• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi semua kesimpulan yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan menjawab rumusan masalah yang dituliskan pada bab pendahuluan secara ringkas dan jelas. Bab ini juga memberikan saran untuk pengembangan sistem.

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Informasi

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. (Jerry FithGerald, 1981).

Informasi adalah Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penggunanya. Selain itu, informasi juga merupakan hasil dari pengolahan data yang apabila dalam pengolahan datanya cepat dan benar, maka akan menghasilkan informasi yang lebih cepat dan benar pula. Hal ini sangat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan untuk menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan organisasi (Jogiyanto, 1990).

2.2. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (Management Information System atau sering dikenal dengan singkatan SIM) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

SIM dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengelola data yang menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

Informasi yang disajikan oleh SIM bagi kepentingan manajemen harus dapat mendukung pelaksanaan fungsi manajemen, berkenaan dengan

6

hal tersebut informasi manajemen haruslah berkualitas, artinya informasi tersebut harus:

 Relevan : informasi yang diterima harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

 Tepat waktu : informasi harus tersedia padasaat diperlukan.

 Akurat : informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

 Lengkap : informasi yang diberikan tidak sepotong-sepotong.

Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi untuk menambah kecepatan dan keakuratan data atau informasi yang dibutuhkan maka diperlukan suatu alat yang mendukung untuk hal itu, dan komputer memenuhi syarat untuk hal tersebut. yang terpenting di sini adalah informasi yang di hasilkan harus berkualitas agar penggunaanya bisa efektif.

2.3. Sistem Informasi Berbasis Web

Sistem informasi berbasis web adalah suatu sistem informasi yang diakses menggunakan penjelajah web melalui suatu jaringan seperti internet atau intranet. Ia juga merupakan suatu aplikasi perangkat lunak komputer yang dikodekan dalam bahasa yang didukung penjelajah web 30 (seperti HTML, JavaScript, AJAX, Java, dll) dan bergantung pada penjelajah tersebut untuk menampilkan aplikasi (Kadir,2004).

2.4. Metodologi FAST (Framework for the Application of Systems Technique) Metodologi pengembangan sistem (system development methodology) adalah proses pengembangan sistem yang sangat formal dan akurat yang mendefinisikan sekumpulan aktivitas, metode, praktek-praktek terbaik, penyampaian, dan alat terotomasi yang digunakan oleh pengembang sistem dan

7

manajer proyek untuk mengembangkan dan memelihara sistem dan software informasi. Salah satu metodologi pengembangan sistem yang umum dipakai adalah metodologi FAST (Framework for the Application of Systems Technique).

Metodologi FAST merupakan kerangka yang fleksibel untuk menyediakan tipe-tipe berbeda proyek dan strategi (Whitten, dkk. 2004). Metode ini merupakan suatu proses standar atau metodologi yang digunakan untuk mengembangkan dan memelihara seluruh bagian sistem informasi. Metodologi FAST mendukung bagian pengembangan sistem dan operasi serta langkah- langkah pendukungnya. Berikut langkah-langkah pengembangan sistem dalam metodologi FAST:

a. Scope Definition Phase

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi yang akan diteliti tingkat fesibility dan ruang lingkup proyek yaitu dengan menggunakan kerangka PIECES (Performance, Information, Economics Control, Efficiency, Service). Hal ini dilakukan untuk menemukan inti dari masalah-masalah yang ada (problems), kesempatan untuk meningkatkaan kinerja organisasi (opportunity), dan kebutuhan-kebutuhan baru yang dibebankan oleh pihak-pihak manajemen atau pemerintah (directives).

b. Problem Analysis Phase

Pada tahap ini akan diteliti masalah-masalah yang muncul pada sistem yang ada sebelumnya. Dalam hal ini project charter yang dihasilkan dari tahapan preliminary investigation adalah kunci utamanya. Hasil dari tahapan ini adalah peningkatan performa sistem yang akan memberikan keuntungan dari segi bisnis perusahaan. Hasil lain dari tahapan ini adalah sebuah laporan yang menerangkan tentang problems, causes, effects, dan solution benefits.

