• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat a Kondusivitas Wilayah

Dalam dokumen RPJMD Perubahan Jateng 2013 2018 (Halaman 112-119)

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demograf

Terhadap 10.000 Jumlah Penduduk Usia Sekolah SD/MI dan SMP/MTs Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010

5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat a Kondusivitas Wilayah

Kondusivitas daerah di Jawa Tengah selama kurun waktu 2011-2015 secara umum menunjukkan situasi relatif kondusif, meskipun masih terjadi beberapa kali gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat antara lain unjuk rasa dan tindak pidana. Kejadian unjuk rasa mengalami fluktuasi, pada tahun 2012 dan tahun 2015 bahkan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Data selengkapnya bisa dilihat sebagaimana Tabel 2.89 dan Tabel 2.90.

Tabel 2.89.

Unjuk Rasa Berdasarkan Kelompok di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2011-2015

Sumber : Polda Jawa Tengah, 2016

Indikasi lain yang berkorelasi dengan kondusivitas wilayah adalah kejadian tindak pidana. Selama tahun 2011-2015, jumlah tindak pidana dan tindak pidana menonjol cenderung fluktuatif. Kemudian untuk jumlah tindak pidana dari jumlah laporan yang diterima sebanyak 87.294 berhasil diselesaikan sebanyak 53.217 atau 60,96%, sedangkan untuk tindak pidana menonjol dari jumlah laporan sebanyak 45.961 berhasil diselesaikan 26.163 atau 56,92%. Jenis tindak pidana menonjol antara lain kejahatan penyalahgunaan narkoba, konflik, dan terorisme. Selama tahun 2011-2015, jumlah kasus kejahatan penyalahgunaan narkoba cenderung meningkat tajam, terendah pada tahun 2011 sebesar 565 kasus dan meningkat drastis sebesar 1.392 kasus pada tahun 2015. Sedangkan selama tahun 2011-2015, jumlah kasus konflik dan terorisme cenderung meningkat, terendah pada tahun 2014 sebesar 392 kasus dan meningkat sebesar 531 kasus pada tahun 2015. Data selengkapnya sebagaimana terlihat pada Tabel 2.91 dan Tabel 2.92.

No Kelompok Massa Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Guru 0 0 0 1 240 2 Mahasiswa 80 167 109 99 0 3 Buruh 72 73 89 67 117 4 Masyarakat 174 251 240 207 46 5 Warga Desa 0 0 0 0 0 6 Ormas/Parpol 0 0 0 0 0 Jumlah 380 326 491 438 374

Sumber : Polda Jawa Tengah, 2016

Tabel 2.90.

Unjuk Rasa Berdasarkan Tuntutan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015

No Tuntutan Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Ideologi 2 0 0 0 0 2 Politik 31 4 290 279 304 3 Ekonomi 103 73 20 62 45 4 Sosbud 137 378 7 4 8 5 Hukam 53 36 121 29 24 6 Pendidikan 0 0 0 0 0 7 Kesehatan 0 0 0 0 0 Jumlah 380 326 491 438 374

II - 83 Tabel 2.91.

Jumlah Tindak Pidana dan Tindak Pidana Menonjol di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2014

No Tahun Jumlah Tindak Pidana Lapor Selesai Tindak Pidana Menonjol Lapor Selesai

1 2011 19.764 10.708 8.971 5.186 2 2012 19.094 12.039 9.614 4.926 3 2013 17.444 10.905 8.641 4.443 4 2014 15.747 9.794 9.171 5.627 5 2015 15.245 9.771 9.564 5.981 J U M L A H 87.294 53.217 45.961 26.163

Sumber: Polda Jawa Tengah, 2016

Tabel 2.92.

Jumlah Kasus Konflik dan Terorisme Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015

No Aksi 2011 2012 Tahun 2013 2014 2015

1 Konflik 497 529 444 392 531 2 Terorisme 7 6 0 0 0

Jumlah 504 535 444 392 531

Sumber: Polda Jawa Tengah, 2016

b. Politik

Kondisi politik di Jawa Tengah dapat digambarkan melalui pelaksanaan Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, serta Pemilukada yang berjalan tertib dan demokratis tanpa disertai pengerahan massa yang berujung pada tindakan anarkis.

Tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2008 sebesar 58,46% turun menjadi 55,64% pada tahun 2013. Selanjutnya untuk tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada di kabupaten/kota selama kurun waktu tahun 2010-2013, tertinggi adalah Kota Salatiga 82,06% dan terendah Kota Tegal 55,93%, sedangkan angka rata-rata di Jawa Tengah sebesar 67,35%. Pada tahun 2014 tingkat partisipasi pemilih Pileg DPR/DPRD sebesar 74% dan Pilpres sebesar 71,25%. Upaya peningkatan partisipasi pemilih dilakukan melalui pendidikan politik sebagaimana Tabel 2.93.

