• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan, tentu memiliki keterbatasan.

Keterbatasan penelitian ini yaitu:

1. Keterbatasan Objek Penelitian

Penelitian ini hanya terbatas pada aktivitas

antioksidan pada ekstrak daun bayam merah varietas

Mira segar dan rebus. Perlu dilakukan pengujian

aktivitas antioksidan pada ekstrak daun bayam merah

varietas yang lain dengan menggunakan pelarut lain.

2. Keterbatasan Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu juga mempengaruhi

pelaksanaan penelitian. Tempat yang digunakan yaitu

Laboratorium Biologi UIN Walisongo Semarang dan

Laboratorium Kimia UIN Walisongo Semarang masih

terbatas dalam hal ketersediaan alat dan bahan yang

digunakan.

3. Keterbatasan Kemampuan

Peneliti menyadari bahwa peneliti memiliki

keterbatasan kemampuan khususnya dalam bidang

biokimia. Akan tetapi, peneliti berusaha semaksimal

mungkin untuk memahami arahan dan bimbingan dosen.

4. Keterbatasan Biaya

Biaya merupakan salah satu faktor penunjang

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini

memerlukan biaya yang tidak sedikit, karena

membutuhkan sejumlah reagen kimia p.a dengan harga

mahal.

58 BAB V

PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan:

Ekstrak etanol daun bayam merah varietas Mira segar memiliki nilai IC50 sebesar 4.32 µg/mL, ekstrak etanol daun bayam merah rebus 3 menit memiliki nilai IC50 sebesar 7.09 µg/mL dan ekstrak etanol daun bayam merah rebus 5 menit sebesar 8.38 µg/mL. Daun bayam merah varietas Mira segar memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dibanding aktivitas antioksidan daun bayam merah varietas Mira rebus 3 menit dan rebus 5 menit. Daun bayam merah varietas Mira memiliki potensial aktivitas antioksidan yang sangat kuat yaitu mempunyai nilai IC50 lebih kecil dari 50 µg/mL. Sebagai pembanding digunakan vitamin C produk komersial, diperoleh nilai IC50

vitamin C sebesar 3.80 µg/mL. Hasil uji ANAVA pada sampel segar daun bayam merah varietas Mira dan vitamin C produk komersial menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan. Sehingga daun bayam merah varietas Mira potensial sebagai sumber antioksidan.

59 B. Saran

1. Daun bayam merah dapat dijadikan sebagai alternatif sumber gizi karena daun bayam merah merupakan jenis sayuran yang memiliki gizi tinggi bagi manusia.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pelarut yang digunakan untuk mengekstrak daun bayam merah supaya dapat diketahui pelarut yang optimal untuk mengetahui kandungan aktivitas antioksidan pada bayam merah.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan senyawa metabolit sekunder pada daun bayam merah

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bayam merah. Penelitian yang dapat dilakukan adalah tentang kajian aktivitas antioksidan secara in vitro dan in vivo.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Adeng Hudaya, Uji Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Sebagai Pangan Fungsional Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatuallah, 2010)

Agus Sigit, “Kalbe Edukasi Penatalaksanaan Penyakit Degeneratif”,

http://krjogja.com/read/238383/kalbe-edukasi-penatalaksanaan-penyakit-degeneratif.kr, diakses 04 febuari 2015

Bandani, Yusni dan Nurudin Azis, Bayam, (Jakarta: PT Penebar Swadaya., 1995)

Bintang, Maria, BIOKIMIA: Teknik Penelitian , (Jakarta : Erlangga, 2010)

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Jakarta: Bumi Aksara., 2009)

Departemen Kesehatan RI, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2000) Dedy Winarto,Pemanfaatan Vitamin C dan E Sebagai Antioksidan

Untuk Memperbaiki Kuantitas dan Kualitas Spermatozoa (16 Maret 2013),dalam (www.universitas Muhammadiyah Purworejo/Artikel), diakses pada tanggal 18 Febuari 2015 Pukul 10.16.

