• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketentuan Umum

Dalam dokumen Pedoman Pendidikan UM (Halaman 61-64)

PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN

Pasal 93 Ketentuan Umum

(1) Pendidik adalah dosen dan guru.

(2) Tenaga kependidikan terdiri atas peneliti, pengembang pendidikan, pustakawan, pranata komputer, laboran, teknisi sumber belajar, pranata humas, dan staf adminitrasi penunjang akademik lainnya.

(3) Dosen UM adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di UM.

(4) Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

(5) Dosen UM mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(6) Dosen dapat merupakan dosen biasa, dosen luar biasa, dan dosen tamu.

(7) Dosen biasa adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga tetap di UM. (8) Dosen luar biasa adalah dosen yang bukan tenaga tetap UM.

(9) Dosen tamu adalah seseorang yang diundang dan diangkat menjadi dosen di UM selama jangka waktu tertentu.

(10) Dosen dapat merupakan dosen program pendidikan akademik, dosen program pendidikan profesi, dan dosen program pendidikan vokasi.

(11) Dosen program pendidikan akademik adalah dosen yang bertugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat jalur pendidikan akademik di UM. (12) Dosen program profesi adalah dosen yang bertugas utama mentransformasikan, mengembangkan,

dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat jalur pendidikan profesi di UM.

(13) Dosen program vokasi adalah dosen yang bertugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat jalur pendidikan vokasi di UM.

(14) Kelompok bidang keahlian dan atau minat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan dan mengembangkan bidang ilmu atau profesi tertentu.

(15) Kelompok bidang keahlian atau profesi ini dipimpin oleh seorang yang dianggap memiliki kepakaran dalam bidangnya.

(16) Kelompok bidang keahlian dimaksud dapat merupakan kelompok bidang keahlian yang sifatnya lintas jurusan, lintas fakultas, lintasdisiplin ilmu, di bawah koordinasi Jurusan, Fakultas, PPs atau Universitas.

(17) Jenjang jabatan akademik dosen terdiri atas Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar, sedangkan Golongan/Ruang kepangkatan administrasi dosen adalah Penata Muda (III/a), Penata Muda Tingkat I (III/b), Penata (III/c), Penata Tingkat I (III/d), Pembina (IV/a), Pembina Tingkat I (IV/b), Pembina Utama Muda (IV/c), Pembina Utama Madya (IV/d), Pembina Utama (IV/e) sebagaimana tampak pada Tabel 15.

Tabel 15 Jabatan Fungsional dan Pangkat Administrasi Dosen Jabatan Fungsional Pangkat Administrasi Golongan/Ruang

Asisten Ahli Penata Muda III/a

Penata Muda Tingkat I III/b

Lektor Penata III/c

Penata Tingkat I III/d

Lektor Kepala Pembina IV/a

Pembina Tingkat I IV/b

Pembina Utama Muda IV/c

Guru Besar Pembina Utama Madya IV/d

Pembina Utama IV/e

(18) Tenaga penunjang akademik adalah seseorang yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Nasional berdasarkan pendidikan dan keahliannya untuk melaksanakan tugas di UM sesuai dengan bidang keahliannya.

Pasal 94

Hak Akademik Dosen dan Kode Etik Kehidupan Akademik

(1) Hak akademik dosen yang meliputi kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, otonomi keilmuan, Hak atas Kekayaan Intelektual, dan lain-lain diatur dalam ketentuan Kode Etik Kehidupan Akademik.

(2) UM menjunjung tinggi kebebasan akademik bagi sivitas akade-mika untuk memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan, tek-nologi, dan seni sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan. (3) UM menjunjung tinggi kebebasan mimbar akademik bagi dosen untuk mengemukakan pikiran dan pendapat dalam lingkungan Perguruan Tinggi sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan. (4) Kebebasan mimbar akademik berlaku sebagai bagian dari kebebasan akademik yang

memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat di UM sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan

(5) UM menjunjung tinggi dan menjamin otonomi keilmuan dengan ketentuan dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik setiap anggota sivitas akademika: a. bertanggung jawab secara pribadi atas proses dan hasilnya sesuai dengan norma dan kaidah

keilmuan; dan

b. melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi pribadi dan dilandasi oleh norma dan kaidah keilmuan. (6) UM menjunjung tinggi Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) bagi sivitas akademika agar

mengembangkan dan menghasilkan temuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang ber-HKI dan menghormati penggunaan HKI sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(7) Kode etik kehidupan akademik UM merupakan seperangkat norma yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku yang menjadi landasan moral dalam kehidupan akademik yang wajib ditegakkan oleh setiap anggota sivitas akademika (dosen dan mahasiswa) dan karyawan. (8) Kode etik kehidupan akademik yang memuat kode etik dosen, kode etik mahasiswa, dan kode

etik karyawan menjamin pelestarian otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan nilai kemanusiaan.

(9) Kode etik kehidupan akademik bertujuan memelihara, menegakkan, dan mengembangkan iklim kehidupan akademik yang sehat untuk mendorong peningkatan kreativitas, objektivitas, dan penalaran.

(10) Kode etik kehidupan akademik UM dikomunikasikan kepada sivitas akademika untuk

menegakkan integritas keilmuan dan sikap ilmiah, memantapkan kesadaran atas pengakuan dan penghargaan terhadap karya orang lain dan adanya sanksi bagi pelanggarnya.

(11) Penindakan kasus pelanggaran terhadap kode etik kehidupan akademik dilakukan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan para guru besar atas pelimpahan wewenang Senat Universitas. (12) Sanksi bagi pelanggar kode etik kehidupan akademik dapat berupa sanksi moral dan sanksi

akademik, atau administratif.

(13) Kode etik kehidupan akademik, peraturan pelaksanaan kebebasan mimbar akademik, dan

otonomi keilmuan disusun oleh Senat Universitas dan ditetapkan dengan keputusan Rektor sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XV LAIN-LAIN

Pasal 95

Dalam dokumen Pedoman Pendidikan UM (Halaman 61-64)

Dokumen terkait