• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KETENTUAN PASAR MODAL DI INDONESIA

B. Ketentuan Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar

Berdasarkan pasal 1 angka 25 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik dan pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi materiil mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga diri efek tersebut.

Prinsip keterbukaan/full disclosure (pengungkapan penuh) juga didefinisikan sebagai pengungkapan data perusahaan secara lengkap dan meyeluruh menyangkut data keuangan, pengurus dan sebagainya dengan tujuan agar diketahui secara luas oleh masyarakat umum. Tindakan ini diperlukan

sebagai upaya untuk memberikan informasi kepada masyarakat untuk menilai sekuritas yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan yang bersangkutan.26

26

Normin S. Pakpahan (ed.), Kamus Hukum Ekonomi Elips, Edisi Pertama, (Jakarta : Proyek Elips, 1997), hal 37.

Prinsip keterbukaan diperlukan untuk melindungi masyarakat agar tidak mengalami kerugian karena membeli saham perusahaan yang tidak sehat. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan efisiensi pasar modal. Efisiensi pasar dalam pasar efek adalah bila dalam waktu tertentu harga pasar dari suatu surat efek sepenuhnya menggambarkan seluruh informasi yang tersedia tentang surat efek tersebut, sedangkan informasi utama dari suatu surat efek merupakan pembeberan seluruh informasi yang benar dan mutlak diperlukan untuk membeli surat efek.

Keharusan untuk melaksanakan prinsip keterbukaan dapat menimbilkan dilema dalam pasar modal, karena pada pasar modal banyak terdapat pelaku pasar. Masing-masing pelaku pasar memiliki kepentingan sendiri dan kadang kala terjadi benturan kepentingan (conlflict of interest) diantara pelaku pasar modal, misalnya antara emiten dan investor. Disatu sisi, untuk melindungi investor undang-undang pasar modal menuntut emiten untuk men-disclose kondisi perusahaannya. Di sisi lain, undang-undang juga harus melindungi kepentingan emiten yang kadang bertentangan dengan kewajiban untuk melaksanakan keterbukaan. Hukum harus dapat menyelaraskan kepentingan emiten dan investor yang tercermin dalam prinsip yuridis yang dikenal dengan full an fair disclosure yang menyatakan bahwa suatu disclosure selain harus full juga harus fair.

Prinsip keterbukaan (full disclosure) memiliki beberapa karakteristik yuridis, yaitu:27

a. Prinsip ketinggian derajat akurasi informasi → informasi yang diberikan oleh emiten harus benar-benar akurat.

b. Prinsip ketinggin derajat kelengkapan informasi → emiten harus

memberikan informasi selengkap mungkin mengenai kondisi perusahaannya kepada calon investor yang akan menanamkan investasinya pada perusahaannya.

c. Prinsip equilibrium antara efek negatif dan efek positif jika informasi tersebut dibuka karena publik → hukum harus memiliki titik equilibrium agar tidak banyak kepentingan para pihak yang dikorbankan, yaitu dengan memberikan ketentuan mengenai hal-hal yang harus diinformasikan kepada pihak luar dan hal-hal yang boleh dirahasiakan oleh perusahaan. Dalam melaksanakan prinsip keterbukaan, baik sebelum maupun sesudah penawaran umum, emiten harus memberikan informasi yang diperlukan bagi investor dan Bapepam. Emiten harus memperhatikan hal-hal tertentu yang akan diinformasikan kepada investor, emiten dilarang untuk memberikan informasi yang salah, memberikan informasi yang setengah benar, memberikan informasi yang tidak lengkap, dan diam sama sekali terhadap fakta/informasi material. Informasi tersebut diperlukan agar investor dapat melakukan informed decision untuk membeli atau tidak membeli suatu efek. Informed decision merupakan landasan bagi terbentuknya harga pasar yang wajar. Apabila emiten tidak

27

Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, Buku Kesatu, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 90.

memberikan informasi yang benar maka hal tersebut dapat menimbulkan salah pengertian (misleading) bagi investor dalam memberikan judgment.

