• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil analisis data dapat disimpulkan:

1. Sebaran frekuensi karakter ketahanan kedelai terhadap SMV, tinggi tanaman, bobot 100 butir per tanaman, persentase biji sehat per tanaman, dan umur panen termasuk ke dalam karakter kualitatif, sedangkan karakter jumlah cabang produktif, total jumlah polong per tanaman, jumlah polong bernas per tanaman, total jumlah biji per tanaman, persentase biji sakit pertanaman, bobot biji per tanaman, periode inkubasi dan umur berbunga termasuk ke dalam karakter kuantitatif.

2. Pola segregasi karakter ketahanan kedelai terhadap SMV (1 : 2 : 1), tinggi tanaman(3 : 1), bobot 100 butir biji per tanaman ( 9 : 6 : 1 ), persentase biji sehat per tanaman (9 : 3 : 4), umur panen (13 : 3)sejalan dengan nisbah Mendel atau modifikasinya. Karakter jumlah cabang produktif, total jumlah polong per tanaman, jumlah polong bernas per tanaman, total jumlah biji per tanaman, persentase biji sakit pertanaman, bobot biji per tanaman, periode inkubasi dan umur berbunga mengikuti sebaran normal.

3. Terdapat 6nomor genotipe harapan tanaman kedelai hasil persilangan Taichung x Tanggamus generasi F3 yang memiliki karakter ketahanan

terhadap SMV dan berproduksi tinggi. Nomor-nomor harapan tersebut, yaitu 6.6.22 ; 6.6.24 ; 6.6.25 : 6.6.37 ; 6.6.65 ; 6.6.73.

59

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap karakter ketahanan dan agronomi yang diamati, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian6 genotipe dengan nomor-nomor harapan 6.6.22 ; 6.6.24 ; 6.6.25 : 6.6.37 ; 6.6.65 ; 6.6.73.

PUSTAKA ACUAN

Adisarwanto, T. 2005. Kedelai. Jakarta. Penebar Swadaya. 92 hlm. Agrios, G. N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta. 713 hlm.

Akin, H. M. 2006. Virologi Tumbuhan. Yogyakarta. Kanisius. 187 hlm. Akin, H. M. dan M. Barmawi. 2005. Ketahanan beberapa varietas kedelai

terhadap SSV (soybean stunt virus). Jurnal Agrotropika. X(1): 15- 19.

Allard, R. W. 2005. Principles of plant breeding. John Wiley and Sons Ltd. New York. 485 pp.

Andayanie, W. R. 2012. Evaluation of low temperature treatment induced mutant of soybean mosaic virus (SMV) for cross protection in soybean. J.Australasian Plant Pathology. 12(2): 185-191.

Andrianto, T. T. dan Novo, I. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Penerbit Absolut. Yogyakarta. 56 hlm.

Aslichah, N. 2014. Seleksi karakter ketahanan terhadap soybean mosaic virus dan karakter agronomi kedelai generasi F2 hasil persilangan

Tanggamus dan Taichung. (Skripsi). Universitas Lampung. 62 hlm. Ardiansyah, S. 2013. Pola segregasi karakter agronomi tanaman kedelai

(Glycine max [l.] merrill) generasi F2hasil persilangan Wilis x Malang

2521. (Skripsi). Universitas Lampung. 70 hlm.

Badan Pusat Statistik. 2014. Produktivitas kedelai Indonesia.

http://bps.go.id/tnmn_pgn.php?kat=3&id_subyek=53&notab=0. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2014 Pukul 14:45.

Baihaki, A. 2000. Teknik rancangan dan analisis penelitian pemuliaan. Bandung. Universitas Padjajaran. 91 hlm.

61 Barmawi, M. 2007. Pola segregasi dan heritabilitas sifat ketahanan kedelai

terhadap cowpea mild mottle virus populasi Wilis x Malang 2521. Jurnal Hama Penyakit Tumbuhan Tropika. 7(1): 48-52.

Barmawi, M., A. Yushardi, dan N. Sa’diyah. 2013. Daya waris dan harapan kemajuan seleksi karakter agronomi kedelai generasi F2 hasil

persilangan antara Yellow Bean dan Taichung. Jurnal Agrotek Tropika. 1(1) :20-24.

Bowers GR Jr, Paschal EH II, Bernard RL, dan Goodman RM, 1992. Inheritance of resistance to soybean mosaic virus in ‘‘Buffalo’’ and ‘‘HLS’’ soybean. Crop Sci 32: 67–72.

Buss G.R., Roane C.W., dan Tolin S.A. 1985. Breeding for resistance to virus in soybeans. Proceedings of World Soybean Research Conference III. 433-438 pp.

Cho, E.K., B.J. Chung, and S.H. Lee. 1977. Studies of identification and classification of soybean virus diseases in Korea. II. Etiology of necrotic disease of Glycine max. Plant Dis. 6: 313-317.

Crowder, L. V., 1997. Genetika tumbuhan (diterjemahkan dari plant genetics oleh Lilik kusdiati). Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 499 hlm.

Fehr, W.R, 1987. Principles of cultivar development Vol. 1 theory and technique. Macmillan Pub. Co. New York. 536 pp.

Gai J, Hu YZ, Zhang YD, Xiang YD, and Ma RH, 1989. Inheritance of resistance of soybeans to four local strains of soybean mosaic virus. In: Proceedings of World Soybean Research Conference IV.

