• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Siswa yang pembelajarannya Langsung-tak langsung rata-rata skor kemampuan berpikir kritis lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya Langsung.

2. Siswa yang pembelajarannya Langsung-tak langsung rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya Langsung.

3. Siswa yang pembelajarannya dengan Langsung-tak langsung memiliki peningkatan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran Langsung.

4. Siswa yang pembelajarannya dengan Langsung-tak langsung memiliki peningkatan kemampuan berpikir kreatif yang lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran Langsung.

5. Pada indikator kemampuan berpikir kritis kemampuan mengidentifikasi konsep, generalisasi dan pemecahan masalah siswa yang mendapat pembelajaran Langsung-tak langsung lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran Langsung. Tetapi pada indikator kemampuan menganalisis algoritma tidak ada perbedaan pada kedua kelas.

6. Pada indikator kemampuan berpikir kreatif kemampuan kelancaran, kepekaan, kerincian dan keluwesan siswa yang mendapat pembelajaran Langsung-tak langsung lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran Langsung. Tetapi pada indikator keaslian tidak ada perbedaan pada kedua kelas.

7. Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada pembelajaran Langsung-tak langsung tidak dipengaruhi oleh faktor kemampuan rendah, sedang dan tinggi.

8. Berdasarkan faktor kemampuan matematika harian, siswa dengan kemampuan rendah, sedang dan tinggi yang mendapat pembelajaran Langsung-tak langsung peningkatan kemampuan berpikir kritis lebih baik daripada siswa dengan pembelajaran Langsung.

9. Berdasarkan faktor kemampuan matematika harian, siswa dengan kemampuan rendah, sedang dan tinggi yang mendapat pembelajaran Langsung-tak langsung peningkatan kemampuan berpikir kreatif lebih baik daripada siswa dengan pembelajaran Langsung.

10.Respon siswa yang mendapat pembelajaran Langsung-tak langsung adalah positif. Sikap positif ditujukan terhadap pembelajaran matematika, pembelajaran Langsung-tak langsung dan soal-soal berpikir kritis dan kreatif matematik yang diberikan.

B. Saran

1. Pembelajaran Langsung-tak langsung dapat dijadikan alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik siswa.

2. Dalam proses pembelajaran matematika sangat penting membiasakan siswa untuk menyelesaikan masalah yang bersifat non-rutin dan penyelesaian lebih dari satu jawaban agar kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa lebih berkembang. Selain itu sangat penting memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan ide gagasan agar kemampuan siswa dalam memberikan alasan dapat terlatih dengan baik.

3. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan pada penelitian ini siswa kurang dilatih untuk menyelesaikan masalah yang menuntut kemampuan memperbaiki atau merevisi sebuah algoritma akibatnya siswa mengalami kesulitan ketika dalam pelaksanaan tes menemui soal yang semacam itu. Sebagai bahan perbaikan maka di dalam proses pembelajaran siswa perlu diperkenalkan soal-soal yang bentuknya memperbaiki algoritma agar siswa

terbiasa dengan bentuk soal yang menuntut kemampuan dalam memperbaiki algoritma yang keliru.

4. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang pengaruh pembelajaran Langsung-tak langsung terhadap kemampuan analisis algoritma dan kemampuan keaslian siswa, direkomendasikan perlu penelitian lanjutan tentang pembelajaran Langsung-tak langsung dengan waktu pelaksanaan uji coba yang lebih lama. Dengan bertambahnya waktu pelaksanaan ujicoba diharapkan subjek lebih matang dalam kebiasaan belajarnya melalui pembelajaran Langsung-tak langsung. Juga bertambahnya waktu pelaksanaan ujicoba pengaruh kebiasaan belajar yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajaran Langsung-tak langsung diharapkan semakin kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Andriany, R. (2003). Peningkatan Ketrampilan Berpikir Kritis melalui Model Pembelajaran dengan Pendekatan Ketrampilan Proses pada Konsep Struktur Tumbuhan. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan. Arikunto, S. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta:

Bumi aksara.

Dahlan, J. A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama melalui Pendekatan Pembelajaran Open-Ended. Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Departemen Pendidkan Nasional (2006). Permendiknas RI NO.22. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dwijanto. (2007). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer Terhadap Pencapaian Kemampuan Masalah Dan Berpikir Kreatif Matematik Mahasiswa. Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Puji Astuti, Dewi. (2008). Pengaruh Implementasi Metode Discovery Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hatuti Noer, Sri. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dan Reflektif (K2R) Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (Studi pada Siswa SMP Negeri Kota Bandar Lampung) Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Ibrahim.(2007). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMP dalam Matematika melalui Pendekatan Advokasi dengan Penyajian Masalah Open-Ended. Tesis. pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Ismaimuza, D. (2010). Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran berbasis Masalah Dengan Strategi Konflik kognitif. Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Lambertus. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Pemecahan Masalah Siswa SD Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Maya, R. (2006). Pembelajaran Dengan Pendekata Kombinasi Langsung- Tdk Langsung Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik Siswa SMA. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Mulyana, T. (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMA Jurusan IPA Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Induktif-Deduktif. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Munandar, S. C. U. (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nopianto, H. (2006). Pembelajaran Matematik Berbasis Komputer Tipe Tutorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Poerwadarminta.W. J. S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Ratnaningsih, N. (2007). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi pada SPs UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Rohayati, Hj. A. (2005). Mengembangkan Kemampuan berpikir Kritis Siswa dalam Matematika melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Ruseffendi, E. T. (1994). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksata Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Ruseffendi, E. T. (1994). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. (2004). Landasan Filosofis dan Psikhologis Pembelajaran Matematika Realistik. Makalah disampaikan pada Lokakarya Pembelajaran Matematika Realistik Bagi Guru SD di Kota Bandung tgl. 7,13, dan 14 Agustus 2004. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sabandar, J. (2007). Berpikir Reflektif. Makalah disajikan pada Seminar Nasional 2007. FPMIPA UPI, Bandung

Somakim. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy Matematik Siswa Sekolah Menegah Pertama Dengan Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi pada SPs UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Sugiman. (2010). Dampak Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keyakinan Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Di Kota Yogyakarta. Disertasi pada SPs UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Suherman, E.(2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk Calon Guru dan Mahasiswa Calon Guru Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.

Sumarmo, U. (1987). Kemapuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan beberapa Unsur proses Belajar-Mengajar. Disertasi. Doktor pada FPS IKIP Bandung. Sumarmo, U. (2005). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional FPMIPA UPI.: Tidak Diterbitkan.

Sumarni, E. (2006). Pembelajara Matematika Dengan Pendekatan Gabungan Langsung-Tak Langsung Untuk Meningkatkan Daya Matematik Siswa SMP. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Supriadi, D. (2005). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.

Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam rangka Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Syukur, M. (2004). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMU melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended. Tesis pada PPS UPI. Bandung. Tidak Dipublikasikan.

Wahyudin, (1999). Kemampuan Guru Matematika, Calon Guru Matematika, dan Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Wanhar (2000). Hubungan antara Konsep matematika Siswa dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Fisika. Tesis Pada PPS Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Yuniati, Sri. (2010). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Metamatik Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Pembelajaran Problem Posing. Tesis Pada PPS Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Zulkardi, (2001).Realistic Mathematic education. Contoh Pembelajaran dan Taman Belajar di Internet. Makalah Seminar. Bandung UPI

Dokumen terkait