• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketentuan Pengendalian Gratifikasi

Dalam dokumen BAB I - PENDAHULUAN... (Halaman 50-54)

BAB III PERLINDUNGAN DAN APRESIASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JASA TIRTA II

A. Ketentuan Pengendalian Gratifikasi

1. Umum

Pedoman ini dibuat untuk mengatur pengendalian Gratifikasi antar Insan Perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan Perusahaan.

Pengendalian Gratifikasi menjadi sangat penting bagi Perusahaan karena gratifikasi tersebut dapat menjadi tindak pidana suap dan merupakan salah satu tindakan korupsi yang dapat memberikan dampak hukum sekaligus pencitraan negatif bagi Perusahaan.

Suatu gratifikasi akan berubah menjadi tindak pidana suap apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

a. Gratifikasi tersebut berhubungan dengan jabatan/wewenang Insan Perusahaan di Perusahaan;

b. Gratifikasi yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

2. Prinsip Dasar a. Penolakan Gratifikasi

Insan Perusahaan apabila ditawarkan/diberikan Gratifikasi, wajib MELAKUKAN PENOLAKAN secara sopan dan santun terhadap tawaran/pemberian dimaksud, dengan memberikan penjelasan terhadap kebijakan dan aturan ini.

b. Pemberian Gratifikasi

Seluruh Insan Perusahaan DILARANG baik secara langsung atau tidak langsung MEMBERI GRATIFIKASI kepada setiap pihak yang memiliki hubungan kegiatan dengan Perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku, atau untuk mempengaruhi pihak dimaksud untuk melakukan dan/atau tidak melakukan suatu hal yang berkaitan dengan kedudukan/jabatannya.

c. Penerimaan Gratifikasi

Seluruh Insan Perusahaan yang karena jabatannya dan atau anggota keluarganya (keluarga inti), DILARANG MENERIMA ATAU MEMINTA GRATIFIKASI baik secara langsung atau tidak langsung dari setiap pihak yang memiliki hubungan usaha dengan Perusahaan, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku, atau untuk mempengaruhi pihak dimaksud untuk melakukan dan/atau tidak melakukan suatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya.

3. Batasan Gratifikasi

a. Batasan Pemberian Gratifikasi

Batasan Pemberian Gratifikasi oleh Insan Perusahaan adalah sebagai berikut : 7.

8.

E.

1) Pemberian GRATIFIKASI DIPERBOLEHKAN sepanjang pemberian tersebut dimaksud untuk membina hubungan baik dalam batas-batas yang sesuai dengan kewajaran dan memperhatikan hubungan yang setara, saling menghormati dan tidak bertujuan untuk menyuap pihak yang bersangkutan untuk memberikan sesuatu hal kepada Perusahaan yang tidak menjadi hak Perusahaan secara hukum. Contoh pemberian dimaksud misalnya jamuan makan, kegiatan olah raga, tiket pertunjukan kesenian, buku, rekaman musik dan sebagainya.

2) Pemberian GRATIFIKASI TIDAK DIPERBOLEHKAN dalam bentuk uang tunai (Cash Payment).

3) Pemberian GRATIFIKASI TIDAK DIPERBOLEHKAN dalam bentuk-bentuk yang melanggar kesusilaan dan hukum.

4) Pemberian Gratifikasi berupa barang yang dimaksud untuk promosi Perusahaan, wajib mencantumkan logo Perusahaan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari barang dimaksud (logo Perusahaan pada barang dimaksud tidak dapat dihilangkan).

5) Pemberian honorarium rapat kepada Mitra Usaha, DIPERBOLEHKAN sebagai apresiasi atas sumbangan pemikiran dan keahlian yang telah diberikan kepada Perusahaan atas undangan resmi dari Perusahaan, sepanjang kriteria dan besaran honorarium tersebut telah diatur dalam Peraturan Perusahaan.

6) Pemberian Gratifikasi berupa barang/uang/setara uang, DIPERBOLEHKAN, dalam hal Insan Perusahaan menghadiri acara pernikahan, khitanan, kelahiran, atau musibah, dengan nilai pemberian maksimum sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap acara, sepanjang pemberian tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi pihak penerima, untuk melakukan dan/atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya.

