• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil perancangan perangkat keras dan perangkat lunak keseluruhan dan saran-saran yang mungkin untuk pengembangan lebih lanjut.

DASAR TEORI

2.1 Baterai

Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik di mana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari energi listrik menjadi energi kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel.

Jenis sel baterai ini disebut juga Storage Battery, adalah suatu baterai yang dapat digunakan berulang kali pada keadaan sumber listrik arus bolak – balik (AC).

2.1.1 Jenis – Jenis Baterai

Jenis-jenis baterai dibedakan berdasarkan bahan elektrolit yang digunakan pada baterai tersebut. Bahan elektrolit yang banyak digunakan pada baterai adalah jenis asam (Lead acid) dan basa (alkali). Untuk itu dibawah ini akan dibahas beberapa jenis baterai :

1. Baterai Asam (Lead Acid Storage Battery)

Baterai asam bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang (Sulfuric Acid = H2SO4). Di dalam baterai asam, elektroda-elektrodanya terdiri

dari pelat-pelat timah peroksida PbO2 (Lead Peroxide) sebagai anoda (kutub positif) dan timah murni Pb (Lead Sponge) sebagai katoda (kutub negatif). Ciri-ciri umum (tergantung pabrik pembuat) sebagai berikut.

- Tegangan nominal per sel 2 volt.

- Ukuran baterai per sel lebih besar bila dibandingkan dengan baterai alkali.

- Nilai berat jenis elektrolit sebanding dengan kapasitas baterai. - Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap nilai berat jenis

elektrolit, semakin tinggi suhu elektrolit semakin rendah berat jenisnya dan sebaliknya.

- Nilai standar berat jenis elektrolit tergantung dari pabrik pembuatnya.

- Umur baterai tergantung pada operasi dan pemeliharaan, biasanya dapat mencapai 10-15 tahun, dengan syarat suhu baterai tidak lebih dari 200 C.

- Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk operasi dan pemeliharaan dari pabrik pembuat. sebagai contoh adalah :

 Pengisian awal (Initial Charge) : 2,7 Volt  Pengisian secara Floating : 2,18 Volt  Pengisian secara Equalizing : 2,25 Volt  Pengisian secara Boosting : 2,37 Volt.

2. Baterai Alkali (Alkaline Storage Battery)

Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (Potassium Hydroxide) yang terdiri dari :

- Nickel-Iron Alkaline Battery (Ni-Fe battery) - Nickel-Cadmium Alkaline Battery (Ni-Cd battery)

Pada umumnya yang banyak dipergunakan di instansi unit pembangkit adalah baterai alkali-cadmium (Ni-Cd). Ciri-ciri umum (tergantung pabrik pembuat) sebagai berikut.

- Tegangan nominal per sel 1,2 volt

- Nilai berat jenis elektrolit tidak sebanding dengan kapasitas baterai.

- Umur baterai tergantung pada operasi dan pemeliharaan, biasanya dapat mencapai 15-20 tahun, dengan syarat suhu baterai tidak lebih dari 200 C.

- Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk operasi dan pemeliharaan dari pabrik pembuat. Sebagai contoh adalah :

 Pengisian awal (initial charge) = 1,6-1,9 Volt  Pengisian secara Floating = 1,40-1,42 volt  Pengisian secara Equalizing = 1,45 Volt  Pengisian secara Boosting = 1,50-1,65 Volt Tegangan Pengosongan per sel (Discharge) : 1 Volt.

3. Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)

Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium) adalah jenis baterai yang menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai bahan Elektrolitnya. Baterai Ni-Cd memiliki kemampuan beroperasi dalam jangkauan suhu yang luas dan siklus daya tahan yang lama. Di satu sisi, Baterai Ni-Cd akan melakukan discharge sendiri (self discharge) sekitar 30% per bulan saat tidak digunakan. Baterai Ni-Cd juga mengandung 15% Toksin/racun yaitu bahan Carcinogenic

Cadmium yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan

lingkungan hidup.

4. Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)

Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) memiliki keunggulan yang hampir sama dengan Ni-Cd, tetapi baterai Ni-MH mempunyai kapasitas 30% lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd serta tidak memiliki zat berbahaya Cadmium yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai Ni-MH dapat diisi ulang hingga ratusan kali sehingga dapat menghemat biaya dalam pembelian baterai. Baterai Ni-MH memiliki Self-discharge sekitar 40% setiap bulan jika tidak digunakan. Saat ini Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam Kamera dan Radio Komunikasi. Meskipun tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.

5. Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)

Baterai jenis Li-Ion (Lithium-Ion) merupakan jenis baterai yang paling banyak digunakan pada peralatan Elektronika portabel seperti Digital Kamera, Handphone, Video Kamera ataupun Laptop. Baterai Li-Ion memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% jika dibandingkan dengan Baterai Ni-MH. Rasio Self-discharge adalah sekitar 20% per bulan. Baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat berbahaya Cadmium. Sama seperti Baterai Ni-MH (Nickel- Metal Hydride), Meskipun tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Li-Ion tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.

2.1.2 Prinsip Kerja Baterai

Ada dua prinsip kerja baterai yaitu : - Proses Discharging (Pengosongan)

Bila sel dihubungkan dengan beban maka elektron mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda.

- Proses Charging (Pengisian)

Bila sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :

- Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply ke katoda.

- Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda.

2.1.3 Prinsip Kerja Baterai Asam

Bila sel baterai tidak dibebani, maka setiap molekul cairan elektrolit Asam Sulfat (H2SO4) dalam sel tersebut pecah menjadi dua yaitu ion hydrogen yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (SO4)

H2SO4 2H+ + SO4-  Proses Pengosongan

Bila baterai dibebani, maka tiap ion negatif sulfat (SO4) akan bereaksi dengan pelat timah murni (Pb) sebagai katoda menjadi timah sulfat (Pb SO4) sambil melepaskan dua elektron. Sedangkan sepasang ion hydrogen (2H+) akan bereaksi dengan pelat timah peroksida (Pb O2) sebagai anoda menjadi timah sulfat (Pb SO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan satu atom oksigen untuk membentuk air (H2O). Pengambilan dan pemberian elektron dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potesial listrik antara kutub-kutub sel baterai.

 Proses Pengisian

Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan di mana arus listrik dialirkan yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada proses ini setiap molekul air terurai dan tiap pasang ion hydrogen (2H+) yang dekat pelat negatif bersatu dengan ion negatif sulfat (SO4-) pada pelat negatif untuk membentuk asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada pelat positif membentuk timah peroxide (PbO2).

2.2 Alat Pengisi Baterai

Alat pengisi baterai atau charger adalah suatu rangkaian peralatan listrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik bolak-balik (Alternating Current) menjadi arus listrik searah (Direct Current), yang berfungsi untuk pasokan DC power baik ke peralatan-peralatan yang menggunakan sumber DC maupun untuk mengisi baterai agar kapasitasnya tetap terjaga penuh.

2.2.1 Prinsip Kerja Alat Pengisi Baterai

Sumber tegangan AC yang masuk melalui terminal input trafo step-down dari tegangan 220V menjadi tegangan 12VAC kemudian oleh dioda penyearah/thyristor arus bolak-balik (AC) tersebut dirubah menjadi arus searah dengan ripple atau gelombang DC tertentu. Kemudian untuk ripple atau gelombang DC yang terjadi diratakan dengan sebuah kapasistor yang dipasang sebelum terminal output.

2.2.2 Bagian-Bagian Alat Pengisi Baterai

Alat pengisi baterai yang digunakan terdiri dari beberapa peralatan antara lain adalah :

1. Trafo utama

Trafo utama yang terpasang di rectifier merupakan trafo Step-Down (penurun tegangan) dari AC 220Volt menjadi AC 12 Volt. Besarnya kapasitas trafo tergantung dari kapasitas baterai dan beban yang terpasang pada baterai yaitu paling tidak kapasitas arus output trafo harus lebih besar 20 % dari arus pengisian baterai. Trafo yang digunakan ada yang 1 fasa ada juga yang 3 fasa.

