• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian dekriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011). Melalui penelitian ini, penulis ingin menggambarkan bagaimana persepsi peserta BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Dr.Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian karena Rumah Sakit Dr.Hadrianus Sinaga Pangururan merupakan salah satu fasilitas kesehatan(FASKES) BPJS Kesehatan.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan obyek, peristiwa maupun individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian. Secara umum populasi merujuk pada sekumpulan individu atau obyek yang memiliki persamaan (Siagian, 2011).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah jumlah peserta BPJS Kesehatan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Dr.Hadrianus Sinaga Pangururan bulan Januari sampai Juni 2014 dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah pasien peserta BPJS Kesehatan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan di Rumah Sakit Dr.Hadrianus Sinaga Pangururan

No Bulan Jumlah Pasien Rawat Inap (/Pasien)

1 2 3 4 5 6 Januari Februari Maret April Mei Juni 26 46 50 42 44 58 JUMLAH 266

Sumber RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan. 2014

Dari jumlah pasien januari sampai juni adakalanya pasien yang sama mendapatkan pelayanan dalam dua bulan berturut-turut, oleh karena itu setelah direkam ulang maka jumlah pasien menjadi 248 orang. Jadi jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 248 (dua ratus empat puluh delapan) orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian yang bersifat refresentatif dari populasi yang diambil datanya secara langsung. Hal ini berarti bahwa sampel bukan sekedar bagian dari populasi, melainkan bagian yang benar-benar mewakili populasi (Siagian 2011:156). Roscoe menyebutkan apabila sampel lebih dari 100, maka

yang diambil adalah 10%-20% dari jumlah populasi. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 10 % dari jumlah populasi untuk dijadikan sampel. Penetapan sampel dikarenakan populasi yang homogen. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25 orang.

Adapun teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam hal ini, yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran dengan kriteria-kriteria sebagai berikut :

a) Peserta BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang mendapat pelayanan kesehatan di RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan.

b) Pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menginap di ruangan kelas III minimal 3 hari di rumah sakit.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah proses pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti melalui sumber kepustakaan, seperti buku, surat kabar, jurnal dan bahan tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang dihasilkan dari studi kepustakaan merupakan data primer.

2. Studi lapangan

Studi lapangan adalah proses pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang ada. Data yang dihasilkan dari studi lapangan merupakan data sekunder.

a) Observasi, yaitu mengumpulkan data mengenai gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar, dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian.

b) Kuisioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dilakukan dengan cara menyebar daftar pertanyaan tertutup dan terbuka untuk dijawab oleh reponden. sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana pengelolaan data dilakukan dengan manual, data dikumpulkan dari hasil kuisioner dan wawancara. Kemudian ditabulasi dalam bentuk frekuensi dan kemudian dianalisa. Dimana analisa data yang dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Editing, yaitu meneliti data-dat yang diperoleh dari penelitian.

2. Pracoding, yaitu untuk mengetahui kategori-kategori jawaban apa yang ada untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka ragam menjadi singkat.

3. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya.

4. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka ragam menjadi singkat.

5. Menghitung besarnya frekuensi data pada masing-masing kategori. 6. Tabulasi, disini data dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam suatu

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah Singkat

Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan terletak di kota Pangururan Samosir, tepatnya di JL. Dr. Hadrianus Sinaga No 86 Kelurahan Pintusona Pangururan, Telepon (0626) 20923, adalah pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang RI No.36 Tahun 2003 pada tanggal 18 desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai. Pemanfaatan lahan RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan seluas 37.500 m2 dengan luas bangunan 12.500 m2. Adapun batas-batas lahan sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan rumah penduduk

2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan SMA Negeri 1 Pangururan 3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan jalan Dr. Hadrianus Sinaga 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Danau Toba

Rumah sakit umum daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan, didirikan pada tahun 1956 di areal seluas 37.500 m2, dengan swadaya masyarakat Pulau Samosir secara khusus warga kelurahan Pintu sona Kecamatan Pangururan dan melalui bantuan pemerintah pusat diberi nama Rumah Sakit umum Pangururan pada waktu Dr. Hadrianus Sinaga menjabat sebagai menteri kesehatan Republik Indonesia. Untuk menghargai jasa beliau (dr. Hadrianus Sinaga), Bupati kepala daerah Tingkat II Kabupaten Tapanuli Utara menetapkan nama Rumah Sakit Umum Pangururan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga

Pangururan sesuai dengan SK Bupati Tapanuli Utara No.893 Tahun 1988. Mulai tahun 1988 RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan beroperasi dengan tipe kelas D, dengan kapasitas 45 (empat puluh lima) tempat tidur.

