= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Bagan 3.3 Alur Proses Penelitian
I. Hasil Analisis Data
2. Keterampilan Sosial untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
t-test for Equality of Means
T df Sig. (2-tailed)
nilai Equal variances
assumed 10.320 34 .000
Equal variances
not assumed 10.320 20.505 .000
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. untuk Equal variance not
assumed (t-aksen) sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan
0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 0,63 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 0,14, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan berbicara antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing lebih baik dari anak yang memperoleh pembelajaran konvensional.
2. Keterampilan Sosial untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Hasil observasi keterampilan sosial anak usia dini akan dianalisis dari data penguasaan awal (pretest), penguasaan akhir (postest), serta akan ditinjau dari peningkatannya dengan cara menghitung indeks gain ternormalisasi.
a. Penguasaan Awal
Untuk melihat kemampuan awal anak dalam keterampilan sosial antara yang menggunakan pembelajaran metode pembelajaran kooperatif dengan yang
menggunakan pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil
pretes sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai kemampuan awal anak, baik yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif ataupun yang menggunakan pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.22
Statistik Descriptif Pretes Keterampilan Sosial
eksperimen Kontrol N Valid 18 18 Missing 0 0 Mean 22.5556 24.1111 Std. Deviation 1.38148 1.18266 Minimum 19.00 22.00 Maximum 25.00 26.00
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 22,56 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 24,11. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya >0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.23
Hasil Uji Normalitas Skor Pretes Keterampilan sosial
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .182 18 .120 .929 18 .185
Kontrol .185 18 .106 .926 18 .167
a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen 0,120 dan kelas kontrol sebesar 0.106 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang akan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan kelas kontrol yang akan menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.24
Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Pretes Keterampilan sosial
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.264 1 34 .611
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,611, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa
kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal anak dalam keterampilan soaial.
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal anak dalam keterampilan sosial.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara penguasaan kosa kata yang pembelajarannya akan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang akan menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. >0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3.25 berikut.
Tabel 3.25
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Pretes Keterampilan Sosial
t-test for Equality of Means T Df Sig. (2-tailed) Pretes Equal variances assumed
-1.440 34 .159
Equal variances not assumed
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,159 dan nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05. maka H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal anak dalam keterampilan sosial kedua kelas sama.
b. Penguasaan Akhir
Untuk melihat kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial antara yang menggunakan pembelajaran metode pembelajaran kooperatif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil
postest setelah pembelajaran dilaksanakan.
Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai kemampuan akhir anak setelah pembelajaran dilaksanakan, baik yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif ataupun yang menggunakan pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.26
Statistik deskriptif Skor Postes Keterampilan Sosial
eksperimen Kontrol N Valid 18 18 Missing 18 18 Mean 31.7222 26.8333 Std. Deviation 1.31978 1.33945 Minimum 29.00 24.00 Maximum 34.00 29.00
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 31,72 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 26,83. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan
rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya >0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.27
Hasil Uji Normalitas Skor Postes Keterampilan sosial
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .194 18 .070 .940 18 .295
Kontrol .127 18 .200(*) .946 18 .364
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas pada uji Kolmogorov-Smirnov bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen 0,070 dan kelas kontrol sebesar 0.200 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut
homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.28
Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Sosial Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.003 1 34 .324
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,324, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara keterampilan sosial yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. >0,05 maka tidak terdapat perbedaan
rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3.30 berikut.
Tabel 3.29
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Sosial
t-test for Equality of Means
T df Sig. (2-tailed)
Postes Equal variances
assumed 10.910 34 .000
Equal variances
not assumed 10.910 33.199 .000
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 31,71 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 26,50, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam keterampilan sosial antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif lebih baik dari anak yang memperoleh pembelajaran konvensional.
c. Peningkatan Keterampilan Sosial
Untuk melihat peningkatan kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial antara yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil perhitungan indeks gain ternormalisasi yang diperoleh dari hasil postest dan
Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai peningkatan keterampilan sosial, baik yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ataupun yang menggunakan pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.310
Statistik Deskriptif Peningkatan Keterampilan Sosial
eksperimen Kontrol N Valid 18 18 Missing 18 18 Mean .7356 .2128 Std. Deviation .10556 .14041 Minimum .54 .00 Maximum .92 .50
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata peningkatan keterampilan sosial kelas eksperimen yaitu 0,74 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 0,21. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak, akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya > 0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel 3.32 berikut.
Tabel 3.31
Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .101 18 .200(*) .962 18 .637
Kontrol .148 18 .200(*) .920 18 .129
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas pada kolom Kolmogorov-Smirnov bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen ataupun kelas kontrol sebesar 0.200 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.32
Uji Homogenitas Varians Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,275, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan sosial
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan sosial.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara peningkatan keterampilan sosial yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 4.34 berikut.
Tabel 3.33
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Keterampilan Sosial
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed)
N-GAIN Equal variances
assumed 12.626 34 .000
Equal variances
not assumed 12.626 31.565 .000
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 0,74 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 0,21, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan sosial antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembalajaran kooperatif lebih baik dari anak yang memperoleh pembelajaran konvensional.