BuenosAires, Argentina, March 5–9, 1989 (Pascale AJ, ed). Argentina: Orientacion Grafica Editora SRL; 1182–1187. Gomez, K. A. dan A. A. Gomez. 1995. Statistical procedures for

Agriculture Research. An IRRI Book. John Wiley & Sons. Sixth Edition. New York. 688 pp.

Gunduz, I. 2000. Genetic analysis of Soybean mosaic virus resistance in soybean.(Disertasi). Virginia Polytechnic Institute and State University. Virginia. 124 pp.

Hill, J. 1999. Soybean mosaic. compendium of soybean diseases, 4th ed (Hartman G.L., Sinclair J.B., and Rupe J.C., eds.). St. Paul. American Phytopathological Society Press.

62 Jamil, R. 2013. Estimasi Nilai Ketahanan Sepuluh Populasi F1 Tanaman

Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Terhadap Infeksi Soybean Mosaic Virus. (Skripsi). Universitas Lampung. 70 hlm.

Kompas. 2013. Jumlah permintaan kedelai Indonesia. Katalog. Majalah Harian Kompas.

Ma, G., Chen, P., Buss, G. R., dan Tolin, S. A. 2004. Genetics of Resistance to Two Strains of Soybean Mosaic Virus in Differential Soybean Genotypes. Virginia. Journal of Heredity 95(4): 322–326. Mangoendidjojo. 2003. Dasar-dasar pemuliaan tanaman. Kanisius.

Yogyakarta. 194 hlm.

Arif, M. dan S. Hassan. 2000. Occurrence and distribution of soybean mosaic potyvirus in soybean crop of North West Frontier Province, Pakistan and characterization of prevalent isolates. Pakistan Journal of Biological Science 3 (12): 212.

Mulia, Y. 2008. Uji daya gabung karakter ketahanan beberapa genotipe kedelai [Glycine max (l.) merril]. Tesis. Universitas lampung. 65 hlm. Nasir, M. 2002. Bioteknologi molekuler teknik rekayasa genetik tanaman.

Citra Aditya Bakti. Bandung. 132 hlm.

Oka, N.I. 1993. Pengantar Epidemilogi Penyakit Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 92 hlm.

Prayogo, Y. 2012. Keefektifan cendawan entomopatogen lecanicillium lecanii (zare & gams) terhadap bemisia tabaci gen sebagai vektor soybean mosaic virus (SMV) pada tanaman kedelai. Superman: Suara Perlindungan Tanaman. 2(1): 11-21.

Putri, R. 2013. Estimasi Nilai Heritabilitas dan Nisbah Potensi Karakter Ketahanan dan Agronomi Tanaman Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Terhadap Soybean Mosaic Virus. (Skripsi). Universitas Lampung. 77 hlm.

Rachmadi, M. 2000. Pengantar pemuliaan tanaman membiak vegetatif. Universitas Padjajaran : Bandung. 116 hlm.

Ria, W. dan Gamawatih, P. 2009. Soybean Mosaic Virus (SMV) dan Distribusi di Jawa Timur. Madiun. Agri-tek. 10:2.

Ross J.P. 1983. Effect of Soybean Mosaic on component yields from blends of mosaic resistant and susceptible soybeans. Crop Sci 23:343-346.

63 Rubiyo, Trikosoemaningtyas, dan Sudarsono. 2011. Pendugaan daya

gabung dan heterosis ketahanan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) terhadap penyakit busuk buah (Phythophtora palmivora). J. Litri. 17 (3): 124–131.

Rukmana, R., dan Y. Yuniarsih. 1996. Kedelai. Kanisius. Yogyakarta. 92 hlm.

Sa’diyah, N. 2014. Heritabilitas, Nisbah Potensi, dan Heterosis Ketahanan Kedelai Terhadap soybean mosaic virus. Jurnal Agrotek Tropika (dalam proses penerbitan). Bandar Lampung.

Sriwidarti. 2010. Pola Pewarisan Karakter Kualitatif dan Kuantitatif Kacang Panjang (Vigna sinensis var. Sesquipedalis L.) Keturunan Testa Coklat x Hitam. (Tesis). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 84 hlm.

Stansfiled, W. 1991. Genetika (edisi kedua). Erlangga. Jakarta. 417 hlm. Suprapto, H. S. 2001. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. 80 hlm. Sutopo, L. 1998. Teknologi benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 94 hlm. Snyder, L. H. dan R. P. David. 1957. The Principles of Heredity. Health

and Company: USA. 507 pp.

Trustinah. 1997. Pewarisan beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif pada kacang tunggak (Vigna unguiculata (L) walp). Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 15(2): 48-54.

Walpole, R. E. 1988. Pengantar Statistika Edisi Ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 510 hlm.

Wanda, N. 2014. Pola segregasi karakter ketahanan tanaman kedelai (Glycine Max [L]. Merrill) terhadap infeksi Soybean Mosaic Virus populasi F2 hasil persilangan Taichung x Tanggamus. (Skripsi).

Universitas Lampung. 62 hlm.

Wulandari, T. 2013. Pola Segregasi Karakter Agronomi Tanaman Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F3 Hasil Persilangan Wilis x

Dokumen terkait