Dewi Maulida, Naufal Zulkarnaen, Ektraksi Antioksidan ( Likopen ) Dari Buah Tomat Dengan Menggunakan Solvent Campuran, N-Heksana, Aseton, Dan Ethanol, skripsi (Semarang : Universitas Diponegoro, 2010)

Dewi Murni, “Isolasi Uji Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Menggunakan Artema salina Leach dari Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Asa Tungga (Lithocarpus celebicus (Miq) Rehder)”, Skripsi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2012)

Elka Yuslinda,dkk, Penentuan Aktivitas Antioksidan Dari Berbagai Ekstrak Sayur-Sayuran Segar Dan Dikukus Dengan Metode DPPH , (Padang: FFUA, 2012)

Farisya Nurhaini, dkk, “Aktivitas Antioiksidan Ekstrak Etanolik Berbagai Jenis Sayuran Serta Penentuan Kandungan Fenolik Dan Flavonoid Totalnya”, Media Farmasi, (Vol. 11, No. 2, 2014)

Hanani,E.,A.M.Abdul., dan S.Ryany, Identifikasi Senyawa Antioksidan Dalam Spons Callyspongia sp Dari Kepulauan Seribu, (Yogyakarta: Majalah Ilmu Kefarmasian II, 2005) Irma Irawati, Perbandingan Metode Penentuan Aktivitas Antioksidan

Rimpang Temulawak, (Bogor: FMIPA, 2008)

Jessica Oeinitan Sie, “Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Gracinia mangostana Linn) Hasil Pengadukan Dan Refluk”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa , (Vol.2, No.1, 2013)

Kartika, “Profil Kimiawi dari Formulasi Ekstrak Meniran, Kunyit, dan Temulawak Berdasarkan Aktivitas Antioksidan Terbaik”, Skripsi (Bogor: IPB, 2010)

Khotma’ayidda, Studi Komparasi Aktivitas Antioksidan Pada Daun Salam (Syzgium polyantum (Weight) Walp) Dengan Jambu Air (Syzgium samarangense (BL.) Merr et. Perry), Skripsi, (Semarang: IAIN Walisong, 2014)

Lie Jin,dkk, “Phenolic Compound and Antioksidan Activity of Bulb Extract of Six Lilium Species Native to China”, Molecules (2012), hlm. 9362

Marmi, Gizi dalam Kesehatan Reproduksi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013)

Mely Meliendari,”Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Gracia kyda Roxb. Dengan Metode DPPH dan Identifikasi Senyawa Kimia Fraksi yang Aktif”, skripsi, (Jakarta : Progam Studi Strata Satu Universitas Indonesia, 2012)

Muchtadi, Deddy, Antioksidan dan Kiat Sehat di Usia Produktif, (Bandung : Alfabeta, 2013)

Poedjiadi, Anna, Dasar-Dasar Biokimia, (Jakarta: UI-Press, 2007) Rizqiana Dewi, Aktivitas Antioksidan dan Sitotoksisitas Metabolit

Sekunder Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight) Dan Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.), Skripsi, (Bogor : Program studi strata satu Institut Pertanian Bogor, 2012)

Robert B. Grossman, The Art Of Writing Reasonable Organik Reaction Mechanisms Second Edition, (USA: Springer, 2008)

Sudewo, Bambang, Basmi Kanker Dengan Herbal, (Jakarta: Visi Media, 2012)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Alfabeta, 2012)

Tapan, Erik, Kanker, Antioksidan, dan Terapi Komplementer, (Jakarta: PT Gramedia, 2005)

Tjitrosoepomo, Gembong, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), (Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss, 2004)

Ula, Niswatul, Identifikasi Komoditas Pertanian Unggulan Tingkat Kecamatan Di Kabupaten Batang Profinsi Jawa Tengah, (Surakarta: Fakulatas Pertanian UNS)

Winarsi, Hery, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, (Yogyakarta: Kanisius, 2007)

Yuliana Aisyah, “Pengaruh Pemanasan Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Beberapa Jenis Sayuran”, Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia, (Vol. VI, No.2, 2014)

Lampiran 1

Perhitungan Kimia

A. Perhitungan pembuatan larutan standar DPPH

Massa DPPH yang diperlukan untuk membuat larutan

standar 100 ppm sebanyak 50 mL adalah sebagai

berikut:

Massa (mg) = konsentrasi (ppm) X Volume (liter)

= 100 ppm X 0.05 L

= 5 mg

B. Perhitungan pembuatan larutan induk Vitamin C dan

ekstrak sampel 1000 ppm

Massa (mg) = konsentrasi (ppm) X Volume (liter)

