• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Kesimpulan

Dijumpai perbedaan yang signifikan antara frekuensi, durasi dan kekambuhan pada nyeri perut oleh karena dispepsia fungsional setelah pemberian obat omeprazol dan ranitidin. Omeprazol lebih efektif dibandingkan ranitidin dalam mengurangi frekuensi, durasi dan kekambuhan nyeri perut yang disebabkan dispepsia fungsional pada remaja.

6.2. Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, sebaiknya omeprazol lebih dianjurkan sebagai lini pertama dalam pengobatan dispepsia fungsional pada remaja.

2. Remaja sebaiknya dapat memperhatikan pola hidup sehat seperti makan tepat pada waktunya agar terhindar dari sakit perut yang dapat menyebabkan terganggunya aktifitas sehari-hari terutama sekolah.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut dan lebih lengkap disertakan dengan pemeriksaan penunjang seperti endoskopi dalam menegakkan diagnosis dispepsia fungsional pada remaja.

BAB 7. RINGKASAN

Dispepsia fungsional, yaitu dispepsia tanpa kelainan organik yang merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan criteria ROME III. Pengobatan dispepsia fungsional mengenal beberapa obat, yaitu : antasida, antikolinergik, AH2, PPI, sitoprotektif, golongan prokinetik, psikoterapi, dan antidepresi. Pemberian PPI (omeprazol) dilaporkan memiliki efikasi yang lebih baik dibandingkan ranitidin dalam mengurangi sekresi asam lambung dan pengobatan ulkus saluran cerna. Pada penelitian ini menunjukkan omeprazol lebih baik dalam menurunkan frekuensi, durasi, dan kekambuhan sakit perut pada remaja dengan dispepsia fungsional. Setelah minggu kedelapan pengobatan, 41% dari penderita yang mendapat pengobatan omeprazol dan 9,5% dari penderita yang mendapat pengobatan ranitidin, tidak pernah mengalami nyeri perut kembali (P<0,001). Keterbatasan penelitian adalah diagnosis dispepsia fungsional ditegakkan hanya berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik berdasarkan kriteria Rome III, dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang seperti endoskopi untuk menyingkirkan kelainan organik pada saluran cerna. Sebagai kesimpulan, omeprazol lebih efektif dibandingkan ranitidin dalam mengurangi frekuensi, durasi dan kekambuhan nyeri perut yang disebabkan dispepsia fungsional pada remaja.

SUMMARY

Functional dyspepsia is a dysfunction of gastrointestinal tract without any organic disorders. The diagnosis is established based on ROME III criteria. Several drugs are used to treat functional dyspepsia such as antacids, anticholinergics, AH2, PPI, citoprotective, prokinetic group, psychotherapy, and antidepressants. Omeprazole is reported to have better efficacy than ranitidine in reducing gastric acid secretion and treatment of gastrointestinal ulcers. This study showed that omeprazole was better in reducing frequency, duration, and recurrence of abdominal pain in adolescents suffered from functional dyspepsia. After eight weeks of treatment, 41% of patients who received omeprazole and 9.5% of patients received ranitidine, reported never having abdominal pain again (P <0.001). The limitation in this study was the diagnosis of functional dyspepsia was made only based on an interview and physical examination (Rome III criteria), and no examinations such as endoscopy was done to rule out organic causes of the gastrointestinal tract. As conclusion, omeprazole is more effective than ranitidine in reducing frequency, duration and recurrence of abdominal pain due to functional dyspepsia in adolescents.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ringel Y. Functional dyspepsia. Diunduh dari : http://www. med.unc.edu/medicine/fgidc/collateral/functional_dyspepsia_06132005 .pdf. [diakses Mei 2010].

2. Torpy JM, Lynm CS, Glass RM. Dyspepsia. JAMA. 2006; 295(13):1612-25

3. Talley NJ, Vakil N. Guidelines for the management of dyspepsia. Am J Gastroenterol. 2005;100:2324-37.

4. Monkemuller A, Malfertheiner P. Drug treatment of functional dyspepsia. World J Gastroenterol. 2006; 12(17):2694-700.

5. Maton PN, Orlando R, Joelsson B. Efficacy of omeprazole versus ranitidine for symptomatic reatment of poorly responsive acid reflux disease, a prospective, controlled trial. Aliment Pharmacol Ther. 1999; 13:819-26.