c. Requirement Analysis Phase

Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi data, proses dan antarmuka yang diinginkan pengguna

8

dari sistem yang baru. Alat bantu untuk memahami kebutuhan bisnis yang ada adalah dengan pemodelan use case.

d. Logical Design Phase

Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan-kebutuhan bisnis dari fase requirements analysis kepada sistem model yang akan dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar penggunaan teknologi (data, process, interface) yang menjamin usability, reliability, completeness, performance, dan quality yang akan dibangun di dalam sistem.

e. Decision Analysis Phase

Pada tahap ini akan akan dipertimbangkan beberapa kandidat dari perangkat lunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan dipakai dalam implementasi sistem sebagai solusi atas problems dan requirements yang sudah didefinisikan pada tahapan-tahapan sebelumnya.

f. Physical Design and Integration Phase

Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan bisnis yang direpresentasikan sebagai logical design menjadi physical design yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat sistem yang akan dikembangkan. Jika di dalam logical design tergantung kepada berbagai solusi teknis, maka physical design merepresentasikan solusi teknis yang lebih spesifik.

g. Construction and Testing Phase

Setelah membuat physical design, maka akan dimulai untuk mengkonstruksi dan melakukan tahap uji coba terhadap sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain. Basis data, program aplikasi, dan antarmuka akan mulai dibangun pada tahap ini. Setelah dilakukan uji coba terhadap keseluruhan system desain.

9 h. Installation and Delivery Phase

Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah instalasi sistem, training user, manual sistem, mengkonversi file dan database yang ada ke dalam database yang baru, final testing dan menyiapkan prosedur konversi. Setelah sistem dioperasikan, perlu system support yang berkesinambungan untuk sisa siklus hidupnya yang berguna dan produktif.

Dukungan sistem terdiri dari aktivitas- aktivitas berkesinambungan berikut

 Membantu para pengguna.

 Memperbaiki cacat (bug) perangkat lunak.

 Mengembalikan keadaan semula sistem.

 Mengadaptasikan sistem pada persyaratan baru.

2.5. Notasi Pemodelan

2.5.1. Use Case Diagram (Whitten et.al, 2004)

Use case diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dan eksternal sistem dan user. Dengan kata lain, use case diagram menggambarkan secara grafikal tentang siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara bagaimana user berinteraksi dengan sistem.

a. Simbol Dasar Use Case Diagram

Use case merupakan bagian dari seluruh fungsi sistem. Use case digambarkan secara grafik dengan elips yang horisontal dengan nama dari use case tertera di atas, di bawah atau di dalam elips.

10

Gambar 2.1 Simbol dasar Use Case Diagram

Actor merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk bertinteraksi dengan sistem untuk mengubah informasi. Aktor dapat berupa orang, organisasi atau sistem informasi yang lain atau juga suatu waktu kejadian.

b. Relasi ( Relationship )

Sebuah relasi digambarkan dengan sebuah garis di antara dua simbol di dalam use case diagram. Arti dari relasi bisa berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung pada bagaimana cara garis digambar dan tipe simbol apa yang disambungkan.

2.5.2. Pemodelan Data (At zeni et.al, 2000)

Model sistem memegang peranan penting di dalam proses pengembangan sistem. Pemodelan data merupakan sebuah teknik untuk mendefinisikan kebutuhan bisnis untuk sebuah database. Pemodelan data biasa disebut sebagai pemodelan database karena model data selalu diimplementasikan sebagai sebuah database.

Metodologi yang digunakan untuk mendisain database dibagi menjadi 3 fase, yaitu conceptual design, logical design, dan physical

11

design. Dalam fase yang pertama dilakukan proses untuk memindahkan kebutuhan user ke dalam database, sedangkan pada fase kedua dan ketiga lebih menitikberatkan kepada bagaimana mengimplementasikan rancangan yang sudah dibuat dalam fase pertama ke dalam keadaan yang sesungguhnya.