Tabel 2.93.

Pendidikan Politik Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2014

No Kegiatan Tahun (Kegiatan)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pendidikan politik bagi elemen masyarakat 9 6 3 5 11 2

Penguatan sistem dan implementasi

kelembagaan parpol 4 4 3 3 5 3 Penguatan budaya dan etika politik masyarakat 4 4 3 3 5

Jumlah 17 14 9 11 21

II - 84 c. Demokrasi

Kondisi demokrasi di Jawa Tengah dapat dilihat dari Indeks Demokrasi

Indonesia (IDI) yang diukur melalui 3 aspek, yaitu kebebasan sipil (civil liberty),

hak-hak politik (political rights), dan kelembagaan demokrasi (democratic

institution), terdiri dari 11 variabel dan 28 indikator. Pencapaian skor IDI Provinsi

Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi dan

cenderung meningkat dari 65,59 menjadi 69,75. Peningkatan tersebut di-

pengaruhi oleh meningkatnya kinerja pada variabel Kebebasan Berkumpul dan Berserikat, Kebebasan Berpendapat, dan Kebebasan Berkeyakinan; Hak Memilih dan Dipilih; serta Peran Birokrasi Pemerintah Daerah dan Peran Peradilan yang Independen. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.94.

Tabel 2.94.

Indeks Demokrasi Indonesia

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015

No. Aspek/Variabel 2011 2012 Tahun (Skor) 2013 2014 2015

I. Kebebasan Sipil 84,05 75,03 79,18 87,87 79,44

1. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 51,88 81,88 35,00 91,25 92,97 2. Kebebasan Berpendapat 74,97 47,20 61,09 76,12 72,89 3. Kebebasan Berkeyakinan 86,44 75,22 81,31 87,06 71,58 4. Kebebasan dari Diskriminasi 93,05 82,75 96,53 93,23 96,43

II. Hak-Hak Politik 46,29 46,29 46,29 67,08 67,28

1. Hak Memilih dan Dipilih 42,59 42,59 42,59 84,16 84,57 2. Partisipasi Politik dalam Pengambilan

Keputusan dan Pengawasan 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00

III. Lembaga Demokrasi 73,04 77,46 60,89 80,77 61,48

1. Pemilu yang Bebas dan Adil 94,94 94,94 94,94 86,71 86,71 2. Peran DPRD 69,48 41,01 43,32 43,22 46,75 3. Peran Partai Politik 98,06 100,00 100,00 99,96 48,49 4. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 80,30 80,30 80,30 98,48 30,13 5. Peran Peradilan yang Independen 32,50 75,00 0,00 75,00 100,00

Skor IDI 65,59 65,59 63,79 60,84 69,75

Sumber : Badan Pusat Statistik,2016.

d. Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

Dalam rangka pembinaan terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) selama kurun waktu 2011-2015 telah dilakukan kegiatan pendayagunaan potensi LSM, Ormas dan OKP sebagaimana pada Tabel 2.95.

Tabel 2.95.

Pembinaan Terhadap LSM, Ormas, dan OKP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 - 2015

Sumber : Badan Kesbangpolinmas Provinsi Jawa Tengah, 2016

No Kegiatan Tahun (Kegiatan)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Sarasehan antar etnis serta akulturasi

budaya 4 4 3 2 2

2 Sarasehan pendayagunaan Ormas 2 2 2 2 4 3 Sarasehan pengkajian pemeliharaan dan

pengembangan kesenian serta budaya

daerah 2 2 1 1 10

4 Peningkatan peran politik

Ormas/LSM/Toga/Toma 4 4 3 3 6

II - 85

e. Penegakan Perda dan Penyelenggaraan Kamtramtibum

Pelaksanaan tugas penegakan peraturan daerah provinsi dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja. Selama kurun waktu 2011-2015 rasio Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah fluktuatif dari 0,77 menjadi 0,91. Terkait pelanggaran peraturan daerah untuk setiap tahunnya mampu diselesaikan secara tuntas, sebagaimana ditunjukkan Tabel 2.96 dan Tabel 2.97.

Tabel 2.96.

Rasio Jumlah Polisi PP per 10.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015

No Tahun Jumlah Polisi PP Jumlah Penduduk Rasio

1 2011 2.537 32.643.612 0,77 2 2012 2.616 33.270.207 0,78 3 2013 2.229 33.264.339 0,67 4 2014 1.798 33.522.663 0,53 5 2015 3.081 33.774.140 0,91

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2016 Tabel 2.97.

