• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Sistem pengukuran telemetri dengan menggunakan frekuensi radio dapat dilakukan dengan memanfaatkan modul transceiver sederhana yang mudah diperoleh, sehingga jika dikembangkan dapat menjadi sebuah sistem pengirim dan penerima data-data pengukuran yang baik.

Modul yang digunakan memiliki beberapa karakteristik yang harus disesuaikan dengan sistem pengukuran,

diantaranya adalah kecepatan respon antar tombol sebesar 0.32 detik, kemudian panjang pulsa sinyaltransmitteryang dapat terdeteksi oleh modul minimal sepanjang 0.3 detik, dan dengan menggunakan metode modifikasi antena pemancar, jarak tempuh dapat mencapai 260 ± 1 meter. Hasil modifikasi antena paling maksimal adalah ketika dilakukan terhadap salah satu modul receiveratautransmittersaja.

Modul yang ada dapat digunakan dalam pengambilan data dengan sistem telemetri, meskipun pada saat aplikasinya masih cukup banyak terdapat kesalahan pengukuran dengan proporsi sekitar 3% dari keseluruhan data. Data kesalahan pengukuran ini dapat disebabkan oleh adanya tumbukan pada beberapa jalur (data masuk secara bersamaan) sehingga data yang masuk kemudian dapat berupa kelipatan dari data sebelumnya, dan terjadinya ketidakstabilan tegangan pada modultransmittermaupunreceiver.

5.2 Saran

Perlu adanya pemanfaatan teknologi sederhana lain yang dapat dikembangkan menjadi sistem telemetri yang lebih efektif serta penggunaan metode lain terhadap modifikasi antena akan memberikan informasi lebih terhadap hasil jangkauan pengiriman data. Pengujian terhadap jarak jangkau pengiriman data juga dilakukan ditempat yang ketersediaan jalur panjangnya lebih jauh.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Bits-n-Pieces. 2011. Telemetry 69.

http://bits-n-pieces.hubpages.com/hub/tele

(diakses 29 Agustus 2011)

Hanafi, D. 2006. Gelombang Elektromagnetik. ORARI daerah jakarta. Jakarta.

Hanafi, D. 2006. Memilih Tipe Antena. ORARI daerah jakarta. Jakarta. Johnson, Benjamin C, Ken I dan Douglas

LK. 2002. Integration of Remote Weather Stations with Advanced Telemetry Options And Remote Image Acquisition. University of Alaska Fairbanks.

12

Resources Inventory Committee, 1998. Wildlife Radio-Telemetry. Superior Repro. Vancouver. Safi’I, B. 2009. Antena dan Teori Panjang

Gelombang. Jakarta.

Shenzhen Anboshi Electronic Technology.

CDT-8l 04.

http://alibaba.com/product- gs/439334888/RF_modules-wireless_controller_wireless_CDT. html. (diakses 18 Januari 2010) Shenzhen Youngcheer Science and

Technology. 4 Channels Automatic Door Control (YCJSCON-4PC). http://youngcheer.en.made-in-china.com/product/GqbnvueTsEli/ China-4-Channels-Automatic- Door-Control-YCJSCON-4PC-.html(diakses 18 Januari 2010) Tech-Faq. 2011. Telemetry. http://www.tech-faq.com/telemetry.html(diakses 29 Aguatus 2011)

Telemetry Group. 2008. Telemetry System Radio Frequency Handbook. New Mexico.

TOUDI Corporation. 2002. TDL-T70.

http://www.tuodi.net/pd/t70.html

13

ABSTRACT

YUDI TRIAWAN SEPTIADHI. Utilization of Transmitter-Receiver Module For Telemetry Measurement Elements of Weather. Supervised by Ir. Bregas Budianto, Ass.Dpl.

Telemetry is transfer of information at a certain radio frequency of the transmitter to the receiver system with air intermediaries. Telemetry system will be useful for the measurement process with the direct method requires measuring device is placed in a location difficult to monitor at all times. A universal transmitter-receiver modules in available the market have different characteristic and specifications depend on manufacturers. The antenna is modified to maximize the distance of data transmission. The separation time between the incoming data is detected down to 0.32 second and the minimum signal pulse length can be detected by the module is 0.3 second. The farthest distance of data transmission obtained after modifying the antenna is 260 meters, maximum results are obtained if the modification is only made to any one of the modules. Faulty measurement due to timming conflict and power supply instability are about 3 % of the whole measurement.

