Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
7.2. KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
Ketentuan umum peraturan zonasi berdasarkan UU No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah “ketentuan yang mengatur tentang pemanfaatan setiap pola ruang yang sudah ditetapkan di dalam rencana pola ruang”.
Ketentuan umum peraturan zonasi memiliki beberapa fungsi :
1. Sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, memuat ketentuan tentang kegiatan-kegiatan yang diperkenankan, kegiatan-kegiatan yang tidak diperkenankan, kegiatan-kegiatan yang diperkenankan bersyarat atau diperkenankan secara terbatas untuk berada pada suatu pola pemanfaatan ruang tertentu.
2. Sebagai rujukan utama bagi penyusunan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi di tingkat kawasan.
3. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfataan ruang untuk pola-pola ruang yang kewenangan pemberian izin pemanfaatan ruangnya berada pada pemerintah daerah kabupaten.
4. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfaatan ruang pada kawasan yang berada di sekitar sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.
Tabel 7.4. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Klasifikasi
Ruang Lindung
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
Hutan Lindung
Lindung
Kawasan hutan yangmempunyaifungsi pokok sebagaiperlindungansistem penyangga kehidupanuntukmengatur tata air, mencegahbanjir,mengendalikan
erosi,mencegahintrusi air laut, dan memeliharakesuburan tanah
• Hutan Lindung yang belum beralih fungsi:
Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utama perlindungan
Pengolahan tanah terbatas Tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi
Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam
Kegiatan pertambangan masih diperkenankan, dengna syarat dilakukan secara ground mining, dan harus dilakukan reklamasi areal bekas penambangan agar kembali fungsi lindungnya
Dapat dialihfungsikan sepanjang mengikuti prosedur sesuai peraturan yang berlaku
• Hutan Lindung yang beralih fungsi menjadi kebun campuran:
Pengembalian ke fungsi hutan lindung dengan tanaman keras bukan hutan tebang, misalnya
• Bukit Punggur • Saka
• Giham Tahmi • KDB 0%
Klasifikasi Ruang Lindung
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
pohon buah, pete, pucung dsb. Pengelolaan kawasan penyangga
dengan tanaman produksi non kayu misal pinus, kayu putih, kebun teh, kebun kakao, kebun campur dan tanaman keras lainnya.
Melibatkan masyarakat yang menggarap hutan tersebut dalam pengelolaan reboisasi dari penanaman, perawatan, panen dan pasca panen. Sehingga terpenuhi syarat ekologis dan ekonomis, masyarakat yang memanfaatkan hutan ini dapat terus memanfaatkan tanpa mengganggu ekologis hutan. Kebun campur dikelerengan ini
dapat dipertahankan dengan mengganti jenis tegakannya sehingga fungsi ekologis tidak berkurang serta tetap dengan penerapan teknik konservasi tanah (terasering) mengingat tektur tanah halus lebih rawan erosi.
Klasifikasi Ruang Lindung
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
Reboisasi dengan jenis vegetasi yang tepat, seperti untuk kemiringan lereng . 40% adalah beringin, dan untuk kelerengan 15-40% adalah tanaman keras pohon buah, seperti durian, sawo, alpukat, danjenis tanaman penutup dari semak belukar, rumpun bambu sampai tanaman keras lainnya Kawasan Perlindungan Setempat untuk sempadan sungai
Kawasan sepanjang kiri-kanansungai, termasuk sungaibuatan/kanal/saluran irigasiprimer yang mempunyaimanfaat penting untukmempertahankan kelestarianfungsi sungai
• Arahan kegiatan daerah hulu sungai : Pengaturan erositas dan
pemeliharaan hutan.
Pengaturan tanah perkebunan. Pengaturan tanah pertanian. • Arahan kegiatan daerah sepanjang
aliran sungai.
Pengembangan irigasi. Pengembangan navigasi dan
transportasi air.
