• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bab sebelumnya, tentang pelaksanaan dan hasil tindakan dengan penerapan model matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran konsep perkalian di kelas II SDN Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dalam penelitian ini yang melakukan kegiatan di dalam tahap ini sepenuhnya dilakukan oleh guru. Kegiatan yang dilakukan meliputi mempersiapkan RPP, mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan materi pembelajaran, mempersiapkan alat evaluasi dan instrumen penelitian. Pada tahap ini, kegiatan yang terpenting adalah mempersiapkan media pembelajaran yang kontekstual dengan dunia nyata siswa. Media yang digunakan adalah benda yang ada di sekitar siswa. LKS dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga bisa membantu siswa dalam pembelajaran. Pada siklus II LKS mengalami perubahan, yaitu dengan memberikan masalah yang lebih rumit dari siklus sebelumnya. Pada tahap perencanaan kinerja guru ini

mengalami peningkatan setiap siklusnya. Adapun persentase ketercapaian indikator kinerja guru pada perencanaan setiap siklus telah mencapai 100%.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, terdapat dua kegiatan yang dilakukan yaitu aktivitas siswa dan kinerja guru.

a. Kinerja Guru

Kinerja guru pada tahapan ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru mengkondisikan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengadakan apersepsi. Pada kegiatan inti, guru melaksanakan komponen-komponen pada model matematika realistik yaitu

menggunakan masalah yang kontekstual dengan memberikan

pertanyaan˗pertanyaan yang mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa.

Komponen kedua, menggunakan model˗model dengan melibatkan siswa ke dalam

kelompok belajar dan mengerjakan LKS yang di dalamnya memungkinkan siswa untuk langsung menggunakan model sebagai alat bantu pemecahan masalah. Interaktif dengan melakukan tanya˗jawab dalam setiap kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.

Interviewment dengan membahas beberapa masalah yang berhubungan dengan perkalian.

Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan materi dan melakukan refleksi dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengungkapkan kekurangannya untuk diperbaiki pada pembelajaran berikutnya dan pada tahap evaluasi guru melakukan tes

pemahaman. Perbaikan pada kegiatan siklus II yaitu guru menyampaikan penjelasan pengerjaan LKS dan penggunaan media sebelum LKS dibagikan untuk mengatasi keributan siswa selama penjelasan. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase ketercapaian target pelaksanaan kinerja guru dalam penelitian ini adalah pada tindakan siklus I sebesar 70 %, pada tindakan siklus II sebesar 100%, dengan target pencapaian ketuntasan 80%.

b. Aktivitas Siswa

Pada aktivitas siswa yang di dalamnya meliputi empat aspek yang diobservasi yaitu menggunakan masalah yang kontekstual, menggunakan

model˗model, interaktif dan interviewment. Serangkaian aktivitas siswa tersebut

pada setiap siklusnya dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Hal ini diperoleh dari data hasil observasi penilaian aktivitas siswa. Adapun persentase interpretasi aktivitas siswa dari setiap siklusnya adalah untuk tindakan siklus I siswa yang berada pada kategori baik sebesar 44%, tindakan siklus II sebesar 88%, dengan target pencapaian ketuntasan ≥80%.

3. Evaluasi

Pada tahap evaluasi, yang terdiri dari kegiatan guru dan aktivitas siswa. Untuk kinerja guru pada saat penilaian dari ketiga siklus dalam penelitian ini telah mencapai target yaitu 100 % dari siklus I dan siklus II. Kemudian pada tahap ini, untuk hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil pengolahan nilai tes tertulis. Untuk nilai tertulis persentase rata-rata kelas dalam setiap siklusnya adalah tindakan siklus I sebesar 69%, tindakan siklus II sebesar 84 %. Sedangkan peningkatan

nilai aktivitas siswa telah dijelaskan di atas. Nilai hasil belajar tersebut dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), jika nilai siswa kurang dari KKM, maka dinyatakan belum tuntas, dan jika nilai siswa sama dengan atau lebih dari KKM, maka dinyatakan tuntas. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan adalah 55,56. Sehingga peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi perkalian dapat dilihat dari persentase ketuntasan siswa. Adapun persentase ketuntasan untuk tindakan siklus I adalah 76%, tindakan siklus II adalah 92%dengan target pencapaian ketuntasan ≥ 80%.

Berdasarkan gambaran yang telah peneliti paparkan di atas, telah membuktikan bahwa “jika guru melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model matematika realistik, maka pemahaman siswa mengenai konsep perkalian di kelas II SDN Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon akan meningkat”.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai penerapan model matematika realistik untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran konsep perkalian di kelas II SDN Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Guru

Berdasarkan pada keberhasilan penerapan model matematika realistik untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran konsep perkalian di

kelas II SDN Orimalang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, maka diharapkan agar penerapan model matematika realistik dapat dikembangkan dan diterapkan pada materi dan mata pelajaran yang lainnya. Selain itu, agar pembelajaran yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif, kondusif dan optimal, guru hendaknya berusaha untuk mengelola kelas dengan baik, melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dengan baik, serta guru harus bertindak sebagai fasilitator untuk membimbing siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Siswa

Dalam penelitian ini terbukti dengan penerapan model matematika realistik dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar. Diharapkan dampak pengiring setelah pembelajaran perkalian dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah mengenai perkalian dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu sikap sosial yang perlu diaplikasikan oleh siswa adalah sikap bekerjasama, bertanggung jawab, dan kepercayaan diri dalam mengungkapkan pendapat atau pertanyaan.

3. Lembaga

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, lembaga hendaknya lebih memfasilitasi mahasiswa dari segi pengadaan buku-buku, bahan informasi dan inovasi-inovasi baru pada pembelajaran. Pembelajaran dengan menerapkan model matematika realistik ini hendaknya diterapkan pada materi dan mata pelajaran lainnya.

4. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian lain yang berkaitan dengan penerapan model matematika realistik. Dan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik lagi dari segi penulisan, isi, dan kelengkapan.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: BP. Dharma Bakti.

Desmita, (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda Karya.

Karim, Muchtar A. (1996). Pendidikan Matematika I. Malang: Depdikbud.

Maulana. (2002). Peranan Lembar Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Aritmatika Sosial Berdasarkan Pendidikan Realistik. Karya Ilmiah Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Maulana (2008). Penelitian Pendidikan. Bandung: Tidak diterbitkan. Nasution. N. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Kasbolah, K. (1999). Penelitian Pendidikan Kelas. Malang: Depdikbud.

Rosida, Pipip. (2004). Belajar Matematika dengan Oreintasi Penemuan dan Pemecahan Masalah. Bandung: Sarana Panca Karya Nusa.

Ruseffendi, E. T. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.

Sumiati, S. (2008). Penggunaan Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Perkalian Bilangan Asli. Skripsi S1 PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Suwangsih, E. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS. Tarigan, Daitin. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Depdiknas. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Windayana, H. (2007). Pembelajaran Matematika Realistik dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis, Kreatif, dan Kritis, serta Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. No. 8. Halaman 21-24.

Dokumen terkait