• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari uraian-uraian sebelumnya, maka penulis dapat memutuskan kesimpulan sebagai berikut:

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa penulis mengsmbil dari uraian di atas adalah sebagai berikut:

1. Pengguna Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang dari berjumlah 480 siswa, rata-rata yang berkunjung ke perpustakaan adalah 11-15 siswa per hari.

2. Jumlah koleksi Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang adalah 120 judul, 1225 eksemplar.

3. Dalam pengembangan koleksi perpustakaan dilakukan dengan cara pembelian, hadiah/sumbangan yang berasal dari siswa.

4. Pembinaan koleksi dilakukan dengan cara yang sederhana karena ukuran unit perpustakaan yang kecil dan jumlah koleksi yang sedikit.

5. Pembinaan koleksi pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan cara yang sesuai prosedur. 6. Pengembangan koleksi adalah kegiatan memperluas koleksi yang ada di

perpustakaan dengan cara memlih dan mengadakan bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna.

7. Sumber dana Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang diperoleh dari sekolah setiap bulannya sebesar Rp.200.000 dan uang denda buku yang berasal dari setiap siswa tiap bulannya.

8. Sebagian besar koleksi Perpustakaan adalah terdiri dari koleksi fiksi karya sastra lama.

9. Perpustakaan terletak di tengah sekolah sehingga mudah dkunjungi. Dan ruangan perpustakaan sangat nyaman untuk dikunjungi karena suhu udara didalamnya sejuk.

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, maka penulis mencoba untuk mengemukakan saran dan masukan diantaranya adalah :

1. Perpustakaan harus meningkatkan pengembangan koleksi karena jumlah siswa yang banyak dan untuk menarik minat pembaca.

2. Dalam pemberian nomor klasifikasi sebaiknya lebih diperhatikan lagi oleh petugas karena masih sangat rancu, agar dapat lebih mempermudah para pemakai memperoleh buku yang diinginkan.

3. Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang seharusnya dikelola oleh tenaga ahli dari bidang Ilmu Perpustakaan.

4. Pembinaan koleksi pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang seharusnya dilakukan secara berkelanjutan.

5. Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang diharapkan dapat memakai sistem automasi perpustakaan agar mempermudah proses sirkulasi dalam perpustakaan.

BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1 Perpustakaan Sekolah

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:4) perpustakan sekolah adalah,”perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. Menurut Darmono (2007:3) ,“perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran”. Reitz dalam Hasugian (2009:78) juga menjelaskan perpustakaaan sekolah adalah “(school library), a library in a public or private elementary or secondary school that serves the information needs of its students and curriculum needs of its teachers and staff, usually managed by a school librarian or media specialist”.Definisi diatas menyatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf; biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media.

Berdasarkan pengertian diatas dijelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah bagian integral dari sekolah dan merupakan sumber belajar yang akan dikelola oleh pustakawan yang menyajikan berbagai jenis bahan pustaka serta melayani kebutuhan informasi siswa dan guru untuk menunjang proses pendidikan dan pengajaran yang layak serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:5) tujuan perpustakaan sekolah adalah,“sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Sutarno (2006:25),“ tujuan perpustakaan adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi”. Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :

1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca. 2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan. 3. Memperluas pengetahuan para siswa.

4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.

8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

Dari beberapa pendapat diatas, dijelaskan bahwa tujuan didirikannya suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar dengan menghimpun sumber ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah yang ada juga dapat menumbuhkan minat baca siswa, memperluas dan memperkaya pengalaman belajar siswa, sehingga dapat tercipta siswa yang terdidik, terpelajar danberbudaya tinggi serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang merata. 2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Menurut Sutarno (2006: 58) Fungsi perpustakaan adalah,“ suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan didalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu: 1)Menghimpun, 2)Memelihara, 3)Memberdayakan semua koleksi bahan pustaka”.Sedangkan menurut Siregar (2002: 1) Secara umum perpustakaan berfungsi sebagai :

1. Pusat pengumpulan bahan informasi / bahan pustaka. 2. Pusat pelestarian bahan informasi / bahan pustaka 3. Pusat pengelolaan bahan informasi / bahan pustaka. 4. Pusat pemanfaatan bahan informasi / bahan pustaka. 5. Pusat penyebarluasan bahan informasi / bahan pustaka. 6. Pusat rekreasi.

Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu : 1. Fungsi penyimpanan

Bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.

2. Fungsi informasi

Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat 3. Fungsi pendidikan

Perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.

4. Fungsi rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.

5. Fungsi kultural

Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti : pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.

Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa perpustakaan sekolah secara umum memiliki fungsi sebagai pusat informasi, edukatif, rekreasi, penelitian, yang bertujuan membantu siswa dan guru di dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa.

Tujuan utama dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan pengguna yaitu siswa, guru, dan pegawai sekolah yang bersangkutan. Bukan hanya mengumpulkan serta mengolah bahan pustaka saja, tetapi untuk membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan menyediakan koleksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah yang ada.

Menurut Yusuf (2007: 8) tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para

siswa.

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanan kurikulum

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca

dan semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan

membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:5) tujuan perpustakaan sekolah adalah,“sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Sutarno (2006:25),“ tujuan perpustakaan adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi”.

Dari beberapa pendapat diatas, dijelaskan bahwa tujuan didirikannya suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar dengan menghimpun sumber ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah yang ada juga dapat menumbuhkan minat baca siswa, memperluas dan memperkaya pengalaman belajar siswa, sehingga dapat tercipta siswa yang terdidik, terpelajar dan

berbudaya tinggi serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang merata.

2.2 Pengembangan koleksi

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kriteria dan jenis sebuah perpustakaan. Oleh sebab itu, dari sumber informasi perpustakaan akan dimulai kebijakan pembentukannya. Secara khusus pembinaan koleksi dikaitkan dengan masing-masing jenis perpustakaan.Untuk perpustakaan sekolah, koleksi yang disediakan adalah berhubungan dengan mata pelajaran.

2.2.1 Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan pengembangan koleksi perpustakaan. Agar kebijakan pengembangan koleksi harus disusun secara tertulis. Menurut Akbar, dalam buku Meidi Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan kebijakan pengembangan koleksi tertulis berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan, sebab kebijakan tersebut:

1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administarator, dan dewan pembina perpustakaan.

2. Memberi deskripsi yang sistematis tentang strategi pengelolaan dan pengembangan koleksi yang diterapkan diperpustakaan

3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi terjamin.

4. Menjadi standar atau tolak ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengmbangan koleksi telah tercapai.

5. Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran.

6. Menjadi sarana komunikasi baik dengan masyarakat yang harus dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengmbangan koleksi.

Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:9) pada umumnya pengembangan koleksi meliputi rangkaian sebagai berikut:

1. Kurikulum sekolah

2. Metode pembelajaran di sekolah

3. Memenuhi standar dan kriteria nasional dan lokal

5. Kebutuhan tenaga pendidikan bagi staf

2.2.2 Kegiatan Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi meliputi kegiatan pemilihan bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka, inventarisasi bahan pustaka, stock opname, dan wedding. Pada kegiatan pengembangan kegitan koleksi ini akan dijelaskan siapa yang berwenang, untuk memilih, pertimbangan yang dipakai dan siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan pengadaan bahan pustaka.

Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Sekolah(2004:44) pada umumnya pengembangan koleksi meliputi rangkaian sebagai berikut:

1. Menentukan kebijakan umum pengmbangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna.

2. Menentukan kewenangan, tugas dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan koleksi.

3. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua sivitas akademika yang dilayani, antara lain :

a. Mempelajari kurikulum setiap program studi.

b. Memberi kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui berbagai media komunikasi.

c. Menydiakan formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun maya.