6. Rasquin A, Lorenzo CD, Forbes D, Guiraldes E, Hyams JS, Staiano A, dkk. Childhood functional gastrointestinal disorders : Child/Adolescent. Gastroenterology. 2006; 130:1527-37.

7. Drossman D. Rome III : The new criteria. Chinese Journal of Digestive Diseases. 2006; 7:181-5.

8. Drossman D. The launching of Rome III. Diunduh dari : http://www.romecriteria.org/pdfs/launch.pdf [diakses Mei 2010].

9. Melzer J, Rosch W, Reichling J, Brignolis R, Saller R. Meta-analysis: phytotheraphy of functional dyspepsia with the herbal drug preparation STW 5 (Iberogast). Alliment Pharmacol Ther. 2004; 20:1279-87.

10. AAP Subcommittee and MASPGHAN Committee on Chronic Abdominal Pain. Chronic abdominal pain in children : A technical report of the American Academy of Pediatrics and the North American Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology and Nutrition. JPGN. 2005; 40:249-61.

11. Rerksuppaphol L, Rerksuppaphol S. Functional dyspepsia in children. Journal of medicine and health sciences. 2007; 14(2):78-89.

12. Spiroglou K, Paroutoglou G, Nikolaides N, Xinias I, Giouleme O, Arsos G, dkk. Dyspepsia in childhood: Clinical manifestations and management. Annals of Gastroenterology. 2004; 17(2): 173-80.

13. Talley NJ, Vakil N. Guidelines for the management of dyspepsia. Am J Gastroenterol. 2005; 100:2324-37.

14. Talley NJ, Janssens J, Lauritsen K, Racz I. Eradication of Helycobacter pylori in functional dyspepsia : randomized double blind placebo controlled trial with 12 months’s follow up. BMJ. 1999; 318:833-7.

15. Miele E, Simeone D, Marino A, reco L, Aurichio R, Novek SJ, Staiano A. Functional gastrointestinal in children: an Italian prospective survey. Pediatrics. 2004; 114:73-8.

16. Chitkara DK, Delgado-aros S, Bredenoord AJ, Cremonini F, Youssef ME, Freese D, dkk. Functional dyspepsia, upper gastrointestinal symptoms, and transit in children. J Pediatr. 2003; 143:609-13.

17. Clouse RE, Mayer EA, Aziz Q, Drossman DA, Dumitrascu DL, Monnikes H, dkk. Functional abdominal pain syndrome. Gastroenterology. 2006; 130(5):1492-7.

18. Drossman DA. Functional abdominal pain syndrome.

19. Kalantar JS, Talley NJ. Towards a diagnosis of functional dyspepsia. Medicine Today. 2007; 8(12):45-50.

20. Elliot T, Wong T. Refractory functional dyspepsia and nonerosive reflux

disease. Diunduh dari:

21. Richter JE, Campbell DR, Kahrilas PJ, Huang B, Fludas C. Lansoprazole compared with ranitidine for the treatment of nonerosive gastroesophageal reflux disease. Arch Intern Med. 2000; 160:1803-9. 22. McQuaid KR. Drugs used in the treatment of gastrointestinal disease.

Dalam: Katzung BG, penyunting. Basic and clinical pharmacology. Edisi ke-10. San Fransisco: Mc Graw Hill, h. 1009-17.

23. Holtmann G, Talley NJ, Liebregts T, Adam B, Parow C. A placebo- controlled trial of itopride in functional dyspepsia. N Engl J Med. 2006; 354:8:832-40.

24. Passos MC, Duro D, Fregni F. CNS or classic drug for the treatment of pain in functional dyspepsia ? a systematic review and meta-analysis of the literature. Pain Physician. 2008; 11(5):597-609.