7) Jamuan makan tidak perlu dibatasi, sejauh memenuhi kewajaran dan dilakukan di tempat yang terhormat dan tetap menjaga citra positif Perusahaan.

a. Batasan Penerimaan Gratifikasi

Batasan GRATIFIKASI DIPERBOLEHKAN diterima Insan Perusahaan adalah sebagai berikut :

1) Menerima Gratifikasi yang mencantumkan logo/nama perusahaan pemberi, dengan batasan-batasan yang harus dipenuhi seluruhnya sebagai berikut :

a) Logo, nama perusahaan/pihak yang memberikan benda-benda dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan/promosi perusahaan pemberi dan merupakan benda-benda yang lazim sebagai bentuk promosi perusahan;

b) Benda-benda yang tidak memiliki nilai finansial yang tinggi, seperti buku, compact disc dan sebagainya.

c) Bukan berupa pemberian yang melanggar kesusilaan dan hukum.

b.

1) Menerima honorarium sebagai pembicara, narasumber yang diundang secara resmi oleh Mitra Usaha DIPERBOLEHKAN, sebagai apresiasi atas sumbangan pemikiran dan keahlian yang telah diberikan, sepanjang pemberian tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi Insan Perusahaan untuk melakukan dan/atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya.

2) Menerima Gratifikasi berupa barang/uang/setara uang, DIPERBOLEHKAN, dalam hal Insan Perusahaan menyelenggarakan acara pernikahan, khitanan, kelahiran, atau terkait dengan musibah, dengan nilai pemberian maksimum sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per-acara, sepanjang pemberian tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi Insan Perusahaan untuk melakukan dan/atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya.

3) Menerima Hiburan yang masih dalam batas kewajaran, dengan memenuhi batasan-batasan secara keseluruhan, sebagai berikut :

a) Hiburan tidak dilakukan secara terus-menerus oleh pihak pemberi kepada Insan Perusahaan atau anggota keluarganya.

b) Bila penolakan terhadap Hiburan dimaksud dikhawatirkan dapat mempengaruhi hubungan bisnis secara institusi antara Perusahaan dengan Mitra Usaha yang menawarkan Hiburan.

c) Tidak menggangu waktu kerja Insan Perusahaan yang bersangkutan.

d) Tidak melakukan pembicaraan mengenai pemberian informasi internal Perusahaan uang dapat menimbulkan kecurangan dan benturan kepentingan.

e) Dalam kondisi tertentu, dimana Insan Perusahaan tidak dapat menghindar untuk menerima pemberian dari Mitra Usaha san/atau pada posisi dimana barang/uang/setara uang atau dalam bentuk apapun, pemberian tersebut sudah ada di suatu tempat yang dititipkan kepada atau melalui orang lain tanpa sepengetahuan Insan Perusahaan tersebut, maka yang bersangkutan harus wajib mengembalikannya. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka yang bersangkutan harus segera melaporkan kepada Atasan Langsung secara tertulis sesuai mekanisme yang diatur dalam Pedoman ini.

a. Batasan Pemberian Gratifikasi atas Permintaan Mitra Usaha

Batasan Pemberian Gratifikasi atas Permintaan dari Mitra Usaha yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir a. dan b. adalah sebagai berikut : 1) Insan Perusahaan apabila diminta untuk memberikan Gratifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir a. dan b. diatas, hendaknya melakukan PENOLAKAN secara sopan dan santun terhadap permintaan tersebut dengan memberikan penjelasan terhadap kebijakan dan aturan ini kepada Mitra Usaha.

2)

3)

4)

c.