ABSTRAK

YUDI TRIAWAN SEPTIADHI. Pemanfaatan Modul Transmitter-Receiver Untuk Pengukuran Telemetri Unsur-Unsur Cuaca. Dibimbing oleh Ir. Bregas Budianto, Ass. Dpl.

Telemetri merupakan bentuk perpindahan informasi dalam suatu frekuensi dari sistem pengirim ke sistem penerima dengan perantara udara. Sistem telemetri dapat menjadi solusi bagi proses pengukuran dengan metode lansung yang mengharuskan alat pengukur diletakkan pada lokasi yang sulit dipantau setiap saat. Modul-modul transmitter-receiver sederhana yang ada dipasar elektronik memiliki karakter dan spesifikasi yang berbeda sesuai dengan keinginan produsen. Modifikasi yang dilakukan terhadap antena dilakukan untuk memaksimalisasi jarak pengiriman data. Kecepatan respon tombol yang didapat saat pengujian sebesar 0.32 detik serta panjang pulsa sinyal yang dapat dideteksi oleh modul minimal sepanjang 0.3 detik. Jarak tempuh pengiriman data terjauh yang didapat dari memodifikasi antena adalah 260 meter, hasil maksimal ini diperoleh jika modifikasi hanya dilakukan terhadap satu modul saja. Data hasil dari kesalahan pengukuran yang masuk akibat dari masuknya data secara bersamaan dan terjadinya ketidakstabilan tegangan memiliki proporsi sekitar 3 % dari keseluruhan data.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi cuaca dapat diperoleh dari pengukuran secara langsung maupun otomatis (Stasiun Cuaca Otomatis). Kedua metode tersebut tentunya harus didukung oleh instrumentasi yang sesuai. Belakangan Stasiun Cuaca Otomatis dipilih sebagai metode yang lebih baik karena dinilai lebih praktis. Sejauh ini sistem pada SCO (Stasiun Cuaca Otomatis) yang ada menyimpan data pengukuran pada titik dimana SCO diletakkan. Hal ini menyebabkan informasi yang didapat tidak dapat di akses secara cepat jika titik pengukuran berada dilokasi yang jauh.

Penelitian ini diawali dengan adanya permasalahan penelitian iklim mikro pada kebun teh dengan titik pengukuran yang banyak dan jarak yang jauh. Penyimpan data yang diletakkan di setiap titik akan menjadi tidak efektif dan mengeluarkan biaya lebih.

Sistem pengiriman data dengan menggunakan nirkabel (sering disebut telemetri) dengan penekanan biaya sekecil mungkin menjadi solusi terbaik permasalahan ini. Hal ini dikarenakan sistem telemetri akan mempermudah proses metode pengukuran langsung yang mengharuskan alat pengukur diletakkan pada lokasi yang sulit ditinjau langsung setiap saat, sehingga pengamat tidak perlu pergi ke lokasi untuk mengambil data. Adanya modul-modul sederhana dengan sistem telemetri (transmitter-receiver) dapat dimanfaatkan sebagai pendukung solusi di atas.

Aplikasi teknologi telemetri untuk keperluan pengukuran parameter cuaca sudah sering dilakukan sejak dulu. Teknologi telemetri jarak jauh pertama kali di gunakan pada tahun 1987, pada saat itu sinyal elektrik mengirimkan data cuaca dari Mont Blanc ke Paris dengan jarak sekitar 485 km. Teknologi ini kemudian digunakan di Panama pada tahun 1913-1914 dan 1920 untuk pemantauan tinggi muka air sekaligus pengatur gerak jembatan. Sejak tahun 1931 Perancis sudah menggunakan radio telemetry dalam pengukuran parameter cuaca ketika beberapa balon kecil yang diterbangkan mengirimkan data seperti suhu, tekanan udara, kelembaban udara ke stasiun yang berada di darat.

Penentuan kontur wilayah dan pengukuran iklim sangat sulit dilakukan pada daerah yang kondisi kemiringan tanahnya variatif dan kondisi fisik atmosfer yang fluktuatif, karena penentuan titik ukur yang

cukup luas harus dilakukan untuk kelengkapan informasi. Dari beberapa teknologi yang dapat di adaptasi, teknologi dengan menggunakan sistem telemetri dapat menjadi salah satu solusi (Johnson, et.al. 2002).

