A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada BAB IV, maka dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan kompetensi strategis matematis siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan e-learning berbasis web-centric course lebih baik daripada kemampuan kompetensi strategis matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, tetapi dilihat dari hasil perhitungan rerata skor postes kelas eksperimen untuk kemampuan kompetensi strategis matematis dan kelas kontrol tidak semua siswa berhasil mencapai kemampuan kompetensi strategis matematis yang diharapkan.
2. Kemampuan koneksi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
e-learning berbasis web-centric course lebih baik daripada kemampuan
koneksi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, tetapi dilihat dari hasil perhitungan rerata skor postes kelas eksperimen untuk kemampuan koneksi matematis siswa dan kelas kontrol tidak semua siswa berhasil mencapai kemampuan koneksi matematis yang diharapkan.
3. Peningkatan kemampuan kompetensi strategis matematis siswa yang
mendapat pembelajaran dengan e-learning berbasis web-centric course lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Peningkatan
Ai Nurlina, 2012
Peningkatan Kompetensi Strategis Dan Koneksi Matematis Serta Sikap Siswa Sekolah Menengah Atas Dengan Menggunakan E-Learning Berbasis Web-Centric Course : Studi Eksperimen pada Salah Satu SMA di Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemampuan kompetensi strategis matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan e-learning berbasis web-centric course termasuk kedalam kategori sedang, sedangkan peningkatan kemampuan kompetensi strategis matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional termasuk kategori rendah.
4. Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapat
pembelajaran dengan e-learning berbasis web-centric course lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan e-learning berbasis web-centric course termasuk kedalam kategori tinggi, sedangkan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional termasuk kategori sedang.
5. Pada umumnya siswa memiliki sikap yang positif terhadap mata pelajaran
matematika, terhadap pembelajaran dengan e-learning berbasis web-centric
course dan terhadap tes kompetensi strategis matematis dan koneksi
matematis yang diberikan.
B. Saran
1. Kepada guru sebaiknya pembelajaran dengan e-learning maupun tatap muka
dan yang berbasis web diharapkan dapat dilaksanakan secara interaktif karena pembelajaran ini berpusat pada siswa dan siswa menjadi lebih aktif dan lebih mandiri, diharapkan dengan e-learning siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Ai Nurlina, 2012
Peningkatan Kompetensi Strategis Dan Koneksi Matematis Serta Sikap Siswa Sekolah Menengah Atas Dengan Menggunakan E-Learning Berbasis Web-Centric Course : Studi Eksperimen pada Salah Satu SMA di Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Kepada guru sebaiknya pembelajaran dengan e-learning, dijadikan salah satu
alternatif model pembelajaran karena dapat meningkatkan kemampuan kompetensi strategis matematis dan kemampuan koneksi matematis siswa di SMA.
3. Sehubungan dengan keterbatasan dalam penelitian ini, kepada peneliti
selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran ini untuk kemampuan matematis lainnya.
Ai Nurlina, 2012
Peningkatan Kompetensi Strategis Dan Koneksi Matematis Serta Sikap Siswa Sekolah Menengah Atas Dengan Menggunakan E-Learning Berbasis Web-Centric Course
: Studi Eksperimen pada Salah Satu SMA di Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Arikunto,(2009). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:
PT. Rineka Cipta.
Bobbi, DP.,(2000). Quantum Teaching. Boston: Allyn and Bacon.
Depdiknas (2006), Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Mata pelajaran Matematika. Untuk SMA, BSNP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Gabe, Robert, (1986). Instrument Development In Affective Domain, Boston: Kluwer, Nijhoff Publishing.
Glossary, (2001) Glossary of e-Learning Terms.(online). Tersedia:http://www.
LearnFrame.Com. (25 Desember 2012).
Hake, R. R (1998). Interactive-engagement Methods in Introductory Mechanics
Course.online http://www. physics. Indiana. Edu/Hake. ( 15 April 2012).
Joko (2011), Pembelajaran e-learning Berbasis Web pada Server Linux untuk
Meningkatkan penggunaan ICT dalam pembelajaran. Dalam Skripsi
Sekolah Tinggi Manajemen dan Komputer: Tasikmalaya.
Killpatrik (2001). Helping Children Learn Mathematics. Washington DC: National Research Council.
Kusumah YS, (2011). Makalah Disajikan dalam Kegiatan Pelatihan Aplikasi
Teknologi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Bandung.
(16 Desember 2011).
Ai Nurlina, 2012
Peningkatan Kompetensi Strategis Dan Koneksi Matematis Serta Sikap Siswa Sekolah Menengah Atas Dengan Menggunakan E-Learning Berbasis Web-Centric Course
: Studi Eksperimen pada Salah Satu SMA di Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(6 Juni 2012)
Meltzer, DE (2002). The relantionship beetween mathematics preparation and
conseptual learninggains in physics. Department of Physics and Astronomy
Lowa State University. Lowa 50011.
Munir (2009). Pembelajaran Jarak Jauh berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
National Council of Teachers of Mathematics (2003). Program for Initial
Preparation of Mathematics Spesialist. Tersedia http://www.
ncate.org/Program NCTM/ ( 26 Desember 2011).
Ruseffendi,E.T (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa. UPI Bandung ( tidak dipublikasikan).
Ruseffendi,E.T (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan. Bandung: Tarsito. Ruseffendi, H. E. T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
Rusman (2010), Model-model Pembelajaran. Bandung: Grafindo Persada Repository. UPI. edu/operator/uploads_mat_0704455.html(10 Juni 2012)
Rohendi (2009). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Koneksi dan
Pemecahan Masalah dengan Menggunakan Pembelajaran e-learning, Blended Learning dan Konvensinal. Dalam Disertasi UPI: Bandung.
Siskandar (2008). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 072 tahun ke-14. Tersedia: http://www. Jurnal Pendidikan. (26 Desember 2012).
Soedijarto (1993). Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
Suherman (2003). Straegi Pembelajaran Matematika Konteporer. FPMIPA UPI Bandung. (tidak dipublikasikan).
Suyanto, AH. (2005). Mengenal E-Learning. Tersedia http://ipi.or.id/elearn. Pdf. (11 Desember 2011).
Ai Nurlina, 2012
Peningkatan Kompetensi Strategis Dan Koneksi Matematis Serta Sikap Siswa Sekolah Menengah Atas Dengan Menggunakan E-Learning Berbasis Web-Centric Course
: Studi Eksperimen pada Salah Satu SMA di Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Persada.
Syah M, (2010). Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sundayana R, (2010). Statistik Penelitian Pendidikan, Garut: STKIP Garut.
Sudjana N. dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaiful, (2011). Peningkatan Kemampuan Berfikir Logis, Pemecahan Masalah
Matematis dan Sikap Siswa terhadap Matematika melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Dalam Tesis UPI: Bandung.
Wahyudin, (2008). Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran. FPMIPA UPI Bandung. (tidak dipublikasikan).
Yurniwati (2009). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
dengan Computer-based Probleng Solving. Dalam Disertasi UPI: Bandung.