• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

III.3 Teknik Pengumpulan Data

III.3.7 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menghadapi beberapa keterbatasan yakni:

• Jangkauan wilayah yang cukup jauh sehingga menyebabkan kunjungan ke site hanya dapat dilakukan dalam beberapa kali kunjungan.

• Peneliti kesulitan memperoleh narasumber yang berwenang mengenai kebijakan publik ini karena pihak dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta tidak memberikan akses bagi peneliti untuk mewawancarai yang disebabkan oleh kesibukan narasumber yang bersangkutan.

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN PASAR

TRADISIONAL

IV.1. Gambaran Umum Kota Surakarta

Secara geografis Kota Surakarta berada antara 110045'15'' - 110045'35'' Bujur Timur dan antara 7036'00''- 7056'00' 'Lintang Selatan, dengan luas wilayah kurang lebih 4.404,06 Ha. Kota Surakarta juga berada pada cekungan di antara dua gunung, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Merapi dan di bagian timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo. (Surakarta Dalam Angka 2010, 2010: 3)

Dilihat dari aspek lalu lintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi Kota Surakarta tersebut berada pada jalur strategis yaitu pertemuan atau simpul yang menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta (JOGLOSEMAR) (Surakarta Dalam Angka 2010, 2010: 10), dan jalur Surabaya dengan Yogyakarta. Dengan posisi yang strategis ini maka tidak heran kota Surakarta menjadi pusat bisnis yang penting bagi daerah kabupaten di sekitarnya.

Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3 kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari 5 (lima) wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan 2669 Rukun Tetangga (RT). (Surakarta Dalam Angka 2010, 2010: 13)

Visi dan Misi Kota Surakarta

Visi : Terwujudnya kota Surakarta sebagai kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan olahraga.

Misi :

1. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua bidang pembangunan serta perekat kehidupan nilai-nilai “Surakarta Kota Budaya”.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam penguasasn dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan integritas masyarakat madani yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.

3. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah, sebagai pemacu tumbuh dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendayagunakan potensi pariwisata teknologi terapan yang akrab lingkungan. 4. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan hak asasi manusia dan

demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara pemerintahan.

IV.2 Gambaran Umum Pasar Tradisional Surakarta

Salah satu bukti Kota Surakarta merupakan pusat perdagangan adalah menjamurnya pasar tradisional. Hampir di semua kawasan Surakarta memiliki pasar. Pasar dalam arti luas adalah suatu bentuk kegiatan jual beli yang melibatkan keberadaan produk barang maupun jasa dengan alat berupa uang atau alat tukar lainnya sebagai alat pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak, yakni penjual dan pembeli (Waluyo, 2006: 34). Tercatat ada 43 pasar tradisional yang sampai sekarang ini tetap hidup. Sebagian pasar tradisional di Kota Surakarta terbentuk secara alamiah. Pembangunan fasilitas pasar seperti bangunan baru dilakukan belakangan. Namun ada

pula pasar yang sengaja dibangun untuk memenuhi konsep kultural karena berkaitan dengan keseimbangan antara makro kosmos dan mikro kosmos yang dianut penguasa wilayah di masa lalu yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran. Selain itu ada pula pasar yang dibangun sebagai tempat usaha baru bagi pedagang kaki lima yang direlokasi. Pasar Gede misalnya adalah pasar yang diadakan untuk memenuhi konsep kultural. Secara fisik, bangunan pasar seperti yang ada saat ini memang baru dibangun pada tahun 1930.

Ke-43 pasar tradisional yang ada di Kota Surakarta pada dasarnya menyajikan hampir semua kebutuhan sehari- hari masyarakat di sekitarnya. Namun dalam perkembangannya, terdapat semacam “kesepakatan” antara penjual dan pembeli sesuai hukum pasar yang berlaku sehingga menyebabkan spesifikasi barang dagangan tertentu di suatu pasar.

Berdasarkan jenis barang dagangannya, dari ke-43 pasar tradisional yang ada dapat digolongkan menjadi dua kategori besar yakni pasar umum atau pasar campuran dan pasar khas atau khusus. Pasar umum merupakan pasar yang komoditas barang dagangannya campuran dari berbagai kebutuhan sehari- hari, mulai dari bahan pangan, bahan sandang maupun keperluan sekunder bahkan tersier. Jumlahnya mencapai 24 buah, baik dalam skala besar, menengah maup un sedang. Sedangkan selebihnya merupakan pasar khas dengan barang dagangan yang spesifik meski tidak menutup kemungkinan kebutuhan sehari-hari juga tersedia di pasar khas ini.