Pada aplikasi pengukuran suhu dengan menggunakan sistem telemetri, kendala sering terjadi pada perawatan alat dan pengkonversian suhu oleh sensor . Hal ini disebabkan instalasi alat pada tempat yang tidak mungkin manusia untuk melakukan pengukuran secara lansung pada jarak yang dekat.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengiriman sinyal data ke data logger dari kabel menjadi nirkabel dengan memanfaatkan modul telemetri komersial yang harganya terjangkau.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telemetri

Secara pengertian bahasa telemetri merupakan bentuk perpindahan informasi dalam frekuensi tertentu dari sistem pengirim ke sistem penerima tanpa media langsung (Resources Inventory Committee, 1998). Telemetri menjadi teknologi satelit untuk penelitian ruang angkasa, komunikasi, meteorologi, dan penggambaran sumber daya alam sejak 1970.

Gambar 1. Skema dasar model telemetri frekuensi radio

Sumber : RF System Committee (Telemetry Group) 2008.

2.1.1 Frekuensi Radio

Frekuensi radio adalah gelombang elektromagnetik yang menjalar dengan baik di sebuah ruang dan merupakan dasar dari berbagai macam sistem komunikasi. Gelombang radio dari berbagai macam frekuensi tidak hanya digunakan untuk radio saja, tetapi dapat dimanfaatkan oleh televisi, radar, sistem navigasi, dan jenis alat komunikasi lainnya termasuk sistem telemetri.

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi cuaca dapat diperoleh dari pengukuran secara langsung maupun otomatis (Stasiun Cuaca Otomatis). Kedua metode tersebut tentunya harus didukung oleh instrumentasi yang sesuai. Belakangan Stasiun Cuaca Otomatis dipilih sebagai metode yang lebih baik karena dinilai lebih praktis. Sejauh ini sistem pada SCO (Stasiun Cuaca Otomatis) yang ada menyimpan data pengukuran pada titik dimana SCO diletakkan. Hal ini menyebabkan informasi yang didapat tidak dapat di akses secara cepat jika titik pengukuran berada dilokasi yang jauh.

Penelitian ini diawali dengan adanya permasalahan penelitian iklim mikro pada kebun teh dengan titik pengukuran yang banyak dan jarak yang jauh. Penyimpan data yang diletakkan di setiap titik akan menjadi tidak efektif dan mengeluarkan biaya lebih.

Sistem pengiriman data dengan menggunakan nirkabel (sering disebut telemetri) dengan penekanan biaya sekecil mungkin menjadi solusi terbaik permasalahan ini. Hal ini dikarenakan sistem telemetri akan mempermudah proses metode pengukuran langsung yang mengharuskan alat pengukur diletakkan pada lokasi yang sulit ditinjau langsung setiap saat, sehingga pengamat tidak perlu pergi ke lokasi untuk mengambil data. Adanya modul-modul sederhana dengan sistem telemetri (transmitter-receiver) dapat dimanfaatkan sebagai pendukung solusi di atas.

Aplikasi teknologi telemetri untuk keperluan pengukuran parameter cuaca sudah sering dilakukan sejak dulu. Teknologi telemetri jarak jauh pertama kali di gunakan pada tahun 1987, pada saat itu sinyal elektrik mengirimkan data cuaca dari Mont Blanc ke Paris dengan jarak sekitar 485 km. Teknologi ini kemudian digunakan di Panama pada tahun 1913-1914 dan 1920 untuk pemantauan tinggi muka air sekaligus pengatur gerak jembatan. Sejak tahun 1931 Perancis sudah menggunakan radio telemetry dalam pengukuran parameter cuaca ketika beberapa balon kecil yang diterbangkan mengirimkan data seperti suhu, tekanan udara, kelembaban udara ke stasiun yang berada di darat.

Penentuan kontur wilayah dan pengukuran iklim sangat sulit dilakukan pada daerah yang kondisi kemiringan tanahnya variatif dan kondisi fisik atmosfer yang fluktuatif, karena penentuan titik ukur yang

cukup luas harus dilakukan untuk kelengkapan informasi. Dari beberapa teknologi yang dapat di adaptasi, teknologi dengan menggunakan sistem telemetri dapat menjadi salah satu solusi (Johnson, et.al. 2002).

