A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perjanjian kerjasama penjaminan uang tunai pada Bank Tabungan Negara Medan oleh Perusahaan Asuransi dilakukan oleh pihak Bank Tabungan Negara Medan pelaksanaanya dengan cara bekerja sama untuk mengalihkan resiko pada PT Asuransi Binagriya Upakara Jakarta.
2. Pelaksanaan penutupan asuransi uang tunai oleh Bank Tabungan Negara pada perusahaan asuransi dalam prakteknya dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Pengajuan Surat Permohonan Penutupan Asuransi (SPPA)
Pihak bank mengisi formulir SPPA. Dalam hal ini formulir SPPA yang diisi sesuai dengan jenis asuransi yang ingin ditutup. Jika asuransi uang tunai yang ditutup adalah keempat-empatnya, maka ada empat buah formulir SPPA yang diisi, yaitu SPPA CIT (Surat Permohonan Penutupan Asuransi Cash In Transit), SPPA CIS (Surat Permohonan Penutupan Asuransi Cash
In Cashier Box), dan SPPA CIATM (Surat Permohonan Penutupan Asuransi Cash In Automatic Teller Machine).
b. Peninjauan ke tempat penyimpanan uang tunai
Berdasarkan SPPA yang telah diajukan oleh pihak BTN, maka apabila dimungkinkan PT. Asuransi Binagriya Upakara akan melakukan penelitian secara langsung (survey on the spot) kepada tempat penyimpanan uang yang diasuransikan. Dalam survey on the spot hal yang perlu diketahui oleh pihak asuransi adalah apakah ada atau tidak tenaga pengaman baik berupa Satpam maupun polisi di bank yang akan menjadi nasabah asuransi tersebut. Hal ini sangat perlu mengingat uang tunai adalah obyek pertanggungan yang sangat riskan terhadap bahaya pencurian, perampokan, penodongan, dan sebagainya. Jika dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa tingkat keamanan bank kurang terjamin, maka pihak asuransi akan mengusulkan agar tenaga keamanan ditambah, sehingga keamanan uang lebih terjamin. Selain mengetahui ada tidaknya pengaman, pihak asuransi juga memastikan apakah sistem pengamanan yang diberikan terhadap tempat-tempat yang digunakan untuk menyimpan uang tunai sudah maksimal atau belum, misalnya apakah di ruangan tempat brankas ada alarm atau tidak, jika tidak ada alarm maka pihak asuransi akan meminta pada pihak bank agar memasangkan alarm pengaman yang berhubungan langsung dengan kantor polisi terdekat.
c. Penentuan besar premi asuransi
Pada asuransi tunai jumlah premi tidak dapat ditentukan secara pasti, karena besarnya premi tergantung dari besarnya uang yang diasuransikan oleh pihak bank kepada pihak asuransi, yang mana jumlahnya tidak pernah sama. Namun demikian di sini ditentukan berapa besarnya prosentase yang harus dibayar sebagai premi oleh bank apabila bank mengasuransikan bank tersebut, yaitu:
1) Untuk asuransi CIT (Cash In Transit) dan CICB (Cash In Cashier’s Box) pembayaran premi dilakukan per bulan yaitu pada akhir bulan (akhir masa pertanggungan untuk bulan yang bersangkutan). Besarnya premi adalah 0,0825% dari jumlah uang yang diasuransikan. Nilai nominal uang yang dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan adalah senilai 4 milyar sampai dengan 10 milyar rupiah
2) Untuk asuransi CIS (Cash In Safe) dan CIATM (Cash In Automatic Teller Machine) pembayaran premi dilaksanakan per tahun, yaitu pada akhir tahun (akhir masa pertanggungan untuk tahun yang bersangkutan). Besarnya premi adalah 0,9% dari jumlah uang yang diasuransikan. Nilai nominal uang yang dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan senilai maksimal 20 milyar rupiah
d. Pembuatan polis asuransi
Pembuatan polis asuransi untuk asuransi uang tunai tidak sama dengan pembuatan polis asuransi untuk jenis asuransi tunai tidak dapat dilakukan di muka, karena belum diketahui berapa banyak uang yang akan digunakan bank dalam transaksi-transaksinya. Baru setelah akhir bulan (untuk CIT dan CICB) atau akhir tahun (untuk CIS dan CIATM) akan diketahui berapa banyak jumlah uang yang ditransaksikan pada masa pertanggungan itu sebelum polis asuransi dibuat maka pihak bank akan membuat deklarasi (bukti terjadinya transaksi yang diberikan kepada pihak asuransi. Deklarasi ini sesuai dengan jenis asuransinya masing-masing. Jadi deklarasi untuk CICB disebutkan Deklarasi Cash In Cashier Box, dan seterusnya.