Tabel 4.1

Pasar Tradisional Kota Surakarta

1. Pasar Legi 23. Pasar Gading 2. Pasar Klewer 24. Pasar Ngemplak

3. Pasar Cinderamata dan Keris 25. Pasar Mojosongo 4. Pasar Ngarsopuro 26. Pasar Bangunharjo

5. Pasar Notoharjo 27. Pasar Sangkrah 6. Pasar Kabangan 28. Pasar Tunggulsari

7. Pasar Ayam 29. Pasar Mojosongo Perumahan 8. Pasar Kembang 30. Pasar Joglo

9. Pasar Mebel 31. Pasar Pucangsawit 10. Pasar Bambu 32. Pasar Ngumbul 11. Pasar Triwindu 33. Pasar Kliwon 12. Pasar Sidomulyo 34. Pasar Jebres 13. Pasar Besi Tua 35. Pasar Rejosari 14. Pasar Jongke 36. Pasar Turisari 15. Pasar Depok 37. Pasar Purwosari 16. Pasar Gede 38. Pasar Penumping 17. Pasar Buah Jurug 39. Pasar Hardjodaksino 18. Pasar Nusukan 40. Pasar Ayu

19. Pasar Sidodadi 41. Pasar Singosaren 20. Pasar Ledoksari 42. Pasar Panggungrejo 21. Pasar Kadipolo 43. Pasar Panggungrejo 22. Pasar Tanggul

Pasar Unggulan di Surakarta 1. Pasar Triwindu

Pasar Triwindu merupakan pasar tradisional di Kota Surakarta yang menjual barang-barang antik. Letaknya di depan Pura Mangkunegaran, tepatnya di Jalan Diponegoro. Bangunan pasarnya memiliki arsitektur khas perpaduan antara modern dan tradisional jawa. Koleksi barang antik yang dijual di Pasar Triwindu sangat beragam mulai dari koin, radio antik, keris, koin kuno maupun replika benda-benda bersejarah. Pasar Triwindu mungkin hanya tinggal satu-satunya yang masih menggunakan sistem barter karena tidak jarang pengunjung yang datang membawa koleksi barang antik yang dimiliki untuk ditukar barang antik lain yang dijual di pasar tersebut. Pedagang di pasar ini pada umumnya juga memiliki keahlian untuk membuat duplikat atau melakukan repro sebuah benda yang bernilai tinggi tetapi persediaannya terbatas.

Saat ini Pasar Triwindu menempati seluas 2.384 meter persegi yang terbago menjadi 266 kios. Pemerintah Kota Surakarta beberapa kalo memperbaiki pasar ini, termasuk pada tahun 2008 dan 2009. Selama dua tahun, Pasar Triwindu diperbaiki dan mengalami renovasi total secara bertahap untuk memberikan kenyamanan bagi para pedagang dan pengunjung. Selain tampilan fisiknya, kawasan di sekitrarnya juga dibenahi dengan dibuat pedestrian uang luas.

Gambar 4.2 Pasar Triwindu setelah di revitalisasi

Gambar 4.3 Pasar Triwindu setelah di revitalisasi 2. Pasar Kembang

Dari namanya sudah dapat diketahui jika pasar ini merupakan tempat yang menjual bunga atau kembang. Keberadaannya tidak terlepas dari kultur masyarakat Jawa yang kerap melangsungkan upacara ritual dengan menggunakan kembang sebagai salah satu perlengkapannya. Pasar kembang menyediakan beragam bunga yang dibutuhkan sebagai uba rampe atau perlengkaoan ritual baik ziarah kubur, sesajen maupun ritual adat lainnya.

Gambar 4.4 Pasar Kembang sebelum di revitalisasi

Gambar 4.5 Pasar Kembang setelah di revitalisasi 3. Pasar Gading

Pasar Gading merupakan salah satu pasar tradisional yang berhasil direvitalisasi Pemerintah Kota Surakarta. Upaya revitalisasi tersebut meliputi bangunan fisik dan juga tata pengelolaan pasarnya. Pasar Gading menjadi salah satu pasar tradisional yang menerapkan konsep manajemen pelayanan modern tapi ruhnya sebagai pasar tradisional tetap dipelihara. Rapi asri dan higenis merupakan keistimewaan Pasar Gading. Pedagang di pasar ini dalam kesempatan tertentu juga berseragam layaknya pramuniaga di pasar modern. Bedanya di Pasar Gading harganya masih bisa ditawar tidak seperti pasar modern yang semuanya sudah ditetapkan sehingga tidak bisa ditawar lagi.

