BAB II KAJIAN TEORI
B. Keterampilan Berbicara
3
bahasa Arab. Keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Arab juga
dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kosa kata yang dipunyai oleh setiap siswa.
Sejak berada di sekolah dasar hingga di sekolah menengah atas telah
diajarkan tentang keterampilan berbicara yang terdapat di dalam mata pelajaran
bahasa Arab. Namun, pada umumnya siswa masih belum bisa mengungkapkan
bahasa Arab secara lisan ketika dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam
menyampaikan gagasan, pikiran, ungkapan, pertanyaan, dan jawaban yang
menggunakan bahasa Arab, siswa merasa masih kesulitan. Pendidikan tentang
agama Islam di Madrasah Ibtidaiyyah terdiri dari empat mata pelajaran, yaitu:
Al-Qur’an Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan juga Bahasa Arab. Pada tiap mata pelajaran ini saling terkait. Dalam hal tersebut peneliti akan
meneliti tentang mata pelajaran bahasa Arab yang berada di Madrasah Ibtidaiyyah
terkait keterampilan berbicara. Mata pelajaran bahasa Arab yang berada di lingkup
madrasah dipersiapkan untuk tercapainya kompetensi dasar dalam berbahasa, yang
mengandung empat keterampilan berbahasa yang dipelajari secara menyeluruh,
yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat
pendidikan yang termasuk dalam kategori dasar (elementary) difokuskan pada
kecakapan tentang menyimak dan juga tentang berbicara sebagai landasan dalam
berbahasa. 5
5
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 Tentang Standart Kompetensi Lulusan dan Standart Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, 22.
4
Terbentuknya pembelajaran yang dapat kondusif dan dapat tercapainya
tujuan pembelajaran dengan baik dibutuhkan seorang pendidik yang mampu
menguasai seluruh kelas dengan baik, bukan hanya menguasai materi sesuai
bidangnya. Ketika proses pembelajaran berlangsung harus dibuat secara menarik,
menyenangkan serta tidak memberikan kesan bosan pada siswa. Untuk
menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, serta bukan yang
membosankan dibutuhkan kreatifitas dari seorang pendidik dalam menggunakan
metode-metode ketika kegiatan pembelajaran. Pembelajaran bermakna dapat
berpengaruh terhadap siswa tentang pengalaman belajar yang mengesankan.
Pengalaman yang didapatkan siswa bisa semakin memberikan kesan positif jika
proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil pemahaman dan juga
penemuan siswa itu sendiri. Maka dari itu, dalam pembelajaran yang efektif dan
bermakna, siswa perlu untuk dilibatkan secara aktif karena siswa merupakan pusat
dari kegiatan pembelajaran serta pembentukan kompetensi, dan karakter.6
Berdasarkan observasi yang sudah dilaksanakan peneliti di MI
Muhammadiyah 23 Surabaya, peneliti menemukan permasalahan dalam kegiatan
belajar mengajar yaitu keterampilan berbahasa siswa tepatnya pada aspek berbicara
siswa pada mata pelajaran bahasa Arab yang tergolong dalam kategori kurang.
Siswa merasa gugup, pengucapan kata-kata dalam bahasa Arab juga masih kurang
6
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 103.
5
jelas, ketika diminta untuk mengungkapkan pendapat atau bercerita bahasa Arab.
Keterampilan siswa tentang berbicara bahasa Arab masih rendah, siswa cenderung
menulis daripada berbicara.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan peneliti di MI
Muhammdiyah 23 Surabaya pada siswa kelas 4, nilai rata-rata yang diperoleh siswa
yaitu 56,56 persentase ketuntasan belajar siswa hanya 50% yaitu sekitar 8 anak
yang memiliki keterampilan berbicara bahasa Arab yang cukup, sedangkan 8 anak
lainnya masih dikategorikan kurang dalam keterampilan berbicara bahasa Arab
dari jumlah keseluruhan yaitu 16 siswa. 7 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM mata
pelajaran bahasa Arab di MI Muhammadiyah 23 Surabaya yang ditetapkan dan
harus dicapai adalah 75 namun hasilnya masih kurang atau dibawah nilai KKM.