2.5.2.1. Conceptual Design

Hasil dari fase ini disebut sebagai conceptual schema dan dinyatakan dalam conceptual data model yang menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD merupakan alat yang digunakan untuk membantu dalam proses pemodelan data. Dua komponen utama pembentuk ERD adalah entitas dan relasi.

Entitas adalah sebuah objek yang nyata ada dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Pemilihan atribut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan hal yang penting.

Relasi adalah hubungan antar entitas. Ada beberapa macam relasi yang dapat digambarkan dalam ERD, yaitu :

1. Relasi Satu lawan Satu (One to One Relationship) 2. Relasi Satu lawan Banyak (One to Many Relationship) 3. Relasi Banyak lawan Banyak (Many to Many Relationship) Ada banyak variasi bentuk notasi ERD. Lambang yang paling banyak dipakai dapat dilihat pada Gambar 2.2.

12

Gambar 2.2 Notasi-notasi ERD

2.5.2.2. Logical Design

Dalam fase ini dilakukan proses translasi dari conceptual schema yang sudah dibuat pada fase sebelumnya. Hasil dari fase ini disebut sebagai logical schema dan dinyatakan dalam logical data model yang digambarkan menggunakan relational model. Dalam fase ini harus dilakukan beberapa optimalisasi terhadap operasi-operasi yang akan dilakukan terhadap data-data yang ada. Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan optimalisasi ini dinamakan normalisasi.

Normalisasi adalah :

1. Suatu proses pengelompokan elemen data ke dalam sejumlah tabel yang merepresentasikan sejumlah entitas dan relasinya (Atre, 1980).

13

2. Proses untuk mengubah suatu tabel yang memiliki masalah (anomali) tertentu ke dalam 2 buah tabel atau lebih yang tidak memiliki anomali (Kroenke, 1995). Langkah normalisasi bertujuan :

 Sebagai alat penolong dalam proses perancangan database.

 Untuk meminimumkan grup elemen data yang sama dan berulang-ulang (redundansi) dalam database karena hal tersebut menyebabkan akses menjadi lambat dan memboroskan tempat penyimpanan.

 Untuk memudahkan proses penyisipan, penghapusan, dan pengembangan database.

2.5.2.3. Physical Design

Dalam fase ini, logical schema yang sudah dibuat pada fase sebelumnya dilengkapi dengan detail-detail yang diperlukan untuk pengimplementasian secara fisik pada Database Management System (DBMS) yang akan digunakan. Hasil dari fase ini disebut sebagai physical schema.

2.6. Hypertext Markup Language (HTML)

Informasi yang disediakan oleh web adalah dalam bentuk dokumen yang disebut dengan web page. Dokumen web page tersebut bisa mengandung referensi dan link (hubungan) ke bagian lain di dokumen tersebut atau ke mesin lain di Internet.

Link antar dokumen istilahnya adalah internal link, sedangkan link ke dokumen lain di salah satu mesin atau server dalam Internet disebut external link. Suatu dokumen teks bukan hanya bisa di-link dengan teks lainnya, tetapi juga

14

dengan gambar, suara, ataupun dengan video. Link yang berada dalam dokumen biasanya ditandai dengan warna atau garis bawah.

Konsep referensi dan link di antara dokumen atau web page dalam Internet ini yang mendasari keseluruhan teknologi web dan konsep inilah yang dikenal dengan nama hypertext. Dokumen yang mendukung hypertext itu adalah dokumen Hypertext Markup Language (HTML). File jenis ini biasanya disimpan dengan ekstensi atau akhiran HTM atau HTML.

Dokumen HTML memuat instruksi yang diawali dengan kode atau tag tertentu. Format tag yang ada pada dokumen HTML mengandung 2 tag, yaitu tag pembuka dan tag penutup. Setiap tag ditandai dengan simbol “ < “ dan “ > “.

