• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

F. Ketentuan Dan Persyaratan Tabungan Wadiah

Perbankan syariah harus senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat baik dari aspek financial maupun kesesuaian terhadap prinsip syariah yang menjadi dasar operasinya. Perbankan syariah sebagai lembaga yang berfungsi untuk menghimpun dana masyarakat, harus memilki sumber pendanaan yang optimal sebelum melakukan penyaluran kembali kepada pihak yang membutuhkan. Dalam proses menghimpun dana, prinsip-prinsip syariah yang perlu mendapat perhatian lembaga perbankan ialah sebagaimana menjamin perolehan dana yang halal, serta bagaimana menjalankan transaksi dengan pihak nasabah secara

syar‟i.104

Berdasarkan ketentuan (Pasal 36 Huruf a) peraturan Bank Indonesia No: 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prisip-prisip syariah, ditegaskan bahwa penghimpun dana dari masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk simpanan dan investasi, antara lain:

a) Giro berdasarkan prinsip wadiah.

103

Ibid, h. 68

104

Burhanudin Susanto, Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: UII Press, 2008) h. 286

b) Tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan atau mudharabah.

c) Deposito berjangka berdasarkanprinsip mudharabah.

Namun sebelum sampai pada pembahasan aplikasi dalam perbankan terkait dengan kegiatan usaha penghimpun dana, sebelumnya perlu mengkaji prinsip-prinsip akad dalam tinjauan syariah.105

Untuk memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada nasabah tabungan wadiah, maka terdapat beberapa ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah. Persyaratan dan ketentuan tabungan

wadiah, disamping untuk meningkatkan pelayanan, juga untuk menjaga keamanan serta keuntungan bagi nasabah. Ketentuan tentang tabungan wadiah

diatur oleh Bank Indonesia, akan tetapi masing-masing bank syariah diberi kewenangan untuk mengatur sendiri asalkan ketentuan yang dibuat oleh bank

syariah tidak bertentangan dengan peraturan Bank Indonesia.

Suatu sikap keleluasan yang diberikan oleh Bank Indonesia akan mendorong masing-masing bank syariah untuk memberikan kemudahan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah. Hal ini dimaksudkan agar bank

syariah dapat bersaing.

1) Pembukaan Tabungan Wadiah

Pembukaan tabungan wadiah merupakan awal nasabah akan menjadi nasabah tabungan wadiah. Sebelum pembukaan tabungan wadiah

dilaksanakan, bank syariah akan memberikan formulir isian yang harus dilengkapi oleh calon nasabah. Secara garis besar bentuk formulir

105

pembukaan rekening tabungan wadiah sama setiap bank syariah,

perbedaannya hanya terletak pada tampilan formulir masing-masing bank.106

Setelah formulir diisi lengkap oleh calon nasabah, maka petugas bank akan memeriksa formulir yang telah diisi kemudian memberikan tanda tangan paraf dipojok kiri bawah. Langkah berikutnya petugas bank tabungan wadiah dengan mencantumkan nomor rekening tabungan

wadiah dan memberikannya kepada calon nasabah. Calon nasabah setelah disetujui segera melaksanakan setoran pertama sebagai saldo awal tabungan wadiah.107

2) Jumlah Setoran Minimal

Setiap bank syariah akan mensyaratkan adanya ketentuan setoran minimal pada saat pembukaan. Jumlah setoran pertama besarnya tergantung pada masing-masing bank syariah. Beberapa bank syariah

mensyaratkan setor pertama sebesar Rp. 50.000,00. Bank syariah juga membuat ketentuan tentang setoran minimal untuk setoran berikutnya, misalnya minimal setoran sebesar Rp. 10.000,00.

3) Jumlah Penarikan

Penarikan tabungan wadiah merupakan pengambilan dan yang dilakukan oleh nasabah tabungan wadiah. Bank syariah memiliki kebijakan yang berbeda tentang penarikan dana dari rekening tabungan

wadiah, baik dilihat dari segi jumlah penarikan maupun frekuensi

106

Ismail, Op. Cit, h.77.

107

penarikan dalam sehari. Jumlah penarikan secara langsung, yaitu nasabah datang membawa buku tabungan, biasanya tidak dibatasi oleh bank. Penarikan uang dengan nominal besar, meskipun tidak dibatasi, akan tetapi nasabah perlu memberitahukan sebelumnya. Persediaan uang dibank jumlahnya terbatas, sehingga penarikan dengan jumlah besar perlu memberitahukan terlebih dahulu kepada bank.108

4) Saldo Tabungan Wadiah

Setiap bank syariah menentukan kebijakan tentang saldo minima tabungan wadiah. Besarnya saldo minimal tabungan wadiah tergantung pada bank syariah masing-masing. Kebijakan saldo minimal tabungan

wadiah diperlukan untuk membayar biaya administrasi atas penutupan rekening tabungan apabila nasabah ingin menutupnya.

5) Bonus Tabungan Wadiah

Sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabah pemegang rekening tabungan wadiah, bank syariah memberikan balas jasa berupa bonus. Penentuan besarnya bonus tabungan wadiah dan cara perhitungannya tergantung masing-masing bank syariah. Perhitungan bonus tabungan wadiah sama halnya dengan perhitungan bonus untuk giro wadiah. Hal ini disebabkan karena stabilitas dana giro lebih labil dibanding dengan tabungan, sehingga bonusnya lebih kecil.

