• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran yang ditujukan kepada berbagai pihak berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai berdasarkan dari hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus I, II, III, dan IV pada pembelajaran sejarah dikelas XI IIS 4 SMA Negeri 25 Bandung mengenai peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah dengan penerapan metode permainan simulasi. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Pertama, perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah dengan penerapkan metode permainan simulasi di kelas XI IIS 4 SMA Negeri 25 Bandung meliputi: guru sebagai peneliti berkolaborasi dengan guru mitra sebagai pengajar yang sudah berpengalaman, guru mitra juga dapat memberi masukan kepada guru sebagai peneliti. Pada perencanaan awal di tiap siklusnya peneliti menentukan topik, tujuan, media, dan komponen pembelajaran lainnya pembelajaran yang akan digunakan ketika pelaksanaan tindakan penelitian. Topik tersebut dirancang dalam draft Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. RPP tersebut tersusun secara detail dan variatif disetiap siklusnya. RPP yang akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing kemudian didiskusikan bersama guru mitra. Diskusi tersebut berkaitan dengan mekanisme kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru dan peneliti rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan siswa dan diterapkan dalam setiap pelaksanaan tindakan, mempersiapkan materi pembelajaran, mempersiapkan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian serta akan menimbulkan antusias dalam proses pembelajaran. Peneliti mempersiapkan permaian simulasi yang menarik agar

siswa mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajara.

Kedua, berkaitan dengan pertanyaan penelitian yang kedua dapat disimpulkan

bahwa cara guru dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap siklusnya hampir sama, pada awal pembelajaran guru selalu mengecek kehadiran siswa, mengemukakan tujuan pembelajaran, dan mengingatkan kembali pembelajaran sebelumnya. Ketika kondisi kelas telah kondusif untuk belajar, guru menjelaskan materi pembelajaran. Seusai menjelaskan materi pembelajaran guru menerapkan metode permainan simulasi. Guru selalu mengapresiasikan siswa dengan memberikan pujian dan penghargaan berupa poin penilaian tambahan bagi siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh temannya. Guru membahas jawaban dari pertanyaan yang muncul pada saat pembelajaran.

Ketiga, dari hasil data yang dipaparkan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa

metode permainan simulasi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara bertahap pada setiap siklusnya setelah diterapkannya metode permainan simulasi. Peningkatan yang signifikan dapat ditujukan melalui kemampuan berpikir kritis siswa yang berkembang dari siklus I kemampuan berpikir kritis siswa masih dalam kategori cukup, namun pada pelaksanaan tindakan selanjutnya yaitu siklus II, III, dan IV mengalami peningkatan yang masuk dalam kategori baik sehingga pada siklus terakhir atau siklus IV kemampuan berpikir siswa sudah terlihat lebih baik. Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra dengan menggunakan instrument penelitian. Hal ini terbukti dari hasil lembar observasi pada saat proses pembelajaran, keaktifan siswa pada saat berpikir kritis dan menyelesaikan permainan simulasi, serta respon siswa yang baik, yang pada umunya menunjukan ketertarikan atau antusias pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan simulasi. Penerapan metode permainan simulasi dalam pembelajaran sejarah tidak hanya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang memang menjadi fokus penelitian, ternyata penerapan metode permainan simulasi ini dapat memberikan dampak yang lain yakni, dalam hal keaktifan siswa

dan minat belajar terhadap pembelajaran sejarah, siswa menjadi lebih tertarik dan lebih fokus dalam pembelajaran sejarah. Hal ini terlihat dari data hasil pengolahan lembar observasi terkait dengan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukan peningkatan dari setiap siklusnya.

Pada siklus pertama sampai siklus keempat respon siswa dalam penialain diri terkait dengan pendapat siswa terhadap metode permainan simulasi dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 4 menunjukan bahwa metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode permainan simulasi menjadi lebih menyenangkan, siswa lebih berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa jadi lebih fokus dan antusias.

Keempat, dalam penerapan metode permainan simulasi sebagai upaya

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswad dalam pembelajaran sejarah memang menemui beberapa kendala. Kendala yang dialami sebagian besar disebabkan karena keterbatasan waktu untuk menyelesaikan jalannya permainan dan materi pelajaran lebih mendalam, siswa yang mulanya belum memahami apa itu metode permainan simulasi yang menuntut untuk mampu berpikir kritis, dan ketika pembelajaran yang menerapkan metode permaina simulasi ini membutuhkan waktu yang panjang dan maksimal. Namun kendala-kendala tersebut dapat diatasi melalui upaya-upaya perbaikan yaitu dengan cara guru selalu memotivasi siswa agar siswanya berkompetisi dalam menyelesaikan lembar kerja siswa dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya, dan Siswa harus dibiasakan dengan pembelajaran yang aktif (student center), perlu rencana pembelajaran yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, guru harus selalu memberi motivasi kepada siswa agar mereka antusias dalam membaca materi pembelajaran, guru harus membuat media semenarik mungkin agar siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran dan guru harus menyediakan sumber-sumber yang relevan untuk menunjang dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan, terdapat beberapa saran yang ingin penelitian sampaikan kepada berbagai pihak yang berhubungan dengan penelitian ini. Saran tersebut diharapkan dapat membuat pembelajaran sejarah lebih baik dan lebih efektif, sebagai upaya untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran sejarah yang dilaksanakan di sekolah. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, agar proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih baik, maka hendaknya sekolah, memberikan kebebasan yang bertanggung jawab kepada guru untuk berekspresi secara kreatif dan inovatif dalam menentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas dan proses pembelajaran agar lebih berkualitas.