Penyelesaian Pelanggar Perda Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015

No Tahun Pelanggar Perda Jumlah Jumlah Penyelesaian Pelanggaran Perda Persentase

1 2011 2.740 2740 100

2 2012 1.926 1926 100

3 2013 1.758 1758 100

4 2014 1.357 1357 100

5 2015 2.042 2.042 100

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah, 2016 f. Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Kamtramtibum

Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kamtramtibum merupakan salah satu alternatif upaya yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan kurangnya jumlah personil aparat pengamanan. Upaya pemberdayaan yang dilakukan antara lain melalui perekrutan Linmas dan pemantauan terhadap keberadaan Pos Siskamling. Rasio Linmas per 10.000 penduduk dan rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan di Provinsi Jawa Tengah ditunjukkan pada Tabel 2.98 dan Tabel 2.99.

Tabel 2.98.

Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 - 2015

No Tahun Jumlah Linmas Jumlah Penduduk Rasio

1 2011 272.280 32.643.612 83,41 2 2012 254.791 33.270.207 76,58 3 2013 261.376 33.264.339 78,57 4 2014 269.342 33.522.663 80,34 5 2015 255.810 33.774.140 75,74

II - 86 Tabel 2.99.

Rasio Jumlah Pos Siskamling Per Jumlah Desa/Kelurahan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 - 2015

No Tahun Jumlah Pos Siskamling Jumlah Desa/Kel Rasio

1 2011 75.413 8.578 8,79

2 2012 103.065 8.578 12,02 3 2013 112.657 8.578 13,13

4 2014 89.253 8.578 10,40

5 2015 81.007 8.578 10,58

Sumber: Badan Kesbangpolinmas Provinsi Jawa Tengah, 2016 g. Hukum dan HAM

Pembangunan bidang Hukum dilaksanakan sesuai dengan kewenangan daerah dalam rangka penataan, pengawasan dan penegakan produk hukum daerah. Upaya yang dilakukan meliputi penetapan Perda Provinsi, evaluasi Raperda dan Klarifikasi Perda Kabupaten/Kota, Penindakan terhadap pelanggar Perda Provinsi serta bantuan hukum melalui Lembaga Bantuan Hukum kepada masyarakat tidak mampu yang berperkara di peradilan. Untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat telah dilaksanakan penyuluhan hukum di 35 kabupaten/kota dan pembentukan 165 Desa/Kelurahan Sadar Hukum.

Di bidang Hak Asasi Manusia (HAM), telah terbit Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RAN- HAM) Tahun 2015-2019 yang ditindaklanjuti melalui Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2015 tentang Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2015. Di tingkat daerah, Inpres tersebut telah ditindaklanjuti melalui beberapa aksi, yaitu: harmonisasi Provinsi 7 Raperda Provinsi, evaluasi terhadap 20 Perda kabu- paten/kota yang berperspektif HAM, pelayanan komunikasi masyarakat dalam bentuk 10 aduan masyarakat, serta pembinaan dan pengembangan kabupaten/ kota Peduli HAM.

Dalam bidang pencegahan dan pemberantasan korupsi, sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014, telah dilaksanakan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) Provinsi Jawa Tengah sejak Tahun 2013. Aksi yang dilaksanakan meliputi Strategi Pencegahan Korupsi dengan fokus pada:

1) Pelimpahan kewenangan penerbitan perizinan dan non perizinan kepada

lembaga PTSP serta penyederhanaan perizinan dari sisi jumlah, persyaratan, waktu maupun prosedur;

2) Transparansi perencanaan dan penganggaran melalui publikasi dokumen

yang dapat diakses melalui website jatengprov.go.id;

3) Transparansi proses pengadaan barang dan jasa melalui website LPSE;

4) Keterbukaan Informasi Publik.

6. Sosial

Pembangunan sosial dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang diarahkan pada pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial mencakup 2 (dua) komponen penting yaitu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) antara lain melalui peningkatan sarana

II - 87

sosial, penanganan PMKS, pemberian bantuan sosial, penerapan standar pelayanan panti; dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) melalui peningkatan kapasitas PSKS.

a. Sarana Sosial

Penanganan PMKS tidak dapat dilepaskan dari ketersediaan sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi. Dalam kaitan ini panti sosial milik pemerintah memiliki peran strategis sebagai ujung tombak yang bersentuhan langsung dalam penanganan PMKS melalui peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial, seperti terlihat pada Tabel 2.100.

Tabel 2.100.

Peningkatan Kualitas Sarpras Panti Sosial

Milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011–2015

No Tahun Jumlah Panti Sosial Jumlah Panti Sosial Yang di Rehab Persentase

1 2011 52 5 9,62

2 2012 52 11 21,15

3 2013 52 7 13,46

4 2014 52 10 19,23

5 2015 52 12 23,07

Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, 2016

Pelayanan rehabilitasi sosial dan perlindungan sosial telah dilaksanakan setiap tahun pada 52 panti milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah (27 Balai Resos dan 25 Unit Resos), sebagaimana terlihat pada Tabel 2.101.