Selain emiten dan investor, pemerintah juga mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan prinsip keterbukaan, yaitu dalam hal :28

a. Menjamin bahwa investor akan memperoleh informasi yang full disclosure

Bila ada penawaran umum maka pemerintah mewajibkan emiten untuk men-disclose segala sesuatu yang berhubungan dengan emiten dan emisi sehingga masyarakat akan mendapatkan informasi yang utuh mengenai emisi dan emiten yang bersangkutan.

b. Menjamin dan meng-enforced prinsip keterbukaan

Setiap keputusan untuk melakukan investasi pasti mengandung risiko, semakin besar keuntungan yang dapat diambil maka semakin besae pula risiko yang harus diambil. Untuk menghindari atau meminimalkan risiko dapat ditempuh beberapa cara, misalnya melalui risk avoidance, dalam hal ini informasi yang dimiliki oleh investor sangat penting untuk memastikan apakah ia akan membeli atau menjual saham sehingga peran pemerintah untuk menjamin dan memastikan bahwa emiten telah melaksanakan prinsip keterbukaan sangat penting.

28

2. Dasar Hukum

Dasar hukum dari prinsip keterbukaan yang merupakan kewaijban bagi para pelaku pasar modal terutama Emiten untuk melaksanakan kegiatan pada pasar modal adalah :

a. Pasal 85 UU No.8/1995

Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reka Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, Biro Admisitrasi Efek, Bank Kustodian, Wali Amanat dan pihak lainnya yang telah memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam.

b. Pasal 86 UU No.8/1995

1) Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib :

a) Menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat ; dan

b) Menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa materiil yang dapat mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut.

2) Emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarammya telah menjadi efektif dapat dikecualikan dari kewajiban untuk menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berdasarkan kententuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam.

c. Pasal 87 UU No.8/1995

1) Direktur atau Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik wajib melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut.

2) Seriap pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5% (lima perseratus) saham Emiten atau Perusahaan Publik wajib melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham tersebut.

3) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) wajib disampaikan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya kepemilikan atau perubahan kepemilikan atas saham Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.

3. Mekanisme Keterbukaan

Emiten atau perusahaan publik mempunyai kewajiban untuk melaksanakan prinsip keterbukaan yang harus baik sebelum go public maupun setelah go public.

a. Prinsip Keterbukaan Sebelum Go Public

Sebelum go public, calon emiten sudah diharuskan untuk melaksanakan prinsip keterbukaan, dengan melaksanakan keterbukaan sebelum go public berarti calon emiten meginformasikan kepada publik mengenai kondisi perusahaannya. Hal ini terutama diperlukan bagi calon investor sebagai salah pertimbangan yang akan mempengaruhi keputusan investasinya.

1) Keterbukaan Melalui Prospektus

Salah satu mekanisme agar investor mendapat kepastian bahwa emiten telah melaksanakan keterbukaan adalah keharusan bagi setiap perusahaan yang akan go public untuk menyediakan dokumen yang disebut prospektus. Berdasarkan pasal 1 angka 26 UU No. 8/1995, prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.

Selama ini dikenal tiga teori yang menempatkan informasi tentang perusahaan, termasuk yang terdapat dalam prospektus dalam rangka penawaran umum, dalam posisi yang berbeda yaitu :29

a) Teori Random Walk

Harga dari suatu efek yang terjadi sebelumnya tidak mempengaruhi harga sekarang atau yang akan datang sehingga investor mendapatkan keuntungan di pasar modal karena awarness mereka sendiri.

b) Teori Market Hypothesis

Harga pasar dari suatu efek dipengaruhi oleh informasi yang diberikan kepada publik. Informasi tersebut akan menetukan apakah seseorang akan menjual, membeli atau hold suatu efek, karena itu prospektus memegang peranan penting. Teori ini mengecam tindakan insider trading karena apabila informasi tidak disampaikan kepada publik maka publik akan dirugikan dan insider akan mendapatkan keuntungan.

29

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 81.

c) Teori Capital Asset Pricing

Teori ini membedakan antara risk yang sistematis dan risk yang tidak sistematis serta mengajarkan bahwa risiko dalam melakukan investasi di pasar modal dapat dieleminir dengan melakukan diversifikasi. Informasi tentang suatu perusahaan tidaklah penting, yang terpenting adalah Beta dari suatu efek.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktek dalam pasar modal di Indonesia, dikenal tiga macam prospektus, yaitu :30

a) Prospektus Biasa

Bapepam mewajibkan emiten yang akan melakukan penawaran umum untuk membuat prospektus yang berisi informasi mengenai keadaan emiten. Ketentuan mengenai prospektus ini diatur dalam pasal 78 UU No.8/1995 yang diatur lebih lanjut dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 Peraturan No.IX.C.2 mengenai Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum.

b) Prospektus Ringkas

Bapepam mewajibkan emiten untuk mengklaim prospektus ringkas di dua surat kabar berbahasa Indonesia yang salah satunya beredar secara nasional, minimal tiga hari sebelum masa penawaran umum dimulai. Mekanisme prospektus ringkas merupakan metode transparansi yang sangat mahal tetapi tidak efektif karena untuk menganalisa kondisi dan prospek perusahaan tidak

30

cukup dalam waktu tiga hari, selain itu biaya pemasangan iklan prospektus ringkas sangat mahal.