4. Memilih dan mengadakan bahan pustaka lewat pembelian, tukar menukar, hadiah/sumbangan,dan penerbitan sendiri.

5. Merawat bahan pustaka. 6. Menyiangi koleksi. 7. Mengevaluasi koleksi.

2.3 Pemilihan bahan pustaka

2.3.1 Prinsip pemilihan bahan pustaka

Mutu dari suatu perpustakaan sangat ditentukan oleh mutu koleksinya, dengan demikian cara pemilihan bahan pustaka yang cermat dan tepat merupakan hal yang penting sekali di dalam pengadaan koleksi. Departemen Agama(2003: 17 ) menyatakan,“prinsip dan dasar pemilihan adalah menunjang tujuan perpustakaan dan pendidikan” Ada dua pendapat dalam prinsip dasar seleksi:

1. Kualitas atau nilai koleksi.

Perpustakaan adalah suatu lembaga yang tujuannya mendidik pemakainya dan membawanya pada tingkat pengetahuan yang lebih baik. Untuk memilih bahan pustaka dengan ukuran kualitas buku yang tinggi, maka

pustakawan harus luas pengetahuannya, tidak hanya dari subyek yang dibahas tetapi juga literatur dari subyek tersebut.

2. Pada kebutuhan pemakai perpustakaan.

Dengan berpedornan pada tujuan perpustakaan itu sendiri, maka koleksi yang diadakan hendaknya sesuai dengan kebutuhan pemakainya.

Jadi berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan kebutuhan pemakai dan menumt skala prioritas yang telah ditetapkan. 2.3.2 Alat bantu pemilihan bahan pustaka

Untuk mengetahui apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakan, maka diperlukan alat bantu pemilihan bahan pustaka.

Menurut Yulia (1995 : 30),“alat bantu seleksi yaitu alat yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan bahan pustaka diseleksi, karena informasi yang diberikan dalam alat tersebut tidak terbatas pada data bibliografi, tetapi juga mencakup keterangan mengenai isi bahan pustaka tersebut dan keterangan lain yang dibutuhkan untuk mengambil kebutuhan. Informasi ini dapat diberikan dalam bentuk anotasi singkat saja, bisa berupa tinjauan dengan panjang yang bervariasi”.

Menurut Milburga (2000: 74) alat bantu seleksi bahan pustaka tersebut adalah:

1. Katalog penerbit dalam dan luar negri yang berisi a. Judul, anak judul, judul paralel

b. Edisi, negara, bahasa, bentuk c. Kota terbit, penerbit

d. Tahun terbit e. Harga langanan f. ISSN/ISBN

2. Bibliografi Nasional dan Internasional 3. Bibliografi khusus bidang ilmu

4. Daftar tambahan koleksi perpustakan lain 5. Tim, bagan buku, iklan dan lain-lain.

Sedangkan menurut Darmono (2001: 55) yang termasuk alat bantu seleksi adalah sebagai berikut :

1. Katalog penerbit dari berbagai penerbit

Katalog penerbit berisi informsi buku-buku terbaru dari penerbit dalam dan luar negeri. Informasi yang dikandung biasanya berisi judul, pengarang, tahun terbit, jumlah halaman, harga buku dan sering pula menyertakan anotasi atau deskripsi cakupan isi buku.

2. Tinjauan buku

Tinjauan buku biasanya dibuat pada majalah ilmiah, surat kabar, serta majalah popular. Ini merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi dan seleksi tulisan bagi tulisan orang-orang ternama.

3. Bibliografi Nasional Indonesia

Berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup buku, laporan penelitian, bacaan anak-anak, terbitan pemerintah, laporan konfrensi serta peta.

4. Daftar buku IKAPI

Daftar ini merupakan berbagai katalog penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbitan Indonesia (IKAPI). Katalog ini di terbitkan IKAPI dan isi daftar ini membuat judul, pengarang, jumlah halaman, ISBN dan harga buku.

5. Resensi

Adalah uraian suatu pembicaraan maupun penilaian terhadap suatu karya yang menyangkut bentuk fisik maupun isinya. Resensi dapat disampaikan pada media tatap muka, diskusi buku, media cetak (buku, majalah dan surat kabar) media dengar ( radio), maupun media pandang dengar atau televisi.