2. Penyearah (dioda)

Dioda merupakan suatu bahan semikonduktor yang berfungsi merubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Mempunyai 2 terminal yaitu terminal positif (anoda) dan terminal negatif (katoda).

3. Thyristor

Suatu bahan semikonduktor seperti dioda yang dilengkapi dengan satu terminal kontrol, Thyristor berfungsi untuk merubah arus bolak-balik menjadi arus searah.

Thyristor mempunyai 3 terminal yaitu : - Terminal positif (anoda)

- Terminal negatif (katoda) - Terminal kontrol (gate).

Terminal gate ini terletak diantara katoda dan anoda yang bilamana diberi trigger sinyal positif maka konduksi mulai terjadi antara katoda dan anoda melalui

gate, sehingga arus mengalir sebanding dengan besarnya tegangan trigger positif yang masuk pada terminal gate tersebut. Tegangan keluaran penyearah thyristor bervariasi tergantung pada sudut penyalaan dari thyristor.

2.2.3 Metode Pengisian

Ada beberapa metode pengisian baterai antara lain adalah : -Tegangan Konstan (Constant Voltage)

Pada dasarnya adalah berupa DC power supply biasa. Terdiri dari transformator step down dengan rangkaian penyearah untuk memberikan tegangan DC yang digunakan untuk mengisi baterai.

-Arus Konstan (Constant Current)

Metode ini memvariasikan nilai tegangan sehingga didapatkan besarnya arus yang konstan.

-Taper Constant

Metode taper constant mengisi daya baterai dari sumber tegangan konstan. Arus akan berkurang seiring dengan terbentuknya ggl (gaya gerak listrik) pada tegangan sel.

-Pulsed Charged

Metode ini bekerja dengan mengirimkan arus listrik berbentuk pulsa pada baterai. Tingkat pengisian (berdasarkan rata-rata arus) dapat dikendalikan dengan memvariasikan lebar pulsa, biasanya sekitar satu detik. Selama proses pengisian, terdapat jeda kosong kira-kira sebesar 20 sampai 30 milidetik. Jeda ini diberikan untuk memungkinkan terjadinya reaksi kimia pada baterai untuk menstabilkan proses pengisian dari efek-efek yang

tidak diinginkan seperti timbulnya gelombang gas, timbulnya kristal dan passivasi.

-Burp Charging

Metode ini merupakan kebalikan dari metode pulse charged, pengisian terjadi dengan menggunakan pulsa negatif pada baterai.

-Trickle Charge

Metode ini dirancang untuk mengimbangi debit daripada baterai. Tingkat pengisian disesuaikan dengan frekuensi debit baterai yang akan diisi.

2.3 Mikrokontroler Secara Umum

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat mikroprosesor yang sudah dilengkapi dengan I/O dan memori. Mikrokontroler terdiri dari sejumlah komponen, antara lain : Prosesor, ROM, RAM, Timer/Counter, Bandar I/O dan peralatan pendukung lainnya.

1. Prosesor

Prosesor (CPU) melaksanakan penjemputan instruksi dari memori, mendekodekan dan menjalankannya dan mengarahkan perpindahan data antar register atau antara register dan memori. Register dalam prosesor mikrokontroler pada umumnya dipetakan sebagai memori (RAM). Semua kegiatan ini diserempakkan oleh penabuh yang dibangkitkan oleh pembangkit penabuh yang dicatu oleh osilator Kristal, RC (Resistor-Capasitor) atau sumber luar.

2. ROM

ROM digunakan untuk menyimpan data yang bersifat permanen. Dalam mikrokontroler, program disimpan dalam ROM, atau EPROM, atau Flash ROM. Ada mikrokontroler yang dapat ditambah ROM eksternal di luar serpih mikrokontroler. Dalam beberapa mikrokontroler, di samping ROM untuk program, juga digunakan EEPROM untuk menyimpan data.