2. Bagi guru, penerapan metode permainan simulasi yang divariasikan ini dapat dijadikan suatu alternatif solusi untuk menghadapi masalah pembelajaran sejarah yang ada dikelas. Guru harus senantiasa membimbing dan memfasilitasi siswa agar lebih dominan aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus memperjelas aturan dari metode ini, sehingga siswa lebih paham ketika melakukannya.

3. Bagi siswa, melalui metode permainan simulasi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah. Sehingga, pembelajaran yang dialami lebih variasi dan pembelajaran menyenangkan.

4. Bagi peneliti, untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan metode permainan simulasi disarankan untuk membuat variasi metode permainan simulasi yang berbeda dengan penelitian ini agar pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Namun dalam hal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini. Maka peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya, materi harus lebih dikuasai oleh guru, membuat pertanyaan semenarik mungkin agar siswa lebih termotivasi.

Daftar Pustaka Sumber Buku:

Asmani, J.A (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian

Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.”Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah” Jakarta: Depdiknas.

Ennis, R.H. (2005). Critical Thinking and Test. USA: Bright Minds Fisher, A. (2009). Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Gunawan, W. 2003. Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk

Menerapkan Accelarated Learning. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Hasibuan dan Moedjiono. (1993). Tipe-tipe Model Pembelajara. Jakarta: Bumi Aksara

Jensen, E. (2011). Pembelajaran Berbasis-otak Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta: Indeks

Johnson, E.B.(2011).CTL Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa. Kindvatter, et.al. (1996). Dynamics of Effective Teaching, Third Edition. New

York. Longman Publisher

Kochhar, S.K. (2008). Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: PT Grasindo

Komalasari, K (2010). Pembelajaran Konstektual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindak Kelas sebagai

Kusumah, W. dan Dedi, D. (2012). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.

Lie, A. (2008). Cooperative Learning, Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Miles, M.B. dan Huberman, A.M (1994). Qualitative Data Analysis: An

Expanded Sourcebook. California: Sage Publications

Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosada Karya.

Sudjana, D. (2001). Metode dan Teknik Kegiatan Belajar Partisipatif. Bandung: Theme 76

Sudono, A, (2010). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT. Gramedia

Sukmadewi, (2003). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, N.S (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remja Rosdayakarya

Syaodih, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Tilaar, H.A.R., Jimmy. Ph. P. dan Lody, P. (2011). Pedagogik Kritis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wiriatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumber Jurnal:

Hasan, S.H. (2004). Pandangan Dasar Mengenai Kurikulum Pendidikan

Hasan, H (2008). “Pengembangan Kompetensi Berfikir Kritis Dalam Pembelajaran Sejarah”. Makalah pada Seminar IKAHIMSI di UPI,

Bandung.

Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejarah Yang Terarah dan

Bermakna-Historia Jurnal Pendidikan Sejarah, 4 (2), 55-60

Wildan, D. (2003). Upaya Menjadikan Guru Sejarah Sekaligus Sejarahwan.

Jurnal Pendidikan-Mimbar Pendidikan, 4 (22), 55-60 Sumber Skripsi:

Firiyanti. (2014). Penerapan Teknik Point Counter Point Untuk Menumbuhkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah. (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Cianjur).

Skripsi UPI. Tidak dipublikasikan.

Dinar. (2014). Penerapan Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. (Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut). Skripsi UPI. Tidak

diterbitkan.

Raharjo. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam

Pembelajaran Sejarah Dengan Menggunakan Metode Debat. (Penelitian Tindakan Kelas Di SMA Negeri 24 Bandung Kelas X MIA 8). Skripsi

UPI. Tidak dipublikasikan.

Sadam. (2013). Penerapan Metode Permainan Simulasi Dalam Pembelajaran

Pkn Untuk Menumbuhkan Etika Warga Negara Pada Siswa. ( Penelitian Tindakan Kelas Siswa TSM X-B SMK Medikacom Bandung). Skripsi

UPI. Tidak dipublikasikan.

Sumber Internet:

Mustaji. (2012). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam

Pembelajaran. Tersedia online:

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran diakses

tanggal 23-12-2012

Lee, D.E. (2006). Academic Freedom, Critical Thinking and Teaching Ethics. Dalam Arts and Humanities in Higher Education [Online], vol 5 (2), 11

halaman. Tersedia: http://ahh.sagepub.com/content/5/2/199 [ 2

Dokumen terkait