• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

7. Ketentuan sanksi

Bagi desa yang tidak melaksanakan pembangunan desa yang didanai oleh alokasi dana desa secara transparan, partisipatif, dan akuntabilitas maka bupati dapat mengurangi jumlah alokasi dana desa pada tahun berikutnya, dan jika dalam melaksanakan pembangunan desa yang didanai oleh alokasi dana desa terjadi tindak pidana korupsi maka akan diproses tindakan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.2.13 Desa

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pada Pasal 1 Ayat (1) Dan Peraturan Pemerintah Republic Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 Sebagai Perubahan Peraturan Pemerintah Republic Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 menjelaskan bahwa Desa merupakan desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan praksara masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Desa merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki susunan asli berdasarkan hak asal usul yang sifatnya istimewa. Landasan pemikiran mengenai pemerintahan desa yaitu keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Desa mempunyai wewenang untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat, dimana kepala desa

bertanggungjawab kepada Badan Perwakilan Desa setelah itu laporan pelaksanaannya disampaikan kepada bupati (Widjaja, 2004).

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa Indonesia merupakan Negara hukum, maka desa sendiri memiliki pengaturan, dimana pengaturan tersebut memiliki tujuan yaitu:

a. Memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

c. Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa d. Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk

pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama

e. Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab

f. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum

g. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional

h. Memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional

i. Memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan. 2.2.14 Pendapatan Desa

Menurut undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa, pendapatan desa bersumber dari:

a. Pendapatan Asli Desa (PAD) yang berupa hasil asset, hasil usaha, gotong royong, swadaya serta partisipasi dan lainya

b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

c. Pembagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota d. Alokasi Dana Desa

e. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota

f. Dana Hibah serta sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga pendapatan lain-lain Desa

2.2.15 Keuangan Desa

Pengertian Keuangan Desa menurut Undang-Undang Desa yaitu semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik. Siklus pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban, dengan periodisasi 1 (satu) tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Keuangan desa berasal dari pendapatan asli desa, anggran pendapatan dan belanja daerah, dan anggaran pendaptan dan belanja negara sehingga dalam menyelenggarakan urusan-urusan pemerintah desa yang mencakup kewenangan dan sumber pendanaannya dari APBDesa yang diperoleh dari bantuan pemerintah pusat maupun daerah, dalam menyelenggarakan semua urusan pemerintah daerah yang dilakukan oleh pemerintah desa mendapatkan sumber pendanaan dari APBD, sedangkan dalam menyelenggarakan urusan pemerintah pusat yang dilakukan oleh pemerintah desa mendapatkan sumber pendanaan dari APBN (Nurcholis, 2011).

Gambar 2. 1

Pengelolaan Keuangan Desa

Sumber : Hasil olahan penulis berdasarkan Permendagri No. 20 Tahun 2018

2.2.16 Perencanaan Keuangan Desa

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 menjelaskan mengenai perencanaan pengelolaan keuangan desa, dimana perencanaan merupakan penerimaan dan

Perencanaan

Pelaksanaan

Penatausahaan Pelaporan

pengeluaran pemerintahan Desa pada tahun anggaran berkenaan yang dianggarkan dalam APB Desa. Dalam perencanaan sekrertaris desa melakukan koordinasi penyusunan rancangan APBDes berdasarkan RKPDes tahun berkenaan sesuai dengan Peraturan Bupati/Walikota setiap tahun dan menyampaikannya kepada Kepala Desa kemudian Kepala Desa akan berdiskusi dengan BPD terkait rancangan APBDes, setelah menyepakati Rancangan APBDes tersebut akan disampaikan kepada Bupati melalui camat paling lambat 3 hari sejak disepakati untuk dilakukan evaluasi. Rancangan APBDes yang telah dievaluasi oleh Bupati akan ditetapkan oleh Kepala Desa menjadi Peraturan Desa tentang APBDes, dimana APBDes tersebut harus disampaikan kepada masyarakat melalui media informasi yang memuat APBDes, pelaksanaan kegiatan anggaran dan tim yang melaksanakan kegiatan serta alamat pengaduan.

2.2.17 Pelaksanaan Keuangan Desa

Menurut peraturan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Pelaksanaan merupakan penerimaan dan pengeluaran desa yang dilakukan melalui rekening kas desa pada bank yang ditunjuk oleh Bupati/Wali Kota. Kepala Desa memberikan tugas kepada Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan dalam menyusun DPA paling lama 3 hari kerja setelah APBDes ditetapkan, DPA yang dimaksud meliputi rencana kegiatan dan anggaran desa, rencana kerja kegiatan desa, dan rencana anggaran biaya, yang kemudian ditetapkan oleh Kepala Desa. Kaur Keuangan menyusun rancangan RAK Desa berdasarkan DPA yang telah disetujui oleh Kepala Desa, setelah itu meminta persetujuan kepada Kepala Desa. Kaur dan Kasi melaksanakan kegiatan sesuai dengan DPA yang telah disetujui oleh Kepala Desa, setelah

pelaksanaan kegiatan selesai Kaur dan Kasi pelaksanaan kegiatan wajib menyampaikan laporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran kepada Kepala Desa.

2.2.18 Penatausahaan Keuangan Desa

Menurut Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 menjelaskan bahwa penatausahaan dilakukan oleh bendahara desa, dimana dengan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran serata melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara rutin pada buku kas umum, buku kas pembantu serta buku bank. Dalam setiap pengelolaan keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan oleh Bendahara Desa kepada Kepala Desa.

2.2.19 Pelaporan Keuangan Desa

Menurut Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 menjelaskan bahwa pelaporan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menyampaikan laporan pelaksanaan APBDes semester pertama yang terdiri dari laporan pelaksanaan APBDes dan laporan realisasi kegiatan kepada Bupati/Wali Kota melalui Camat paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun berjalan.

2.2.20 Pertanggungjawaban Keuangan Desa

Menurut Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 menjelaskan terkait pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa, dimana Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APBDes kepada Bupati melalui camat setiap akhir tahun anggaran, disampaikan paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun anggaran, yang berupa:

1. Lapoaran keuangan, terdiri atas laporan realisasi APBDes beserta Catatan atas laporan keuangan

2. Laporan realisasi kegiatan

3. Daftar program sektoral, program daerah dan program lainnya yang masuk ke Desa

Laporan pertanggungjawaban tersebut juga harus diinformasikan kepada masyarakat melalui media informasi, yang memuat:

1. Laporan realisasi APBDes 2. Laporan realisasi kegiatan

3. Kegiatan yang belum selesai dan tidak terlaksana 4. Sisa anggaran dan Alamat pengaduan

2.3 Kerangka Berfikir

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir

Desa Banjarsari Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang

Analisis Prinsip-Prinsip Good Governance

Akuntabilitas pertanggungjawaban

Transparansi pertanggungjawaban

Kesimpulan

Value for Money

1. Ekonomis 2. Efisiensi 3. Efektivitas 1. Laporan keuangan 2. Laporan realisasi kegiatan 3. Daftar program Media Informasi: 1. Papan informasi 2. Media sosial

BAB III

Dokumen terkait