Pasangan dari sebuah tag ditandai dengan tanda “ / ”. Misalnya pasangan dari tag <nama_tag> adalah </nama_tag>. Penulisan tag HTML tidak case sensitive, artinya penggunaan huruf kecil ataupun besar tidaklah menjadi masalah. Dalam hal penggunaan tag, ada tag-tag tertentu yang tidak memerlukan tag penutup.

Sebuah dokumen HTML harus diberi tag <HTML> di bagian awal dokumen dan ditutup dengan tag </HTML> di bagian akhir dokumen. Hal ini dilakukan supaya dokumen yang dibuat tersebut dapat dikenali dengan baik oleh program browser yang digunakan.

Dokumen HTML secara umum terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu head dan body. Tag <HEAD> digunakan untuk memberi judul dari dokumen yang akan dibuat. Judul yang diberikan ini akan tampil di bagian atas layar browser pada saat dokumen tersebut dieksekusi. Penulisan tag <HEAD> harus dikombinasikan dengan tag <TITLE> karena jika tag <HEAD> berdiri sendiri tidak akan berdampak apa-apa pada dokumen yang dibuat walaupun mengandung tag <HEAD>. Tag <BODY> digunakan untuk menampilkan data-data yang diinginkan dalam sebuah dokumen HTML. Penggunaan tag <BODY> ini tidak diwajibkan, tetapi sebaiknya disertakan agar dokumen HTML yang dibuat menjadi lebih jelas.

15 2.7. JSP

Java Server Pages (JSP) merupakan sebuah tenologi servlet-based yang digunakan pada web tier untuk menghadirkan dynamic dan static content. JSP merupakan text-based dan kebanyakan berisi templae text HTML yang digabungkan dengan spesifik tags dynamic content.

JSP mempunyai beberapa keunggulan di antaranya adalah dapat mengakses semua library, yakni fungsi yang ditulis dalam bahasa Java. Seperti solusi scripting yang lain, JSP juga menyediakan fasilitas penanganan session, cookies dan lain sebagainya.

2.7.1. Keunggulan JSP Servlet

1. JSPs merupakan dokumen text seperti HTML, yang menghindari format dan manipulasi yang memungkinkan String yang sangat panjang untuk menghasilkan output.

2. JSPs lebih dikenal oleh semua orang dengan pengetahuan dari HTML, untuk memudahkan dalam pengembangan web page.

3. JSPs memiliki built-in yang mendukung untuk penggunaan komponen software yang dapat digunakan kembali (JavaBeans). Hal ini tidak hanya membiarkan para pengembang menghindari kemungkinan menemukan kembali inti/kemudi dari tiap aplikasi, mempunyai software pendukung untuk memisahkan komponen software untuk menghandle logic promotes separation dari presentasi dan business logic

4. JSPs, merupakan bagian solusi dari Java untuk pengembang aplikasi web, merupakan multi-platform yang tak terpisahkan dan dapat dijalankan pada berbagai container servlet yang compatible, dengan mengabaikan vendor atau sistem operasinya

16

5. Dalam kaitannya dengan cara kerja JSPs, mereka tidak membutuhkan kompilasi dari para pengembang. Kompilasi ini telah ada untuk kita pada kontainer servlet. Modifikasi JSPs dideteksi secara otomatis. Hal ini secara relatif membuatnya mudah untuk dibangun

2.7.2. Prinsip Kerja JSP Servlet

Gambar 2.3 Prinsip Kerja JSP Servlet

Container servlet mengatur JSPs pada suatu cara untuk mengatur servlet itu sendiri melalui penggunaan suatu alur JSP maka dapat dijalankan dengan baik.

JSP memiliki tiga fase alur, inisiasi, service dan destruksi. Fase fase ini sama dengan methode servlet yang diambil dari container yang berbeda. jspInit() untuk inisiasi fase, _jspService() untuk service fase dan jspDestroy() untuk mendestruksi fase.

