• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam mendefenisikan kreativitas beberapa rumusan telah dikemukakan oleh para ahli. Namun tidak ada defenisi yang seragam yang dapat diterima oleh berbagai pihak. Kreativitas diartikan menurut meraka masing-masing.

Menurut Drevdahl dalam Ali (2004) kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwu- jud aktivitas imajinatif atau sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.

Munandar (1985) mengajukan beberapa defenisi kreativitas yang merupakan kesimpulan dari beberapa defenisi-defenisi yang dirumuskan oleh para ahli.

Pertama : kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada. Dalam hal ini

kreativitas ditekankan pada produk kreatif yaitu hasil daya cipta yang merupakan kombinasi (gabungan) dari hal-hal yang sudah ada

sebelumnya yang diperoleh dari pengalaman dibang-ku sekolah maupun yang dipelajari dalam keluarga dan masyarakat.

Kedua : kreativitas ( berpikir kreatif) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keraga-man jawaban.

Ketiga : secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai

17

dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi

(mengembangkan, memperkaya, dan memperinci) suatu gagasan. Torrance dalam Ali (2004) mengemukakan karakteristik kreativitas sebagai berikut:

1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar 2. Tekun dan tidak mudah bosan 3. Percaya diri dan mandiri

4. Merasa tertantang oleh kemajemukan atau kompleksitas 5. Berani mengambil resiko

6. Berpikir divergen.

Menurut Evan (1991) keterampilan berpikir kreatif merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi berdasarkan data atau informasi yang tersedia, mene- mukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, menemukan kaitan-kaitan yang baru, kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang yang baru, dan kemampuan untuk membentuk kombinasi-kombinasi dari banyak konsep yang ada pada fikiran.

Munandar (2009) menyatakan bahwa kreativitas berhubungan dengan faktor- faktor kognitif dan afektif. Faktor-faktor tersebut diperlihatkan dalam ciri-ciri

aptitude dan non aptitude dari kreativitas. Adapun ciri-ciri aptitude yang berhu-bungan dengan kognitif meliputi:

1. Keterampilan berpikir lancar

Kelancaran dalam berpikir yang dimaksud adalah kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan banyak hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Penekanannya disini adalah dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan gagasan atau ide tentang obyek tertentu dalam jumlah yang banyak.

18

Fleksibel yang dimaksud adalah kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran, dan mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda- beda. Mereka yang memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi mampu mengalihkan arah berpikir untuk memecahkan suatu masalah. Sehingga penekanan fleksibilitasnya pada segi keragaman gagasan, kaya akan alternatif dan bukan kekakuan dalam berpikir yang cenderung otoriter. 3. Keterampilan berpikir orisinil

Orisinilitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk memberikan gagasan yang secara statistik unik dan langka untuk populasi tertentu, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru atau kombinasi baru antar bermacam-macam unsur atau bagian. Semakin banyak unsur-unsur yang digabung menjadi satu gagasan atau produk kreatif, maka semakin orisinil pula pemikiran individu tersebut.

4. Keterampilan merinci (mengelaborasi)

Elaborasi yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengembangkan, me-rinci, dan memperkaya atau memperluas suatu gagasan atau ide sehingga menjadi lebih menarik.

Ciri-ciri non aptitude yang berhubungan dengan sikap dan perasaan adalah : 1) Rasa ingin tahu : terdorong untuk mengetahui lebih banyak,

mengajukan banyak pertanyaan, memperhatikan orang/obyek/situasi, peka mengamati, mengetahui dan meneliti.

2) Bersifat imajinatif : mampu memperagakan atau membayangkan hal- hal yang belum pernah terjadi, menggunakan daya khayal, tetapi mengetahui batas antara khayalan dan kenyataannya.

3) Merasa tertantang oleh kemajemukan : terdorong mengatasi masalah yang sulit, tertantang oleh situasi yang sulit dan lebih tertarik pada tugas-tugas yang rumit.

