pencapaian rencana penerimaan pajak c) Terciptanya masyarakat sadar dan peduli pajak

6) Tugas

KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan tugas penyuluhan, pelayanan dan pengawasan wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam Wiliayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas KPP Pratama menyelenggarakan fungsi :

a) Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, penetapan dan penerbitan produk hokum perpajakan.

b) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.

c) Penyuluhan perpajakan

d) Penatausahaan Piutang pajak dan pelaksanaan Penagihan pajak e) Pelaksanaan pemeriksaan pajak

f) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak g) Pelaksanaan konsultasi perpajakan

h) Pelaksanaan Intensifikasi dan Ekstensifikasi i) Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak

8) Letak Geografis KPP Pratama Lubuk Pakam

Penentuan lokasi KPP Pratama Lubuk Pakam merupakan salah satu faktor terpenting dalam memberikan kemunculan pelayanan kepada Wajib Pajak.KPP Pratama Lubuk Pakam terletak di Jl.P.Diponegoro No. 42-44. Kantor pemerintah ini disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, kedekatan dengan Kantor Pemerintah lainnya, seperti Kantor Polisi Deli Serdang dan Kantor Bank, ini juga memudahkan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam membayar pajak.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dikepalai oleh seorang Kepala Kantor yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing

seorang Kepala Seksi. Agar dapat lebih jelas dan transparan tentang keadaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, maka penulis akan menggambarkan kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi di batasi dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

C. Deskripsi Tugas

Adapun tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1) Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum terdiri dari 3 bagian, yaitu : a. Tata Usaha dan Kepegawaian

Tugasnya adalah menyelenggarakan tugas pelayanan dibidang tata usaha dan kepegawaian dengan cara melakukan pengurusan surat, pengetikan surat, pengetikan dan pengadaan, penataan berkas dan penyusunan arsip, tata usaha kepegawaian dan pengiriman laporan agar dapat menunjang tugas Kantor itu sendiri.

b. Keuangan

Tugasnya adalah merencanakan kebutuhan selama 1 tahun dan melakukan pendanaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama agar dapat menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak.

c. Bagian Rumah Tangga

Tugasnya adalah melakukan seluruh urusan rumah tangga dan urusan perlengkapan Kantor Pelayanan Pajak Pratama agar dapat menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak.

2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang tugasnya adalah yang mengkoordinasikan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, pembuatan monografi pajak, penggalianpotensi perpajakan serta ektensifikasi wajib pajak dan intensifikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan. Perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.

3) Seksi Pelayanan

Seksi pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penertiban produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak serta melakukan kerjasama perpajakan.

4) Seksi Penagihan

Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dana angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

5) Seksi Pemeriksaan

Seksi pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksa, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi perpajakan lainnya.

6) Seksi Ekstensifikasi

Seksi Ekstensifikasi perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi.

7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III

Seksi pengawasan dan konsultasi I, seksi pengawasan dan konsultasi II, seksi pengawasan dan konsultasi II, seksi pengawasan dan konsultasi III, masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak, bimbingan/himbauan kepada wajib pajak/konsultasi dan konsultasi teknis perpajakan, penyusun profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding.

8) Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Supervisior, Anggota Tim.KPP Pratama Lubuk Pakam mempunyai 2 kelompok fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional tersebut yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala KPP yang bersangkutan.Jumlah Jabatan Fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

BAB III

GAMBARAN DATA PENYULUHAN PAJAK

A.Pengertian Pajak

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat penting, disamping minyak dan bumi.Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).Bahwasanya setiap tahun, pajak merupakan sumber penghasilan yang besar bagi pemerintah. Banyak ahli dibidang perpajakan yang memberikan pengertian atau definisi yang berbeda-beda mengenai perpajakan, namun demikian definisi tersebut mempunyai inti atau tujuan yang sama.

Menurut Andriani dalam Kurniawan (2012) : Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh wajib pajak yang membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi kembali secara langsung dan dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Sedangkan Menurut Rachmat Soemitro dalam Kurniawan (2012) : Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbale balik (kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum Negara.