Gambar 4.6 Pasar Gading sebelum di revitalisasi

Gambar 4.7 Pasar Gading setelah di revitalisasi 4. Pasar Legi

Nama Pasar Legi merujuk pada salah satu nama hari pasaran Jawa yang berjumlah lima, yakni Wage, Kliwon, Legi, Pahing dan Pon. Hasil bumi sejak awal menjadi barang yang paling banyak ditawarkan di pasar ini. Sebagai pasar utama hasil bumi, tidak jarang harga- harga sembako di pasaar lain di Surakarta dan sekitarnya merujuk pada harga yang berlaku di Pasar Legi. Tidak hanya itu, Pasar Legi juga menjadi tujuan pedagang besar dari berbagai daerah di Jawa Tengah untuk memasarkan atau mendapatkan barang dagangan yang kemudian dijual di wilayahnya.

Gambar 4.8 Pasar Legi sebelum di revitalisasi

Gambar 4.9 Pasar Legi setelah di revitalisasi 5. Pasar Nusukan

Nama pasar ini diambil dari nama kampung yang menjadi lokasi berdirinya bangunan pasar. Sebagai pasar yang berdekatan dengan daerah perbatasan dengan beberapa daerah luar Surakarta, Pasar Nusukan menjadi salah satu tempat berdagang bagi para pedagang dari luar kota yang membawa dagangan berupa sayur mayur dan hasil bumi. Mereka berasal dari Boyolali, Sragen hingga Purwodadi. Tidak jarang pedagang yang bermaksud ke Pasar Legi berhenti di pasar ini.

Gambar 4.10 Pasar Nusukan sebelum di revitalisasi

Gambar 4.11 Pasar Nusukan setelah di revitalisasi

Pasar tradisional di kota Surakarta terbagi menjadi tiga kelas pasar, yaitu kelas pasar I, kelas pasar II dan kelas pasar III. Terdapat pedoman penilaian untuk menentukan kelas pasar tradisional kota Surakarta seperti yang tergambar dalam tabel berikut menurut Peraturan Walikota Nomor 4 Tahun 2011:

Tabel 4.2

Pedoman Penilaian Penentuan Klasifikasi Pasar Tradisional Untuk Penetapan Dasar Kelas Pasar Kota Surakarta

No. Komponen Kriteria Nilai Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Letak Pasar Luas Lahan Jenis Bangunan Jumlah Pedagang (Los, Kios, dan Pelataran) Income Omzet (peredaran uang) Jumlah Los a. Sangat Terjangkau b. Terjangkau c. Kurang Terjangkau a. > 11.000 m2 b. > 3.500 m2 c. > 2.000 m2 d. > 1.000 m2 e. < 2.000 m2 a. Permanen b. Semi Permanen c. Tidak Permanen a. > 800 pedagang b. > 350 pedagang c. > 200 pedagang d. < 200 pedagang a. > 100 juta b. > 25 juta c. > 10 juta d. < 10 juta a. > 1 milyar b. > 500 juta c. > 100 juta d. < 100 juta a. > 1.200 petak 100 80 60 100 90 80 70 60 100 80 60 100 90 80 70 100 75 50 25 100 85 70 55 100 Letak Pasar: a. Sangat terjangkau apabila memenuhi: 1. Transportasi lancar (angkutan umum dan pribadi, 2 arah) 2. Terjangkau penduduk (pejalan kaki) 3. Terjangkau untuk kirim, bongkar muat barang dagangan b. Terjangkau apabila memenuhi: 1. Transportasi lancar (angkutan umum dan pribadi, 2 arah) 2. Terjangkau penduduk (pejalan kaki) c. Kurang terjangkau apabila memenuhi: 1. Terjangkau penduduk (pejalan kaki)

8. 9. 10. 11. Jumlah Kios Jumlah Pelataran Waktu Efektivitas Fasilitas Pasar b. > 500 petak c. > 250 petak d. > 100 petak e. < 100 petak a. > 175 buah b. > 70 buah c. > 30 buah d. > 20 buah e. < 20 buah a. > 500 pedagang b. > 200 pedagang c. > 100 pedagang d. < 100 pedagang a. 12 - 24 jam b. 6 - 12 jam c. 3 - 6 jam a. Lengkap Sekali b. Lengkap c. Kurang Lengkap

Kriteria Fasilitas Pasar: a. Kantor Pelayanan Pasar b. MCK c. Listrik d. Air Bersih e. Parkir f. Mushola 90 80 70 60 100 90 80 70 60 100 90 80 70 100 80 60 100 80 60 Fasilitas Pasar: 1. Lengkap sekali apabila memenuhi kriteria a s/d j 2. Lengkap apabila memenuhi kriteria a s/d g 3. Kurang lengkap apabila memenuhi kriteria a s/d f

g. Bongkar Muat Barang Dagangan

h. Pos Keamanan i. Apar

Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar

Dengan adanya pedoman penilaian diatas, pemerintah kota Surakarta merumuskan perhitungan kelas pasar sebagai berikut:

KELAS PASAR = nilai letak pasar + luas lahan + jenis bangunan + income + omzet + jumlah los + jumlah kios + jumlah pelataran + waktu efektivitas + fasilitas pasar.

