• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN UMUM

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM LUMPUR PEMBORAN. pdf (Halaman 96-102)

PEMBAHASAN UMUM

KESIMPULAN UMUM

BAB IX

KESIMPULAN UMUM

1. Lumpur dasar dibuat dari bentonite 22,5 ditambah dengan 350 ml air.

2. Hasil Percobaan yang kami lakukan dengan menggunakan lumpur dasar yang dibuat dari bentonite 22,5 gram ditambah dengan 350 ml air, yaitu:

▪ Percobaan Densitas

Densitas lumpur dasar + 11 gr barite = 8,8 ppg (1,06 gr/cc) ▪ Percobaan Penentuan Kadar Tapisan lumpur

- %Volume Minyak : 3,6 % - %Volume Air : 70 % - %Volume Padatan: 26,4% - Gram Minyak : 0,28 gr - Gram Lumpur : 10,56 gr - Gram Padatan : 3,27 gr - ml. Padatan : 2,64 ml - SG Padatan Rata-rata : 1,24 - % Berat Padatan : 30,98

3. Densitas lumpur bor merupakan salah satu sifat lumpur yang sangat penting karena peranannya berhubungan dengan fungsi lumpur bor sebagai penahan tekanan formasi.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran densitas dengan peralatan mud balance, antara lain :

e. Pengadukan pencampuran bentonite dan air kurang merata.

f. Lumpur yang dites dalam mud balance harus mewakili lumpur secara keseluruhan lumpur yang telah dibuat.

g. Kebersihan dari peralatan mud balance itu sendiri.

h. Keseimbangan komponen-komponen dalam pembuatan lumpur.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran densitas dengan peralatan mud balance, antara lain :

Laporan Praktikum lumpur Pemboran | 89 i. Pengadukan pencampuran bentonite dan air kurang merata.

j. Lumpur yang dites dalam mud balance harus mewakili lumpur secara keseluruhan lumpur yang telah dibuat.

k. Kebersihan dari peralatan mud balance itu sendiri.

Keseimbangan komponen-komponen dalam pembuatan lumpur.

6. Densitas lumpur yang terlalu besar akan menyebakan lumpur hilang ke formasi (loss circulation) dan apabila terlalu kecil akan menyebabkan kick (masuknya fluida formasi ke lubang sumur).

7. Densitas lumpur dapat diukur dengan menggunakan alat hydrometer maupun mud balance.

8. Penentuan kadar air, minyak, dan padatan dalam lumpur dimaksudkan agar pengontrolan lumpur pemboran yang telah disirkulasikan dapat dilakukan dengan tepat.

9. Dari percobaan, dapat dihasilkan sebagai berikut ini : Percobaan Menggunakan Mursh Funnel ▪ Waktu untuk Lumpur (375 cc) : 15,44 sekon

Waktu untuk Lumpur (1500 cc) : 15,44 x 4 = 61,76 sekon. Percobaan Menggunakan Fann VG Meter

Plastic Viscosity untuk Lumpur : 1,5 cp

Yield point untuk Lumpur : 2 lb/ft2

Gel Strength 10’’ untuk Lumpur : 3 (dalam 100 lb/ft2) Gel Strength 10’ untuk Lumpur : 4,5 (dalam 100 lb/ft2)

Shear Stress pada 300 RPM : 17,77 dyne/cm2

Shear Stress pada 600 RPM : 25,38 dyne/cm2

Shear Rate pada 300 RPM : 322,2 detik-1

Shear Rate pada 600 RPM : 644,4 detik-1

▪ Viskositas Nyata pada 300 RPM : 3,5 cp Viskositas Nyata pada 600 RPM : 2,5 cp

Laporan Praktikum lumpur Pemboran | 90 10. Penambahan garam pengencer (thinner), misalnya: NaCl, menyebabkan :

 Berkurangnya viskositas kinematik  Berkurangnya viskositas plastik  Berkurangnya shear stress  Berkurangnya yield point  Berkurangnya gel strength

11. Dalam percobaan seringkali hasilnya tidak sesuai dengan teori, hal ini mungkin disebabkan karena pembacaan skala yang tidak tepat, serta penakaran

jumlah bahan yang tidak sesuai.

12. Kenaikan densitas akan berhubungan dengan kenaikan viscositas lumpur pemboran.

13. Viscositas mempunyai hubungan yang setara dengan gel strength, densitas dan tekanan hidrostatik lumpur.

14. Dari hasil percobaan filtrasi dan mud cake diperoleh data-data hasil pengamatan sebagai berikut:

Volume Filtration Loss

▪ Saat 2 menit : 3 ml ▪ Saat 4 menit : 5 ml ▪ Saat 6 menit : 7 ml ▪ Saat 7,5 menit : 8 ml ▪ Saat 8 menit : 8,5 ml ▪ Saat 10 menit : 10 ml ▪ Saat 15 menit : 13 ml ▪ Saat 20 menit : 15,5 ml ▪ Saat 30 menit : 20,75 ml Tebal Mud Cake : 4 mm (0,4 cm)

pH : 12 (bersifat basa).