Pada aplikasi pengukuran suhu dengan menggunakan sistem telemetri, kendala sering terjadi pada perawatan alat dan pengkonversian suhu oleh sensor . Hal ini disebabkan instalasi alat pada tempat yang tidak mungkin manusia untuk melakukan pengukuran secara lansung pada jarak yang dekat.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengiriman sinyal data ke data logger dari kabel menjadi nirkabel dengan memanfaatkan modul telemetri komersial yang harganya terjangkau.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telemetri

Secara pengertian bahasa telemetri merupakan bentuk perpindahan informasi dalam frekuensi tertentu dari sistem pengirim ke sistem penerima tanpa media langsung (Resources Inventory Committee, 1998). Telemetri menjadi teknologi satelit untuk penelitian ruang angkasa, komunikasi, meteorologi, dan penggambaran sumber daya alam sejak 1970.

Gambar 1. Skema dasar model telemetri frekuensi radio

Sumber : RF System Committee (Telemetry Group) 2008.

2.1.1 Frekuensi Radio

Frekuensi radio adalah gelombang elektromagnetik yang menjalar dengan baik di sebuah ruang dan merupakan dasar dari berbagai macam sistem komunikasi. Gelombang radio dari berbagai macam frekuensi tidak hanya digunakan untuk radio saja, tetapi dapat dimanfaatkan oleh televisi, radar, sistem navigasi, dan jenis alat komunikasi lainnya termasuk sistem telemetri.

Tabel 1. Penamaan Pita Frekuensi Gelombang Radio

2.1.2 Sistem Pemancar(transmit)

Sistem pemancar merupakan hal yang pasti ada di suatu sistem telemetri. Baik berupa sistem sederhana maupun sistem yang lebih rumit. Sistem ini sebagai bentuk awal berlangsungnya sistem telemetri, karena informasi dari suatu titik dikirimkan berupa gelombang elektromagnetik pada frekuensi tertentu menggunakan sistem pemancar.

Gambar 2. Jalur sistem telemetri Ada dua komponen utama dalam sistem ini, yaitu pemancar itu sendiri dan antena disamping unsur pemasangan dan penyelarasan alat. Antena merupakan bagian dari sistem ini yang berfungsi sebagai radiator gelombang radio.

2.1.3 Sistem Penerima(receive)

Sistem penerima mendapat data dari sistem pemancar. Data yang diterima sebisa mungkin bebas dari faktor eror yang mungkin terjadi pada saat data dikirim dari pemancar maupun pada saat diterima oleh sistem penerima (RF System Committee 2008).

Sama dengan sistem pemancar, ada dua komponen utama yang ada pada sistem pemancar, yaitu antena dan alat penerima itu sendiri. Disini antena berguna sebagai penerima gelombang radio sedangkan pada alat penerima memiliki berbagai elemen fungsi. Diantaranya adalah penyelaras frekuensi yang dikombinasikan langsung dengan antena, penyaring data, penerjemah data, dan penghitung data sehingga mudah diolah menjadi sebuah produk informasi pada saat masuk ke sistem komputasi.

2.2 ModulTransmitter-Receiver Komersial

Modul transmitter-receiver yang dijual di pasar elektronik memiliki berbagai macam jenis dan karakter sesuai dengan penggunaannya. Spesifikasi dan karakter yang diberikan oleh produsen tidak diberikan secara detail. Produk-produk yang di pasarkan sebagian besar merupakan produk yang digunakan untuk pengendali pagar otomatis danremoteuntuk mobil.

(a)

(b)

(c)

Gambar 3. Beberapa contoh produk yang ada di pasar elektronik. (a) Modul transceiver seri YCJSCON-4PC, (b) Modul transceiver seri TDL-T70, (c) ModulreceiverCDT-8L. Tabel 2. Spesifikasi Modul

1

2.3 Antena

Antena merupakan sebuah transduser yang dirancang untuk mengirim atau menerima gelombang elektromagnetik. Dalam hal ini antena akan mengkonversi gelombang elektromagnetik menjadi arus listrik atau sebaliknya. Antena secara praktis dapat mentransmisi dan menerima sinyal frekuensi radio, seperti radio dan televisi. Di udara, perjalanan sinyal terjadi sangat cepat dengan gangguan transmisi yang sangat rendah.

Secara fisik, antena merupakan susunan satu atau lebih konduktor yang dalam konteks ini disebut elemen. Pada sistem transmisi, arus dibuat dalam unsur-unsur dengan menerapkan tegangan pada terminal antena dan menyebabkan unsur-unsur untuk memancarkan medan elektromagnetik.