Guru mata pelajaran bahasa Arab Ibu Anggun Kharismawati, S.Hum
menuturkan bahwa masalah pembelajaran bahasa Arab dikarenakan guru jarang
menggunakan metode pembelajaran yang digunakan untuk mendorong atau melatih
keterampilan berbicara bahasa Arab siswa. Pada proses pembelajaran keterampilan
berbicara mata pelajaran Bahasa Arab yang dilakukan menggunakan metode yang
membuat siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain hal itu, siswa
kelas IV terbiasa berbicara menggunakan bahasa Jawa dan terkadang mereka
merasa asing dengan bahasa Arab. Sehingga siswa-siswi tersebut cepat merasa
7
Anggun Kharismawati, Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas IV MI Muhammadiyah 23 Surabaya, Wawancara Pribadi, Surabaya, 19 Oktober 2016.
6
bosan dan memilih untuk diam. Hal ini dapat mempengaruhi keterampilan
berbicara bahasa Arab siswa.
Dari hasil wawancara diatas, dalam meningkatkan keterampilan aspek
berbicara siswa diperlukan upaya pengembangan dengan memilih dan menerapkan
metode pembelajaran tertentu yang dapat menghasilkan peningkatan keterampilan
berbicara bahasa Arab di MI Muhammadiyah 23 Surabaya. Terdapat beberapa
pertimbangan dalam rangka menentukan atau memilih metode pembelajaran yaitu
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, besar kelas, jumlah siswa, kemampuan
siswa, kemampuan guru, fasilitas yang tersedia, dan waktu yang tersedia.8 Setelah
mempelajari berbagai metode-metode yang berhubungan dengan pembelajaran
yang telah dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan, maka secara
hipotesis metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara
bahasa Arab siswa kelas IV MI Muhammadiyah 23 Surabaya seperti yang
disebutkan diatas adalah metode pembelajaran Practice- Rehearsal Pairs.
Metode Practice-Rehearsal Pairs merupakan metode pembelajaran aktif
yang ditawarkan oleh Melvin L. Siberman. Langkah-langkah yang terdapat dalam
metode ini membuat siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik
dari awal kegiatan hingga kegiatan penutup. Tujuan dari metode ini yaitu untuk
meyakinkan atau memastikan bahwa kedua pasangan dapat memperagakan
8
Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif (Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2016), 19.
7
keterampilan atau prosedur dengan benar.9 Metode pembelajaran Practice-
Rehearsal Pairs (praktek berpasangan) merupakan metode yang dapat digunakan
untuk mempraktekkan suatu keterampilan atau prosedur dengan berpasangan yaitu
dengan teman belajar.10
Keterampilan berbicara bahasa Arab dengan menggunakan metode
pembelajaran Practice-Rehearsal Pairs sangat berperan penting untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa terutama pada mata pelajaran bahasa
Arab. Metode ini dilakukan dengan praktik berpasangan dengan teman belajar yang
dapat meningkatkan keakraban dengan siswa dan untuk memudahkan dalam
mempelajari materi-materi yang bersifat psikomotorik. Dalam metode
pembelajaran ini mengajak siswa aktif dan merupakan metode pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memilih judul “Peningkatan Keterampilan
Berbicara Mata Pelajaran Bahasa Arab Materi Al-Mihnah Melalui Metode
Practice-Rehearsal Pairs Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah 23 Surabaya”.
9
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Aktif Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nuansa Cendekia, 2014), 238.
10
8
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis menyimpulkan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode Practice-Rehearsal Pairs dalam
meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa Arab
materi al-Mihnah siswa kelas 4 Madrasah Ibtidaiyyah Muhammadiyah
23 Surabaya?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa
Arab materi al-Mihnah melalui metode Practice-Rehearsal Pairs siswa
kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Muhammadiyah 23 Surabaya?
C.Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh peneliti
pada siswa kelas IV dalam pembelajaran bahasa Arab materi al-Mihnah yaitu
dengan meningkatkan keterampilan berbicara siswa menggunakan metode
Practice-Rehearsal Pairs. Pada metode Practice-Rehearsal Pairs diharapkan
siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam mata pelajaran bahasa
khususnya pada mata pelajaran bahasa Arab.