14. Semakin besar filtration loss-nya, maka semakin tebal mud cake yang terjadi. 15. Pembentukan atau tebal atau tipisnya mud cake tergantung dari faktor tekanan

Laporan Praktikum lumpur Pemboran | 91 16. Filtration loss yang besar dan mud cake yang tebal akan mengakibatkan

formation damage dan terjepitnya drill string.

17. Penentuan pH lumpur haruslah bersifat basa, karena jika bersifat asam akan memiliki sifat korosif terhadap rangkaian peralatan bor.

18. Setelah melakukan percobaan analisa kimia lumpur pemboran, diperoleh hasil percobaan, yaitu:

a. Total alkalinity : 26,67 epm CO32- alkalinity : 28 ppm HCO3- alkalinity : 1,57 ppm b. Kesadahan Total : 50 epm c. Kesadahan Ca2+ : 935,2 ppm Kesadahan Mg2+ : 567,15 ppm d. Kandungan Cl- : 710 ppm e. Kandungan Fe2+ : 893,6 ppm (I)

5585 ppm (II)

19. Metode utama yang digunakan dalam analisa kimia lumpur pemboran adalah titrasi.

20. Dengan melakukan analisa kimia kita dapat mengontrol kandungan ion-ion terhadap sifat-sifat fisik lumpur pemboran.

21. Alkalinitas filtrat dapat diketahui dengan mengukur kapasitas penawar asam dari filtrat tersebut.

22. Dengan mengetahui sifat-sifat lumpur maka dapat pula diketahui karakteristik lumpur pemboran yang sesuai dengan kondisi formasi.

23. Dari hasil percobaan diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut: Percobaan Menggunakan Fann VG Meter

Plastic Viscosity untuk Lumpur : 3 cp

Yield point untuk Lumpur : 14 lb/ft2

Laporan Praktikum lumpur Pemboran | 92 Gel Strength 10’ untuk Lumpur : 20 (dalam 100 lb/ft2)

Percobaan Menggunakan Filter Press

Volume Filtration Loss ▪ Saat 2 menit : 3 ml ▪ Saat 4 menit : 5 ml ▪ Saat 6 menit : 7 ml ▪ Saat 7,5 menit : 8 ml ▪ Saat 8 menit : 8,5 ml ▪ Saat 10 menit : 10 ml ▪ Saat 15 menit : 13 ml ▪ Saat 20 menit : 15,5 ml ▪ Saat 30 menit : 20,75 ml Tebal Mud Cake : 4 mm (0,4 cm)

pH : 12 (bersifat basa).

24. pH Lumpur dari percobaan yang kami lakukan, yaitu 12, maka lumpur bersifat basa.

25. Kontaminasi dari NaCl (garam) menyebabkan perubahan sifat – sifat fisik lumpur pemboran, yaitu Penurunan pH, Penambahan Viskositas plastis (p), Penambahan gel strength (GS), Penambahan filtration loss dan Penambahan tebal mud cake.

26. Semakin besar massa kontaminan semakin besar pula harga plastic viscosity, yield point, gel strength, namun berkebalikan dengan fluid loss dan tebal mud cake.

27. Dengan mengetahui sifat-sifat fisik lumpur maka dapat diketahui pula karakteristik lumpur pemboran yang sesuai dengan keadaan formasi.

28. Harga KTK dari bentonite indobent adalah 4,5 meq/100 gr dengan mineral clay koalinite dengan metode methylene blue test..

Laporan Praktikum lumpur Pemboran | 93 29. Harga kapasitas tukar kation diperoleh dengan Methylene Blue Test.

30. Semakin kecil kation yang ditukarkan, maka semakin kecil pula molekul air yang ditarik oleh plat clay.

31. Bentonite yang lebih baik adalah bentonite dengan harga kapasitas kation yang lebih rendah.

32. Bentonite yang baik adalah bentonite yang stabilitas claynya besar, tingkat hidrasinya besar, serta kerusakan yang ditimbulkan pada formasi seminimal mungkin.

Laporan Praktikum lumpur Pemboran | 94

DAFTAR PUSTAKA

1. Buntoro, Aris, ”Lumpur Pemboran Perencanaan dan Solusi Masalah Secara Praktis”, UPN ”Veteran” Yogyakarta, 1998..

2. Grim, R.E., “Clay Mineralogy”, Mc. Graw Hill Book Co., New York, USA,

1986.

3. Nur Suharcaryo, “Penelitian Metode Pemanfaatan Endapan Clay (Lempung)

Dalam Negeri”, Tesis, Jurusan Teknik Perminyakan ITB, Bandung, 1996.

4. Rudi Rubiandini R.S., Diktat Kursus “Mud Design and Problem Solving”, PT

Redekatama Mitra, 1996.

5. _________, “Apparatus and Procedure for the Fluid Testing of Drilling Mud,

Oil and Gas Production Fluids”, Baroid Petroleum Services, 1975.

6. _________, “Buku Petunjuk Praktikum Analisa Lumpur Pemboran”, Laboratorium Analisa Semen dan Lumpur, UPN “Veteran”, Yogyakarta,

2002.

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM LUMPUR PEMBORAN. pdf (Halaman 96-102)

Dokumen terkait