3. RAM

RAM digunakan untuk menyimpan data yang bersifat sementara. Dalam kebanyakan mikrokontroler, RAM yang tersedia sangat sedikit yang sebagiannya digunakan lagi sebagai register prosesor, dikatakan register dipetakan sebagai memori.

4. Timer

Timer (pewaktu) adalah counter (pencacah) yang digunakan untuk membangkitkan pulsa atau deretan pulsa pada saat-saat tertentu atau dengan frekuensi tertentu. Pulsa ini digunakan sebagai interupsi internal untuk memulai atau mengakhiri kegiatan tertentu. Dalam kebanyakan mikrokontroler, pencacah ini adalah pencacah naik, berbeda dengan pencacah turun yang diterapkan dalam sistem mikroprosesor.

5. Bandar I/O

Bandar I/O (I/O ports) terdiri atas Bandar parallel dan Bandar seri yang pada umumnya mempunyai kemampuan tristate. Pada beberapa mikrokontroler, juga disediakan Bandar masukan/keluaran analog. Fungsi Bandar ini dalam kebanyakan dipilih (dikonfigurasi) sebagai masukan atau keluaran paralel atau seri atau analog. Arah aliran data pada Bandar,

masukan atau keluaran pada umumnya dipilih melalui register arah (Data Direction Register, disingkat DDR). Bandar-bandar ini juga dipetakan sebagai memori.

6. Interupsi

Interupsi dapat dibedakan atas interupsi perangkat lunak yang dibangkitkan oleh instruksi interupsi yang ditanamkan dalam program dan interupsi perangkat keras yang dibangkitkan oleh sinyal perangkat keras baik yang berasal dari sumber internal seperti timer atau sumber eksternal dari Bandar seri atau paralel.

7. Bus

Bus adalah saluran yang melakukan (membawa) sinyal-sinyal perangkat keras. Bus dibedakan atas bus data, alamat dan kontrol. Bus data melakukan data antara register dan memori atau I/O, bus ini bersifat dua arah (bidirectional). Bus alamat menunjuk nomor alamat memori dari/ke mana data disimpan, bus ini bersifat satu arah (unidirectional). Bus kontrol melakukan sinyal-sinyal yang mengendalikan kegiatan sistem termasuk didalamnya sinyal-sinyal pewaktuan dan interupsi.

Terdapat beberapa produsen mikrokontroler, antara lain, Intel dengan rumpun MCS-51 dan AVR, Motorola dengan rumpun MC68HC, National dengan rumpun COP8, Microchip dengan rumpun PIC, yang masing-masing juga ditawarkan dalam puluhan tipe, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang sudah kompleks. Mikrokontroler sudah dibuat dalam teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computer), di mana satu intruksi dapat dilaksanakan dalam satu periode penabuh (clock) dasar.

2.3.1 Mikrokontroler ATMega 8535

Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processors) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock. Mikrokontroler AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu, keluarga ATtiny, AT90Sxx, ATMega dan AT86RFxx.

2.3.1.1 Arsitektur Mikrokontroler 8535

Mikrokontroler AVR ATMega 8535 memiliki arsitektur seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Blok Diagram Fungsional ATMega 8535

Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa ATMega 8535 memiliki bagian sebagai berikut :

- Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D. - ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

- Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan. - CPU yang terdiri atas 32 register.

- Watchdog Timer dengan osilator internal. - SRAM sebesar 512 byte.

- Memori flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write. - Unit interupsi internal dan eksternal.

- Port antarmuka SPI.

- EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. - Antarmuka komparator anolog.

- Port USART untuk komunikasi serial.

2.3.1.2 Fitur ATMega 8535

Mikrokontroler AVR ATMega 8535 memiliki fitur sebagai berikut : - Sistem mikroprossesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan

maksimal 16 MHz.

- Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM sebesar 512 byte.

- ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 saluran.

- Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

2.3.1.3 Konfigurasi Pin ATMega 8535

Konfigurasi pin dari mikrokontroler ATMega 8535 sebanyak 40 pin dapat dilihat pada Gambar 2.2. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara funsional konfigurasi pin ATMega 8535 sebagai berikut :

- VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya. - GND merupakan pin ground.

- Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

- Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O duah arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator dan SPI.

- Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial. - Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,

yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial. - RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler. - XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

- AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. - AREF merupakan pin masukan tegangan refrensi ADC.

Gambar 2.2 Konfigurasi pin ATMega 8535

2.3.1.4 Sistem Minimum ATMega 8535

Disebut sistem minimum karena pemakaian komponen hardware yang digunakan merupakan kebutuhan yang paling minimal agar sebuah prosesor dapat bekerja. Pada ATMega 8535 sudah mencakup prosesor, RAM, ROM, dan I/O, sehingga cukup dengan menambahkan osilator (sumber clock) dan catu daya saja akan bisa membuat sistem bekerja. Skema Sistem Minimum ATMega 8535 seperti ditunjukan pada Gambar 2.3.

2.3.2 Bahasa Pemrograman Mikrokontroler

Bahasa Pemrograman adalah instruksi standar untuk memerintah komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu himpunan dari aturan sintaks dan semantic yang dipakai untuk mendefenisikan program komputer.

Menurut tingkat kedekatannya dengan mesin komputer, bahasa pemrograman terdiri dari :

1. Bahasa Mesin, yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode bahasa biner, contohnya 01100101100110. Terkadang untuk memudahkan penulisan, bahasa biner ini dituliskan dalam bilangan heksadesimal, seperti : 2A, F5 dan BC. File yang dihasilkan dari penulisan bahasa mesin berekstensi *.hex.

2. Bahasa tingkat rendah, atau dikenal dengan istilah bahasa rakitan(Assembly), yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode-kode singkat (kode mnemonic), contohnya MOV, SUB, CJNE, JMP,LOOP,dsb. File yang dihasilkan dari penulisan bahasa ini berekstensi *.asm.

3. Bahasa Tingkat Menengah, yaitu bahasa komputer yang memakai campuran instruksi dalam kata-kata bahasa manusia dan instruksi yang bersifat simbolik, contohnya {, }, ?, <<,>>,&&,||, dsb.

4. Bahasa Tingkat Tinggi, yaitu bahasa komputer yang memakai instruksi berasal dari unsur kata-kata bahasa manusia, contohnya begin, end, if, for, while, and, or, dsb.

Sebagian besar bahasa pemrograman digolongkan sebagai bahasa tingkat tinggi, hanya bahasa C yang digolongkan sebagai bahasa tingkat menengah dan Assembly yang merupakan bahasa tingkat rendah.

Mikrokontroler juga harus memerlukan suatu program agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Bahasa pemrograman untuk mikrokontroler dapat ditulis dengan berbagai bahasa, namun harus di kompilasi agar mendapatkan hasil file eksekusi dengan ekstensi *.hex. File *.hex kemudian di download ke memori program pada mikrokontroler menggunakan suatu

downloader.

2.4 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD 16x2 adalah Liquid Crystal Display dot matrix yang mampu menampilkan 16x2 karakter atau 16 kolom dan 2 baris. Alat ini membutuhkan daya yang kecil dan dilengkapi panel LCD dengan tingkat kontras yang cukup tinggi serta kontroler LCD CMOS yang telah terpasang dalam modul tersebut. Kontroler ini memiliki ROM/RAM dan display data RAM. Semua fungsi display dikontrol dengan instruksi khusus. Modul LCD ini juga dapat dengan mudah dihubungkan dengan unit mikrokontroler. Secara fisik, LCD 16x2 dapat dilihat dari Gambar 2.4 berikut :