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditentukan tujuan penelitian
9
1. Mengetahui penerapan metode Practice-Rehearsal Pairs dalam
meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa Arab
materi al-Mihnah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah
Muhammadiyah 23 Surabaya.
2. Mengetahui peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa
Arab materi al-Mihnah melalui metode Practice-Rehearsal Pairs siswa
kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Muhammadiyah 23 Surabaya.
E.Lingkup Penelitian
Agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak menimbulkan kekeliruan atau
meluasnya pembahasan, maka perlu dibatasi masalah-masalah yang akan dibahas.
Adapaun ruang lingkup pembahasannya yaitu sebagai berikut:
1. Ruang lingkup kajian dari bidang studi hanya difokuskan pada mata
pelajaran bahasa Arab kelas IV semester II tahun pelajaran 2016-2017,
khususnya pada aspek berbicara yang berhubungan dengan kompetensi
dasar “ berbicara: mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk
paparan atau dialog tentang keluarga, profesi, dan di sekolah.
2. Subyek penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas IV tahun ajaran
2016-2017 di MI Muhammadiyah 23 Surabaya.
3. Keterampilan berbicara yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu keterampilan berbicara yang berhubungan dengan materi
10
4. Implementasi penelitian ini menggunakan metode Practice-Rehearsal
Pairs.
F. Signifikansi Penelitian
Jika hasil tujuan penelitian di atas dapat dicapai, maka hasil PTK ini
diharapkan dapat bermanfaat :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi
peneliti penulisan karya selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa
Arab materi al-Mihnah dengan penggunaan metode Practice-Rehearsal
Pairs.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi peneliti : dapat meningatkan pemahaman serta wawasan
peneliti dalam membuat karya ilmiah dan dapat dijadikan sebagai
pengalaman, masukan, refleksi peneliti ketika menjadi tenaga
pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)
pada tempat, kelas, setting, metode yang berbeda.
b) Bagi sekolah : dapat memberikan kontribusi dalam hal
meningkatkan mutu tenaga pendidik dan siswa.
c) Bagi guru : dapat memberikan kontribusi dalam hal inovasi atau
11
dapat memberikan masukan kepada guru untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan melakukan uji coba dengan
setting kelas dan siswa yang lain serta untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa.
d) Bagi siswa : dapat meningkatkan motivasi dan semangat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung dan dapat
menghilangkan kejenuhan, kebosanan dalam proses pembelajaran
yang berlangsung dan dapat meningkatkan keterampilan berbicara
BAB II
KAJIAN TEORI
A.Pembelajaran Bahasa Arab 1. Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab yaitu alat komunikasi yang berupa kata atau ucapan secara
lisan diucapkan oleh orang bangsa Arab dalam mengungkapkan hal yang ada di
hati, otak, dan benak mereka. Dengan turunnya Al-Qur’an membawa kosa kata
baru dengan jumlah yang luar biasa banyaknya menjadikan bahasa arab menjadi
suatu bahasa yang paling sempurna, baik dalam kosa kata, makna, gramatikal,
dan ilmu-ilmu lainnya.
Di Indonesia bahasa Arab bisa jadi sebagai bahasa kedua bisa juga sebagai
bahasa asing. Bahasa Arab bukan merupakan bahasa pergaulan sehari-hari,
maka bagi lingkungan atau masyarakat pada umumnya bahasa Arab merupakan
bahasa asing. Di sekolah-sekolah bahasa Arab tidak digunakan sebagai bahasa
pengantar dalam pembelajaran, tetapi sebagai mata pelajaran yang terdiri dari
beberapa materi. Secara formal bahasa Arab merupakan bahasa asing. Karena
sebagai bahasa yang tergolong asing, sistem pembelajaran bahasa Arab adalah
bahasa asing, mulai dari tujuan, materi, sampai kepada metode pembelajaran.