Pada tahun 2007 RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan diusulkan visitasi untuk mendapatkan criteria sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat samosir dan berdasarkan hasil evaluasi maka ditetapkan sebagai rumah sakit tipe C berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan kapasitas 60 (enam puluh) tempat tidur. Banyaknya perkembangan dan kemajuan yang dialami rumah sakit ini telah berlangsung dibawah kepemimpinan secara berkala sebanyak 7 (tujuh) orang Direktur.

1. Dr. Washington Simarmata : Tahun 1968-1982 2. Dr. Pontas Siburian : Tahun 1982-1988 3. Dr. F.L.P Sitorus : Tahun 1988-1999 4. Dr. Sihar Sagala : Tahun 1999-2002 5. Dr. Frida Sinaga : Tahun 2002-2006 6. Dr. Haposan Siahaan, M.Kes : Tahun 2006-2009 7. Dr. Nimpan Karo-Karo, MM : Tahun 2009-sekarang

Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan pembangunan kesehatan di Kabupaten Samosir yang berkembang semakin kompleks dan tidak terduga, maka terkait dengan upaya penanggulangan masalah tersebut Pemerintah Kabupaten Samosir dalam hal ini RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan telah melaksanakan upaya pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana, penambahan tenaga medis (dokter spesialis baik jumlah maupun jenis) paramedic

dan non medis. Menjadi catatan sejarah yang kedua dalam kurun waktu kurang 50 tahun RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan dengan keberadaan gedung yang sangat tidak layak dalam menunjang pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka pada tahun 2010 telah dilakukan pembangunan gedung pelayanan kesehatan secara menyeluruh dengan kapasitas 103 (seratus tiga) tempat tidur, melalui dana Tugas Perbantuan (TP) dari Kementrian Kesehatan RI, dan acara mangoppoi (memfungsikan) sesuai budaya batak terhadap gedung telah dilaksanakan pada perayaan puncak Hari Jadi Kabupaten Samosir ke VII pada tanggal 27 februari 2011 yang lalu.

VISI

“Menjadi Rumah Sakit Rujukan Yang Terakreditasi” MISI

1. Meningkatkan manjemen pelayanan kesehatan.

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia kesehatan.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai standar. NILAI-NILAI

1. JUJUR

Dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit harus selalu menjunjung tinggi kebenaran, karena dengan pelayanan yang ikhlas masyarakat yang berobat merasa nyaman dan puas akan pelayanan di Rumah Sakit.

Dalam pelaksanaan tugas, aparatur di satuan Kerja Perangkat Daerah Rumah Sakit Umum Dr. Hadrianus Sinaga harus dilandasi dengan rasa tanggung jawab terhadap segala tindakan yang dilakukan.

3. DISIPLIN

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Hadrianus Sinaga disiplin kerja merupakan salah satu tonggak keberhasilan. Kemauan diri akan budaya tepat waktu menjadi salah satu factor kepercayaan masyarakat untuk berobat di rumah sakit.

4. RAMAH

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Hadrianus Sinaga adalah pelayanan yang penuh dengan keramahtamahan, masyarakat yang memerlukan pengobatan adalah raja yang selalu dilayani dengan bahasa yang sopan dan santun.

5. EFEKTIF

Program Rumah Sakit Umum Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang ditetapkan 6. BERSIH

Penyelenggaraan pembangunan pada SKPD RSU. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan harus bebas Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.