Pengembangan drainase. • Pembangunan sarana dan
prasarana pengembangan sumber daya air (pengendalian banjir, pengendalian sedimen,
pengembangan suplai air bersih perkotaan, pencegahan
• Sungai besar 100 m kiri dan kanan • Sungai kecil 50 m kiri dan kanan
• KDB 0% untuk sungai yang belum ada bangunan
Klasifikasi Ruang Lindung
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
pencemaran, peningkatan kualitas air baku)
• Arahan kegiatan muara sungai: Pengembangan perikanan/
perikanan darat
Pengembangan pariwisata dengan tetapmemperhatikan aspek ekologis. Kawasan Perlindungan Setempat untuk Kawasan Sempadan danau
Kawasan sekeliling danau atauwaduk yang mempunyaimanfaat penting untukmempertahankan kelestarianfungsi danau/waduk
• Pemanfaatan ruang untuk RTH
• Dilarang mendirikan bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air
• Pendirian bangunan untuk menunjang fungsi taman rekreasi diperbolehkan
• Kawasan Perlindungan Setempat untuk Sempadan Mata Air
Kawasan sekeliling mata airyang mempunyai manfaatpenting untuk kelestarianfungsi mata air
• Tidak diperkenankan dilakukan kegiatn budidaya yang dapat merusak matai air
• Diperkenankan dilakukan kegiatn penunjang pariwisata alam danau • Dilarang mendirikan bangunan tanpa
kecuali
Klasifikasi Ruang Lindung
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
bawahnya bawahnya. menunjang kegiatan rekreasi
• Pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan
Kawasan Rawan Bencana
adalah kondisi ataukarakteristik geologis, biologishidrologis, klimatologis,geografis, sosial, budaya,politik, ekonomi, dan teknologipada suatu wilayah untukjangka waktu tertentu yangmengurangi kemampuanmencegah, meredam,mencapai kesiapan, danmengurangi kemampuan untukmenanggapi dampak burukbahaya tertentu.
• Perkembangan kawasan permukiman yang sudah dibangun di dalam kawasan rawan bencana alam harus dibatasi dan ditetapkan peraturan bangunan sesuai potensi bencana, dan dilengkapi dengan jalur evakuasi • Tidak diperkenankan untuk
pengembangan kegiatan strategis kabupaten
• Masih diperkenankan adanya kegiatan budidaya seperti pertanian, perkebunan, dan kehutanan selama menggunakan metode yang sesuai untuk daerah rawan bencana
• Masih diperkenankan dibangun bangunan yang berfungsi untuk mengurangi resiko yang timbul akibat bencana alam dan pemasangan sistem peringatan dini
• KDB maksimum 60% • KDH minimum 30%
Tabel 7.5. Ketentuan Umum Zona Kawasan Budidaya Klasifikasi
Ruang Budidaya
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
Hutan
Produksi Kawasan hutan yangmempunyaipokokmemproduksi hasil hutan fungsi Tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya kecuali kegiatan kehutanan dan pembangunan sistem prasarana wilayah dan bangunan terkait pengelolaan budidaya hutan produksi
Kawasan hutan produksi konversi dapat dialihfungsikan setelah potensi hutan tersebut dimanfaatkan dan sesuai peraturan yang berlaku
Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan bencana alam
Wajib melakukan studi kelayakan dan studi AMDAL sebelum melakukan pengelolaan kawasna hutan produksi
Apabila melakukan penebangan, digunakan pola tebang pilih (stripcroping) agar hutan yang ada dapat dikelola secara selektif, sehingga keutuhan hutannya sejauh mungkin terpelihara
Pengembangan zona penyangga pada kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan hutan lindung.
• Rebang
• Sungai Muara Dua • Way Giham Tahmi • Way Hanakau
Kawasan
Pertanian Kawasan dimana dilakukanseluruh kegiatanyang meliputiusaha hulu, usaha tani,agroindustri, pemasaran, danjasa penunjang pengelolaansumber daya alam hayatidalam agroekosistem yangsesuai dan
Dapat dibangun bangunan hunian, sarana wilayah lainnya secara terbatas dan sesuai kebutuhan
Kawasan pertanian masih dapat
dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan
-Klasifikasi Ruang Budidaya
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
manfaatsebesar-besarnya bagimasyarakat Diperkenankan dilakukan kegiatan wisata alam, agrowisata secara terbatas
Kawasan
Perkebunan Kawasaan dimana dilakukansegala kegiatanyangmengusahakan tanamantertentu pada tanah dan/ataumedia tumbuh lainnya dalamekosistem yang sesuai,mengolah dan memasarkanbarang dan jasa hasil tanamantersebut, dengan bantuan ilmupengetahuan dan teknologi,permodalan
serta manajemenuntuk
mewujudkankesejahteraan bagi pelakuusaha perkebunan danmasyarakat
Tidak diperkenankan penanaman jenis tanaman yang bersifat menyerap air dalam jumlah banyak, terutama kawasan
perkebunan di daerah hulu/kawasan resapan air
Diperkenankan adanya bangunan yang bersifat mendukung kegiatan perkebunan