Selain pendapat di atas, Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Sekolah (2004: 38) yang termasuk alat bantu pemilihan bahan pustaka adalah terdiri dari:

1. Silabus

2. Katalog penerbit 3. Bibliografi

4. Daftar perolehan buku dari perpustakaan 5. Tinjauan dari resensi buku

6. Iklan dan selebaran terbitan berseri 7. Book in print

8. Pangkalan data

2.3.3 Prosedur pemilihan bahan pustaka

Seleksi adalah tindakan, cara, atau proses memilih. Proses seleksi merupakan kegiatan untuk mengindentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada. Langkah-langkah yang diambil dalam pemilihan bahan pustaka dalam Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Sekolah (1999: 12) adalah:

1. Inisiatif pemilihan dimulai oleh pemakai, baik atas kemampuan sendiri atau atas permintaan pustakawan.

2. Pengusul menyusun daftar usulan dengan mengisi formulir dengan data bibliografi yang lengkap.

a. Data untuk buku terdiri dari pengarang, judul, edisi, tahun, penerbit, ISBN, jumlah yang dipesan, harga, dalam formulir di cantumkan pula keterangan untuk apa buku diusulkan.

b. Data untuk majalah terdiri dari judul, alamat penerbit, ISSN, harga bilaman mulai berlangganan dan disertai pula persetujuan atasan si pengusul.

3. Daftar usulan dapat diserahkan langsung kepada pimpinan perpustakaan atau atasan pengusul.

4. Petugas pengadaan mengadakan verifikasi dengan cara :

a. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi dari setiap bahan yang diusulkan dengan memakai alat bantu pemilihan.

b. Mencocokkan daftar usulan dengan koleksi yang ada melalui katalog perpustakaan, katalog majalah dan sebagainya.

c. Diteliti pula apakah ada yang sedang dalam pemesanan.

d. Apabila oleh karena anggaran, sehingga tidak semua usul dapat diterima maka dibuatkan kartu desiderata yang akan dipertimbangkan, kemudian apabila tersedia dana, atau diusahakan dari sumber lain. e. Apabila ada bahan yang diusulkan yang sudah ada atau yang sedang

dalam pemesanan, perlu diputuskan apakah perlu ditambah atau tidak. Usul diterima bila yang dipesan merupakan edisi yang lebih baru dari yanbg dimiliki perpustakaan.

f. Keputusan yang diambil harus dikomunikasikan kepada yang mengusulkan, melalui pimpinan perpustakaan.

Selain menentukan langkah-langkah dalam pemilihan bahan pustaka, perpustakaan juga harus mempertimbangkan beberapa hal dalam pemilihan bahan pustaka, agar bahan pustaka yang diperoleh memiliki mutu yang baik sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Sekolah (2004: 25) ada beberapa azas yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pustaka, yaitu sebagai berikut:

1. Wibawa penulis buku dan pentingnya buku tersebut untuk bidang studi tertentu.

2. Isi bahan perpustakaan cukup bermakna bagi pengembangan bidang studi. 3. Bahasan bahan perpustakaan memuat pandangan yang seimbang,

khususnya buku yang memuat masalah controversial. 4. Kualitas isi bahan perpustakaan.

5. Kepantasan harga. 6. Bahasa.

7. Terbitan terbaru memperoleh prioritas diatas terbitan lama. Bahan perpustakaan lama dapat diadakan sejauh tersedianya dana. Dan dapat mengisi kekurangan koleksi bidang studi tertentu.

8. Bahan perpustakaan renik, misalnya mikrofis, jangan dirangkapi dengan bentuk buku kecuali ada alasan tertentu yang dapat diterima.

9. Setiap bahan perpustakaan rujukan, misalnya ensiklopedi, cukup diadakan satu perangkat kecuali jika ada alasan tertentu.

10.Buku ajar diadakan dalam jumlah eksemplar terbatas. Siswa hendaknya melengkapi diri dengan buku ajar yang diperlukan.