BUDAYA ORGANISASI

• Berfikir Positif, Kreatif dan Inovatif • Bersikap Cepat dan Tanggap

• Bertindak Tepat dan Produktif MOTTO

4 S yaitu “ Senyum, Sapa, Santun dan Sentuh”

MAKLUMAT

1. Kami Bangga Dapat Melayani Anda Dengan Cepat.

2. Kami Akan Memberikan Pelayanan Bagi Siapapun Tanpa Membedakan.

3. Kami Akan Memberikan Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kepuasan Pelanggan.

4.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Dr.Hadrianus Sinaga Pangururan

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan adalah unit pelaksana teknis kesehatan di Kabupaten Samosir dipimpin oleh seorang direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dimana fungsinya menyelenggarakan pelayanan penunjang medik, pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang medik secara berdaya guna dengan mengutamakan usaha penyembuhan dan pemulihan di Kabupaten Samosir. Susunan Organisasi RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan dibentuk

berdasarkan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Samosir. Adapun susunan Organisasi RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan terdiri dari :

1. Direktur;

2. Bagian Tata Usaha; 3. Bidang Pelayanan Medis; 4. Bidang Keperawatan;

5. Bidang Penunjang Medik dan Rekam Medik; 6. Komite Medik;

7. Kelompok Jabatan Fungsional. Kondisi Sumber Daya Manusia

Tabel 4.1 1. Berdasarkan Jabatan

NO URAIAN JABATAN JUMLAH

1 ESELON III 4

2 ESELON IV 9

3 FUNGSIONAL PNS 108

4 NON FUNGSIONAL PNS 26

5 PEGAWAI TIDAK TETAP/TENAGA HARIAN

LEPAS

84

6 TENAGA SUKARELA 20

TOTAL 251

Tabel 4.2 2. Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan

NO KLASIFIKASI PENDIDIKAN PNS PTT/THL TKS JL H I TENAGA MEDIS 1 DIREKTUR (MM) 1 1 2 DOKTER UMUM 11 1 12 3 DOKTER GIGI 1 1 4 DOKTER SPESIALIS/RESIDEN PENYAKIT DALAM 1 1 1 5 DOKTER RESIDEN SPESIALIS BEDAH 1 1 6 DOKTER RESIDEN/SPESIALIS OBGYN 1 1

7 DOKTER SPESIALIS ANAK 1 1

8 DOKTER RESIDEN/SPESIALIS RADIOLOGI

1 1

9 DOKTER SPESIALIS PATOLOGI KLINIK 1 1 10 DOKTER RESIDEN/SPESIALIS ANESTESI 1 1 11 DOKTER RESIDEN/SPESIALIS THT-KL 1 1 12 PSIKOLOG 1 1 JUMLAH 16 8 0 24 II TENAGA PARAMEDIS 1 D-IV/S-1 KEPERAWATAN 4 4 2 D-III KEPERAWATAN 38 32 7 77

3 D-III KEPERAWATAN GIGI 2 1 3 4 D-III KEBIDANAN 13 10 11 34 5 D-I KEBIDANAN 2 2 6 SPK 11 11 7 SPRG 2 2 JUMLAH 72 42 19 133

III TENAGA PARAMEDIS NON KEPERAWATAN

1 APOTEKER 2 2

2 S-1 KESEHATAN MASYARAKAT 6 6

3 S-1 FARMASI 2 2

4 D-III SANITARIAN 1 1 2

5 D-III REKAM MEDIK 1 1

6 D-III GIZI 5 5

7 D-III FARMASI 6 2 8

8 D-III ATRO 5 5

9 D-III AKFIS 1 1

10 SMA ANALIS KESEHATAN 1 1

11 SMF 1 1

12 TEKINIKAL GIGI 1 1

JUMLAH 39 5 1 45

IV TENAGA NON MEDIS

1 SARJANA/S-1 1 1

2 DIPLOMA I/III 4 5 9

3 SMA SEDERAJAT 13 26 39

JUMLAH 17 32 0 49

TOTAL REKAPITULASI 144 87 20 251

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan merupakan satu-satunya rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Samosir yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat, jenis pelayanan yang disediakan RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan yang memiliki standar pelayanan yang dimanfaatkan oleh publik, antara lain:

1. Pelayanan Administrasi dan Manajemen

Pelayanan administrasi dan manajemen RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan meliputi: pelayanan administrasi kepegawaian, pelayanan pengembangan staf (pendidikan dan pelatihan), pelayanan pelaporan akuntabilitas kinerja, pelayanan pengelolaan keuangan, dan pelayanan penyedia informasi.