e. Pengesahan penutupan asuransi tunai
Penutupan asuransi dianggap sah setelah disetujui oleh penanggung, yang dalam hal ini ditandai dengan ditandatanganinya SPPA oleh pihak asuransi. f. Pengalihan risiko dari PT. Asuransi Binagriya Upakara kepada perusahaan
asuransi lain (reasuransi)
Pelaksanaan penutupan asuransi tunai antara pihak BTN dan PT. Binagriya Upakara telah selesai. Akan tetapi bagi pihak PT. Binagriya Upakara sendiri proses penutupan asuransi uang tunai ini tidak berhenti sampai di situ, akan tetapi dilanjutkan lagi dengan mengalihkan lagi risiko untuk menutup kerugian atas uang tunai kepada perusahaan reasuransi. Selanjutnya perusahaan reasuransi inilah yang akan membayar kerugian dalam hal
benar-benar terjadi peristiwa tak tentu yang menimbulkan kerugian pada pihak bank.
3. Pelaksanaan pemenuhan klaim ganti rugi yang berhubungan dengan uang tunai dilakukan dengan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
a. Pihak bank memberitahukan tentang peristiwa yang menyebabkan kerugian itu setelah peristiwa itu terjadi. Pemberitahuan ini dapat secara langsung dengan mengirim utusan ke perusahaan asuransi, dapat pula melalui telepon, faksimili, internet, maupun sarana-sarana telekomunikasi lain.
b. Pihak bank harus mengajukan tuntutan ganti rugi yang diminta. Biasanya ganti rugi yang diminta dan akan diberikan oleh pihak asuransi adalah sama dengan jumlah kerugian yang diderita.
c. Pihak asuransi akan memberitahukan adanya klaim sementara itu kepada Kantor Pusat di Jakarta. Selanjutnya Kantor Pusat di Jakarta memberitahukan lebih lanjut adanya klaim tersebut ke perusahaan reasuransi agar perusahaan reasuransi dapat mempersiapkan uang tuntutan ganti rugi yang diminta.
d. Setelah mengajukan klaim sementara, pihak bank harus mengajukan klaim tetap yang dilengkapi dengan syarat-syarat formal (dokumen klaim) lain yang harus dipenuhi guna pengajuan klaim ganti rugi. Syarat-syarat formal ini berupa bukti deklarasi transaksi yang dilakukan pihak bank yang sebelumnya juga telah diterima oleh pihak asuransi dan
surat laporan kehilangan yang diminta kepada kepolisian yang mewilayahi tempat kerugian itu terjadi. Bukti deklarasi merupakan deklarasi merupakan pengganti dari bukti polis asuransi yang seharusnya disertakan. Dalam hal ini tidak mungkin untuk menyertakan bukti berupa polis asuransi karena seperti telah diketahui polis asuransi itu belum dibuat. Jika pihak bank tidak melengkapi syarat-syarat formal ini maka klaim sementara yang diajukan dianggap tidak pernah ada. e. Setelah pihak bank melengkapi semua dokumen klaim, maka dokumen
klaim tersebut dikirim ke Kantor Pusat di Jakarta.
f. Kantor pusat segera memberikan salinan dokumen klaim tersebut ke perpustakaan reasuransi. Dengan adanya pengiriman salinan dokumen klaim ini berarti bahwa permintaan ganti rugi yang tadinya sudah diketahui perusahaan reasuransi dari klaim sementara, kini menjadi klaim tetap dan harus segara dipenuhi. Oleh karena itu perusahaan reasuransi segera mengirimkam uang ganti rugi ke Kantor Pusat PT. Asuransi Binagriya Upakara di Jakarta dan selanjutnya Kantor Pusat mengirimkan uang itu ke Kantor Cabang PT Asuransi Binagriya Upakara yang melayani klaim yang bersangkutan.
g. Kantor cabang asuransi segera memanggil pihak bank dan menyerahkan uang ganti rugi tersebut.
h. Dengan telah diterimanya ganti rugi oleh pihak bank, maka selesailah tugas pihak asuransi melindungi kepentingan nasabah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada Bank Tabungan Negara disarankan untuk mengasuransikan semua uang tunai yang dimilikinya sehingga tingkat keamanan uang tunai yang dimiliki benar-benar optimal. Hal ini dikarenakan pada masa sekarang sering terjadi perampokan, pencurian, dan peristiwa-peristiwa tidak diinginkan lainnya yang menimpa uang tunai.
2. Kepada nasabah disarankan untuk meningkatkan kehati-hatian setelah mengambil uang tunai di bank atau di ATM karena peristiwa tidak diinginkan sering menimpa nasabah yang baru saja mengambil uang tunai di bank atau di ATM. 3. Kepada perusahaan asuransi PT Binagriya Upakara disarankan untuk menambah
jenis asuransi yang ditawarkan kepada klien, yaitu dengan asuransi tunai untuk uang yang telah diambil nasabah dari bank atau dari ATM. Jadi asuransi yang dibuat ini kliennya adalah orang per orang, bukan bank. Jenis asuransi ini akan meningkatkan keamanan nasabah dari hal-hal yang tidak diinginkan di lapangan.