11.Media bahan perpustakaan dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Jika lembaga induk juga menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) maka jumlah bahan perpustakaan dalam media elektronik atau digital perlu diperhatikan.

2.4 Pengadaan bahan pustaka 2.4.1 Pembelian

Cara ini adalah salah satu upaya perpustakaan untuk meningkatkan jumlah koleksi namun ini semua tergantung dari anggaran dana yang ada, dana sangat mendukung maka mudah bagi tim seleksi untuk melakukan proses seleksi dan pembelian buku-buku yang dirasa perlu. Menurut Departemen Agama (2003:17) menyatakan,“bahwa bila perpustakaan menginginkan koleksi tetap segar maka perlu kiranya ada penambahan jumlah jilid setiap tahun tidak bolek kurang dari 5% dari jumlah jilid seluruh koleksi perpustakaan.”Menurut Bafadal (2001: 37) untuk membeli bahan pustaka dapat ditempuh dengan berbagai cara yaitu:

1. Membeli ke penerbit

Yang dimaksud disini adalah untuk memperoleh bahan pustaka, pustakawan membeli ke penerbit. Pembelian kepenerbit ini relatif lebih murah bila dibandingkan dengan membeli ke toko buku. Hal ini disebabkan pemilik toko mencari keuntungan walaupun sedikit.

2. Membeli di toko buku

Tidak semua perpustakaan dekat dengan penerbit sehingga apabila membeli langsung kepada penerbit akan memakan biaya banyak untuk ongkos perjalananya. Apabila hal yang demikian terjadi sebaiknya pustakawan membeli buku yang dekat dengan perpustakaannya.

3. Memesan

Sering kali terjadi seorang pustakawan ingin membeli bahan pustaka ke penerbit, tetapi bahan pustaka yang akan dibeli sudah habis. Apabila hal yang demikian ini terjadi maka pustakawan bisa memesan bahan pustaka tersebut. Pemesanan ini bisa ke toko buku atau penyalur. Atau juga bisa langsung kepada penerbit.

Pembelian dan pemesanan bahan pustaka sangat diperlukan dalam pengadaan bahan pustaka, karena petugas dapat memilih bahan pustaka yang dibutuhkan bagi para penggunanya sesuai dengan anggaran yang tersedia.

2.4.2 Hadiah

Menurut Forum Kajian Budaya dan Agama(2001:35) Ada dua perolehan hadiah yaitu:

Hadiah atas usulan dan hadiah tanpa diminta, hadiah yang diminta sudah melalui proses seleksi sehingga diharapkan sesuai dengan kebutuhan , sedangkan hadiah tanpa diminta sering tidak cocok dengan tujuan perpustakaan penerima sehingga perlu diseleksi lebih jauh untuk dijadikan koleksi perpustakaan.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Sekolah (2004: 55) bahan pustaka melalui hadiah dapat dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut:

1. Hadiah secara langsung

prosedur perolehan hadiah secara langsung yaitu:

a. Meneliti kiriman bahan perpustakaan hadiah dan mencocokkannya dengan surat pengantarnya.

b. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan. c. Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang diperlukan. 2. Hadiah atas permintaan

Prosedur perolehan hadiah atas permintaan yaitu:

a. Menyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan.

b. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah dan setelah bahan perpustakaan diterima.

c. Memeriksa dan mencocokkan daftar kiriman perpustakaan hadiah dan surat pengantarnya

d. Mengirimkan kembali surat pengantarnya.

e. Mengolah bahan pustaka hadiah yang diterima seperti pengolahan bahan perpustakaan biasa.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengembangan koleksi dengan hadiah/sumbangan dapat dilakukan dengan: hadiah atas permintaan dan hadiah tidak atas permintaan yaitu hadiah secara langsung. Hadiah yang sesuai dapat dijadikan koleksi perpustakaan, sedangkan yang tidak sesuai dapat ditukarkan ke perpustakaan lain.

2.4.3 Tukar Menukar

Kegiatan tukar menukar bahan pustaka diharapkan dapat berjalan lancar

Dokumen terkait