Menurut Djadiningrat dalam Kurniawan (2012) : Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari pada kekayaan kepada kas Negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tapi bukan sebagai hukuman

menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan tapi tidak ada jasa balik dari Negara secara langsung, namun untuk kesejahteraan umum. Sedangkan Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa pajak memiliki unsur : a) Iuran dari rakyat kepada Negara

Yang berhak memungut pajak adalah Negara.Iuran tersebut berupa uang dan bukan barang. b) Berdasarkan undang-undang

Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya, pajak dipungut berdasarkan atau dengan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

c) Tanpa kontraprestasi secara langsung dari Negara

Dalam pembayaran pajak, masyarakat tidak langsung mendapatkan jasa timbale balik secara langsung dari Negara.

d) Digunakan untuk membiayai Rumah Tangga Negara

Yaitu pengeluaran umum dan pengeluaran rutin yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

B. Pembagian dan Pengolahan Pajak Pajak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1) Menurut Golongannya

a) Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan oleh orang lain. Contoh; Pajak Penghasilan (PPh)

b) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepihak lain. Contoh; Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2) Menurut Sifat

a) Pajak Subyektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subyeknya dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang bersangkutan. Contohnya; Pajak Penghasilan (PPh)

b) Pajak Obyektif adalah pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang bersangkutan. Contohnya; PPN, PPnBM, dan PBB.

3) Menurut Lembaga Pemungutnya

a) Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai Rumah Tangga Negara. Contoh; Pajak Penghasilan (PPh)

b) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk Rumah Tangga Daerah. Contoh; Pajak Reklame, Pajak Hiburan.

C. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem Pemungutan Pajak dapat dibagi menjadi : 1) Official Assessment System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.

Ciri-ciri Official Assessment System :

a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus b) Wajib pajak bersifat pasif

2) Self Assessment System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang member wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

3) Witholding System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak terutang oleh wajib pajak.

D.Pengertian Penyuluhan Perpajakan

Penyuluhan pajak kepada masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya sekitar 200 juta jiwa, jelaslah merupakan tugas penting.Tujuan bukan saja untuk meningkatkan jumlah wajib pajak dan penerimaan pajak dari tahun ke tahun, tetapi yang terutama adalah meningkatkan kesadaran membayar pajak dikalangan masyarakat agar pajak yang dibayarkan sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap pembangunan ekonomi pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.

Upaya penyadaran ini menjadi begitu penting, mengingat bahwa sistem perpajakan nasional yang berlaku saat ini system self assessment yaitu wajib pajak diberi kepercayaan untuk begitu besarnya kiranya hanya akan menimbulkan anarki, tanpa ada upaya yang sesungguhnya untuk penyadaran. Disinilah pentingnya Penyuluhan Perpajakan serta kehadiran penyuluhan pajak.

Penyuluhan Perpajakan adalah kegiatan memberikan informasi bimbingan, dan sosialisasi tentang peraturan perundang-undangan perpajakan kepada masyarakat secara umum pada khususnya masyarakat wajib pajak, dengan harapan masyarakat menjadi paham dan sadar

akan kewajiban dan hak sebagai wajib pajak. Penyuluhan perpajakan juga sebagai penyampaian informasi, konsultasi, dan bimbingan perpajakan secara berkesinambungan kepada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan anggota masyarakat untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Dalam Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan (2013:4) yaitu merupakan suatu pertalian timbale balik antara individu dimana seseorang membantu yang lain, supaya dapat memahami lebih baik dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan dating. Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan (2013:5) yaitu merupakan dalam dunia pendidikan penyuluhan diartikan sebagai usaha pendidik untuk membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan disekolah maupun diluar sekolah. Dibidang pertanian penyuluhan dilaksanakan untuk menciptakan perubahan cara berfikir, sikap dan tindakan para petani sehingga tercapai usaha berproduksi yang lebih baik.

