• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 11

(1) Ijin dicabut oleh Walikotamadya, apabila ternyata ada kejadian-kejadian yang akibatnya akan bertentangan dengan keamanan atau ketertiban umum.

(2) Dalam keadaan yang mendesak Walikotamadya berhak memerintahkan untuk menghentikan seketika penjualan minuman keras.

(3) Walikotamadya memberitahukan keputusannya tersebut dalam ayat (2) pasal ini kepada pihak Kepolisian setempat.

Pasal 12.

(1) Karena hal-hal yang berdasarkan atas kekhawatiran akan disalahgunakannya minuman keras tersebut. Walikotamadya menentukan hari-hari untuk menutup penjualan minuman keras di tempat-tempat penjualan minuman keras untuk umum yang telah diberi ijin untuk diminum ditempat penjualan dalam Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang atau dalam kampung-kampung tertentu, baik selama satu hari penuh, maupun selama beberapa jam yang ditentukan.

(2) Pemegang-pemegang ijin yang bersangkutan menerima pemberitahuan tertulis tentang keputusan Walikotamadya seperti tersebut dalam ayat (1) pasal ini dan mereka dilarang selama waktu yang disebutkan dalam pemberitahuan itu membuka ruang-ruangannya untuk menjual minuman keras.

(3) Keputusan seperti tersebut ayat (2) pasal ini diberitahukan oleh Walikotamadya secara tertulis kepada pihak Kepolisian setempat.

BAB IV

KETENTUAN KHUSUS Pasal 13

(1) Dalam tiap-tiap bangunan, yang menjual minuman keras dengan ijin, harus digantungkan turunan surat keputusan ijin yang dibubuhi tanda tangan oleh

nomer dan tanggal ijin serta nama pemegang ijin tersebut.

(3) Jika ijinnya diberikan untuk penjualan yang dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b, maka disebelah atau dibawah perkataan “Ijin” ditulis kata-kata : TIDAK UNTUK DIMINUM DI TEMRAT PENJUALAN.

(4) Jika ijin tidak berlaku lagi atau disebut, maka dalam waktu 8 (delapan) hari turunan yang dimaksudkan dalam ayat (2) pasal ini, dikembalikan kepada Walikotamadya dan perkataan “Ijin” yang termaksud dalam ayat (2) pasal ini dihapus.

(5) Jika perkataan “Ijin” yang dimaksudkan dalam ayat (2) pasal ini dalam waktu yang telah ditentukan tidak dihapus, maka penghapusan ini akan dilakukan oleh petugas Walikotamadya atas biaya yang bersangkutan.

BAB V

LARANGAN DAN PEMERIKSAAN Pasal 14.

(1) a. dilarang menjual minuman keras sebelum mendepat ijin dari Walikotamadya. b. Umum dilarang menjual minuman keras didekat tempat-tempat ibadah dan

sekolahan.

(2). Dilarang dalam ruangan-ruangan sebagaimana dimaksudkan pada pasal 6 ayat (2) dan bagian-bagiannya memberikan minuman keras dengan membayar atau dengan cuma-cuma kepada anak-anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun.

(3) Dilarang menyelenggarakan permainan musik, pertunjukan atau permainan lain untuk kesenangan umum didalam ruangan-ruangan dsn atau bagian-bagiannys tanpa ijin Walikotamadya.

Pasal 15.

(1) Dilarang menjual, memberikan atau mempunyai simpanan minuman keras yang campurannya tidak sempurna dalam ruangan yang telah diberi ijin.

(2) Barang siapa menjual, memberikan atau mempunyai simpanan minuman keras dalam ruangan seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1) pasal ini, diwajibkan menunjukkan kepada mereka yang tersebut dalam pasal 17 dan memperkenankan membawanya baik sebegaian atau seluruhnya.

(3) Jika minuman keras dibawa untuk diperiksa, oleh pemiliknya berhak menyegel dan membubuhkan suatu tanda tertentu atau namanya pada tempat-tempat minuman keras itu.

(4) Jika minuman keras yang dibawa untuk diperiksa ternyata hasilnya baik, maka minuman keras itu tempatnya dikembalikan kepada pemiliknya.

sesudah mengambil tindakan-tindakan untuk mencegah kekeliruan dengan contoh-contoh lainnya.

Pasal 17.

(1) Selain anggota-anggota Kepolisian, kuasa suatu bangunan yang telah diberi ijin harus memperbolehkan Walikotamadya atau pegawai ditunjuknya untuk memasuki bangunan teesebut gunla mengadakan pemeriksaan.

(2) Ia wajib memberikan segala bantuan dan keterangan-keterangan yang diminta oleh mereka sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini.

Pasal 18.

(1) Jika ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal 12 ayat (2), 13 ayat (1) dan (2). 14 dan pasal 17 ayat (2) Peraturan Daerah ini tidak dipenuhi, maka yang bertanggung jawab ialah kuasa bangunan yang dimaksudkan dalam pasal 17, sedang jika kuasa bangunan itu bukan pemegang ijin sendiri dan pelanggaran itu dilakukan atas perintah pemegang ijin, maka pemegang ijinlah yang bertanggung jawab.

(2) Jika pemegang ijin adalah suatu perseroan terbatas, maka anggota-anggota pengurusnya dapat dituntut, kecuali apabila mereka dapat membuktikan, bahwa perintah melakukan pelanggaran seperti dimaksudkan dalam ayat (1) pasal ini diberikan diluar kehendak mereka.

BAB VI

PENGUSUTAN PELANGGARAN DAN HUKUMAN Pasal 19.