Dengan demikian, pemerintah Indonesia telah menetapkan bahwa bahasa Arab
13
menganggap bahwa bahasa Arab bukan bahasa asing maka hal itu tidak resmi
karena diluar patokan yang telah ditetapkan.11 Sama halnya dengan
pembelajaran bahasa pada umumnya, bahasa Arab juga memiliki empat
keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “instruction”
terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu: belajar (learning) dan mengajar
(teaching), kemudian disatukan dalam satu aktivitas, yaitu kegiatan
belajar-mengajar yang selanjutnya populer dengan istilah pembelajaran (Instruction).12
Pembelajaran intinya yakni “perubahan”, dan perubahan itu diperoleh melalui
aktivitas merespon terhadap lingkungan pembelajaran. Suatu proses usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan perubahan yang baru sebagai hasil
pengalaman seseorang dalam interaksi dengan lingkungannya agar mencapai
tujuan tertentu disebut dengan pembelajaran.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik dalam
kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang
tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh kurikulum.
11
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 56-57.
12
14
Pembelajaran bahasa Arab merupakan bagian dari upaya untuk mempersiapkan
sejak dini agar siswa mampu dalam menguasai empat keterampilan pengajaran
bahasa ataupun memahami bahasa Arab.
3. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah
Mata pelajaran bahasa Arab yaitu suatu mata pelajaran yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan
serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab reseptif maupun
produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami
pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu
kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan
maupun tulis. Dalam membantu memahami sumber ajaran agama Islam yaitu
Al-Qur’an, hadis, dan kitab-kitab lain yang berkenaan dengan bahasa Arab maka
siswa harus mempunyai kemampuan dalam berbahasa Arab.13
Berdasarkan hal tersebut maka bahasa Arab di madrasah dipersiapkan
untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat
keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan
dasar (elementary) difokuskan pada keterampilan menyimak dan berbicara
sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate),
13
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentanng Standart Kompetensi Lulusan dan Standart Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, Hlm 22.
15
keempat keterampilan berbahasa diajarkan secara seimbang. Kemudian pada
tingkat pendidikan lanjut (advanced) dititikberatkan pada keterampilan
membaca dan menulis, sehingga siswa diharapkan mampu mengakses berbagai
referensi berbahasa arab.
Pada tahap pendidikan dasar ini dapat dilakukan dengan cara menegur
siswa dalam bahasa Arab, misalnya: dalam situasi ruangan yang terlalu panas
atau dingin, mintalah siswa dengan bahasa Arab untuk membuka atau menutup
jendela. Siswa membutuhkan keterbiasaan sesegera mungkin tentang bunyi
bahasa Arab yang belum diketahui atau dikenal bagi siswa.14
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyyah
Ruang lingkup yaitu besar kecilnya materi yang terdapat dalam suatu mata
pelajaran yang akan disampaikan.15 Pada pembelajaran bahasa Arab di
Madrasah Ibtidaiyyah termasuk dalam pendidikan bahasa Arab dasar yang
menfokuskan terhadap aspek keterampilan menyimak dan berbicara.
Difokuskan pada dua keterampilan tersebut dikarenakan agar siswa mampu
mengolah kata dan memiliki kosa kata yang banyak. Ruang lingkup mata
pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah meliputi tema-tema tentang
perkenalan, peralatan madrasah, pekerjaan, alamat, keluarga, anggota badan, di
14
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 69.
15
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 23.
16
rumah, di kebun, di madrasah, di laboratorium, di perpustakaan, di kantin, jam,
kegiatan sehari-hari, pekerjaan rumah, dan rekreasi.16
5. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyyah
Dalam perencanaan pembelajaran, tujuan pembelajaran yang akan dicapai
merupakan aspek yang penting dalam mempertimbangkannya, maka dibutuhkan
perencanaan yang matang. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada
tercapainya tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran yaitu suatu pernyataan yang
lebih khusus yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan
dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.17
Sasaran yang hendak dicapai pada akhir prmbelajaran dan kemampuan yang
harus dimiliki siswa merupakan pengertaian dari tujuan pembelajaran.18
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah memiliki tujuan
sebagai berikut:
a. Pengembangan kemampuan atau siswa dalam berkomunikasi
dengan bahasa Arab, baik secara lisan maupun tulis. Bahasa Arab
memiliki empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (istima’),
berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
16
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentanng Standart Kompetensi Lulusan dan Standart Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, Hlm 23.
17
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 35.
18
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2007), 133.