Dari pengertian tersebut diatas terlihat bahwa kegiatan penyuluhan merupakan suatu proses timbal balik yang berkesinambungan dan dilaksanakan oleh orang, badan yang mempunyai klasifikasi tertentu dengan maksud untuk mempengaruhi dan membantu orang lain dalam mengatasi kesulitannya. Masyarakat selama ini mempunyai citra yang negative terhadap pajak yang diwarisi dari konsep jaman kolonial, maka penyuluhan pajak harus mampu memperkenalkan nilai-niali baru dan mengajak masyarakat menggantikan nilai-nilainya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai baru yang ingin ditanamkan yaitu kesadaran masyarakat membayar pajak.Mengingat beratnya beban yang diemban, maka menjadi penyuluh pajak tidak cukup hanya berbekal kemampuan teknis perpajakan semata-mata, namun juga perlu ditunjang dengan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan agar materi yang disuluhkan dapat diterima oleh pihak yang disuluh secara efektif.

Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, seorang penyuluh harus menguasai materi penyuluhan, memahami proses pembentukan pendapat, memahami proses belajar, memahami proses tumbuhnya motivasi dan demotivasi, serta menguasai teknik-teknik komunikasi, khususnya komunikasi tatap muka (presentase). Sehingga hasil akhir dari tugas penyuluh pajak adalah perubahan sikap hidup masyarakat terhadap perpajakan.

Jadi hanya seseorang yang mempunyai kualitas yang ditunjuk dan diangkat sebagai penyuluh dalam arti petugas penyuluh yang bertenaga professional.Petugas penyuluh fungsional ini dibutuhkan agar dapat dilaksanakan secara professional, sehingga tujuan penyuluhan melalui konsultasi dan bimbingan dapat tercapai dengan baik yang akhirnya dapat meningkatkan penerimaan pajak karena masyarakat menjadi sadar dan mau melaksanakan kewajiban perpajakannya.

E.Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan langsung tetap dilakukan secara terus menerus dengan skala prioritas sesuai dengan analisis rencana penyulu pajak terhadap wajib pajak : badan, orang pribadi, dan pemotong/pemungut pajak. Untuk mencapai keberhasilan dalam penyuluhan perlu didukung dengan beberapa kegiatan yang telah dipersiapkan dengan baik. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam mempunyai beberapa kegiatan yang telah dirancang dengan baik melalui kegiatan :

1) Penyuluhan Langsung

Adapun prioritas sasaran penyuluhan terutama mengenai :

a) SPT Tahunan Pajak Penghasilan : wajib pajak badan, orang pribadi, PPh pasal 21 b) Penyuluhan kepada wajib pajak baru terutang hak dan kewajiban perpajakan

c) Penyuluhan terhadap wajib pajak koperasi

d) Penyuluhan terhadap wajib pajak penunggak terbesar

e) Penyuluhan terhadap perusahaan pelayaran/pengangkutan jasa laut f) Pemotong/pemungut pajak orang para bendaharawan

g) Penyuluhan terhadap pengusaha took mas h) Penyuluhan terhadap pengusaha rumah makan

i) Serta kegiatan penyuluhan atas perintah/petunjuk Kepala KPP maupun Kepala Kantor Wilayah.

2) Penyuluhan Tidak Langsung

a) Pemasangan spanduk pelaporan/pembayaran SPT dilokasi yang strategis serta pemasangan papan reklame terutama berupa slogan atau ajakan untuk peduli pajak

b) Pembuatan kotak penyedia Leafet, brosur, kartu selebaran atau yang sejenisnya

c) Penyampaian informasi peraturan perpajakan baru melalui surat tertulis terhadap wajib pajak yang tekait dengan ketentuan baru tersebut

d) Kampanye atau iklan perpajakan melalui radio 3) Kegiatan Pelayanan Konsultasi

a) Kegiatan pelayanan konsultasi perpajakan terhadap wajib pajak yang dating

b) Menindaklanjuti dengan segera setiap permintaan penjelasan secara tertulis melalui surat

F. Sasaran Penyuluhan

Yang menjadi sasaran penyuluhan pajak pada dasarnya adalah seluruh lapisan anggota masyarakat dengan pertimbangan jangka penyuluhan dilaksanakan secara langsung kepada seluruh anggota masyarakat yang tidak memungkinkan, maka sasaran penyuluhan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

1) Sasaran Utama

Sasaran utam yaitu sasaran yang menjadi tujuan utama dari penyuluhan. Penyuluhan mempersiapkan dan melaksanakan penyuluhan dengan tujuan untuk mempengaruhi secara

Dokumen terkait