• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.3 Keterampilan Menulis

Secara sederhana, menulis merupakan kegiatan aktif yang dilakukan oleh tangan. Menulis dapat diartikan sebagai suatu cara berkomunikasi dan berbicara dengan orang lain/pembaca (Sutarno, 2008: 12). Tarigan (2008: 22) mendefinisikan menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Sedangkan menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.3), menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.

Abdurrahman (2003: 224) mengemukakan bahwa menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi, menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis, dan menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan (Santosa,

2008: 6.14). Sedangkan Poteet (dalam Abdurrahman, 2003: 224) mengemukakan bahwa menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa penulisnya untuk keperluan komunikasi atau mencatat. Lebih lanjut, McCrimmon (dalam Slamet, 2008: 141) menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.

Dari berbagai penjelasan tentang menulis di atas, peneliti berpendapat bahwa menulis adalah kegiatan berkomunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan ide melalui lambang-lambang bahasa menggunakan media tulis sehingga orang lain mampu memahami apa yang disampaikan.

2.1.3.2 Manfaat Menulis

Akhadiah, dkk (dalam Slamet, 2008: 169) menyebutkan banyaknya manfaat dari kegiatan menulis, manfaat-manfaat itu antara lain:

1. Dapat mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang ditulis.

2. Dapat mengembangkan dan menghubung-hubungkan beberapa gagasan atau

pemikiran.

3. Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk

teoretis maupun dalam bentuk berpikir terapan.

5. Dapat menilai gagasan sendiri secara objektif.

6. Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat.

7. Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.

Sedangkan Suparno dan Yunus (2007: 1.4) menjelaskan manfaat yang dapat diambil dari kegiatan menulis antara lain adalah: (1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (3) penumbuhan keberanian, (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Dari beberapa penjelasan para ahli di atas, peneliti berpendapat bahwa menulis memiliki banyak manfaat. Menulis merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan segala kamampuan manusia dalam berpikir, mulai dari kecerdasan sampai keberanian. Sehingga kegiatan menulis diharapkan dapat dikuasai oleh anak usia sekolah dasar sejak dini melalui praktik dan banyak latihan. Dalam mengajarkan keterampilan menulis pada peserta didik, guru harus memahami jenis-jenis menulis tulisan dengan baik.

2.1.3.3 Jenis Menulis

Slamet (2007: 103-104) membagi tulisan berdasarkan bentuknya menjadi lima, yaitu: (1) deskripsi (pemerian), (2) narasi (penceritaan atau pengisahan), (3) eksposisi (paparan), (4) argumentasi (pembahasan atau pembuktian), dan (5) persuasi (ajakan).

Sesuai dengan KTSP, tujuan pembelajaran menulis siswa kelas II semester 2 di sekolah dasar adalah dapat menguasai keterampilan menulis deskripsi yaitu pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis.

2.1.4 Menulis Deskripsi

Jauhari (2013: 44) menjelaskan bahwa kata deskripsi berasal dari bahasa

Latin “describere”, yang diadopsi ke dalam bahasa Inggris menjadi “description

yang artinya menggambarkan. Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Singkatnya, karangan deskripsi merupakan karangan yang disusun untuk melukiskan sesuatu dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca (Suparno dan Yunus, 2007: 4.6).

Lebih lanjut, Slamet (2007: 103) menjelaskan bahwa deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau mengambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Semi (dalam Sanjaya: 2012) menjelaskan bahwa deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Sedangkan Widyamartaya (dalam Sanjaya: 2012), menjelaskan deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang.

Dari beberapa penjelasan di atas, peneliti berpendapat bahwa menulis deskripsi adalah kegiatan berkomunikasi menggunakan bahasa tulis yang disusun

untuk melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya secara detail sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, merasakan dan mengalami apa yang dimaksud penulis.

2.1.4.1 Ciri-ciri dan Jenis Deskripsi

Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri yang menunjukkan bahwa tulisan tersebut adalah tulisan deskripsi. Semi (dalam Sanjaya: 2012) menjelaskan tentang ciri-ciri deskripsi antara lain:

1. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.

Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca.

2. Deskripsi disampaikan dengan gaya nikmat dengan pilihan kata yang

menggugah.

3. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar,

dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia.

4. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang.

Morris (dalam Tarigan, 2008: 29) mengemukakan bahwa jenis karangan deskripsi ada 2, yaitu:

1. Deskripsi ekspositoris, bertujuan menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi/kesan atau sugesti kepada pembacanya.

2. Deskripsi artistik/literer, bertujuan untuk mendapatkan tanggapan emosional pembaca. Tindaon (2012) menjelaskan bahwa ciri khas deskripsi ini diantara-

nya ditentukan oleh macam kesan apa yang diinginkan penulisnya. 2.1.4.2 Langkah-langkah Menulis deskripsi

Dalam menulis deskripsi, ada beberapa cara untuk mempermudah pendeskripsian dengan langkah-langkah menulis deskripsi seperti diungkapkan Suparno dan Yunus (2007: 4.22):

1. Menentukan apa yang akan dideskripsikan,

2. Merumuskan tujuan pendeskripsian,

3. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan, dan

4. Memerinci dan menyistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian

yang akan dideskripsikan.

Dokumen terkait