Ketentuan mengenai prospektus ringkas diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 Peraturan No. IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas dalam rangka Penawaran Umum.

c) Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Oleh Perusahaan Menengah dan Kecil

Ketentuan mengenai prospektus untuk perusahaan menengah dan kecil diatur dalam Keputusan Bapepam No. Kep-56/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 Peraturan No.IX.C.8 mengenai Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah dan Kecil.

Prospektus merupakan salah satu dokumen pokok yang diperlukan oleh suatu perusahaan yang melakukan penawaran umum, karena itu informasi yang terdapat di dalam prospektus harus memuat segala sesuatu yang menggambarkan keadaan emiten sehingga informasi tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan keputusan investasinya. Agar emiten tidak menerbitkan prospektus yang dapat merugikan emiten maka Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan rambu-rambu yuridis bagi suatu prospektus, antara lain :31

31

a) Dilarang memuat hal-hal :

1) Keterangan yang tidak benar tentang fakta material ;

2) Tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material.

Ketentuan ini diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. Apabila emiten menyajikan informasi yang tidak benar atau tidak menyajikan informasi yang benar mengenai fakta material maka hal ini akan membuat investor mengambil keputusan yang salah.

b) Memuat semua rincian mengenai fakta meteriil.

Fakta materiil adalah fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau dapat fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.32

c) Fakta dan pertimbangan yang terpenting ditempatkan pada tempat yang paling awal.

Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu dan bukan urutan yang terdapat dalam Keputusan Bapepam mengenai Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum.

d) Ekstra hati-hati dalam menggunakan foto, diagram atau tabel karena menimbulkan missleading.

32

Emiten harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram atau tabel pada prospektus karena hal-hal tersebut dapat memberi kesan yang menyesatkan kepada masyarakat. Emiten harus menjaga agar informasi yang penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting sehingga informasi yang penting luput dari perhatian pembaca.

e) Menggunakan bahasa yang jelas dan komunikatif.

Emiten, Penjamin Pelaksana Emisi, dan Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal bertanggung jawab untuk menetukan dan mengungkapkan fakta secara jelas dan mudah dibaca.

f) Pengungkapan fakta material harus ditekankan sesuai bidang usaha.

Pengungkapan fakta material harus dilakukan secara jelas dengan penekanan sesuai dengan bidang usahanya sehingga prospektus tidak menyesatkan.

g) Harus terdapat pernyataan bahwa semua lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang disebut dalam prospektus tersebut bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka, peraturan yang berada di wilayah RI, kode etik, norma serta standar profesi masing-masing.

h) Harus ada pernyataan bahwa sehubungan dengan penawaran umum maka setiap pihak terafiliasi dilarang memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang diungkapkan dalam prospektus tanpa persetujuan tertulis Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi.

i) Menurut penjelasan pasal 78 ayat (3) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, prospektus minimal harus memuat :

1) Uraian tentang penawaran umum.

Prospektus harus memuat semua rincian dan fakta material mengenai Penawaran Umum dari Emiten yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui oleh Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. 2) Tujuan dan penggunaan dan penawaran umum.

Keterangan tentang tujuan Penawaran Umum dan penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dibuat secara rinci.

3) Analisis dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan.

Merupakan uraian singkat yang membahas dan menganalisa laporan keuangan dan informasi lain dengan penekanan pada perubahan-perubahan penting dan relevan yang terjadi sejak laporan tahunan terakhir atau sejak pernyataan pendaftaran diajukan.33

4) Risiko usaha.

Keterangan tentang risiko yang disebabkan antara lain oleh persaingan, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional dan kebijakan pemerintah.

5) Data keuangan.

Ikhtisar data keuangan merupakn informasi perbandingan selama lima tahun buku atau sejak awal perusahan bila perusahaan belum lima tahun menjalankan usahanya.34

33

Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1997), hal 102.