Kawasan perkebunan masih dapat dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Wajib melakukan studi kelayakan dan studi AMDAL sebelum melakukan pengelolaan kawasan perkebunan
-Kawasan
Perikanan Kawasan dimana dilakukankegiatan yangberhubungandengan pengelolaan danpemanfaatan sumber dayaikan dan lingkungannya secaraberkelanjutan, mulai daripraproduksi, produksi,pengolahan sampai denganpemasaran yang dilaksanakandalam suatu sistem bisnisperikanan
Dapat dibangun bangunan hunian, sarana wilayah lainnya secara terbatas dan sesuai kebutuhan
Kawasan pertanian masih dapat
dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Diprkenankan dilakukan kegiatan wisata, penelitian, pendidikan secara terbatas
Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat polutif, khususnya polusi air
-Kawasan
Peternakan Kawasan dimana dilakukansegala urusan yangberkaitandengan sumber daya fisik,benih, bibit dan/atau bakalan,pakan, alat dan mesinpeternakan, budi daya ternak,panen,
Dapat dibangun bangunan hunian, sarana wilayah lainnya secara terbatas dan sesuai kebutuhan
Perlu dibangun infrastruktur penunjang
-Klasifikasi Ruang Budidaya
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
danpengusahaannya Dikembangkan pada kawasan yang tidak menimbulkan gangguan terhadap permukiman
Kawasan Pertambang-an
Kawasan dimana dilakukansebagian atau seluruh tahapankegiatan dalam rangkapenelitian, pengelolaan danpengusahaan mineral ataubatubara yang meliputipenyelidikan umum,eksplorasi, studi kelayakan,konstruksi,
penambangan,pengolahan dan pemurnian,pengangkutan dan penjualan,serta kegiatan pascatambang
Tidak diperkenankan melakukan
pertambangan terbuka pada areal kawasan hutan lindung
Dapat dibangun bangunan hunian, sarana lingkungan secara terbatas sesuai
kebutuhan
Kegiatan pasca tambang berupa rehabilitasi (reklamasi dan revitalisasi) diperlukan agar kawasan bekas tambang dapat digunakan kembali
Wajib melakukan studi kelayakan dan studi AMDAL sebelum melakukan pengelolaan kawasan pertambangan
-Kawasan
Industri Kawasan dimana dilakukankegiatan ekonomiyangmengolah bahan mentah,bahan baku, barang setengahjadi, dan/atau barang jadimenjadi barang dengan nilaiyang lebih tinggi untukpenggunaannya, termasukkegiatan rancang bangun danperekayasaan industri.
Tidak diperkenankan berbatasan langsung dengan kawasan permukiman
Kegiatan industri harus tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan
Dapat dibangun bangunan hunian, sarana lingkungan secara terbatas sesuai
kebutuhan untuk menunjang kegiatan industri
Dilengkapi dengan jalur hijau (green belt) sebagai penyangga antar fungsi kawasan, dan sarana pengolahan limbah
Wajib melakukan studi kelayakan dan studi
-Klasifikasi Ruang Budidaya
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
Kawasan
Permukiman Kawasan permukiman adalahbagian darilingkungan hidup diluar kawasan lindung, baikberupa kawasan perkotaanmaupun perdesaan yangberfungsi sebagai lingkungantempat tinggal atau lingkunganhunian dan tempat kegiatanyang mendukungprikehidupan dan penghidupan
Diperkenankan untuk dialihfugnsikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Diperkenaknan adanya pembangunan sarana dan prasarana permukiman
Membentuk cluster-cluster permukiman untuk menghindari penumpukan dan penyatuan antar kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan ruang terbuka hijau
Harus dilengkapi dengan RTH dan RTNH
Tidak diperkenankan dibangun di dalam kawasan lindung
Tidak diperkenankan dikembangkan kegiatan yang mengganggu fungsi permukiman
Pembangunan hunian dan kegiatan lainnya harus sesuai dengan peraturan teknis bangunan (KDB, KLB, KDH, Garis sempadan)
-Kawasan
Wisata kawasan dengan luas tertentuyang dibangunatau didirikanuntuk memenuhi kebutuhanpariwisata
Dilarang dibangun permukiman dan
industri yang tidak terkait dengan kegiatan pariwisata
Dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ekosistem pada kawasan wisata
Diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan kepariwisataan
Menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah.
Meningkatkan pencarian/penelusuran terhadap benda bersejarah untuk
-Klasifikasi Ruang Budidaya
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
Pada obyek yang tidak memiliki akses yang cukup, perlu ditingkatkan pembangunan dan pengendalian pembangunan sarana dan prasarana transportasi ke obyek-obyek wisata alam, budaya dan minat khusus
Meningkatkan daya tarik wisata melalui penetapan jalur wisata, kalender wisata, informasi dan promosi wisata.
Menjaga keserasian lingkungan alam dan buatan sehingga kualitas visual kawasan wisata tidak terganggu.
