• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran guna meningkatkan pengendalian internal terhadap aset teap pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan.

BAB II

PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN A. Sejarah Ringkas PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan

PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidanng transportasi. Sebelumnya sang pemilik perusahaan Bapak H. Usman telah membentuk PT. Kurnia pada tanggal 28 november 1974 yang bergerak di bidang angkutan antar kota dalam provinsi Banda Aceh.

PT. Kurnia berdiri pada bulan november tahun 1974 dengan jumlah awal armada sebanyak 5 armada yang bergerak di rute Medan-Banda Aceh dan pada tahun 1994 melakukan akuisisi dengan PT. Anugerah dan CV. Pusaka dan berganti nama menjadi PT. Kurnia. Perkembangan terus dilakukan oleh H. Usman yakni dengan menambah rute ke beberapa daerah diantaranya ialah: Medan-Jakarta (via Pekanbaru-Air molek-Jambi-Palembang) sebanyak 13 armada , rute Medan-Banda Aceh sendiri hingga sekarag telah memiliki armada sebanyak 36 unit, rute Medan-Sigli (via Langsa-Lhokseumawe-Bireun) sebanyak 36 unit, rute Medan-Takengon sebanyak 2 unit dan rute Medan-Padang sebanyak 1 unit.

PT. Usaha Pengangkutan Kurnia mempunyai keinginan menjadi salah satu perusahaan transportasi yang dikenal unggul dan mampu melayani para konsumen yang ingin bepergian ke berbagai daerah indonesia, khususnya daerah yang ada di pulau Sumatra.

Maka dari itu PT. Usaha Pengangkutan Kurnia terus melakukan perbaikan dan inovasi terhadap Armada beserta pelayanan kepada konsumen agar dapat menjadi perusahaan transportasi yang nyaman dan diminati masyarakat yang ingin bepergian.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi berarti penetapan batas tugas dan tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing karyawan. Dengan adanya struktur organisasi diharapkan setiap bagian dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam perusahaan.

Pemisahan tugas harus dilakukan dalam suatu perusahaan. Misalnya bagian akuntansi disatukan dengan bagian penyimpanan, maka akan memungkinkan terjadinya kesalahan transaksi sehinngga data adalah data yang tidak dapat dipercaya kebernarannya.

Organisasi dan Manajemen yang baik akan memberikan keseimbangan pada tugas sistem informasi manajemen kekuasaan, kesatuan pemerintah, tanggung jawab serta wewenang. Hal ini memberikan efek yang positif pada perusahaan dimana perusahaan akan menentukan kelancaran dalam

menjalankan aktivitas-aktivitasnya yang digambarkan dalam struktur organisasi.

Struktur organisasi harus fleksibel terhadap perubahan dan pada perkembangan di lingkungannya, maka perusahaan atau badan usaha pada umumya beranggapan bahwa struktur organisasi ini sangang perlu. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu perusahaaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Gambar Struktur Organisasi PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan dapat dilihat dalam Lampiran 1.

C. Job Desciption

Berikut ini dijelaskan tugas, wewenang dan tanggung jawab pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan terdiri dari:

1. Direktur

Direktur sebagai pimpinan perusahaan yang berfungsi memimpin aktivitas dalam perusahaan, antara lain:

a. Mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan dan pengendalian kegiatan perusahaan.

b. Menyetujui dan menolak pengangkatan dan pemberhentian setiap bagian dalam penambahan tenaga kerja.

c. Memelihara dan meningkatkan motivasi kerja karyawan. d. Menyetujui dan memberikan pengesahan atas pembelian alat

inventaris perusahaan.

e. Mengadakan perencanaan tentang keadaan dimasa yang akan datang. f. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas setiap bagian serta menerima

laporan tertulis dari setiap bagian tersebut. 2. Chief Secretary

Chief Secretary merupakan bagian yang paling penting dalam PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan atas kegiatan operasional perusahaan antara lain:

a. Mengendalikan kegiatan pembukuan dan pembayaran gaji. b. Mengabsensi karyawan dan menentukan pemberangkatan driver. c. Mengatur dan menggunakan peralatan kantor.

d. Bertanggung jawab langsung pada direktur.