34

6) Keterangan dari segi hukum.

Keterangan dari segi hukum berdasarkan pada pendapat dari Konsultan Hukum

7) Informasi mengenai pemesanan pembelian efek. 8) Keterangan mengenai Anggaran Dasar.

Anggaran Dasar yang diungkapkan adalah Anggaran Dasar terakhir yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman.

9) Harus ada “klausula huruf besar” (klausula yang ditulis dengan huruf besar), yaitu :

a) BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN

MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

b) EMITEN DAN PENJAMIN EMISI EFEK (JIKA ADA)

BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

c) Jika direncanakan untuk menstabilisasi harga efek tertentu maka harus ada klausula huruf besar sebagai berikut : DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN HARGA EFEK YANG SAMA BAIK JENIS

MAUPUN KELASNYA, DENGAN YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, PENJAMIN EMISI DAPAT MELAKUKAN STABILISASI HARGA PADA TINGKAT HARGA YANG LEBIH TINGGI DARI YANG MUNGKIN TERJADI DI BURSA EFEK SEKIRANYA TIDAK DILAKUKAN STABILISASI HARGA, MAKA BAIK STABILISASI HARGA MAUPUN PENAWARAN UMUM TERSEBUT DAPAT DIHENTIKAN SEWAKTU-WAKTU.

2) Keterbukaan Melalui Legal Audit

Konsultan Hukum dari perusahaan yang akan melakukan penawaran umum wajib membuat legal audit. Pemeriksaan hukum (legal audit) adalah pemeriksaan terhadap hukum tertulis atau tidak tertulis yang relevan untuk memecahkan suatu kasus atau untuk memberikan pemdapat hukum terhadap suatu masalah, pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran seluruh dokumen dan atau persayaratan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan menurut undang-undang yang berlaku.35

Dalam membuat legal audit, seorang konsultan hukum harus memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut :36

a) Tujuan dibuatnya legal audit adalah untuk menentukan prinsip disclosure, karena itu laporan legal audit harus disediakan bagi publik sebagai publik information.

35

Normin S. Pakpahan (ed.), Kamus Hukum Ekonomi, Edisi Pertama, (Jakarta : Proyek Elips, 1997), hal 101.

36

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 90.

b) Legal audit dipakai oleh konsultan hukum untuk membuat legal opinion.

c) Dalam membuat legal audit, seorang konsultan umum harus mengobservasikan hal-hal yang bersifat material dari emiten.

d) Dalam membuat legal audit, konsultan hukum harus menggunakan pendekatan berdasarkan pemeriksaan fisik, dokumen, dan pemeriksaan berdasarkan informasi.

Himpunan Konsultan Hukum telah mengeluarkan standar mengenai hal-hal yang harus diperiksa dan dilaporkan oleh Konsultan Hukum dalam legal auditnya, yaitu :37

a) Anggaran Dasar Emiten dan perubahannya. b) Permodalan dan saham

c) Direksi dan Dewan Komisaris. d) Izin dan persetujuan.

e) Asset. f) Asuransi. g) Tenaga kerja.

h) Pernyataan pada perusahaan lain. i) Perjanjian-perjanjian.

j) Persetujuan dalam rangka emisi efek. k) Perkara-perkara.

37

Fuady, op.cit, Standar Pemeriksaan Hukum dan Pendapat Hukum, (Jakarta: Kutipan dari Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, 1995), hal 4.

3) Keterbukaan melalui Legal Opinion.

Legal opinion/legal memorandum adalah memo atau pernyataan tertulis yang berisi pendapat hukum atas suatu masalah berdasarkan pemeriksaan hukum positif yang dibuat oleh ahli hukum.38

4) Keterbukaan melalui Public Expose.

Legal opinion (pendapat hukum) lebih ringkas dibandingkan dengan legal audit karena tidak memaparkan fakta atau data tetapi lebih menitikberatkan pada pendapat terhadap fakta atau data tersbut. Berbeda dengan legal audit yang tidak termuat dalam prospektus tetapi tersedia untuk publik, legal opinion harus dimuat dalam prospektus.

