5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Waktu aplikasi pupuk majemuk NPK dua dan tiga kali lebih baik daripada waktu aplikasi satu kali pada variabel jumlah polong total, jumlah polong isi, bobot biji per petak panen, dan hasil kedelai dengan selisih masing-masing 5,29 %, 5,51 %, 6,08 %, dan 6,21 % sedangkan untuk variabel pengamatan yang lain tidak berbeda. Waktu aplikasi pupuk majemuk NPK dua dan tiga kali tidak berbeda pada semua variabel pengamatan.
2. Tanggapan dalam pertumbuhan dan hasil kedelai Varietas Grobogan meningkat seiring dengan peningkatan dosis pupuk majemuk NPK yang diberikan hingga 300 kg/ha berdasarkan semua variabel pengamatan, kecuali bobot 100 butir kedelai.
3. Tanggapan dalam pertumbuhan dan hasil kedelai Varietas Grobogan terhadap peningkatan dosis pupuk majemuk NPK tidak tergantung dari waktu aplikasi pupuk yang diterapkan.
2 5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, disarankan agar melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini yaitu menambah dosis pupuk majemuk NPK sampai 350 kg/ha yang diaplikasikan 2 kali yaitu pada saat 1 MST dan 3 MST untuk mendapatkan tanggapan pertumbuhan dan hasil yang terbaik.
1
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. dan Wudianto, R. 1999. Meningkatkan Hasil Panen Kedelai di Lahan Sawah-Kering-Pasang Surut. Penebar Swadaya. Bogor. 86 hlm. Ariani, E. 2008. Uji Pupuk Mutiara 16:16:16 dan Berbagai Jenis Mulsa Pada
Hasil Tanaman Cabai. SAGU, Maret 2009 Vol. 8 No.1 hlm: 5-9. Bintoro, M.H. dan S.B. Justika. 1978. Pengaruh waktu pemupukan NPK
terhadap produksi kacang hijau. Bulletin Agronomi 9(2); hlm 83-88. BPS Provinsi Lampung, 2010. Produksi Padi, Jagung, dan kedelai.
Http://Lampung.Bps.Go.Id/?R=Brs/Index&Brs= 89/.html. [12 Oktober 2011]. BPTP Aceh. 2009. Pemupukan tanaman kedelai. Http://nad.litbang.deptan.
go.id /ind/files/buletin/2009/ pemupukan% 20tanaman%20kedelai.pdf. [ 21 Oktober 2011].
Dunia Industri. 2011. Menyedihkan Insonesia Impor Kedelai Rp 714 Triliun. Http://duniaindustri.com/agroindustri/604-menyedihkan-indonesia-impor- kedelai-rp-714-triliun.html. [ 21 Oktober 2011].
Fageria, N.K. 2010. Optimal Nitrogen Fertilizing Timing for Upland Rice. 19th World Congress of Soil Science. Soil Solution for a Changing World. Hlm 176-179.
Fehr. W. R., C. E. Cavieness, D. T. Burmood, and J. S. Pennington. 1971. Stage of Development Description for Soybean Glycine max (L.) Merril. Crop Sci. Madison. USA. 11 hlm.
Firmansyah, A. 2007. Upaya Peningkatan Produktivitas Tanaman Kedelai Varietas Panderman Melalui Dosis Dan Waktu Pemberian Kalium. (Jurnal Penelitian). Universitas Brawijaya. Malang. 14 hlm.
Foth, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh E. D. Harjadi, S.S. 2002. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 195 hlm.
Ghaffar, A., M.F. Saleem, A. Ali, dan A.M. Ranjha. 2007. Effect of K2O Levels and Its Application Time on Growth and Yield of Suharcane. Journal of Agricultural Research, 2010, 48(3) hlm: 315-325.
2 Hakim, N., A.M. Lubis, M.A Pulung, Y. Nyakpa, A.G. Amrah, dan G.B Hong.
1986. “Pupuk dan Pemupukan”. BP. Universitas Lampung untuk BKS-PTN /USAID WUAE Project. Bandar Lampung. 288 hlm.
Ichwan, N. 2010. Cara aplikasi dan dosis pupuk NPK susulan saat berbunga dalam meningkatkan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merr.). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 104 hlm.
Kadarwati, T.F. 2006. Pemupukan Rasional dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Kapas. Malang : Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Jurnal Perspektif. Volume 5 (2) hlm: 59-70.