Tabel 2.101.

Jumlah Panti Sosial Milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang Melakukan Pelayanan Rehabilitasi Sosial

dan Perlindungan Sosial Tahun 2011-2015

No Tahun Jumlah Panti Realisasi Persentase

1 2011 52 52 100

2 2012 52 52 100

3 2013 52 52 100

4 2014 52 52 100

5 2015 52 52 100

Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, 2016

b. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Penanganan PMKS di Provinsi Jawa Tengah telah dilaksanakan sesuai dengan Standart Pelayanan Minimal pada semua penerima manfaat. Jumlah penerima manfaat dalam kurun waktu tahun 2011-2015 cenderung fluktuatif, disebabkan tingginya mobilisasi PMKS yang ada di Jawa Tengah, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.102.

II - 88 Tabel 2.102.

Penanganan PMKS di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015

No Tahun Populasi PMKS Penanganan Jumlah Persentase

1 2011 6.111.535 118.935 1,95 2 2012 6.090.369 144.217 2,37 3 2013 5.507.993 18.075 0,33 4 2014 5.016.701 34.157 0,68 5 2015 4.982.544 34.807 0,70 Sumber: Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, 2016

c. Jumlah PMKS yang memperoleh Bantuan Sosial

Pendekatan penanganan PMKS dilakukan melalui 4 (empat) pilar yakni Perlindungan Sosial, Rehabilitasi Sosial, Pemberdayaan Sosial dan Jaminan Sosial. Melalui pendekatan ini tidak semua penanganan PMKS bermuara pada bantuan namun disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dan kondisi masing-masing PMKS. Secara garis besar penanganan PMKS dimaksud terbagi ke dalam dua kelompok yaitu PMKS Potensial dan Non Potensial, dengan demikian jumlah penanganan PMKS tidak berbanding lurus dengan jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial.

Selama kurun waktu 2011-2015 persentase PMKS yang mendapatkan bantuan sosial cenderung mengalami peningkatan dari 0,07% (tahun 2011) menjadi 0,14% (tahun 2015). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.103.

Tabel 2.103.

Jumlah PMKS yang Mendapatkan Bantuan Sosial Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015

No Tahun PMKS (orang) Populasi Penerima Bantuan Jumlah PMKS

Sosial (orang) Persentase

1 2011 6.111.535 4.426 0,07 2 2012 6.090.369 7.257 0,12 3 2013 5.507.993 6.177 0,11 4 2014 5.016.701 6.421 0,13 5 2015 4.982.544 7.359 0,14 Sumbe : Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, 2016

d. Jumlah PSKS yang memperoleh bimbingan/pelatihan

Upaya untuk penguatan kapasitas PSKS dilakukan melalui bimbingan/pelatihan guna membantu pemerintah dalam penanganan PMKS di sekitarnya, selama kurun waktu Tahun 2011-2015 mengalami peningkatan. Meskipun jumlah PSKS yang dikuatkan kapasitasnya masih sangat terbatas namun mereka mampu memberdayakan PMKS yang ada di sekitarnya. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.104.

II - 89 Tabel 2.104.

Penguatan Kapasitas PSKS di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015

No Tahun Populasi PSKS Penguatan Kapasitas Persentase

1 2011 197.316 1.008 0,51 2 2012 197.316 2.612 1,32 3 2013 197.316 2.200 1,11 4 2014 197.316 2.493 1,26 5 2015 197.316 2.528 1,28 Sumber: Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, 2016

e. Jumlah Panti yang sudah menerapkan Standar Pelayanan

Balai Rehabilitasi Sosial milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 27 unit seluruhnya telah menyusun standar pelayanan rehabilitasi sosial sebagai landasan standar operasional pelayanan rehabilitasi sosial penerima manfaat sistem kelembagaan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.105.

Tabel 2.105.

Jumlah Balai Rehabilitasi Sosial Yang Menerapkan Standart Operasional Pelayanan (SOP) di Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2011-2015

No Tahun Balai Resos Standar Pelayanan

1 2011 27 Telah disusun 2 2012 27 Telah disusun 3 2013 27 Telah disusun 4 2014 27 Telah disusun 5 2015 27 Telah disusun Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, 2016

2.3.2Urusan Pemerintahan Wajib Yang Tidak Berkaitan Dengan Pelayanan Dasar

Dalam dokumen RPJMD Perubahan Jateng 2013 2018 (Halaman 112-119)

Dokumen terkait