• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka Kejadian Phlebitis

4. Keterbatasan Penelit

Penelitian tidak dapat dilaksanakan setiap hari terus menerus dikarenakan jadwal akademik peneliti. Lalu peneliti juga kesulitan mendapat pasien yang di infus di bangsal karena sebagian besar tindakan pemasangan infus dilaksanakan di IGD. Lalu sebaiknya mengamati faktor terjadinya phlebitis tidak haanya dilihat dari kepatuhan perawat namun juga dari cairan yang masuk dari jarum infus, kebiasaan pasien di rumah sakit, dan usia pasien mengingat faktor resiko terjadinya phlebitis bermacam-macam.

60

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 30 perawat yang melakukan tindakan pemasangan infus, kepatuhan perawat terhadap Standar Prosedur Operasional (SPO) pemasangan infus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II periode Maret-April 2015 sebagian besar adalah berkategori patuh, dengan presentase perawat yang melakukan tindakan dengan patuh adalah 21 orang atau 70%.

2. Dari 30 pasien rawat inap yang terpasang infus di RS PKU Muhammadiyah Yoyakarta Unit II, sebagian besar tidak mengalami radang intravena (phlebitis), dengan presentase 20 orang atau 66,67%. 3. Terdapat pengaruh antara kepatuhan perawat pada standar prosedur

operasional pemasangan infus terhadap angka kejadian phlebitis di RS PKU Mumammadiyah Yogyakarta unit II, dengan kekuatan hubungan adalah kuat. Hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi yang menunjukkan angka 88%.

4. Terdapat perawat yang menjalankan SPO pemasangan infus dengan patuh namun pasien masih terkena phlebitis.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan demi terwujudnya kepatuhan dalam melaksanakan Standar Prosedur Operasional (SPO) pemasangan infus agar tidak terjadi phlebitis, maka penulis memberikan saran :

1. Bagi pihak rumah sakit

a) Standar prosedur operasional pemasangan infus yang telah dimiliki RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II perlu disosialisasikan secara komprehensif kepada seluruh perawat di bangsal dan IGD

b) Merevisi kembali SPO pemasangan infus yang ada, dikarenakan SPO yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini

c) Memberikan reward kepada perawat yang patuh, sehingga memberi contoh pada perawat lain untuk patuh pada SPO pemasangan infus 2. Bagi tenaga kesehatan

a) Perawat yang belum patuh perlu meningkatkan kepatuhannya dalam melaksanakan SPO pemasangan infus guna mengurangi angka terjadinya phlebitis

b) Perawat yang telah patuh sebaiknya saling memotivasi perawat yang belum patuh agar saling termotivasi

c) Penggantian infus pada hari ketiga sebaiknya sering dilakukan mengingat salah satu faktor terjadinya phlebitis adalah jarum infus yang tidak diganti selama tiga hari atau lebih

d) Perawat sebaiknya mengamati dengan cermat lokasi pemasangan infus, terutama saat dressing infus di pagi hari, apakah ada tanda

phlebitis atau tidak sehingga resiko terjadinya phlebitis dapat diminimalisir

3. Bagi institusi pendidikan

a) Memberikan masukan mengenai patient safety dan universal precaution di dalam kurikulum

b) Pemberian informasi mengenai HAIs “Hospital Acquired Infections” kepada calon tenaga kesehatan, baik itu prognosis dan komplikasinya, guna diterapkannya kewaspadaan dini

c) Edukasi mengenai pentingnya proses septic aseptic secara dini agar calon tenaga kesehatan terbiasa

4. Bagi peneliti selanjutnya

a) Sebaiknya melihat faktor resiko terjadinya phlebitis tidak hanya satu faktor, namun juga beberapa faktor seperti larutan infus, besar kateter, dan usia serta penyakit pasien

b) Mengambil sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi lebih banyak sehingga penelitian dapat bersifat representative.

60

Bart, Smet. (2004). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo.

Brooker, C. (2006). Churchill Livingstone’s Mini Encyclopaedia of Nursing. Edisi ke 19. Elsevier Limited. Norfolk. Terjemahan Andry, Brahm, dan Dwi Widiarti. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.

Darmawan, I. (2008). Phlebitis, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?. Otsuka. Diakses 27 Februari 2015, dari

http://www.otsuka.co.id/?content=article_detail&id=68&lang=id.

Gayatri, D., Handayani, H. (2007). Hubungan Jarak Pemasangan Terapi Intravena Dari Persendian Terhadap Waktu Terjadinya Plebitis. Jurnal Keperawatan Universitas Indonesia, Volume 11, No.1, hal 1- 5;2007. Diakses 28

Februari 2015, dari

repository.ui.ac.id/.../6700d2fb60561ed49a0e7b1dc8723c59f6dd9a3 2.pdf Green, Lawrence. (1980). Health Education Planning A Diagnostic Approach.

Baltimore. The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co. Hartono. (2006). Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasanbasri. (2007). Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan Evaluasi Pelatihan di Kulon Progo. Diambil pada tanggal 10 Desember 2011 dari http://www.kinerjaklinikperawatbidan.or.id/home/index.php Hidayat, A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat. A.A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Kelman, Herbert. (1958). Compliance, Identification and Internalization; Threes processes of attitude change. Journal of Conflict Resolution.

La Rocca. (1998). Pedoman Infus. Dalam : Larocca, C.J., Otto, S.E. ed. Terapi Intravena. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC

Priharjo, R. 2008. Tehnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta : EGC. Sarwono. (1997). Sosiologi kesehatan; Beberapa konsep beserta aplikasinya,

FKM : Gadjah Mada University Press.

Smeltzer, S. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth, Volume 2 Edisi2 8. Jakarta : EGC.

