• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

(1) Secara umum pemanfaatan media dalam meningkatkan kompetensi penyuluh rendah. Secara khusus meskipun tingkat pendidikan formalnya tinggi, namun pemanfaatan media massa rendah, disebabkan oleh keterbatasan dalam kepemilikan media komunikasi dan informasi, dan kurang maksimalnya dukungan keluarga. Rendahnya pemanfaatan media massa ini terutama dalam pemanfaatan koran, buku, radio, dan internet. Pemanfaatan majalah dalam katagori sedang, sedangkan televisi meskipun pemanfaatannya tinggi tetapi subtansinya kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan. Pemanfaatan media terprogram dalam katagori sedang. Hal ini terlihat dari pertemuan antar penyuluh tinggi, namun pemanfaatan media terprogram lainnya yaitu pelatihan dan pendidikan formal lanjutan rendah. Pemanfaatan media terprogram ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal, motivasi, dan tuntutan klien. Meskipun tingkat pendidikan formal tinggi, namun pemanfaatan media lingkungan rendah, tidak sebanding dengan tuntutan klien yang terus meningkat. Rendahnya pemanfaatan media lingkungan ini terutama terjadi dalam mengamati lingkungan alam dan lingkungan usaha pertanian, sedangkan pendalaman inovasi mandiri dalam katagori sedang.

(2) Kompetensi penyuluh pertanian tergolong rendah, terutama dalam: pengelolaan kewirausahaan, pengelolaan pembaharuan, dan pemandu sistem jaringan. Kompetensi penyuluh terhadap pemahaman potensi wilayah, pengelolaan pelatihan, pengelolaan pembelajaran, dan pengelolaan komunikasi inovasi termasuk dalam katagori sedang. Kompetensi penyuluh ini dipengaruhi oleh rendahnya intensitas pelatihan dan lemahnya dukungan lembaga penyuluhan dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk belajar. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kompetensi ini adalah pendalaman

inovasi mandiri, motivasi, pemanfaatan majalah, pertemuan antar penyuluh, dan umur penyuluh yang mendekati pensiun (tua).

(3) Strategi pengembangan kompetensi penyuluh pertanian berbasis pemanfaatan media ditempuh melalui pemanfaatan media massa, media terprogram, dan media lingkungan secara terpadu dan saling melengkapi. Media massa yang digunakan yaitu majalah yang secara berkelanjutan substansinya sesuai dengan penyuluhan dan melalui saluran khusus Siaran Televisi Pembangunan Perdesaan yang mengudara selama 24 jam. Pemanfaatan media terprogram ditempuh melalui pendekatan-pendekatan peningkatan: kualitas pendidikan formal, intensitas dan kualitas pertemuan dan pelatihan. Pemanfaatan media lingkungan dilakukan dengan menggerakan penyuluh untuk kembali bertempat tinggal di desa binaannya sehingga dapat belajar dengan alam, memahami kebutuhan dan potensi lingkungan, serta menselaraskan inovasi atau hasil-hasil penelitian dengan kebutuhan masyarakat di sekitar tempat tugasnya. Pemanfaatan ketiga media tersebut berpotensi besar terjadinya peningkatan kompetensi penyuluh yang mampu memberdayakan petani sesuai dengan kebutuhan dan potensinya. Untuk mencapai keberhasilan strategi ini perlu didukung oleh kebijakan pemerintah yang berpihak kepada peningkatan kompetensi penyuluh dalam memberdayakan petani dan dukungan partisipasi masyarakat.

Saran Akademis

Penelitian ini menghasilkan sebuah model dalam meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian berbasis pemanfaatan media. Ternyata intensitas pendalaman inovasi mandiri, intensitas pelatihan, intensitas pertemuan antar penyuluh, dukungan lingkungan yang kondusif untuk belajar, dan intensitas pemanfaatan majalah yang subtansinya sesuai dan dilakukan secara kontinyu, motivasi, dan faktor umur berpengaruh langsung terhadap peningkatan kompetensi penyuluh. Temuan ini dapat memperkaya bahwa di era kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi, peningkatan kompetensi penyuluh tidak cukup hanya mengandalkan media terprogram (pendidikan formal atau pelatihan konvensional) saja, akan tetapi perlu memanfaatkan media massa dan media lingkungan. Penelitian ini membuktikan bahwa media yang paling kuat mempengaruhi kompetensi penyuluh adalah media lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terutama tentang karakteristik dan

model pemanfaatan media lingkungan dalam mempercepat peningkatan

kompetensi penyuluh.

Temuan lain dari penelitian ini adalah tingginya potensi media televisi sebagai media yang dapat digunakan untuk peningkatan kompetensi penyuluh. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama secara operasional tentang pengembangan substansi dan format acara, sistem penyiaran, serta bentuk kerjasama yang bisa saling menguntungan berbagai pihak terkait dalam pengembangan Siaran Televisi Pembangunan Perdesaan.

Hasil penelitian ini diketahui pula masih ada variabel-variabel lain yang belum dimasukan dalam model tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sasaran yang lebih luas. Selain itu juga perlu dilakukan kajian teoritis yang lebih mendalam lagi agar bisa mengidentifikasi variabel- variabel lain yang diasumikan bisa mempengaruhi pemanfaatan media dalam pengembangan kompetensi penyuluh pertanian.

Praktis

(1) Kesadaran penyuluh perlu ditingkatkan untuk terus belajar dalam meningkatkan kompetensinya sesuai tuntutan masyarakat. Belajar adalah tuntutan profesi bagi penyuluh pertanian. Belajar ini tidak hanya melalui pendidikan formal atau pelatihan saja, tetapi banyak media lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan penyuluh, terutama media massa dan media lingkungan.

(2) Menggalakan gerakan “Belajar dengan Lingkungan”. Penyuluh perlu lebih peka membaca kebutuhan dan potensi masyarakat. Kebiasaan petani dan kearifan-kearifan lokal lainnya yang terkait dengan usaha pertanian perlu

digali kembali dan disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu materi penyuluhan tidak hanya didasarkan pada hasil penelitian atau inovasi lainnya dan program-program pemerintah saja tetapi perlu diselaraskan dengan kebutuhan, potensi, dan kearifan-kearifan lokal yang ada di masyarakat tersebut.

(3) Pemeritah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, lembaga penyuluhan, serta pihak-pihak terkait lainnya diharapkan dapat melaksanakan dan mendukung strategi peningkatan kompetensi penyuluh pertanian berbasis

pemanfaatan media. Pemanfaatan media massa ditempuh melalui

peningkatan mutu majalah Sinar Tani dan Siaran Televisi Pembangunan Perdesaan melalui saluran khusus yang mengudara secara nasional selama 24 jam. Pemanfaatan media terprogram ditempuh melalui peningkatan intensitas pertemuan, peningkatan mutu dan intensitas pelatihan, serta peningkatan mutu pendidikan formal. Pemanfaatan media lingkungan dilakukan dengan menggerakan penyuluh untuk kembali ke desa dalam memahami lingkungan, memahami kebutuhan dan potensi masyarakat, serta menselaraskan inovasi, hasil-hasil penelitian, atau program-program pemerintah dengan kebutuhan masyarakat di sekitar tempat tugasnya.

Dokumen terkait