Meningkatkan peranserta masyarakat dalam menjaga kelestarian obyek wisata, dan daya jual/saing
Tabel 7.6. Ketentuan Umum Zona Sistem Jaringan Prasarana Klasifikasi
Zona Sistem Jaringan Prasarana
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
Sistem Transportasi Darat
Areal sekitar sistem jaringantransportasi darat (jalan,jembatan, terminal, rel kereta api)
• Jaringan Jalan
Disepanjang jalan provinsi, dan kabupaten tidak diperkenankan adanya kegiatan yang dapat menimbulkan hambatan lalu lintas regional
Disepanjang jalan arteri dan kolektor tidak diperkenankan adanya akses langsung dari bangunan ke jalan
pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan Kolektor Primer 1 dengan tingkat intensitas menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya perlu dibatasi
penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan nasional yang memenuhi ketentuan ruang pengawasan jalan • Terminal
Lokasi terminal tipe B diarahkan pada ibu kota kabupaten
Lokasi terminal tipe C diarahkan pada setiap ibukota kecamatan serta memiliki akses ke jalan kolektor
• Jarngan Rel Kereta Api
pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jaringan jalur kereta api dilakukan
-Klasifikasi Zona Sistem Jaringan Prasarana
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi; ketentuan pelarangan pemanfaatan
ruang pengawasan jalur kereta api yang dapat mengganggu kepentingan operasi dan keselamatan transportasi perkeretaapian;
pembatasan pemanfaatan ruang yang peka terhadap dampak lingkungan akibat lalu lintas kereta api di sepanjang jalur kereta api;
pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara jaringan jalur kereta api dan jalan; dan
penetapan garis sempadan bangunan di sisi jaringan jalur kereta api dengan memperhatikan dampak lingkungan dan kebutuhan pengembangan jaringan jalur kereta api.
Sistem Transportasi Udara
Areal sekitar sistem jaringantransportasi
udara (Bandarudara) • Penetapan Kawasan Keselamatan OperasiPenerbangan (KKOP) sebagai kawasan bebas bangunan tinggi, pada setiap landasan pesawat terbang di masing-masing kecamatan
-Klasifikasi Zona Sistem Jaringan Prasarana
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
peraturan perundang-undangan;
• Bandar udara harus memiliki akses ke jalan kolektor
Sistem Jaringan Kelistrikan
Areal sekitar sistem jaringan listrik (kabel
listrik, Gardu Induk, Gardu Distribusi) • ditetapkan bahwa pada ruang yang berada dibawah SUTUT danSUTET tidak diperkenankan adanya bangunan permukiman, kecuali berada di kiri-kanan SUTUT dan SUTET sesuai ketentuan yang berlaku
• Peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik dan jarak aman dari kegiatan lain
•
-Sistem Jaringan Telekomunikasi
Areal sekitar sistem jaringantelekomunikasi
(BTS) dan STO • Ruang Bebas di sekitar menara berjari-jariminimum sama dengan tinggi menara; • Diarahkan untuk menggunakan menara telekomunikasi secara bersama-sama diantara para penyedia layanan telekomunikasi (provider). • -Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Areal sekitar sistem jaringanSumber Daya
-7.3. PERIZINAN
Kegiatan perizinan disini merupakan kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan ruang yang dilakukan dalam upaya pemantauan perkembangan penggunaan lahan yang disesuaikan dengan rencana tata ruang yang telah disepakati. Dalam pelaksanaan perizinan hal-hal yang perlu dilakukan adalah menyusun mekanisme perizinan dan kelembagaan yang terkait dalam pelaksanaan perizinan.
7.3.1. Ketentuan Perizinan
Perizinan dimaksudkan sebagai konfirmasi atas pemanfaatan ruang dalam proses pengendalian pemanfaatan ruang. Sesuai dengan jenjang dan skala RTRW yang ada, pada dasarnya dapat ditegaskan bahwa RTRW yang dapat berfungsi sebagai acuan untuk menertibkan perizinan pemanfaatan ruang adalah RDTR di tingkat Kecamatan dan/atau RDTR untuk Kawasan Fungsional beserta jenjang berikutnya yang lebih rendah dengan skala yang lebih besar.
Secara umum perizinan pemanfaatan ruang dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Perizinan diberikan terhadap kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan rencana pola ruang dan merujuk pada arahan indikasi peraturan zonasi.
2. Proses perizinan untuk setiap kegiatan merujuk pada peraturan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada masing-masing sektor.