Ada dua jenis pola dasar antena pengarah yang mengacu pada dua dimensi tertentu (Hanafi 2006):

1. Omni-directional (memancar dengan kekuatan yang sama ke semua arah), seperti sebuah batang vertikal pada bidang horizontal.

2. Directional (memancar dengan kuat pada satu arah saja).

2.3.1 Random Wire Antenna

Antena dengan model Random Wire merupakan antena yang dirancang dengan menggunakan kawat kabel yang sangat panjang (setidaknya seperempat dari panjang gelombang) dengan salah satu kabel terhubung ke sumber radio dan yang lainnya berada di ruang bebas. Keberadaan kabel pun dapat diatur dengan bebas disesuaikan dengan ruang yang tersedia.

Konstruksi dari antena ini idealnya dibuat sebisa mungkin memanjang lebih tinggi dari pepohonan dan juga bangunan. Proses lilitan kabel (untuk menyesuaikan dengan ruangan) bisa dilakukan, namun dapat mengurangi efektifitas dan akan membuat analisis teoritis menjadi sangat sulit. Menambah panjang kabel akan lebih membantu dibanding melakukan lilitan pada kabel.

2.3.2 Perhitungan Panjang Antena

Seorang perancang antena harus memperhitungkan rancangannya sesuai dengan aplikasi yang akan dilakukan, biasanya antena dirancang sesuai dengan bahan dan tempat yang ada, juga dibuat untuk beroperasi pada rentang frekuensi yang relatif sempit untuk memperkecil resiko gangguan. Sebuah antena yang umum adalah sebuah

batang vertikal seperempat dari panjang gelombang panjang (Hanafi 2006).

Rumus penghitung panjang antena sederhana untuk modelRandom wire antenna (Safi’i 2009): ) ( ) ( 300 : ) ( ) ( 984 meter MHZ f atau feet MHZ f

Rumus di atas diperoleh dari kecepata rambat gelombang radio di ruang bebas yaitu 983,573 kaki per detik, atau 299,793 meter per detik dan dibulatkan menjadi 300 meter per detik yang dihitung dari jarak antar periode. Sehingga ketika ingin menghitung panjang antena dengan ukuran setengah panjang gelombang (biasa dilakukan) dapat langsung menggunakan rumus : ) ( ) ( 150 2 : ) ( ) ( 8 , 491 2 meter MHZ f atau feet MHZ f

Adanya perbedaan kecepatan rambat gelombang radio di udara terhadap suatu penghantar, maka dalam menghitung panjang fisik antena pada umumnya masih harus dikurangireduction factorsebesar ±5%.

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan April 2009 di Workshop Instrumentasi Meteorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat dan bahan yang digunakan adalah:

3 Tipe modul transmitter-receiver sederhana dengan seri produk YCJSCON-4PC, TDL-T70, dan CDT-8L.

Kabel tunggal tembaga

Komponen – komponen elektronika Perlengkapanworkshopmekatronik Alat ukur elektronika (Digital Volt Meter/ DVM)

Perangkat interface 14 kanal input / output (USB port)workshopinstrumentasi

2.3 Antena

Antena merupakan sebuah transduser yang dirancang untuk mengirim atau menerima gelombang elektromagnetik. Dalam hal ini antena akan mengkonversi gelombang elektromagnetik menjadi arus listrik atau sebaliknya. Antena secara praktis dapat mentransmisi dan menerima sinyal frekuensi radio, seperti radio dan televisi. Di udara, perjalanan sinyal terjadi sangat cepat dengan gangguan transmisi yang sangat rendah.

Secara fisik, antena merupakan susunan satu atau lebih konduktor yang dalam konteks ini disebut elemen. Pada sistem transmisi, arus dibuat dalam unsur-unsur dengan menerapkan tegangan pada terminal antena dan menyebabkan unsur-unsur untuk memancarkan medan elektromagnetik.

Ada dua jenis pola dasar antena pengarah yang mengacu pada dua dimensi tertentu (Hanafi 2006):

1. Omni-directional (memancar dengan kekuatan yang sama ke semua arah), seperti sebuah batang vertikal pada bidang horizontal.