17
b. Pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing yang
merupakan mata pelajaran di sekolah untuk alat utama belajar dalam
mengkaji sumber-sumber ajaran agama Islam, maka perlu
ditumbuhkan kesadaran siswa tentang hal tersebut.
c. Pengembangan pemahaman tentang keterkaitan antara bahasa dan
budaya serta memperluas kergaman budaya. Dengan demikian,
siswa diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan
diri dalam keragaman budaya.
6. Materi Al-Mihnah pada mata pelajaran bahasa Arab
Materi pelajaran pada umumnya merupakan gabungan antara jenis materi
yang bersifat pengetahuan, keterampilan, langkah-langkah, prosedur, keadaan,
syarat-syarat tertentu, dan sikap.19 Materi al-Mihnah yaitu materi yang
mempelajari tentang profesi atau pekerjaan dalam bahasa Arab. Profesi
merupakan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Pada
materi ini membahas tentang macam-macam profesi dalam bahasa Arab. Pada
mata pelajaran bahasa Arab terdapat 4 keterampilan yang dibahas pada materi
ini, antara lain:
a. Mahaaratul istima’ yaitu kemampuan mendengarkan
b. Maharaatul kalamyaitu kemampuan berbicara
c. Mahaaratul qira’ah yaitu kemampuan membaca
19
18
d. Mahaaratul kitabahyaitu kemampuan menulis.
Dari ke empat keterampilan di atas, pada tingkat pendidikan dasar
difokuskan pada keterampilan menyimak dan berbicara. oleh karena itu, maka
peneliti melakukan penelitian pada keterampilan berbicara pada siswa kelas IV
di MI Muhammadiyah 23 Surabaya. Pembahasan tentang materi al-Mihnah
adalah sebagai berikut:20
ُُتاَدَرْفُمْلَا
Tentaraُ يِدُْج
Tukang cukurُ قُاَح
Penjahitُ طايَخ
Sopirُ قِئُاَس
Polisiُ يِطْرُش
Pemancing ikanُ دايَص
Dokterُ بْيِبَط
Pilotُ رايَط
Petaniُ حاَف
Guruُ سِ رَدُم
20Sunarsih, Bahasa Arab Modern (Surabaya: Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, 2015), 53-57.
19 Perawat
ُ ةَضِ رَُُ
Insinyurُ سِدَْهُم
ُِم َاَكْلاُةَراَهَم
ُُةَثَداَحُمْلَا
؟ُرَمُعَََُكمَعَُنْيَا:ُ نَسَح
؟اَذاَمِلُ,ىَفْشَتْسُمْلاُ ََإُْيِ مَعَُبََذ:ُُرَمُع
ُ بْيِبَطَُلْوَحًُأْيَشَُلَأْسَاُْنَأُُدْيِرُأ:ُ نَسَح
ُْلَ:ُُرَمُع
؟َمْوَ يْلااًبْ يِبَطَُنْوُكَتُْنَأُدْيِرُت
؟َتْنَاَوُ,ْمَعَ ن:ُ نَسَح
اًيِطْرُشَُنْوُكَأُْنَأُُدْيِرُأ:ُُرَمُع
؟اَذاَمِل:ُ نَسَح
ُِقْيرطلاَُُِِْسا لاُُدِعاَسُأُْنَأُُدْيِرُأُْ ِ َِِّ:ُُرَمُع
ُ؟َكُتْخُاَو:ُ نَسَح
20
َُنْوُكَتُْنَأُِِْْخُأُُدْيِرُت:ُُرَمُع
ًُةَسِدَْهُم
ُُةَيُاَكَِْْا
ُ
ُُلَمْعَ يَُوُُ. بْيِبَطَُوُُ.ْيِ مَعَُكِلَذُ.ِةَرْوصلاُِِذَُ ََِاُْرُظْنُاُ.ُرَمُعَََُا
ُ
ُُلَمْعَ تَُيُِ. ةَضِ رََُُُيُِ.ِِْمَعَُكْلِتَوُ.ِضْيِرَمْلاُُصَحْفَ يَُوُُ.ىَفْشَتْسُمْلاُِِْ
ُ
ُ.اًضْيَاُىَفْشَتْسُمْلاُِِْ
ُ
َُكْلِتَوُ.زرلاُُعَرْزَ يَُوُُ. مْوَ يُلُكُِةَعَرْزَمْلاُ ََِاُُبَُْذَيَُوُُ. حاَفَُوُُْيِ دَجَُكِلَذ
.ِةَسَرْدَمْلاُُُِِْمِ لَعُ تَُيُِ. ةَسِ رَدُمَُيُِ.ْ ِِدَج
B.Keterampilan Berbicara 1. Pengertian BerbicaraBerbicara yaitu kemampuan melafalkan atau mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan suatu
sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible)
yang memanfaatkan sejumlah otot atau jaringan otot tubuh manusia demi
maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
Kegiatan berbicara merupakan kegiatan yang manghasilkan bahasa dan
mengkomunikasikan ide dan pikiran secara lisan.21
21
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra (Yogyakarta: BPFE, 2001), 168.