Dari jumlah nilai yang dihitung pada setiap pasar, maka ditetapkan kelas pasar yang terbagi sebagai berikut:

Tabel 4.3 Penetapan Kelas Pasar

Kelas Pasar Jumlah Nilai I A 1.142 – 1.047 I B 1.046 – 951 II A 950 – 855 II B 854 – 759 III A 758 – 663 III B 662 - 567

Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar

IV.3 Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta

Dinas Pengelolaan Pasar mempunyai tugas membantu Walikota dibidang pengelolaan pasar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelayanan pasar sesuai dengan kebijakan Walikota.

Sebagai pelaksana dibidang pengelolaan pasar, Dinas Pengelolaan Pasar merumuskan rencana stratejik dalam bentuk visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai:

Visi: Terwujudnya citra Pasar yang bersih, tertib dan aman bertumpu pada perekonomian kota.

Misi: 1. Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha.

2. Meningkatkan ketertiban dan keamanan pasar dan PKL. 3. Meningkatkan pelayanan kepada pedagang.

Dinas Pengelolaan Pasar mempunyai fungsi :

Perumusan kebijakan teknis dan pembinaan serta pemberian Perizinan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota berdasarkan Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pelaksanaan bimbingan teknis, pengawasan, pengendalian, pengelolaan pasar, pemeliharaan sarana dan prasarana pasar, keamanan, ketertiban serta kebersihan pasar.

Pelaksanaan pemungutan retribusi pasar.

Pengelolaan seluruh pasar dan lingkungan pasar

Pengelolaan administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan / peralatan, anggaran / keuangan, ketatalaksanaan dan pembinaan organisasi Dinas.

Pelaksanaan Koordinasi dengan instansi / unit Kerja terkait.

Pengelolaan dan Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas.

Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

Susunan Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar, terdiri dari: a. Kepala

b. Sekretariat, membawahkan:

2. Subbagian Keuangan;

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendapatan Pasar, membawahkan: 1. Seksi Pendataan dan Penetapan; 2. Seksi Penagihan dan Penerimaan; 3. Seksi Pembukuan.

d. Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar, membawahkan: 1. Seksi Peralatan dan Kebersihan;

2. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar; 3. Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar.

e. Bidang Pengawasan dan Pembinaan, membawahkan: 1. Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang; 2. Seksi Keamanan dan Ketertiban;

3. Seksi Pengawasan Pedagang.

f. Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima, membawahkan: 1. Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima; 2. Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima.

1. Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan pasar sebagai berikut:

a. Menyusun rencana strategis dan rencana kerja Dinas.

b. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan. c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas.

d. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

e. Menyelenggarakan pengelolaan Kesekretariatan: Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan Kepegawaian.

g. Menyusun rencana operasional dan pengembangan di bidang pendapatan pasar, bidang kebersihan dan pemeliharaan pasar, bidang pengawasan dan pembinaan pedagang pasar dan bidang pengelolaan PKL.

h. Menyusun kebijakan teknis di bidang pendapatan pasar, kebersihan dan pemeliharaan pasar, pengawasan dan pembinaan pedagang pasar dan pengelolaan PKL.

i. Menyusun kebijakan teknis pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap urusan pengelolaan pasar dan PKL.

j. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dan/atau perizinan di bidang pengelolaan pasar.

k. Menyelenggarakan sosialisasi di bidang pengelolaan pasar.

l. Menyusun indikator dan pengukuran kinerja di bidang pengelolaan pasar. m. Menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis, rencana kerja,

LAKIP, LKPJ, LPPD dan EKPPD Dinas.

n. Menyelenggarakan pembinaan kelompok jabatan fungsional.

o. Menyelenggarakan pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Dinas.

p. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

q. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik. r. Memberikan usul dan saran kepada atasan.

s. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

t. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

2. Bidang Pendapatan Pasar

Kepala Bidang Pendapatan Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan, penagihan dan penerimaan serta pembukuan. Uraiannya sebagai berikut:

a. Melaksanakan rencana kerja Bidang berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Dinas.

c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas.

d. Melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

e. Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.

f. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan pendapatan pasar dan PKL.