2.5 Relay

Relay adalah suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk memutuskan atau untuk menghubungkan suatu rangkaian elektronik yang satu dengan rangkaian yang lainnya. Pada dasarnya relay adalah saklar elektro magnectic yang akan bekerja apabila arus mengalir melalui kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan akan menarik kontak-kontak relay. Kontak-kontak dapat ditarik apabila garis magnet yang ditetapkan oleh medan yang ada pada celah udara pada jangkar dan inti magnet, dan banyaknya lilitan kumparan, kuat arus yang mengalir atau yang disebut dengan imperal lilitan dan pelawan magnet yang berada pada sirkuit pemagnetan. Untuk memperkuat medan magnet di bentuk suatu sirkuit.

Kontak-kontak atau kutub dari relay umumnya memiliki tiga dasar pemakaian yaitu :

1. Bila kumparan di aliri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan disebut sebagai kontak Normally Open (NO).

2. Bila kumparan di aliri arus listrik maka kontaknya akan membuka dan disebut dengan Normally Close (NC).

3. Tukar sambung (Change Over/NO), relay jenis ini mempunyai kontak tengah yang normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi dan membuat kontak dengan yang lain bila relay di aliri arus listrik.

Bentuk relay dapat dilihat pada Gambar 2.5. :

2.6 Code Vision AVR

CodeVisionAVR merupakan salah satu software compiler yang khusus digunakan untuk mikrokontroler keluarga AVR. CodeVisionAVR merupakan yang terbaik bila dibandingkan dengan compiler yang lain karena beberapa kelebihan yang dimiliki oleh CodeVisionAVR antara lain : - Menggunakan IDE (Integrated Development Environment).

- Fasilitas yang disediakan lengkap (mengedit program, meng-compile program, men-download program) serta tampilannya terlihat menarik dan mudah dimengerti. Kita dapat mengatur settingan editor sedemikian rupa sehingga memudahkan kita dalam penulisan program.

- Mampu membangkitkan kode program secara otomatis dengan menggunakan fasilitas CodeVisionAVR.

- Memiliki fasilitas untuk men-download program langsung dari CodeVisionAVR dengan menggunakan hardware khusus seperti Atmel STK500, Kanda System STK200/300 dan beberapa hardware lain yang telah didefenisikan oleh CodeVisionAVR.

- Memiliki fasilitas debugger sehingga dapat menggunakan software compiler lain untuk mengecek kode assembler nya, contohnya AVRStudio.

- Memiliki terminal komunikasi serial yang terintegrasi dalam CodeVisionAVR sehingga dapat digunakan untuk membantu pengecekan program yang telah dibuat khususnya yang menggunakan fasilitas komunikasi serial USART. (Bejo, 2008)

Salah satu kelebihan dari CodeVisionAVR adalah tersedianya fasilitas untuk men-download program ke mikrokontroler yang telah terintegrasi sehingga demikian CodeVisionAVR ini selain dapat berfungsi sebagai software compiler juga dapat berfungsi sebagai software programmer/downloader. Jadi kita dapat melakukan proses download program yang telah dikompilasi dengan menggunakan software CodeVisionAVR juga.

MIKROKONTROLER LCD RELAY CHARGER BATTERY SENSOR TEGANGAN (PEMBAGI TEGANGAN) TOMBOL SETTING CATU DAYA

PERANCANGAN SISTEM

3.1

Spesifikasi Sistem yang dirancang

Spesifikasi dalam perancangan alat pengisi baterai Lead Acid ini adalah : - Sumber Tegangan 220 VAC/50Hz

- Tegangan Output adalah 13,8 V - Arus pengisian adalah 0,4 A.

- Sebagai pengendali otomatis digunakan Mikrokontroler ATMega 8535.

Dari spesifikasi diatas maka dibuat Blok Diagram untuk memudahkan dalam pembacaan cara kerja sistem secara keseluruhan. Blok diagram sistem yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Berdasarkan blok diagram diatas, fungsi dari masing-masing blok dapat dijelaskan

Dokumen terkait