Semua tugas dan tanggung jawab diatas sama dengan tugas dan tanggung jawab pada sekretaris dikantor cabang.

3. Bagian Administrasi

Tugas bagian administrasi adalah:

a. Bertanggung jawab terhadap pencatatan segala transaksi pemasukan dan pengeluaran keuangan.

c. Mencatat semua transaksi melalui dokumen yang telah diterima. D. Kegiatan Usaha

PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan layanan jasa pengangkatan. PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan juga tidak hanya melakukan pelayanan jasa pada penumpang tetapi juga melayani pengiriman barang baik itu dari Medan ke Aceh maupun dari Aceh ke Medan.

PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan juga lebih berorientasi pada pelayanan transportasi yang bermutu dan berkualitas, membuat konsumen betah atas pelayanan yang dilakukan oleh pegawai-pegawai PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan dengan tujuan perusahaan, butuh waku untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan, perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah untuk mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, kedisiplinan, kerjasama, kekompakan serata loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah memberikan jasa pelayanan pengangkutan umum kepada masyarakat, dengan terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam pelayanan

jasa dan meningkatkan kinerja agar menjadi perusahaan pengangkutan umum yang terbaik tetap menjadi pilihan masyarkat.

PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan juga mempekerjakan pegawai dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik jadi dapat melayani

masyarakat dengan maksimal. F. Rencana Usaha

Rencana kegiatan pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan adalah PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan berkonsentrasi pada bidang pengangkutan. Jenis pengangkutan perusahaan ini sangat beragam seperti pengangkutan penumpang juga pengiriman barang antar kota, salah satu jenis barang yang dapat dikirim dengan pengangkutan ini adalah sepeda motor, surat-surat berharga dan lain sebagainya.

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN

A. Pengertian Aset Tetap

Sebelum penulis membahas lebih lanjut mengenai aset tetap, maka penulis akan menjelaskan terlebih dahulu definisi dari aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Adapun definisi aset tetap menurut beberapa ahli akuntansi, yaitu menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:58) “Aset tetap adalah aset tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.

Soemarso S.R (2005:20) berpendapat bahwa Aset tetap adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar.

Menurut Dunia (2005:151) aset tetap adalah Aset yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu tahun, tidak diamaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.

Warren, dkk (2005:429) berpendapat bahwa Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Mereka merupakan aset berwujud karena secara fisik, aset tersebut dimiliki dan digunakan oleh

perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.

Pengertian Aset tetap menurut Mulyadi (2001) adalah Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan.

Arti penting aset tetap berwujud berbeda dari perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, tergantung pada sifat, jenis dan skala usahanya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai jenis aset tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa dalam jangka waktu relatif lama.

Dengan demikian, aset tetap harus mempunyai syarat: • Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan.

• Mempunyai bentuk fisik.

• Memberikan manfaat dimasa yang akan datang.

• Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau dijual kembali.

• Mempunyai masa manfaat relatif permanen. B. Jenis-jenis Aset Tetap

Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu sebagai berikut:

1. Substansi

Substansi yaitu aset tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aset tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Aset berwujud (Tangible Fixed Asset)

Contoh: Tanah, mesin, gedung, peralatan, dan kendaraan. b. Aset tidak berwujud (Intangible Fixed Asset)

Contoh: Goodwill, paten, merk dagang (trademark), hak cipta (copyright)

2. Umur

a. Aset tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas, Misal: Tanah, bangunan pabrik, gudang dan kantor.

b. Aset tetap berwujud yang umur atau masa kegunannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Misal: Bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat transport.

c. Aset berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aset sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut Aset Sumber Alam. 3. Penyusutan

a. Aset tetap yang disusutkan (Depreciated Plant Asset) Contoh: Gedung, mesin, kendaraan dan lain-lain

b. Aset tetap yang tidak disusutkan (Underpreciated Plant Asset) Contoh: Tanah

4. Jenis

Aset tetap menurut jenisnya adalah: a. Tanah

Sebagai tempat berdirinya bangunan untuk operasional perusahaan termasuk perizinan dan tidak disusustkan.

b. Pengembangan tanah

Seperti: Jalan untuk mobil, peralatan parkir, dan pagar. c. Bangunan/Gedung

Seperti: Toko, pabrik, gudang termasuk tata letak (lay out) d. Peralatan

Seperti: Komputer, furniture, mesin pabrik, peralatan pengiriman, termasuk kendaraan penunjang.

PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan menggolongkan aset tetap ke dalam 4 golongan yaitu:

1. Machineries Terdiri dari:

a. Overhead projector b. LCD project/infocus

c. Focussing screen/layar LCD Projector d. Sepeda motor

e. Mesin ketik f. Mesin fotocopy g. Mesin penghisap debu h. Camera digital

i. Generator j. Genset

2. Tools and Equipment a. Alat pemotong kertas b. Lemari es c. AC (Window, Split) d. Kipas angin e. Televisi f. Dispenser g. Printer h. Telepon

i. Tabung pemadam api j. Microphone

3. Furniture and Fixture Terdiri dari:

a. Filling kabinet besi b. Brankas

c. Papan visual/papan nama d. White board

e. Meja kerja besi/metal f. Meja kerja kayu g. Kursi besi/metal h. Kursi kayu 4. Intallation

a. Elektrik

b. Kabel elektronik c. Kabel komputer C. Perolehan Aset Tetap

1. Pembelian tunai

Nilai perolehan aset tetap yang didapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam tranksaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aset hingga siap digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimanfaatkan.

2. Pembelian kredit

Beberapa jenis aset tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.

3. Sewa guna usaha

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.

a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa (operating lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha.

b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan (finance lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

4. Pertukaran dengan aset lain

Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu: a. Pertukaran dengan aset tetap yang sejenis

Adalah perolehan aset tetap dengan mengadakan pertukaran aset tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya pertukaran. b. Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis

Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin-mesin, gedung, dan lain-lain. Perbedaan antara nilai buku aset tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba/rugi pertukaran aset tetap

Perusahaan bisa mendapatkan aset tetapnya melalui pertukaran dengan surat-surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aset yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan:

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi. b. Harga pasar yang didapat.

6. Dibangun sendiri

Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aset tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya:

a. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur b. Menghemat biaya konstruksi

c. Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi d. Agar dapat segera dioperasikan

7. Donasi atau sumbangan

Di dalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak lain disebut transfer non-resipokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah. Terhadap aset yang di dapat atau dikorbankan dalam transaksi non resipokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aset harus dipakai sebagai dasar pengukuran.

Dari beberapa cara perolehan aset tetap diatas, PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan pada umunya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara penjualan tiket beserta pengiriman barang oleh konsumen.

D. Metode Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi

aset tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16:2) “Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat”.

Menurut Baridwan (2000:310) penyusutan adalah suatu proses alokasi biaya aset berwujud dan merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aset bersangkutan sepanjang umur kegunaannya.

Beberapa istilah khusus di dalam akuntansi mengenai kategori aset terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aset tetap, antara lain: 1. Depresiasi

Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

2. Deplesi

Yaitu istialah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap berupa sumber-sumber alam yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

3. Amortisasi

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:

1. Penyusutan Fisik

Penyusutan yang disebabkan karena keusangan suatu aset tetap, dan

hal tersebut tidak dapat dihindari. Keusangan dikarenakan pemakaian yang sudah terlalu lama dan keausan karena gerakan elemen-elemen. 2. Penyusutan Fungsional

Penyusutan ini disebabkan oleh aset tetap yang tidak layak pakai dan sudah ketinggalan zaman (obsolenscense). Suatu aset tetap dikatakan tidak layak lagi apabilan kemampuannya untuk memberi manfaat sudah tidak memadai dan tidak seperti yang diharapkan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan besar beban penyusutan setiap periode, yaitu:

a. Harga perolehan aset

Yaitu seluruh pengeluaran pengorbanan yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.

b. Nilai residu

Nilai residu merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aset sudah tidak digunakan lagi.

3. Masa manfaat

Aset tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan fungsional tertentu.