2. Pelayanan Rekam Medik

Pelayanan rekam medik bukan pelayanan dalam bentuk pengobatan, tetapi merupakan bukti pelayanan, finansial, aspek hokum dan ilmu pengetahuan. Peran rekam medik sangat dibutuhkan untuk mengelola bahan bukti pelayanan kesehatan dengan aman nyaman dan rahasia. Pelayanan rekam medik RSUD Dr.Hadrianus Sinaga juga menyediakan pelayanan surat keterangan dokter yang meliputi surat keterangan berbadan sehat, surat keterangan DPT, surat keterangan untuk istirahat, surat keterangan opname, surat keterangan kondisi kehamilan, surat keterangan

lahir, surat visum et refertum (VER), surat kematian, dan surat keterangan bebas narkoba.

3. Pelayanan Medik

Pelayanan medik di RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan dilaksanakan oleh staff Medik fungsional (SMF). SMF yang terdapat di RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan terdiri dari:

a. Dokter Umum dan Dokter Gigi b. Dokter Spesialis antara lain:

 Spesialis Dasar yaitu: spesialis penyakit dalam, spesialis bedah, spesialis kebidanan dan kandungan serta spesialis kesehatan anak.

 Spesialis penunjang medik yaitu spesialis radiologi, spesialis patologi klinik dan spesialis anestesi.  Spesialis lainnya yaitu THT-KL, Cardiologi dll. 4. Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan di RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan adalah pelayanan asuhan keperawatan- asuhan kebidanan yang meliputi:

a. Pelayanan gawat darurat: Instalasi Gawat Darurat(IGD). b. Perawatan rawat jalan : klinik VCT dan poliklinik (poli

umum, poli anak, poli penyakit dalam, polih bedah, poli kebidanan, poli gigi dan mulut, poli DOTS, dan poli THT). c. Perawatan rawat inap: instalasi PONEK, R. VVIP & VIP,

5. Pelayanan Penunjang Medik

Pelayanan penunjang medik yang dilaksanakan di RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan meliputi:

a. Pelayanan diagnostik antara lain:

 Laboratorium kimiawi, hematologi, bakteriologi  Radiologi

 Ultra-sonografi (USG) dan Elektrokardiografi (EKG)

b. Pelayanan terapeutik antara lain:

 Farmasi, ruang operasi serta UTDRS c. Pelayanan rehabilitasi medik, antara lain:

 Terapi fisik d. Pelayanan kamar jenazah. e. Pelayanan ambulance.

4.3. Informasi Pelayanan RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan 4.3.1. Pelayanan Rawat Jalan

Adapun layanan yang disediakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan untuk pasien rawat jalan, antara lain:

a) Poliklinik Gigi dan Mulut b) Poliklinik Umum

c) Poliklinik Penyakit Anak

d) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan e) Poliklinik Penyakit Dalam

g) Poliklinik Telinga Hidung Tenggorokan h) Poliklinik VCT, dan

i) Poliklinik DOTS

4.3.2. Pelayanan Rawat Inap

Adapun layanan yang disediakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan untuk pasien rawat inap, antara lain:

a) Ruangan Rawat Inap VVIP

Ruangan VVIP ada 2 (dua) tempat tidur, dilengkapi dengan fasilitas: - Dokter jaga (dokter umum) dan perawat jaga 24 jam

- Dokter spesialis konsul on call 24 jam - 1 (satu) tempat tidur elektrik

- 1 (satu) kamar mandi, TV, dan kulkas - Kursi tamu untuk keluarga pasien b) Ruang Rawat Inap VIP