g. Merumuskan kebijakan teknis di bidang penagihan tunggakan dan penerimaan pendapatan pasar dan PKL.

h. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pembukuan pendapatan pasar. i. Melaksanakan pendataan dan penetapan pendapatan pasar dan PKL. j. Merumuskan target pendapatan pasar.

k. Memberikan pertimbangan teknis perizinan dan memantau pemanfataan pasar oleh pedagang pasar.

l. Melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang pendapatan pasar.

m. Melakukan sosialisasi di bidang pendapatan pasar.

n. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik. o. Memberikan usul dan saran kepada atasan.

p. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

q. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

3. Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar

Kepala Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang peralatan dan kebersihan, pemeliharaan fasilitas pasar dan pemeliharaan bangunan pasar. Uraiannya sebagai berikut:

a. Melaksanakan rencana kerja Bidang berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Dinas.

b. Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan. c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas.

d. Melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

e. Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.

f. Merumuskan kebijakan teknis di bidang peralatan dan kebersihan pasar. g. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pemeliharaan fasilitas pasar. h. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pemeliharaan bangunan pasar. i. Melaksanakan pengelolaan kebersihan lingkungan pasar.

j. Melaksanakan proses penetapan pengelolaan fasilitas pasar.

k. Melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang kebersihan dan pemeliharaan pasar.

l. Melaksanakan sosialisasi di bidang kebersihan dan pemeliharaan pasar. m. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.

n. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

o. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

4. Bidang Pengawasan dan Pembinaan

Kepala Bidang Pengawasan dan Pembinaan mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang, keamanan dan ketertiban serta pengawasan pedagang. Uraiannya sebagai berikut:

a. Melaksanakan rencana kerja Bidang berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Dinas.

c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas.

d. Melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

e. Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.

f. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang pasar.

g. Merumuskan kebijakan teknis di bidang keamanan dan ketertiban lingkungan pasar.

h. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pengawasan pedagang pasar.

i. Melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang pengawasan dan pembinaan pasar.

j. Melaksanakan sosialisasi di bidang pengawasan dan pembinaan pasar. k. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.

l. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

IV.4 Gambaran Umum Paguyuban Pedagang Pasar Tradisional

Peran dan fungsi paguyuban pedagang pasar tradisional antara lain sebagai wadah untuk aspirasi pedagang dan kemudian menjembatani komunikasi antara pedagang dengan pengelola (Dinas Pengelolaan Pasar ataupun Kepala Pasar), mempermudah distribusi informasi, wadah pengelolaan konflik internal pada level pedagang dan pasar.

Visi : Untuk meningkatkan taraf hidup para pedagang.

Misi : Mempersatukan antar para pedagang pasar tradisional di bawah naunagn DPP Kota Surakarta dan bisa bekerja sama antar pedagang saling membantu dan melengkapi serta mengisi segala kebutuhan yang diperlukan, menjaga stabilitas kerjasama antar

pedagang serta untuk melestarikan budaya bangsa sesuia dengan perkembangan zaman yang saling menguntungkan antar pedagang pasar tradisional se-Kota Surakarta.

IV.5 Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional

Pasar tradisional telah menjadi perhatian Pemerintah Kota Surakarta sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta 2010-2015. Perhatian tersebut diwujudkan melalui program revitalisasi pasar sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan serta mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sejumlah pasar tradisional secara fisik telah diperbarui dan masih banyak lagi yang harus dipugar atau dibangun kembali, bukan sekedar bertujuan keamanan fisik bangunan karena bangunan-bangunan pasar tradisional tersebut sudah lama tetapi juga agar dapat menjadi tempat yang nyaman untuk bertransaksi dan berinteraksi antar warga masyarakat.

Keberadaan pasar modern saat ini seperti toserba, swalayan, minimarket, dan mall semakin berkembang seiring dengan perubahan jaman. Masyarakat lebih senang berbelanja di pusat perbelanjaan modern seperti yang disebutkan diatas karena merasa nyaman dengan tempatnya yang bersih dan dingin karena memakai penyejuk ruangan daripada ke pasar tradisional. Pasar tradisional adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintag Daerah dengan tempat usaha berupa kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

Pemerintah Kota Surakarta berusaha me nghilangkan citra negatif pasar tradisional itu dengan membuat kebijakan agar pasar tradisional menjadi pilihan utama masyarakat untuk berbelanja. Langkah yang dilakukan diantaranya memperbaiki fasilitas pasar dan pembenahan manajemen pengolalaan seperti perilaku dalam melayani konsumen, penataan barang, maupun pengelolaan keuangannya. Pembenahan

Dokumen terkait