4. Pola penggunaan

Untuk menandingkan harga perolehan aset tetap terhadap pendapatan, beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaaan.

Ada beberapa metode yang biasanya digunakan untuk menentukanbesarnya penyusutan aset tetap, yaitu:

a. Metode Garis Lurus

Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aset tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aset dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus:

Penyusutan tahunan =

Umur ekonomis

Harga perolehan – Nilai ekonomis

Contoh: Suatu aset dengan harga Rp. 1.000.000 umur ekonomis diperkirakan tahun, nilai residu ditaksir Rp. 100.000

Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut: Penyusutan tahunan =

5

Rp. 1.000.000 – Rp. 100.000

Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak:

Beban Penyusutan Mesin Rp. 180.000

Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 180.000 2. Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aset itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku (harga perolehan – akumulasi penyusutan).

Contoh: Sebuah aset tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp. 15.000.000, nilai residu Rp. 1.500.000, umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutannya =

5

Rp. 15.000.000 – Rp. 1.500.000

= Rp. 2.700.000 Tarif penyusunan saldo menurun:

5 tahun 100% Tarif ganda = 20% x 2 = 40%

Tabel 2.1

Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda

Tahun BebanPenyusutan AkumulasiPenyusutan (Rp) NilaiBuku I 40% x 15.000.000 = 6.000.000 RP.6.000.000 RP.9.000.000 II 40% x 9.000.000 = 3.600.000 RP.9.600.000 RP.5.400.000 III 40% x 5.400.000 = 2.160.000 RP.11.760.000 RP.3.240.000 IV 40% x 3.240.000 = 1.296.000 RP.13.056.000 RP.1.944.000 V 40% x 1.944.000 = 6.000.000 RP.13.833.000 RP.1.166.400

3. Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aset.

Contoh: Harga beli sebuah mesin Rp. 12.000.000 dan nilai residu Rp 2.000.000. Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 80.000 unit produk. Maka beban penyusutan per satuan produksi:

Penyusutan per unit produksi =

80.000

Rp. 12.000.000 – Rp. 2.000.000

Berdasarkan contoh di atas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 x Rp. 125 = Rp. 1.250.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 x Rp. 125 = Rp. 1.125.000

4. Metode Jumlah Angka Tahun

Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aset tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus:

Jumlah angka tahun = 2 n (n + 1)

n = Lama penyusutan (umur ekonomis aset)

Contoh: Jika harga beli sebuah aset Rp. 15.500.000 dan nilai residu Rp. 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutannya tiap tahun adalah:

Tahun I = 5/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 5.000.000 Tahun II = 4/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 4.000.000 Tahun III = 3/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 3.000.000 Tahun IV = 2/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 2.000.000 Tahun V = 1/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 1.000.000

Pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan, semua aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus/straight

linemethod. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap.

Hasil penyusutan aset tetap diterbitkan setiap enam bulan sekali per tahun. Alasan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line method) adalah kegunaan ekonomis dari suatu aset tetap akan menurun secara proporsional setiap periode, biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap, kegunannya ekonomis pasti berkurang dari waktu ke waktu, penggunaan (kapasitas) aset tiap-tiap periode relatif tetap. Dokumen sumber yang dipakai dalam pencatatannya adalah bukti memorial.

Pencatatan beban penyusutan yang dilakukan oleh PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan adalah sebagai berikut:

Beban penyusutan xxx

Akumulasi penyusutan aset tetap xxx E. Penggantian Aset Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aset tetap dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian dengan tiga cara, yaitu:

1. Dengan cara dibuang

Suatu aset tetap dibuang disebabkan aset tetap tersebut sudah tidak lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki niali residu atau nilai pasar.

Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aset tetap sama dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aset lainnya yang diterima juga harus dicatat.

3. Dengan cara ditukar dengan aset lain

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama penggunanya. Jika nilai tukar aset lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.

F. Pengendalian Internal Aset Tetap

Pengendalian internal merupakan prosedur-prosedur mekanis yang dilakukan untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi. Pengendalian yang baik atas aset tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pengendalian terhadap aset harus dilakukan

Dokumen terkait