Ruangan VIP ada 8 (delapan) tempat tidur, dilengkapi dengan fasilitas: - Dokter jaga (dokter umum) dan perawat jaga 24 jam

- Dokter spesialis konsul on call 24 jam - 1 (satu) tempat tidur elektrik

- 1 (satu) kamar mandi, TV, dan kulkas - Kursi tamu untuk keluarga pasien c) Ruang Rawat Inap Kelas I

Ruangan Rawat Inap Kelas I terdiri dari ruangan Mawar yaitu sebanyak 12 tempat tidur, dengan fasilitas sebagai berikut:

- Dokter jaga (dokter umum) dan perawat jaga 24 jam - Dokter spesialis konsul on call 24 jam

- 1 (satu) kamar dengan 2 tempat tidur dan 1 kamar mandi d) Ruang Rawat Inap Kelas II

Ruangan Rawat Inap Kelas II terdiri dari ruangan Melati yaitu sebanyak 18 tempat tidur, dengan fasilitas sebagai berikut:

- Dokter jaga (dokter umum) dan perawat jaga 24 jam - Dokter spesialis konsul on call 24 jam

- 1 (satu) kamar dengan 3 tempat tidur dan 1 kamar mandi

e) Ruang Rawat Inap Kelas III

Ruangan Rawat Inap Kelas III terdapat sebanyak 36 tempat tidur, dengan fasilitas sebagai berikut:

- Dokter jaga (dokter umum) dan perawat jaga 24 jam - Dokter spesialis konsul on call 24 jam

- 1 (satu) kamar dengan 6 tempat tidur dan 1 kamar mandi f) Ruang Rawat PONEK

Ruangan Rawat PONEK terdapat sebanyak 10 tempat tidur, 4 perawatn inkubator dengan fasilitas sebagai berikut:

- Dokter jaga (dokter umum) dan perawat jaga 24 jam - Dokter spesialis konsul on call 24 jam

- Ruangan menyusui

- Ruangan AC dan 2 kamar mandi g) Recovery Room

Ruangan ini terdiri dari 2 tempat tidur yang digunakan untuk pasien post operasi, sebelum dipindahkan ke ruang rawat inap.

h) Ruang Rawat Inap ICU

Ruangan ICU RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan memiliki fasilitas: - 3 (tiga) tempat tidur ICU

- 4 (empat) Patient Monitor

4.3.3. Pelayanan Penunjang

Pelayanan penunjang di RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan antara lain:

1. Pelayanan Penunjang Medis  Instaslasi Radiologi

Pelayanan Radiologi selama 24 jam yang melakukan sesuai kebutuhan dan permintaan dari instalasi pelayanan lain di RSU dan juga melayani permintaan dari luar rumah sakit.

 Instalasi Farmasi

RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan mempunyai pedoman terapi dan formularium (daftar obat baku) yang lengkap sehingga sangat jelas untuk mendapatkan informasi tentang obat yang rasional. RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan menyediakan obat esensial dengan nama generic untuk kebutuhan pasien rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan obat di apotik RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan dilaksanakan 24 jam setiap hari.  Instalasi Laboratorium

Pelayanan laboratorium selama 24 jam yang saat ini melayani bidang keahlian yaitu patologi klinik (hematologi, analisa urine dan tinja, kimia klinik, mikrobiologi).

 Instalasi Fisioterapi

Pelayanan fisioterapi saat ini menyesuaikan jadwal instalasi rawat jalan dan melayani permintaan dari instalasi pelayanan lain di rumah sakit maupun dari luar rumah sakit.

 Instalasi Kamar Bedah (OK)

Pelayanan kamar bedah selama 24 jam yang melakukan pelayanan sesuai kebutuhan dan permintaan dari instalasi pelayanan lain di rumah sakit dan juga melayani permintaan dari luar rumah sakit.