Giro wadiah dapat dicairkan melalui bank mana pun dengan menggunakan cek atau bilyet giro, sehingga sangat stabil. Tabungan

108

wadiah, meskipun dapat ditarik di mesin ATM bank lain, atau ATM bersama, namun jumlah penarikannya dibatasi. Bonus untuk tabungan

wadiah tidak diperjanjikan sebelumnya, akan tetapi tergantung pada kinerja bank syariah. Pemberian bonus kepada nasabah tabungan wadiah

diakui sebagai beban pada saat terjadinya.109

Dana nasabah yang dititipkan di bank setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari keutungan pemanfaatan dana giro oleh bank. Besarnya bonus dari keutungan pemanfaatan dan giro oleh bank. Besarnya bonus tidak ditetapkan dimuka tetapi benar-benar merupakan kebijakan bank. Sungguhpun demikianpun nominalnya diupayakan sedemikan rupa untuk senantiasa kompetitif.110

Giro wadiah sangat cocok untuk para pengusaha yang seringkali melakukan transaksi besar ataupun transaksi dengan frekuensi yang tinggi. Dapat dibayangkan jika para pengusaha harus membawa uang tunai sebesar Rp 500.000.000.00 untuk keperluan bisnis yang mendesak. Selain itu, masalah keamanan juga menjadi alasan pemilihan giro. Pemilikan rekening giro dapat membatalkan jika terjadi perampokan atas buku cek yang dimilikinya.111

Pemakaian giro juga meiliki kelemahan terutama bagi rekanan bisnis yang baru. Terkadang ditemui khasus giro kosong, padahal transaksi bisnis berjalan dan penerbitnya sudah kabur. Karena itu, bagi

109

Ibid. h. 79.

110

Muhammad, Bank Syariah, (Yogyakarta: EKONISIA, 2006) Cet 1, h.19.

111

pengusaha tertentu terkadang tidak mau menerima pembayaran berupa cek ataupun bilyet giro.112

Bank dapat memberikan bonus atas penitipan dana wadiah. Pemberian bonus di maksudkan merupakan kewenangan bank dan tidak boleh diperjanjikan dimuka. Menurut pendapat Adiwarman Karim, dalam memperhitungkan pemberian bonus wadiah tersebut, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:113

a) Tarif bonus wadiah merupakan besarnya tarif yang diberikan bank sesuai ketentuan.

b) Saldo terendah adalah saldo terendah dalam satu bulan.

c) Saldo rata-rata harian adalah total saldo satu bulan dibagi hari bagi hari sebenarnya menurut bulan kalender. Misalnya bulan Januari 31 hari, bulan Februari 28/29 hari, dengan catatan satu tahun 365 hari. d) Saldo harian adalah saldo pada akhir hari.

e) Hari efektif adalah hari kalender tidak termasuk hari tanggal pembukuaan atau tanggal penutupan, tapi termasuk hari tanggal tutup buku.

f) Dana giro yang mengendap kurang dari satu bulan karena rekening baru dibuka awal bulan atau ditutup tidak pada akhir bulan tidak mendapatkan bonus wadiah, kecuali apabila perhitungan bonus

wadiahnya atas dasar saldo harian.114

112

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), Cetakan Pertama, h. 94-95.

113

Adiwarman Karim, Op. Cit, h. 353

114

Contoh perhitungan bonus giro wadi‟ah adalah sebagai berikut, pada prinsipnya, teknik perhitungan bonus wadiah dihitung dari saldo terendah dalam satu bulan. Namun demikian, bonus wadiah dapat diberikan kepada

giran berikut:

a) Saldo terendah satu bulan diatas Rp 1.000.000.00 (bagi rekening yang bonus wadiahnya dihitung dari saldo terendah).

b) Saldo rata-rata harian dalam satu bulan diatas Rp 1.000.000.00 (bagi rekening yang bonus wadiahnya dihitung dari saldo rata-rata harian). c) Saldo harian diatas Rp 1.000.000.00 (bagi rekening yang bonus

wadiahnya dihitung dari saldo harian). Contoh:

Tuan Ali memiliki rekening giro wadiah di bank syariah dengan saldo rata-rata bulan Mei adalah Rp 1.000.000,00. Bonus yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabah adalah Rp 6.000.000,00. Total dana giro wadiah di bank syariah bulan tersebut adalah Rp 500.000.000,00. Pendapatan bank syariah dari penggunaan giro wadiah adalah Rp 20.000.000,00. Berapa bonus yang diterima oleh Tuan Ali pada akhir Mei?

Penyelesaian:

Rumus yang digunakan dalam perhitungan bonus giro wadiah adalah:

Bonus giro wadiah = jumlah giro nasabah x keuntungan bank x bonus Total dan giro di bank

Bonus yang diterima oleh Tuan ali adalah:

Bonus giro wadiah = Rp 1.000.000 x Rp 1.000.000 x 25% Rp 20.000.000

= Rp 7.500 (sebelum pajak).115

Dokumen terkait