17

Gambar 2.4 Implementasi Prinsip Kerja Jsp

Pada dasarnya prinsip kerja pemakaian JSP dijelaskan berikut : pemakai yang ingin mengakses halaman Web mula-mula mengirimkan permintaan halaman Web melalui protokol HTTP (HyperText Transfer Protocol) dalam bentuk JSP (berekstensi .jsp). Permintaan ini akan disampaikan ke Web server. Kemudian Web server mengambil dokumen JSP dan mengirimkan ke JSP Servlet Engine. Bagian inilah yang melakukan pemrosesan kode-kode JSP (termasuk di dalamnya melakukan pengompilasian) dan membentuk kode HTML. Berikutnya, kode HTML ini disampaikan oleh Web server ke klien yang memintanya. Kode HTML ini selanjutnya diproses oleh browser sehingga pemakai bisa memperoleh informasi dari halaman Web yang dikehendakinya

Pengompilasian kode JSP hanya dilakukan sekali saja, yaitu pada pemanggilan dokumen yang pertama kali. Oleh karena itu pemakai yang memanggil dokumen yang baru saja dibuat atau diperbaharui akan merasakan bahwa tanggapan terhadap permintaan halaman Web cukup lama. Untuk menghindari keadaan seperti ini, pengembang dapat memanggil terlebih dulu dokumen tersebut setelah dilakukan perubahan.

18

Detail pemrosesan oleh JSP Servlet engine adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pemilahan (parsing) kode JSP,

2. Membangkitkan kode sumber Servlet,

3. Mengkompilasi kode sumber Servlet menjadi sebuah kelas, 4. Membuat instan servlet,

5. Memberikan keluaran servlet ke Web server.

2.8. MySQL

MySQL adalah multiuser database yang menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language) yang mampu menangani data yang cukup besar. SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database server. Dengan menggunakan SQL, proses akses database menjadi lebih user-friendly. MySQL juga menyediakan dukungan open source.

Dalam konteks bahasa SQL pada umumnya informasi tersimpan dalam tabel-tabel yang secara logika merupakan dua dimensi yang terdiri atas baris-baris data yang berada dalam satu atau lebih kolom. Baris pada tabel sering disebut sebagai instance dari data, sedangkan kolom sering disebut sebagai atribut atau field. Keseluruhan tabel dihimpun dalam satu kesatuan yang disebut basisdata.

Sebagai software basisdata dengan konsep basisdata modern, MySQL memiliki banyak kelabihan (Betha,2003) ;

1. Portability

MySQL dapat digunakan dengan stabil tanpa kendala berarti pada berbagai sistem operasi.

2. Open source

MySQL didistribusikan secara open source dibawah lisensi GPL sehingga dapat dipergunakan secara cuma-cuma.

19 3. Multiuser

MySQL dapat digunakan untuk menangani beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. Hal ini akan memungkinkan sebuah server basisdata MySQL dapat diakses klien specara bersamaan dalam waktu yang bersamaan pula.

4. Perfomance Tunning

MySQL memiliki kecepatan yang cukup menakjubkan dalam menangani query sederhana, serta mampu memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

5. Command and Function

MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah SELECT dan WHERE alam query.

6. Scalability

MySQL terbukti mampu menangani basisdata dalam skala besar dengan jumlah record lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada setiap tabelnya.

7. Struktur tabel

20 BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Sistem

3.1.1. Fase Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase) 3.1.1.1. Deskripsi Sistem yang Ada Sekarang

Sistem ini adalah sebuah sistem yang ditujukan untuk mencatat data pribadi dari imam dan bruder lalu menyimpannya. Adapun proses bisnis pada sistem ini sebagai berikut:

 Ketika seorang skolastik bergabung dalam Serikat Yesus (SJ), maka petugas akan mencatat data diri, wali, studi dan pengalaman kerja. Skolastik akan masuk ke masa Novisiat.

 Setelah selesai menempuh masa Novisiat skolastik akan mengucapkan kaul yang pertama.

 Setelah mengucapkan kaul pertama, skolastik akan diutus untuk menempuh masa Juniorat. Lalu setelah menempuh masa Juniorat skolastik akan memasuki masa Filsafat. Namun, jika tidak diutus maka ia akan langsung melanjutkan ke masa studi Filsafat.