21
Berkomunikasi merupakan tujuan utama dari berbicara. Agar dapat
menyampaikan fikiran secara efektif, seyogianyalah sang pembicara memahami
makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Sebagai pembicara harus
mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya dan
harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan,
baik secara umum maupun perorangan.22
2. Pengertian Keterampilan Berbicara
Keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk
menyampaikan kehendak, perasaan, dan keinginan kepada orang lain secara
lisan pada hakikatnya merupakan pengertian dari keterampilan berbicara. Dalam
hal ini, kelengkapan indera ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang
memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi,
tekanan, nada, kesenyapan, dan lagu bicara. Keterampilan berbicara ini juga
didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan
bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis, seperti rasa
malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.23 Keterampilan
berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam
22
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2013), 16.
23
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 241.
22
membentuk sebuah kalimat. Jika siswa terlibat aktif dalam berkomunikasi maka
proses pembelajaran keterampilan berbicara akan menjadi lebih mudah.
Ketika seorang siswa bisa menulis, membaca, dan mendengarkan suatu
kosa kata tertentu namun tidak disertai dengan keterampilan siswa untuk
berbicara maka kosa kata tersebut sulit diingat oleh siswa ketika siswa akan
berkomunikasi dengan orang lain. Hal tersebutlah yang merupakan perbedaan
mendasar antara keterampilan berbicara dengan keterampilan lainnya.
Peningkatan keterampilan berbicara seorang individu atau siswa maka
berpengaruh pula terhadap daya pikir individu tersebut. Dalam berkomunikasi,
seorang pendengar bisa beralih menjadi seorang pembicara atau sebaliknya.
Sehingga keterampilan berbicara membutuhkan beberapa aspek keterampilan
berbahasa lainnya. Keterampilan berbicara dalam bahasa Arab disebut dengan
Mahaaratul Kalam. Mengukur keterampilan berbicara bahasa Arab berarti
mengukur keterampilan siswa dalam mengekspresikan ide, pikiraan, dan
perasaan siswa dalam bahasa Arab (ta’bir syafawi).24
3. Tujuan Keterampilan Berbicara
Secara umum, tujuan keterampilan berbicara yaitu agar siswa terampil
dalam berkomunikasi secara lisan dengan baik dan benar. Tujuan lain dari
keterampilan berbicara adalah sebagai berikut:
24
Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab untuk studi Islam (Malang: UIN-MALIKI Press, 2010), 52-53.
23
a) Agar siswa terbiasa bercakap-cakap atau berkomunikasi dengan
bahasa yang baik dan benar.
b) Agar siswa terbiasa menyusun kalimat yang berasala dari dalam
hati dan perasannya dengan kalimat yang baik dan benar.
c) Agar siswa terbiasa memilih kata dan kalimat, lalu menyusunnya
dalam bahasa yang indah, serta memperhatikan penggunaan kata
pada tempatnya.25
Pembelajaran bahasa Arab di MI pada keterampilan berbicara memiliki
beberapa tujuan diantaranya:
1) Siswa dapat mengucapkan ungkapan-ungkapan yang berbahasa
Arab
2) Siswa dapat mengucapkan ungkapan-ungkapan yang serupa atau
yang berbeda
3) Siswa dapat membedakan atau memahami ungkapan yang dibaca