 Instalasi Giji

Instalasi giji melakukan pelayanan sesuai waktu kebutuhan pasien, yaitu: - Pagi : 07.00 - 08.00 WIB

- Siang : 12.00 - 13.00 WIB - Malam : 18.00 - 19.00 WIB 2. Pelayanan Penunjang Non Medis  Instalasi Laundry  Rekam Medik  Instalasi Kamar 3. Pelayanan Pelengkap  Ambulance  Perpustakaan

BAB V ANALISA DATA

Bab ini penulis menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan. Kuesioner diisi oleh pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan sebagaimana yang telah dikemukakan pada Bab Metode Penelitian bahwa sampel yang diambil sebanyak 25 orang. Pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan penerima bantuan iuran. Pengambilan sampel ini adalah untuk mengetahui persepsi peserta BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir. Dalam pengumpulan kembali kuesioner yang disebar kepada 25 orang semuanya terkumpul dan dijawab oleh responden.

5.1. Identitas/Karakteristik Responden Pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)

5.1.1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Tabel 5.1

Distribusi Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 2 Laki-laki Perempuan 12 13 48 52 Jumlah 25 100 Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan Tabel 2 jumlah responden yang berjenis kelamin sebanyak 12 orang atau 48 % sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 orang

atau 52 %. Adapun teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu.

5.1.2. Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur Tabel 5.2

Distribusi Menurut Umur

No Kategori Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 2 3 4 5 20-30 31-40 41-50 51-60 61 ke atas 2 8 7 7 1 8 32 28 28 4 J U M L A H 25 100 Sumber : Kuesieoner 2014

Berdasarkan Tabel 3 jumlah responden menurut umur yang paling banyak adalah berkisar umur 31-40 tahun yaitu sebesar 8 orang atau 32 %, sedangkan jumlah responden yang paling sedikit adalah umur 61 tahun ke atas sebesar 1 orang atau 4 %. Penentuan sampel tidak memiliki kriteria umur, sampel ditentukan berdasarkan lama rawat di Rumah sakit. Pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden adalah pasien yang dirawat minimal 3 hari di rumah sakit.

5.1.3. Karakteristik Responden Menurut Agama Tabel 5.3

Distribusi Menurut Agama

No Agama Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 2 Kristen Katolik Kristen Protestan 13 12 52 48 J U M L A H 25 100 Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan Tabel 4 jumlah responden yang menganut agama Kristen katolik sebanyak 13 orang atau 52 %, sedangkan yang menganut agama Kristen protestan sebanyak 12 orang atau 48 %. Lokasi penelitian penduduknya adalah mayoritas kristen sehingga seluruh sampel dalam penelitian ini adalah seluruhnya Kristen. Pasien dijadikan responden berdasarkan lama rawat di Rumah Sakit Umum Dr.Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir.

5.1.4. Karakteristik Responden Menurut Mata Pencaharian Tabel 5.4

Distribusi Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 Petani Nelayan Tukang Becak Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Penenun Ulos Tukang Bangunan 13 2 1 2 3 2 2 52 8 4 8 12 8 8 J U M L A H 25 100 Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel 5 jumlah responden menurut mata pencaharian atau pekerjaan yang paling banyak adalah petani dengan 13 orang responden atau 52 %, dan jumlah responden yang paling sedikit adalah tukang becak 1 orang atau 4 %. Hal ini dikarenakan di lokasi penelitian penduduk adalah mayoritas dengan mata pencaharian petani.

5.2. Pengetahuan Responden Tentang BPJS Kesehatan

5.2.1.Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengertian BPJS Kesehatan Tabel 5.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengertian BPJS Kesehatan

No Jawaban Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 2 Tahu Kurang Tahu 3 22 12 88 J U M L A H 25 100 Sumber : Kuesioner 2014

Sebagaian besar responden dalam penelitian ini kurang tahu tentang pengertian BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan merupakan badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia. Selanjutnya peserta BPJS Kesehatan yang dimaksud adalah kelompok penerima bantuan iuran.

Berdasarkan tabel 6, pengetahuan responden tentang pengertian BPJS Kesehatan sebanyak 22 orang atau 88 %, menyatakan kurang mengetahui dan sebanyak 3 orang atau 12 %, dan menyatakan tahu tentang pengertian BPJS Kesehatan. Besarnya jumlah responden yang kurang mengetahui pengertian BPJS

Kesehatan dikarenakan minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak-pihak

Dokumen terkait