2. Directional (memancar dengan kuat pada satu arah saja).

2.3.1 Random Wire Antenna

Antena dengan model Random Wire merupakan antena yang dirancang dengan menggunakan kawat kabel yang sangat panjang (setidaknya seperempat dari panjang gelombang) dengan salah satu kabel terhubung ke sumber radio dan yang lainnya berada di ruang bebas. Keberadaan kabel pun dapat diatur dengan bebas disesuaikan dengan ruang yang tersedia.

Konstruksi dari antena ini idealnya dibuat sebisa mungkin memanjang lebih tinggi dari pepohonan dan juga bangunan. Proses lilitan kabel (untuk menyesuaikan dengan ruangan) bisa dilakukan, namun dapat mengurangi efektifitas dan akan membuat analisis teoritis menjadi sangat sulit. Menambah panjang kabel akan lebih membantu dibanding melakukan lilitan pada kabel.

2.3.2 Perhitungan Panjang Antena

Seorang perancang antena harus memperhitungkan rancangannya sesuai dengan aplikasi yang akan dilakukan, biasanya antena dirancang sesuai dengan bahan dan tempat yang ada, juga dibuat untuk beroperasi pada rentang frekuensi yang relatif sempit untuk memperkecil resiko gangguan. Sebuah antena yang umum adalah sebuah

batang vertikal seperempat dari panjang gelombang panjang (Hanafi 2006).

Rumus penghitung panjang antena sederhana untuk modelRandom wire antenna (Safi’i 2009): ) ( ) ( 300 : ) ( ) ( 984 meter MHZ f atau feet MHZ f

Rumus di atas diperoleh dari kecepata rambat gelombang radio di ruang bebas yaitu 983,573 kaki per detik, atau 299,793 meter per detik dan dibulatkan menjadi 300 meter per detik yang dihitung dari jarak antar periode. Sehingga ketika ingin menghitung panjang antena dengan ukuran setengah panjang gelombang (biasa dilakukan) dapat langsung menggunakan rumus : ) ( ) ( 150 2 : ) ( ) ( 8 , 491 2 meter MHZ f atau feet MHZ f

Adanya perbedaan kecepatan rambat gelombang radio di udara terhadap suatu penghantar, maka dalam menghitung panjang fisik antena pada umumnya masih harus dikurangireduction factorsebesar ±5%.

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan April 2009 di Workshop Instrumentasi Meteorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat dan bahan yang digunakan adalah:

3 Tipe modul transmitter-receiver sederhana dengan seri produk YCJSCON-4PC, TDL-T70, dan CDT-8L.

Kabel tunggal tembaga

Komponen – komponen elektronika Perlengkapanworkshopmekatronik Alat ukur elektronika (Digital Volt Meter/ DVM)

Perangkat interface 14 kanal input / output (USB port)workshopinstrumentasi

2

4

Aki / baterai kering 12 volt

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan flowchart penelitian (lampiran 1).

3.3.1 Uji Karakteristik Modul dan Pengiriman Data

Pengujian dilakukan untuk melihat apakah sistem telemetri yang terdapat pada modul transceiver tipe 1 (seri YCJSCON-4PC),2 (seri TDL-T70), dan 3 (seri CDT-8L) dapat dimanfaatkan dengan baik dalam pengiriman sinyal data sesuai dengan sistem yang diinginkan sekaligus melihat karakter yang dimiliki oleh masing-masing tipe modul. Tipe modul ini dibagi sesuai dengan waktu perolehan modul ini di pasar elektronik Pengujian dilakukan baik secara manual maupun dengan menggunakan rangkaian elektronik tambahan. Saat menggunakan rangkaian tambahan, modul di operasikan dengan menggunakan rangkaianastable free running.

3.3.2 Aplikasi Alat Dalam Pengukuran

Diagram pada gambar 4 merupakan blok rangkaian elektronik yang digunakan dalam

aplikasi alat sebagai sistem pengiriman dan penerimaan data dengan menggunakan sistem telemetri setelah melakukan tahap-tahap uji coba pada modul.

3.3.3 Uji Kecepatan Reaksi Tombol Modul

Pengujian dilakukan untuk melihat berapa cepat respon tombol pada modul, sehingga dapat diketahui waktu minimum tombol dapat merespon data yang masuk. Pengujian dilakukan dengan menggunakan rangkaian astable free running pada satu kanal saja.

Gambar 5. Diagram alir uji kecepatan reaksi tombol modul

Dokumen terkait