3. Pemberi izin pemanfaatan ruang diberikan oleh instansi pemerintah yang berwenang sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam PP No. 38 tahun 2007 dan peraturan perundangan lain yang berlaku
Sesuai dengan hirarki rencana tata ruang, penertiban ijin dalam pemanfaatan ruang harus mengacu pada RTRW Kabupaten/Kota dan rencana yang lebih rinci, yaitu :
1. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten/Kota (skala 1 : 50.000 – 1 : 20.000) digunakan sebagai acuan penerbitan perizinan lokasi peruntukan ruang untuk suatu kegiatan skala besar.
2. RDTR (Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah) Kecamatan (skala 1 : 10.000 – 1 : 5.000) digunakan sebagai acuan penerbitan perizinan perencanaan pembangunan (planning permit) bangunan dan bukan bangunan.
RRTRW (Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah) Sub Kawasan (skala 1 : 1.000 – 1 : 500) digunakan sebagai acuan penerbitan perizinan tata letak dan rancang bangun/bukan bangunan, termasuk Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
7.3.2. Jenis Perizinan
Perijinan yang terkait langsung dengan pemanfaatan ruang adalah:
1. Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR), yaitu ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten dalam rangka memanfaatkan ruang pada lokasi tertentu;
2. Ijin Lokasi (Pembebasan Tanah), yaitu persetujuan dari Kepala Daerah (Bupati) tentang pembebasan tanah yang terletak pada lokasi yang ditentukan peruntukannya sesuai dengan rencana tata ruang yang ditetapkan;
3. Pengesahan Rencana Tapak (Siteplan), yaitu persetujuan dari Kepala Dinas tentang rencana pemanfaatan ruang dan rencana pemanfaatan prasarana dasar lingkungan (jalan, drainase, listrik, dll);
4. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), yaitu ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten kepada pemilik bangunan dalam rangka mendirikan bangunan gedung yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang;
5. Ijin Penggunaan Bangunan, yaitu ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten kepada pemilik bangunan gedung dalam rangka menggunakan bangunan yang telah selesai dibangun sebagian atau seluruhnya sesuai Ijin Mendirikan Bangunan, setelah terhadap bangunan tersebut dilakukan pengkajian teknis dalam hal kelayakan fisik; 6. Ijin Merubah Bangunan, yaitu ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten
kepada pemilik bangunan gedung dalam rangka merubah bangunan sebagian atau seluruhnya;
7. Ijin Merobohkan Bangunan, yaitu ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten kepada pemilik bangunan gedung dalam rangka merobohkan sebagian atau seluruhnya;
8. Ijin Menghapus Bangunan, yaitu ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten kepada pemilik bangunan gedung dalam rangka menghapus atau membongkar bangunan sebagian atau seluruhnya
7.3.3. Mekanisme Perizinan
Mekanisme perizinan merupakan prosedur penting dalam upaya penyelarasan pemanfaatan ruang dengan ketentuan arahan indikasi peraturan zonasi yang tertuang dalam penataan ruang wilayah Kabupaten Way Kanan. Prosedur proses yang perlu dilakukan dalam perizinan pemanfaatan ruang adalah:
1. Pendaftaran
Dilakukan untuk lokasi ruang yang akan dimintakan izin pemanfaatan ruang. Data yang disampaikan meliputi status kepemilikan tanah, rencana penggunaan yang disertai denah lokasi, rencana bangunan yang disertai peta rencana, persetujuan dari dinas terkait dan warga sekitar lokasi yang akan digunakan. Data tersebut diserahkan kepada pihak atau lembaga yang berwenang mengurus dan/atau memberi izin pemanfaatan ruang. Khusus bagi rencana pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan dampak lingkungan seperti kebisingan, limbah, dan perubahan lingkungan secara signifikan, wajib disertakan hasil studi AMDAL yang telah disetujui oleh tim atau Komisi AMDAL 2. Advis Planning
Setelah proses pendaftaran selesai, selanjutnya dilakukan konfirmasi atas izin yang diajukan terhadap rencana pola ruang dan arahan indikasi peraturan zonasi yang diberlakukan oleh Tim Advis Planning yang berwenang. Selain itu Tim Advis Planning juga melakukan cek lapangan atas lokasi yang dimintakan izin pemanfaatan ruang dan proses perizinan akan dilanjutkan apabila permintaan izin memenuhi ketentuan pola ruang dan indikasi peraturan zonasi.
3. Penetapan Izin
Hasil dari tim Advis Planning diberikan kepada Lembaga yang berwenang memberikan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan kewenangannya. Dalam izin tersebut tentunya disertai dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon sesuai ketentuan yang diberlakukan pada kawasan/lokasi yang bersangkutan