1) Apabila permintaan dimaksud mengarah kepada pemerasan dan/atau pemaksaan yang dapat mempengaruhi kelancaran proses operasional dan usaha Perusahaan, Insan Perusahaan wajib segera melaporkannya kepada Atasa Langsung dan mengisi format laporan Permintaan Gratifikasi yang tidak sesuai ketentuan dan menyerahkannya kepada Tim Penanganan Pengaduan Pelanggaran dan Gratifikasi (TP3G).

a. Batasan Pemberian dan Penerimaan Gratifikasi Lainnya

Apabila dalam kegiatan sehari-harinya Insan Perusahaan menemukan atau menghadapi suatu peristiwa yang menurut Insan Perusahaan termasuk dalam tindakan yang berpotensi suap dan/atau termasuk dalam kategori Gratifikasi baik merupakan pemberian (baik inisiatif sendiri maupun berdasarkan permintaan) dan/atau penerimaan, tetapi belum diatur dalam Pedoman ini, maka Insan Perusahaan yang bersangkutan wajib melaporkannya kepada Atasan Langsung secara tertulis.

1. Bukan Gratifikasi

Beberapa contoh pemberian yang bukan merupakan Gratifikasi adalah sebagai berikut : a. Gaji atau pendapatan sah lainnya yang diterima oleh Insan Perusahaan dari Perusahaan;

b. Fasilitas, sarana dan prasarana penunjang dalam bekerja, termasuk namun tidak terbatas pada pakaian, sepatu, perlengkapan kerja, kendaraan dinas serta lainnya yang diberikan oleh Perusahaan kepada Insan Perusahaan;

c. Diskon yang berlaku bagi masyarakat umum yang diberikan oleh Badan Usaha, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada rumah makan, hotel, penyedian jasa transportasi, dimana pemilik badan usaha tersebut tidak mempunyai hubungan kerja / kedinasan dengan Insan Perusahaan yang bersangkutan;

d. Keuntungan dari penempatan dana maupun pembelian saham yang berlaku bagi masyarakat umum, yang diperoleh Insan Perusahaan atas penempatan dana pribadinya;

e. Penghasilan yang diperoleh dari usaha sah Insan Perusahaan dan Keluarga Intinya;

f. Penghargaan yang diberikan karena pencapaian prestasi akademis atau non akademis yang diperoleh Insan Perusahaan di luar rangkaian kegiatan ataupun hubungan dinas;

g. Kesempatan atau keuntungan termasuk suku bunga khusus atau diskon komersial yang juga berlaku bagi masyarakat umum dan / atau diperoleh karena adanya kerjasama resmi antara Mitra Kerja dengan Perusahaan;

h. Makanan dan / atau minuman yang dihidangkan dalam jamuan makan, yang diperoleh sehubungan dengan keikutsertaan Insan Perusahaan dalam kegiatan resmi yang diadakan Mitra Kerja;

i. Pinjaman dari bank dan / atau lembaga keuangan lainnya yang juga berlaku bagi masyarakat umum atau diperoleh karena adanya kerjasama resmi dengan Perusahaan;

j. Pemberian kepada Insan Perusahaan yang didasarkan pada kontrak atau perjanjian resmi antara Perusahaan dengan Mitra Kerja;

d.

2)

4.

a. Keuntungan dari undian, program, atau kontes yang dilakukan secara terbuka kepada masyarakat umum yang diperoleh Insan Perusahaan di luar rangkaian kegiatan ataupun hubungan dinas di Perusahaan;

b. Pensiun atau keuntungan lainnya yang berasal dari partisipasi pada Mitra Kerja secara berkelanjutan dalam kaitannya dengan program kesejahteraan Insan Perusahaan;

c. Pemberian atau penerimaan makanan dan minuman dalam jumlah besar dan / atau dalam bentuk jasa boga / catering yang berasal dari dan kepada sesama Insan Perusahaan;

d. Hadiah doorprize yang diperoleh Insan Perusahaan dalam kegiatan, event atau gathering yang diselenggarakan Perusahaan;

e. Uang dan / atau setara uang, dalam hal ini termasuk tidak terbatas pada cek atau voucher, yang diberikan oleh Perusahaan kepada Insan Perusahaan sebagai honor karena telah menjadi pemateri / pengajar untuk sesama Insan Perusahaan dalam satu acara / event yang bersifat pelatihan / training.

Dalam dokumen BAB I - PENDAHULUAN... (Halaman 50-54)

Dokumen terkait