25. Rensburg C, Bergover P, Enns R, Dattani ID, Maritz JF, Carro PG, dkk. Efficacy and safety of pantoprazole 20 mg once daily treatment in patients with ulcer-like functional dyspepsia. Cur Med Res Opin. 2008; 24(7):2009-16.

26. Talley NJ, Meineche-Schmidt V, Pare P, Duckworth M, Raisanen P, Pap A, dkk. Efficacy of omeprazole in functional dyspepsia: double- blind, randomized, placebo-controlled trials (the Bond and Opera studies). Alliment Pharmacol Ther. 1998; 12:1055-65.

27. Yeomans ND, Tulasai Z, Juhasz L, Racz I, Howard JM, Rensburg CJ, dkk. A comparison of omeprazole with ranitidinde for ulcers associated with nonsteroidal anti-inflammatory drugs. N Engl J Med. 1998; 338:719-26.

28. Dyal C. Garg, Donald J. Weidler, and Fred N. Eshelman. Ranitidine bioavailability and kinetics in normal male subjects. Clin Pharmacol ther.1983: 33(4):445-51

29. Moayyedi P, Soo S, Deeks J, Forman D, Harris A, Innes M dkk. Systematic review: antacids, H2-receptor antagonists, prokinetics,bismuth and sucralfate therapy for non-ulcer dyspepsia. Aliment Pharmacol Ther 2003; 17:1215–27

30. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam : Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto, 2008. h.302-30.

31. AAFP. FDA issue warning about proton pump inhibitors. Diunduh dari :

2010].

32. Hassal E,Kerr W, El-Serag HB. Characteristics of children receiving proton pump inhibitors continusly for up to 11 years duration. J Pediatr.2007 ; 150:262-7.

33. Dobrilla G, Comberlato M, Steele A, Vallaperta P. Drug treatment of functional dyspepsia. A meta-analysis of randomized controlled trials. J Clin Gastroenterol 1989; 11:169-77.

Lampiran 1.

Naskah Penjelasan kepada Orangtua Yth Bapak/ Ibu……

1. Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri (dengan menunjukkan surat tugas dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU). Nama saya dr. Fadli Syahputra bertugas di divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan. Saat ini, kami sedang melaksanakan penelitian tentang efek pengobatan omeprazol dan ranitidin pada remaja yang menderita sakit perut berulang (dispepsia). 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, anak Bapak / Ibu menderita sakit perut berulang

yang dapat berdampak pada jumlah ketidak hadiran di sekolah.

3. Untuk itu, kami berencana untuk mengobati anak Bapak / Ibu dengan memberikan obat omeprazol/ranitidin. Dari penelitian didapatkan bahwa pemberian omeprazol ataupun ranitidin selama 2 minggu akan memberikan efek yang baik dalam mengurangi jumlah dan beratnya gejala nyeri perut yang terjadi. Hanya saja penelitian tersebut dilaksanakan di luar negeri. Saat ini saya mencoba untuk melakukan penelitian ini

4. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, pemberian catatan harian nyeri dan kuisoner untuk mengetahui anak yang menderita nyeri perut. Pada anak yang menderita sakit perut, akan diberikan obat selama 2 minggu, obat dimakan pada pagi dan sore hari (dua kali sehari). Pemantauan ulangan dilakukan setiap bulan sampai bulan ketiga dan dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan kuisoner dibandingkan dengan pengukuran sebelum diberi obat.

5. Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya diobati dengan obat tersebut, maka kami mengharapkan Bapak / Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP).

6. Bapak/ Ibu serta putri anda bebas menolak ikut atau mengundurkan diri dalam penelitian ini. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia, sehingga tidak memungkinkan orang lain mengetahui data penderita. Semua biaya penelitian akan ditanggung oleh peneliti.

7. Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... Umur ... tahun L / P Alamat : ... dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

untuk dilakukan pengobatan sakit perut berulang terhadap anak saya :

Nama : ... Umur ... tahun Alamat Rumah : ... Alamat Sekolah : ...

yang tujuan, sifat, dan perlunya pengobatan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

... , ... 2010

Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan dr. ... ...

