• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.7 Kualitas Pembelajaran

2.1.7.1 Keterampilan Guru

masyarakat. Perilaku dan penampilannya akan membekas dan banyak mewarnai kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang. Posisi guru yang khas dalam masyarakat dengan beragam perhatian yang diberikan kepada guru tersebut, menuntut suatu kompetensi yang lebih dibandingkan dengan profesi lain yang ada di masyarakat.

Masyarakat mengangap guru sebagai jabatan yang khusus dan telah mengenal pameo:

a. guru harus digugu dan ditiru.

Dalam pameo tersebut tersirat pandangan serta harapan tertentu dari masyarakat terhadap guru. Dalam kedudukan seperti itu sebenarnya guru tidak lagi dipandang hanya sebagai pengajar di kelas, namun diharapkan pula tampil sebagai pendidik bukan saja terhadap anak didiknya di kelas, namun juga sebagai pendidik di masyarakat yang seyogyianya memberikan teladan yang baik kepada seluruh masyarakat.

Bentuk keteladan ini erat kaitanya dengan kompetensi guru. Kompetensi berasal dari bahasa Inggris “competency” yang berarti kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Seseorang dinyatakan kompeten di bidang tertentu jika menguasai kecakapan bekerja pada suatu bidang tertentu. Namun sebelum membahas tentang kompetensi yang harus dimilki oleh guru, harus diketahui bahwa guru merupakan sebuah profesi yang memiliki syarat-syarat tertentu. Menurut Satori (2008: 1.3-1.18).

Menurut Nana Syaodih (dalam Satori, 2008: 2.2) kompetensi dalah performan yang mengarah kepada penacapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan.

a. Kompetensi Kepribadian Guru

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari, menurut Satori (2008: 2.10).

b. Kompetensi Sosial Guru

tuntutan kerja di lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. (Munib, 2009: 48)

c. Kompetensi Profesional Guru

Menurut Cooper ada 4 komponen kompetensi profesional, yaitu: 1) Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, 2) Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, dan 3) Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya; dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.

d. Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Rifai dan Anni, 2009: 9).

Guru selain harus berkompeten juga harus menguasai keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific

instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh seorang guru, dosen,

instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. As. Glicman, 1991 (dalam Sukirman, 2007).

Rusman (2010: 80-92) mengemukakan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:

2.1.7.1.1. Keterampilan Bertanya

Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu:

a.Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar,

b.Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadai atau dibicarakan,

c.Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya,

d.Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik,

e.Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

2.1.7.1.2. Keterampilan Memberikan Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan

informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Jenis-jenis Penguatan yaitu:

a.Penguatan verbal, Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. b.Penguatan non-verbal, Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan gerak

isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact),

penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh (partial).

2.1.7.1.3. Keterampilan Menggunakan Variasi

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.

2.1.7.1.4. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.

Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure)

ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.

Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.

2.1.7.1.6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses

yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa. Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi : (a) memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi; (b) memperluas masalah atau urutan pendapat; (c) menganalisis pandangan siswa; (d) meningkatkan urunan pikir siswa; (e) menyebarkan kesempatan berpartisipas; (f) menutup diskusi.

2.1.7.1.7. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran..

2.1.7.1.8. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok

perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan dasar mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru yang bersifat mendasar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.

Dalam penelitian ini keterampilan guru pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri mengambil dari keterampilan dasar mengajar guru tersebut yang sudah disesuaikan dengan penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran yang meliputi indikator; (1) Membuka pelajaran (keterampilan membuka pelajaran), (2) Memberikan penguatan pada siswa (keterampilan memberikan penguatan), (3) Melakukan tanya jawab dengan siswa (keterampilan bertanya), (4) Menggunakan variasi (keterampilan menggunakan variasi) (5) Membimbing siswa dalam merumuskan masalah (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil), (6) Membimbing siswa dalam merumuskan hipotesis (Keterampilan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil), (7) membimbing siswa dalam mengumpulkan

data/melakukan percobaan (Keterampilan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil), (8) Membimbing siswa menguji hipotesis (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil), (9) Mengelola kelas (Keterampilan mengelola kelas), (10) Menutup pelajaran ( Keterampilan menutup pelajaran

Penelitian ini tidak menggunakan keterampilan menjelaskan materi dan mengajar kelompok kecil dan perseorangan sehingga tidak memasukkannya dalam indikator keterampilan guru yang akan diteliti. Inti dari pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri adalah mengarahkan siswa untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan. Dengan demikan, guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

2.1.7.2. Aktivitas Siswa

Dokumen terkait