(1) Walikotamadya berwenang mengadakan pengusutan dan membuat aturan yang mengharuskan ditaatinya Peraturan Daerah ini.

(2) Berita acara yang dibuat seperti yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dianggap sebagai tanda bukti yang sah untuk bahan dalam pengadilan.

Pasal 20.

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal 12 ayat (2), 13 ayat (1) dan (2), 14, 15 ayat (1), 17 ayat (2) dan pasal-pasal 21 Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau dengan hukuman denda setinggi-tingginya Rp. 1.000,- (seribu rupiah ). (2) Dalam menjatuhkan hukuman atas pelanggaran terhadap pasal 14 dan 15, Hakim

B A B VII

LAIN-LAIN DAN PENUTUP Pasal 22.

Dasar-dasar, jumlah dan ketentuan-ketentuan selanjutnya tentang pungutan pajak minuman keras, begitu pula penagihan pajak itu diatur dalam Peraturan Daerah tersendiri.

Pasal 23.

Peraturan Daerah ini dapat disebut "Peraturan Ijin Penjualan Minuman Keras' dan mulai berlaku pada hari pertama sesudah hari diundangkannya.

Pasal 24.

Sejak saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, maka tidak berlaku lagi "Peraturan Daerah Kota Besar Semarang tentang Penjualan minuman keras" tanggal 6 September 1955, diundangkan pada tanggal 7 Mai 1956, dimuat dalam Lembaran Propinsi Jawa Tengah tanggal 22 Mei 1956 (Tambahan Serf B No. 7), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah tanggal 9 Oktober 1956, diundangkan pada tanggal 8 Nopember 1958 dimuat dalam Lembaran Propinsi Jawa Tengah tanggal 20 Pebruari 1957 ( Tambahan Seri B No.3)

Semarang, 16 Juni 1977

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tingkat II Semarang Semarang;

Ketua,

(BROTOSARDJONO) Wakil (HADIJANTO)

Disahkan dengan Surat Keputusan Mented Dalam Negeri tanggal 1 April 1978 No.: Pem. 10/25/29/226.

Diundangkan pada tanggal 7 Juni 197-78 Sekretaris Kotamadya/Daerah

Tingkat II Semarang

( HARSONO HARDJODIPOETRO ) NIP. 5000390405

Dimuat dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Tahun 1978 Seri C No. 1.

1. Akibat negatif dan menyalah gunakan segala bentuk minumen keras dapat sekecil mungkin dihindarkan, agar kesehatan baik fisik maupun mental masyarakat dapat dipertahankan atau ditingkatkan.

2. Penjualan minuman keras perlu diatur dan diawasi secara menyeluruh baik oleh aparat Pemerintah maupun oleh masyarakat luas.

3. Meningkatkan partisipasi pengawasan masyarakat terhadap penyalahgunaan minuman keras.

Pengertian minuman keras dalam Peraturan Daerah, meliputi minuman baik dalam bentuk cairan ataupun yang diramu-padukan dengan jenis-jenis makanan yang prosentasi alkohol sulingnya lebih dari 7%.

Mudah-mudahan dengan Peraturan Daerah ini, tindakan preventif secara perundang-undangan akan menunjang keselamatan dan kesehatan masyarakat baik secara fisik maupun mental.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4.

(1) Ijin menjual minuman keras dalam warung-warung/kios-kios pada hakekatnya tidak diberikan untuk menjaga demi keamanan dan ketertiban umum.

(2).Cukup jelas.

Pasal 5.

(1) Jumlah ijin dibatasi sampai dengan 100 (Seratus) buah semata-mata untuk mengadakan tindakan pencegahan terhadap akibat-akibat yang tidak baik (negatife) dan menyalahgunakan terhadap segala bentuk penjualan minuman keras.

(2). Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. Pasal 7. Cukup jelas Pasal 8. (1). Cukup jelas.

(2) Selama ketentuan jumlah 100 (seratus) buah ijin belum terisi semua, sewaktu-waktu mereka yang membutuhkan ijin, penjualan minuman keras dapat mengajukan permohonan tersebut dan segera dapat mendapatkan ijinnya.

(3) Cukup jelas.

Pasal 9.

Ahli waris dari atau yang diberi kuasa oleh pemegang ijin yang telah meninggal dunia, apabila akan meneruskan usahanya, harus memberitahukan terlebih dahulu kepada

Cukup jelas. Pasal 12. Cukup jelas. Pasal 13. Cukup jelas. Pasal 14.

(1) Untuk ketertiban dan keamanan maka Para penjual minuman keras diharuskan mendapatkan ijin terlebih dahulu, lagi Pula letaknya tempat usaha jauh dari tempat ibadah dan anak-anak sekolah.

(2) Untuk membuktikan umur 18 tahun tersebut dibuktikan dengan Kartu Penduduk yang dimilikinya sebagaimana sesuai dengan Peraturan Daerah.

(3) Pemegang ijin penjualan minuman keras yang akan menyelenggarakan permainan musik, pertunjukan atau permainan lain harus mempunyai juga ijin untuk kepentingan itu selain ijin penjualan minuman keras.

Pasal 15. Cukup jelas. Pasal 16. Cukup jelas. Pasal 17. Cukup jelas. Pasal 18. Cukup jelas. Pasal 19. Cukup jelas. Pasal 20. Cukup jelas. Pasal 21. Cukup jelas. Pasal 22. Cukup jelas. Pasal 23. Cukup jelas. Pasal 24

Dokumen terkait