Saksi-saksi : Tanda tangan

1. ... ... 2. ... ...

Lampiran 3. Kuisoner

1. Data Pribadi

Nama: ... Tanggal pemeriksaan: ... Alamat :... Tempat/tanggal lahir: ... Jenis kelamin :

Anak ke….dari ……jumlah saudara. ...

Pendidikan orang tua :………. Pekerjaan orang tua :………. Berat badan: ...kg Tinggi badan: ...cm

Status nutrisi : Obese / Overweight / Normoweight / Mild malnutrition / Moderate malnutrition / Severe malnutrition

Saat ini duduk di kelas: ...

Absensi di sekolah oleh karena sakit perut dalam 3 bulan terakhir :……….

2. Data Sakit perut (dispepsia fungsional)

Ya tidak

1. Apakah sakit perut > 1 serangan dalam 2 bulan ( ) ( ) Jika ya, serangan sakit perut terjadi : a. > 1 kali/hari

b. 1 kali/hari c. 3-4 kali/minggu d. 1-2 kali/bulan

2. Apakah sakit perut berada didaerah : (bisa > dari 1 jawaban) a. Sekitar pusat

b. Ulu hati dan perut bagian atas c. Perut bagian bawah

3. Apakah sakit perut mengganggu aktifitas ( ) ( ) Jika ya, saat serangan sakit perut : a. masih dapat berjalan

b. mengambil posisi duduk c. mengambil posisi tidur

d. disertai menangis dan menjerit

4. Apakah sakit perut disertai : (bisa > 1 jawaban) a. mual

b. muntah c. nyeri dada

d. nyeri ulu hati / perut bagian atas e. nafsu makan berkurang

d. sakit perut berhubungan dengan makanan e. terbangun tengah malam

f. nyeri perut pada pagi hari

5. Berapa lama sakit perut berlangsung (dalam menit) a. <5

b. 5-10 d. >10

Ya tidak

6. Apakah sakit perut pada waktu haid ( ) ( ) 7. Apakah sakit perut menjalar ( ) ( ) 8. Apakah diantara episode sakit perut terdapat

Masa bebas gejala ( ) ( ) 9. Apakah didapati mencret ( ) ( ) 10. Apakah sakit perut disertai demam ( ) ( ) 11. Apakah sulit buang air besar ( ) ( ) 12. Apakah sakit perut disertai buang besar berdarah ( ) ( )

Lampiran 4. Lembar Catatan Harian Nyeri NAMA : ALAMAT : USIA : SEKOLAH/KELAS : BB/TB : J.KELAMIN : BULAN : TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 SAKIT PERUT NILAI (PRS) LAMA SAKIT (MENIT) MINUM OBAT/TIDAK ABSEN SEKOLAH/TDK

TANGGAL 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 SAKIT PERUT NILAI (PRS) LAMA SAKIT (MENIT) MINUM OBAT/TIDAK ABSEN SEKOLAH/TDK

Lampiran 6.

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : dr. Fadli Syahputra

Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 18 September 1973

Alamat : Jl. Tengah No.31 Medan, Sumatera Utara, Indonesia

PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Negeri No.060903 Medan , tamat tahun 1986

Sekolah Menengah Pertama : SLTP Negeri 2 Medan, tamat tahun 1989 Sekolah Menengah Umum : MAN 1 Medan, tamat tahun 1992

Dokter Umum : Fakultas Kedokteran USU Medan, tamat tahun 2001

Magister Kedokteran Klinik : Fakultas Kedokteran USU Medan, tahun 2008 s/d sekarang

RIWAYAT PEKERJAAN :

1. PTT di Puskesmas Barus Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera Utara ,tahun 2001 – 2003

2. PNS RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah 2005 - sekarang

PERTEMUAN ILMIAH / PELATIHAN

1. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IKA ke 4 di Medan Sebagai peserta

2. Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) di Manado sebagai peserta

PENELITIAN

1. Perbandingan omeprazol dan ranitidin dalam pengobatan dispepsia fungsional pada remaja

Dokumen terkait