Public expose merupakan suatu acara dimana Emiten dan pihak lain yang terlibat menerangkan kepada publik mengenai keadaan Emiten. Public expose dilakukan menjelang dilaksanakannya penawaran efek kepada publik pada pasar perdana.39

b. Prinsip Keterbukaan Setelah Go Public

Setelah penawaran umum dinyatakan efektif, emiten harus tetap menyampaikan informasi dan fakta-fakta yang penting dan relevan yang dapat mempengaruhi keputusan investasi. Disclosure ini disebut continuing disclosure dan harus disampaikan kepada Bapepam, diumumkan kepada publik serta menjadi dokumen publik.

Informasi yang diungkapkan oleh Emiten kepada masyarakat dan investor pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu informasi keuangan yang

38

Pakpahan, op.cit, hal 102.

39

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 95.

termuat dalam laporan keuangan tahunan dan tengah dan informasi non-keuangan.40

1) Informasi Keuangan

Perusahaan yang telah go public mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan secara periodik kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada publik. Ketentuan ini diatur dalam pasal 86 ayat (1) huruf a UU No.8/1995 tentang Pasar Modal mengenai Pelaporan dan Keterbukaan Informasi yang dijabarkan lebih lanjut dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-80/PM/1996 Peraturan No.X.K.2 mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Keauangan Berkala.

Berdasarkan kedua peraturan perundang-undangan tersebut maka laporan keuangan yang wajib disampaikan oleh Emiten secara berkala terdiri dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan.

a) Laporan Keuangan Tahunan

1) Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan dan pendapat Akuntan dan disampaikan kepada Bapepam paling lambat 120 hari setelah tanggal tahun buku berakhir.

2) Laporan keuangan tahunan wajib diumumkan kepada publik dengan ketentuan sebagai berikut :

a) perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi (khusus perbankan) minimal dalam dua surat

40

I Putu Gede Ary Suta, 18 Januari 1995, Keterbukaan Informasi Dalam Rangka

Perlindungan Terhadap Investor, Disampaikan pada Seminar Sehari dengan Tema “Menyongsong

Rancangan Undang-undang Pasar Modal dalam Rangka Mobilisasi Dana Masyarakat, Jakarta : CPE Associates, hal 8.

kabar harian berbahasa indonesia, salah satunya terbit secara nasional dan yang lainnya yang terbit di tempat kedudukan Emiten dan Perusahaan Publik paling lambat 120 hari setelah tahun buku berakhir. Perusahaan menengah dan kecil wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan komitmen dan kontijensi (khusus perbankan) minimal dalam satu surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit secara nasional ;

b) bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi yang diumumkan harus sama dengan yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada Bapepam ;

c) bukti pengumuman harus disampaikan kepada Bapepam paling lambat dua hari kerja setelah tanggal pengumuman.

3) Jika terdapat perbedaan antara laporan keuangan tengah tahunan yang telah disampaikan tersendiri kepada masyarakat dengan data periode yang sama yang secara implisit sudah terdapat dalam laporan keuangan tahunan, maka hal ini harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Perbedaan data laporan keuangan tengah tahunan terutama terjadi karena adanya saran dan koreksi dari Akuntan dalam pemeriksaan (audit) laporan keuangan tahunan. Penjelasan tersebut juga mencakup perbedaan laba bersih yang terjadi dan hal-hal lain yang menyebabkan perubahaan.

4) Laporan keuangan tahunan merupakan bagian dari laporan tahunan untuk keperluan RUPS.

b) Laporan Keuangan Tengah Tahunan

1) Laporan keuangan tengah tahunan disampaikan kepada Bapepam dalam jangka waktu sebagai berikut :

a) jika tidak disertai laporan Akuntan, paling lambat 60 hari setelah tanggal tengah tahun buku perusahaan berakhir ;

b) jika disertai laporan Akuntan yang memberi pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan, paling lambat 120 hari setelah tanggal tengah tahun buku perusahaan berakhir.

5) Laporan keuangan tengah tahunan disusun berdasarkan prinsip yang sama dengan laporan keuangan tahunan dan mencakup penyesuaian yang biasa dilakukan pada akhir periode akuntansi perusahaan demi tercapainya dasar aktual.

6) Jika terdapat perbedaan antara laporan keuangan tengah tahunan dengan data periode yang sama dalam penyusunan laporan keuangan tahunan, maka laporan keuangan tengah tahunan yang disajikan secara perbandingan dengan laporan keuangan tengah tahunan periode berikutnya harus ditetapkan kembali sesuai dengan data yang telah dicakup dengan

Dokumen terkait