 Setelah menempuh masa Filsafat, skolastik akan masuk ke masa Tahun Orientasi Kerasulan (TOK). Pada masa ini skolastik akan ditempatkan pada berbagai tempat seperti, kolese Jesuit, Universitas, atau dapat mengambil studi.

 Skolastik akan masuk ke masa Teologi setelah menempuh Tahun Orientasi Kerasulan (TOK). Pada masa TOK Romo dapat bertugas di Kolese, Paroki, menempuh pendidikan, kursus atau bekerja.

 Setelah menempuh masa TOK maka romo akan melanjutkan menuju Tahbisan.

21

 Tahbisan dibagi menjadi 2 jenis:

o Tahbisan Diakon

o Tahbisan Imam

 Setelah menerima tahbisan Diakon maka Romo akan melayani sebelum menerima Tahbisan Imamnya.

 Setelah menjalani tahbisan Romo akan menempuh masa Tersiat. Romo dapat mengambil studi atau pelayanan sebelum atau ketika menempuh masa Tersiat.

 Setelah menjalani masa Tersiat, Romo akan mengambil sumpahnya yang terakhir.

3.1.1.2. Gambaran Sistem Yang akan dikembangkan

Usulan sistem yang baru adalah membuat sebuah sistem informasi berbasis web dengan jsp & MySQL yang dapat menyediakan informasi bagi romo dan dapat memberikan informasi laporan status romo yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan bagi serikat.

3.1.2. Fase Analisis Kebutuhan (Requirements Analysis Phase) 3.1.2.1. Analisis Kebutuhan Pengguna

Pihak-pihak yang menggunakan sistem ini antara lain adalah:

22 3.1.2.2. Use Case Diagram

23 3.2. Perancangan Sistem

3.2.1. Fase Desain Logikal (Logical Design) 3.2.1.1. Subsistem Manajemen Proses

Sistem Informasi anggota Serikat Yesus

P0

Administrator

username & password

data romo

24

25

3.2.2. Fase desain Fisikal (Physical Design Phase) 3.2.2.1. Subsistem Manajemen Data

3.2.2.1.1.Entity Relational Diagram

26 3.2.2.1.2.Logical Database Desain

27 3.2.2.1.3.Physical Database Design

1. Tabel Romo

Tabel romo berfungsi untuk menyimpan data romo

Nama Field Tipe Ukuran Ket

PK no_urut Int 3 idSkolastik Int 7 namaDepan varchar 20 namaKecil varchar 20 namaBelakang varchar 20 namaTionghwa varchar 20 namaPermandian varchar 20 tempatLahir varchar 100 tanggalLahir int 2 bulanLahir int 2 tahunLahir int 4 anakKe int 2 sukuBangsa varchar 20 kewarganegaraan varchar 20 tanggalPermandian int 2 bulanPermandian int 2 tahunPermandian int 4 parokiPermandian varchar 20 keuskupanPermandian varchar 20 tanggalPenguatan int 2 bulanPenguatan int 2 tahunPenguatan int 4 parokiPenguatan varchar 20 keuskupanPenguatan varchar 20

28 namaWali varchar 50 alamatWali varchar 100 teleponWali varchar 12 tanggalMeninggalRomo int 2 bulanMeninggalRomo int 2 tahunMeninggalRomo int 4 tempatMeninggal varchar 100

Tabel 3.1 Tabel Romo

2. Tabel Studi

Tabel studi berfungsi untuk menyimpan data studi romo

Nama Field Tipe Ukuran Ket

PK idStudi int 3 FK idSkolastik int 7 jenisStudi varchar 100 tempatStudi varchar 100 tanggalMulai int 2 bulanMulai int 2 tahunMulai int 4 tanggalSelesai int 2 bulanSelesai int 2 tahunSelesai int 4 kemampuanBahasaAktif varchar 100 kemampuanBahasaPasif varchar 100

29 3. Tabel Pengalaman

Tabel pengalaman berfungsi untuk menyimpan data

Dokumen terkait