Kompas, 2008. Lampung genjot produksi kedelai. Http://bola.kompas.com/read/ 2008/01/14/19565065/ Lampung. Genjot.Produksi.Kedelai/. [12 Oktober 2011].
Lakitan, B. 1995. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhana. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 203 hlm
Mbah, E.U., C.O. Muoneke, dan D.A. Okpara. 2007. Effect of Compound Fertilizer on the Yield and Productivity of Soybean and Maize in
Soybean/Maize Intercorp in Southeastern Nigeria. Tropical and Subtropical Agroecosystem, 7 (2007) hlm: 87-95.
Mosali, J., K. Desta, R.K. Teal, K.W. Freeman, K.L. Martin, J.W. Lawles, dan W.R. Raun . 2005. Effect of Foliar Application of Phosphorus on Winter Wheat Grain Yield, Phosporus Uptake, and Use Efficiency. Journal of Plant Nutrition, 2006. 29 hlm: 2147-2163.
Mugnisjah, W. Q. dan A. Setiawan. 2004. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta. 129 hlm.
Murtiastono, E, dan M. H. Bintoro. 1979. Response Of Application NPK Fertilizer After The First Harvest To Mug-Bean Production.
Http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/35379/Respone.2.pdf ?sequence=1.pdf, [06 Oktober 2011].
Novizan, 2002. Petunjuk pemupukan yang efektif. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 114 hlm.
Nurdin, F., dan Atman. 1998. Teknologi Pengendalian Terpadu Hama Penting Kedelai. Makalah pada Pertemuan Paket Aplikasi Teknologi BPTP Sukarami di Batusangkar, 11-12 November 1998.
Nyakpa, M. Y., A.M Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, B. H. Hong, dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung. 258 hlm
Pasaribu, D. dan Suprapto. 1985. Kedelai. Pusat Penelitian Pengembangan Bogor. 87 hlm.
3 Poeloengan, Z. M. L. Fadli, Winarna, S. Ruhutomo, dan E. S. Sutarta. 2003.
Permasalahan Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit. Hlm: 67-80. Prasastyawati, D. dan F. Rumawas. 1980. Perkembangan Bintil Akar Rhizobium
javonicum Pada Kedelai. Bulletin Agronomi Vol. 21 No.1 hlm: 4. Prayogo, CB. 2011. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Dan Takaran Pupuk
NPK Terhadap Ketersediaan Serta Serapan P Dan K Tembakau( Nicotiana tabacum L.) Pada Inceptisols Cindaga. (Usul Penelitian). Universitas Soedirman. Purwokerto. 21 hlm.
Rizqiani, NF. 2007. Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Buncis Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 7 No. 1 (2007) hlm: 43-53.
Sabiham, S. 1996. Prinsip-Prinsip Dasar Uji Tanah. Proyek Pembinaan
Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 19-31 Januari 1996. 23 hlm. Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. PT Gramedia. Jakarta. 144 hlm. Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1.
Diterjemahkan dari Plant Physiology oleh D. R. Lukman dan Sumaryono. Disunting oleh S. Niksolihin. Penerbit ITB. Bandung. 241 hlm.
Setyamidjaya, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simpex. Jakarta. 122 hlm.
Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah. Mada University Press. Yogyakarta. 412 hlm.
Sumarno, Soegito, M. Adi, dan R. P. Rodiah. 1992. “Kesesuaian genotype kedelai terhadap lingkungan musim tanam spesifik.”. Proyek Pembangunan Penelitian Terapan (AARP), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Hlm: 415-434.
Victorlie88. 2010. Pupuk tunggal vs pupuk majemuk. Http://hamparanbuah. wordpress.com/2010/01/23/pupuk-tunggal-vs-pupuk-majemuk/.html. [l6 Oktober 2011].
Walsen, A. 2008. Application of Subur In Fertilizer with Different Doses and Frequency on the Yield of Cucumber (Cucumis sativus L.). Jurnal Budidaya Pertanian 4: 29-37.
Wayan. I.S, N.P.S Ratmini, dan T. Tumarlan. 1997. Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut. Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu- ISDP. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 16 hlm.
Zuleika. 2001. Pengaruh pemupukan N susulan terhadap pertumbuhan dan hasil empat genotype kedelai (Glycine max L. [Merr.]. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 80 hlm.