4) Sifat berani mengambil resiko : berani memberi jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal, tidak ragu karena

ketidakjelasan, dan hal-hal yang tidak konvensional atau kurang berstruktur.

5) Sifat menghargai : menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat yang berkembang.

Pada dasarnya kedua aspek di atas mempunyai pengaruh besar pada tingkat kreativitas seseorang. Siswa yang kreatif biasanya sering mengajukan perta-

19

nyaan yang baik, mempunyai motivasi ingin tahu yang besar, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah. Siswa yang kurang kreatif bahkan tidak kreatif, sebaliknya merupakan kurang mampu atau tidak mampu dalam menghasilkan banyak gagasan, tidak berani untuk mengajukan perta- nyaaan dan lain sebagainya. Dengan demikian semakin banyak ciri-ciri kog- nitif dan afektif yang dimiliki seseorang maka semakin kreatiflah orang tersebut. Menurut model Killen (2009) perilaku siswa yang termasuk dalam keteram-pilan kognitif kreatif dapat dijelaskan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif

Perilaku Arti

1) Berpikir Lancar (fluency)

a. Menghasilkan banyak

gagasan/jawaban yang relevan; b. Arus pemikiran lancar.

2) Berpikir Luwes (fleksibel)

a. Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam;

b. Mampu mengubah cara atau pendekatan;

c. Arah pemikiran yang berbeda. 3) Berpikir Orisinil

(originality)

Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan

kebanyakan orang. 4) Berpikir Terperinci

(elaborasi)

a. Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan b. Memperinci detail-detail c. Memperluas suatu gagasan

Menurut Guilford (Herdian, 2010) menyebutkan lima indikator-indikator berpikir kreatif, yaitu:

1. Kepekaan (problemsensitivity), adalah kemampuan mendeteksi, me- ngenali dan memahami serta menanggapi suatu pernyataan, situasi atau masalah.

20

2. Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.

3. Keluwesan (flexibility), adalah kemampuan untuk mengemukakan ber-macam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. 4. Keaslian (originality), adalah kemampuan untuk mencetuskan

gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan orang.

5. Elaborasi (elaboration), adalah kemampuan menambah suatu situasi atau

masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang di dalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar model, dan kata-kata.

Munandar (2009) memberikan uraian tentang aspek berpikir kreatif sebagai dasar untuk mengukur kreativitas siswa seperti terlihat dalam Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Indikator kemampuan berpikir krertif

Pengertian Perilaku

Berpikir Lancar (Fluency)

1) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian

masalah atau jawaban.

2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan

berbagai hal.

3) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

a. Mengajukan banyak pertanyaan. b. Menjawab dengan sejumlah

jawaban jika ada.

c. Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.

d. Lancar mengungkapkan gagasan- gagasannya.

e. Bekerja lebih cepat dan melakukan

lebih banyak dari orang lain. f. Dapat dengan cepat melihat

kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi.

21

Tabel 2 (lanjutan)

Berpikir Luwes (Flexibility)

1) Menghasilkan gagasan, jawab-an, atau pertanyaan yang bervariasi.

2) Dapat melihat suatu masalah da-ri sudut pandang yang berbeda.

3) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda.

4) Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.

a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah.

b. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda- beda.

Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan bermacam- macam cara untuk

menyelesaikannya. Berpikir Orisinil (Originality)

1) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

2) Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri.

3) Mampu membuat kombinasi- kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

a. Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan orang lain.

b. Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.

c. Memilih cara berpikir lain dari pada yang lain.

Berpikir Elaboratif (Elaboration) 1) Mampu memperkaya dan me-

ngembangkan suatu gagasan atau produk.

2) Menambah atau merinci detail- detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

a.Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan lang- kah-langkah yang terperinci. b.Mengembangkan atau

memperkaya gagasan orang lain. c.Menambah garis-garis, warna-

warna, dan detail-detail (bagian- bagian) terhadap gambaranya sen- diri atau gambar orang lain.

Pada penelitian ini yang akan dijadikan tolak ukur keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan berpikir orisinil.

22

Dokumen terkait