Sutopo, H.B. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sugiyono. (1999). Statistika untuk penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Warsito, Herman. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Weinstein, S.M. (2001). Terapi Intravena. Edisi 2. Jakarta: EGC

WHO (World Health Organization). (2012). Prevention of hospital-acquired infections: A practical guide. Geneva: WHO Press.

Kepada Yth. Perawat Pelaksana

Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Dengan hormat,

Dengan segala kerendahan hati, saya berharap kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu meluangkan waktu menjawab pertanyaan, sehubungan dengan penelitian yang akan saya lakukan dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “PengaruhKepatuhan Perawat Pada Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus Terhadap Angka Kejadian Phlebitis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II” sebagai salah satu syarat penyelesaian studi pada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Perlu diketahui bahwa semua jawaban dan informasi yang diperoleh sematamata untuk kepentingan penelitian dan akan dianalisis dengan tetap menjamin kerahasiaan identitas Bapak/Ibu, oleh karena itu besar harapan saya atas jawaban yang lengkap dan jujur untuk kelancaran penelitian ini yang akhirnya diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Akhirnya atas segala bantuan, kesediaan dan kerjasama Bapak/Ibu saya haturkan terima kasih dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmatNya pada kita semua.

Hormat Saya

responden penelitian yang dilakukan oleh Intan Hazimi Permatasari mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang

berjudul “Pengaruh Kepatuhan Perawat Pada Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus Terhadap Angka Kejadian Phlebitis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II”. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif dan tidak berpengaruh terhadap diri saya. Oleh karena itu saya bersedia menjadi

responden pada penelitian ini.

Yogyakarta, 2015 Responden

dengan cara mengisi kolom yang tersedia, dengan identitas observee (perawat yang dinilai) sebagai berikut :

Nama responden : Umur :

Jenis kelamin : Pendidikan : Ruangan :

2. Berilah Tanda checklist (√) pada kolom alternatif jawaban yang tersedia

Isilah pernyataan dibawah ini sesuai dengan persetujuan anda terhadap pernyataan ini :

1 Kateter intravena sesuai dengan nomor yang dibutuhkan 2 Torniquet

3 Sarung tangan sepasang 4 Alcohol swab

5 Set infus (mikro atau makro) 6 Cairan infus sesuai order dokter 7 Plester

8 Kassa steril atau wound verband 9 Desinfektan/salp

10 Tiang infus 11 Piala ginjal

12 Spalk dan pembalut (jika perlu) 13 Syringe pump (jika perlu) 14 Infusion pump (jika perlu) 15 Penunjuk waktu

16 Jelaskan pada pasien/keluarga tentang tujuan dan tindakan yang akan dilakukan

PELAKSANAAN (KERJA) :

chamber ½ bagian dan sepanjang set infus tidak ada udara

5 Pilih vena yang jelas dan lurus pada daerah lengan bawah dan mulailah dengan bagian yang paling bawah atau jauh

6 Pilih kateter intravena menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan ditusuk serta usia pasien, dan jenis cairan yang akan diberikan

7 Pasang torniquet 5-10 cm di atas vena yang akan ditusuk

8 Desinfeksi daerah yang akan ditusuk secara melingkar mulai dari dalam ke arah luar dengan diameter 5-10 cm menggunakan alkohol swab

9 Tunggu hingga ± 30 detik sampai alkohol kering

10 Mulai penusukan vena dengan sudut 20o dari permukaan kulit, bavel jarum menghadap ke atas, rubah posisi jarum menjadi 5o lanjutkan penusukan ½ cm lebih ke dalam kemudian dorong ½ cm lagi

11 Tarik mandrin sedikit apabila darah tampak pada selang lalu dorong kateter seluruhnya dengan hati-hati

14 Jalankan cairan infus

15 Tutup dengan kassa steril dan diplester atau menggunakan wound verband

16 Tulis tanggal pemasangan, jam, nomor IV kateter dan inisial operator dan tempel di atas plester/wound verband

17 Tempelkan atiket yang sudah ditulisi berapa tetes per menit sesuai program, jam memasang infus dan pekiraan jam infus habis pada botol infus

18 Memasang spalk bila perlu

19 Mengatur tetesan infus sesuai instruksi dokter atau dengan menggunakan infusion pump/syringe pump

TERMINASI

1 Rapikan pasien dan peralatan 2 Cuci tangan

Nomor kode pasien : Nama bangsal / kamar : Tanggal masuk : Dipasang infus pertama : Diagnosa pasien : Lama pemasangan infus : Tanggal terkena phlebitis : Perawat yang memasang infus :

Komponen √ Skor

Terpasang infus 0

Infus lebih dari 3 hari 0 Tempat suntikan tampak

sehat

0 Infus tidak diganti ≥3

hari

1

Nyeri area penusukan 1

Eritema 1

Pembengkakan 1

Nyeri sepanjang kanul 1

Indurasi 1

Venous chord teraba 1

Demam 1

TOTAL SKOR Positif Phlebitis ≥ 2

Negatif Phlebitis 2

Bangsal Σ Pasien keluar Σ Data ΣHari P Infus Σ Phlebitis % Ar-Royan 46 179 3 Naim 93 339 7 Firdaus 32 30 0 Zaitun 10 40 1 Wardah 35 128 3 ICU 3 6 0 Rumah Sakit 0 219 722 14 14,31% Bulan April 2015 Bangsal Σ Pasien keluar Σ Data ΣHari P Infus Σ Phlebitis % Ar-Royan 136 541 9 Naim 128 490 9 Firdaus 141 392 2 Zaitun 124 423 1 Wardah 114 432 9 ICU 1 5 0 Rumah Sakit 0 644 2283 30 10,55%

Dokumen terkait