= 1000 ppm X 0.025 L

= 25 mg

C. Perhitungan pengenceran Vitamin C dan ekstrak sampel

1. Membuat larutan dengan konsentrasi 25 ppm:

M

1

X V

1

= M

2

X V

2

1000 ppm X V

1

= 25 ppm X 10 mL

V

1

=

2. Membuat larutan dengan konsentrasi 50 ppm:

M

1

X V

1

= M

2

X V

2

1000 ppm X V

1

= 50 ppm X 10 mL

V

1

=

= 0.5 mL

3. Membuat larutan dengan konsentrasi 75 ppm:

M

1

X V

1

= M

2

X V

2

1000 ppm X V

1

= 75 ppm X 10 mL

V

1

=

= 0.75 mL

4. Membuat larutan dengan konsentrasi 100 ppm:

M

1

X V

1

= M

2

X V

2

1000 ppm X V

1

= 100 ppm X 10 mL

V

1

=

Lampiran 2

Tabel.Hasil Kualitatif Ekstrak Tahap Pertama

No. Sampel Pelarut Hasil

Warna pH

1. Segar

Etanol

Coklat

Keunguan

6

2. Rebus 3’ Coklat

Keunguan

6

3. Rebus 5’ Coklat

Keunguan

6

Tabel. Hasil Kualitatif Ekstrak Tahap Kedua

No. Sampel Pelarut Hasil

Warna pH

1. Segar

Etanol

Hijau

kecoklatan

6

2. Rebus 3’ Hijau pekat 6

Tabel. Hasil Kualitatif Ekstrak Tahap Ketiga

No. Sampel Pelarut Hasil

Warna pH

1. Segar

Etanol

Hijau tua 6

2. Rebus 3’ Hijau 6

Lampiran 3

Tabel. Hasil %inhibisi ekstrak sampel daun bayam merah segar dan rebus, serta ekstrak sampel Vitamin C

Keterangan : %P1= %inhibisi pengujian ke-1 %P2= % inhibisi pengujian ke-2 No Konsentrasi

(ppm)

Daun Bayam Merah

Vitamin C Segar Rebus 3 menit Rebus 5 menit

%P1 %P2 %P1 %P2 %P1 %P2 %P1 %P2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 25 23.56 21.85 17.52 16.63 5.14 4.28 20.23 20.7 3 50 41.12 40.62 18.92 17.81 7.94 5.46 43.26 42.8 4 75 49.53 47.98 29.91 28.5 16.82 15.91 57.9 57.44 5 100 53.04 51.78 32.01 31.12 30.37 29.45 63.72 63.49 IC50 4.32 7.09 8.38 3.8

Lampiran 4

Tabel. Hasil uji ANOVA

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

sampel segar 2 4.3000 .07071 .05000 3.6647 4.9353 4.25 4.35 sampel rebus 3 menit 2 7.0900 .16971 .12000 5.5653 8.6147 6.97 7.21 sampel rebus 5 2 8.3800 .19799 .14000 6.6011 10.1589 8.24 8.52 Total 6 6.5900 1.86919 .76309 4.6284 8.5516 4.25 8.52

Nilai IC50

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. F tabel Between Groups 17.396 2 8.698 357.460 .000 9.55 Within Groups .073 3 .024 Total 17.469 5 ANOVA Uji sampel dan vitamin C Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .051 1 .051 .011 .922 Within Groups 29.189 6 4.865 Total 29.240 7

Lampiran 5

Gambar Alat dan Bahan

Gambar. 1 Neraca Analitik Gambar. 2 Inkubator

Gambar. 5 Spektrofotometer Gambar. 6 Vitamin C

Lampiran 6

Gambar Proses Ekstraksi

Gambar. 7 Proses Pembersihan Gambar. 8 Penimbangan

Gambar.9 Pengeringan Sampel Gambar. 10 Sampel Hasil Inkubasi

Gambar.11 Penghalusan Sampel Gambar. 12 Sampel Halus

Gambar. 13 Proses Perebusan Gambar. 14 Perbandingan Hasil Sampel Rebus dan Segar

Gambar. 15 Proses Ekstraksi Gambar. 16 Filtrasi ekstrak sampel

Dokumen terkait