Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup,sosial dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka konsep pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan masalah lingkungan,sosial,dan ekonomi.
Pembangunan berkelanjutan harus bersifat holistik, yaitu mempertimbangkan segala aspek pembangunan, baik ekonomi,sosial, lingkungan, kelembagaan dan lainnya secara berimbang dan terintegrasi. Dengan demikian setiap indikator pembangunan saling terkait dengan indikator pembangunan yang lain.
Dalam menghitung analisis pencapaian indikator pembangunan berkelanjutan, peneliti membandingkan pencapaian indikator pembangunan
berkelanjutan di Kota Sukabumi dengan wilayah yang lebih luas, yaitu Provinsi Jawa Barat yang kemudian ketercapaiannya tersebut akan
divisualisasikan dengan grafik laba-laba.
Pencapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi pada penelitian ini didasarkan pada indikator pembangunan berkelanjutan dari UNCSD (United Nation Commission Sustainable Development) yang terbagi menjadi 9
tema,16 sub tema dan 28 indikator. Adapun hasil pencapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi diuraikan sebagai berikut.
1. Tema indikator pembangunan berkelanjutan poverty/kemiskinan
Dalam sub tema pendapatan penduduk miskin, jumlah penduduk miskin di Kota Sukabumi masih dibawah nilai indikator terendah secara nasional. Akan tetapi persentase penduduk miskin di Kota Sukabumi (16,4%) masih lebih besar daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat, walaupun masih dibawah nilai indikator tertinggi nasional.Garis kemiskinan di Kota Sukabumi berkisar Rp.269.925/kapita/tahun yang lebih tinggi nilainya daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional.
Indikator pembangunan berkelanjutan dalam sub tema sanitasi, nilai indikator persentase rumah tangga dengan penampungan akhir tinja dengan septic tank di Kota Sukabumi yaitu 49,28% yang berarti masih dibawah nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator tertinggi nasional,akan tetapi masih lebih tinggi dari nilai indikator terendah nasional.Sedangkan dilihat dari indikator pelayanan air minum, maka di Kota Sukabumi masih dibawah nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator tertinggi secara nasional.
2. Tema indikator pembangunan berkelanjutan health/kesehatan
Pada tema tentang kesehatan, capaian Kota Sukabumi dalam indikator angka harapan hidup saat lahir yaitu 71,87 tahun dan nilai indikator angka kematian bayi yaitu 34 yang merupakan nilai yang lebih tinggi daripada nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional.
3. Tema indikator pembangunan berkelanjutan education/pendidikan
Pada tema tentang pendidikan, nilai indikator persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan dasar di Kota Sukabumi yaitu 22,73% masih dibawah nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional.
Akan tetapi apabila dilihat dari nilai indikator Angka Partisipasi Murni (APM) baik SD maupun SMP, Kota Sukabumi mempunyai nilai indikator yang lebih tinggi daripada Provinsi Jawa Barat ataupun nilai indikator tertinggi secara nasional.Untuk indikator persentase penduduk usia 25-64 tahun dengan
pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal SMA, Kota Sukabumi mencapai nilai sebesar 28,19% yang lebih tinggi daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional. Walaupun nilai indikator ini masih dibawah nilai indikator tertinggi secara nasional (55,6%).
4. Tema indikator pembangunan berkelanjutan demographic/kependudukan Pada tema indikator pembangunan ini, jumlah penduduk di Kota Sukabumi (282.228 jiwa) masih dibawah nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai terendah secara nasional. Akan tetapi dalam nilai indikator laju pertumbuhan penduduk, capaian nilai indikator di Kota Sukabumi yaitu 1,31%/tahun sehingga lebih tinggi daripada nilai indikator terendah secara nasional.
Nilai indikator angka beban ketergantungan di Kota Sukabumi yaitu 41,64 sehingga lebih tinggi daripada nilai indikator terendah secara nasional.Walaupun nilai indikator ini masih dibawah nilai indikator Provinsi Jawa Barat.
5. Tema indikator pembangunan berkelanjutan atmosfhere/atmosfer
Pada tema ini nilai indikator perkiraan emisi CO2 yang berasal dari
kendaraan bermotor di Kota Sukabumi yaitu sebesar 11,237 ton per tahun. Nilai capaian indikator ini masih lebih rendah daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat maupun nilai indikator secara nasional.
6. Tema indikator pembangunan berkelanjutan land/lahan
Dalam sub tema pertanian, indikator luas lahan sawah di Kota Sukabumi yaitu1.859 Ha masih dibawah nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator tertinggi secara nasional, akan tetapi lebih tinggi daripada nilai indikator terendah secara nasional.
Dalam pencapaian indikator sub tema hutan,nilai indikator persentase luas wilayah hutan terhadap wilayah di Kota Sukabumi (0,1%) masih lebih rendah daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator tertinggi secara nasional. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan nilai indikator terendah secara nasional maka pencapaian di Kota Sukabumi lebih tinggi.
7. Tema indikator pembangunan berkelanjutan fresh water/sumber daya air Pada sub tema kuantitas air, pencapaian nilai indikator produksi air dan distribusi air di Kota Sukabumi mencapai 4.312 juta m3 yang merupakan nilai yang lebih tinggi baik dari Provinsi Jawa Barat maupun nilai indikator secara nasional.
Kualitas air dengan indikator kandungan BOD dan COD dalam kandungan air di Kota Sukabumi yaitu 6,99 mg/l dan 60,5 mg/l . Nilai indikator ini masih diatas nilai indikator terendah secara nasional, walaupun masih dibawah nilai tertinggi nasional dan Provinsi Jawa Barat.
8. Tema indikator pembangunan berkelanjutan economic
development/pembangunan ekonomi
Pada sub tema tampilan makro ekonomi, nilai indikator PDRB per kapita di Kota Sukabumi yaitu Rp.15.279.800 yang masih dibawah nilai indikator di Provinsi Jawa Barat, akan tetapi masih diatas nilai indikator terendah secara nasional.
Untuk indikator ketenagakerjaan persentase penduduk usia 15 tahun yang bekerja di Kota Sukabumi yaitu 60,89%. Pencapaian nilai indikator ini masih dibawah nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator secara nasional.
Pada nilai indikator teknologi informasi dan komunikasi, pencapaian Kota Sukabumi dalam persentase rumah tangga yang memiliki telepon yaitu 20,33%. Nilai indikator ini diatas nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional. Akan tetapi nilai indikator ini masih dibawah nilai indikator tertinggi secara nasional.
9. Tema indikator pembangunan berkelanjutan consumption and product patterns/bentuk konsumsi dan produksi
Pada sub tema penggunaan energi dengan indikator jumlah kendaraan bermotor, maka nilai indikator di Kota Sukabumi yaitu sebesar 57.898 unit kendaraan yang berarti lebih rendah dari nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator nasional.
Indeks komposit dapat merangkum temuan-temuan utama dari analisis pencapaian indikator di Kota Sukabumi. Apabila divisualisaikan dalam bentuk grafik laba-laba, maka masing-masing sudut diagram menunjukkan kelompok yang dicakup dalam analisis pencapaian tujuan.
Dari 9 tema indikator pembangunan berkelanjutan yang dipilih dalam penelitian ini menghasilkan nilai indeks yang berbeda antara Provinsi Jawa Barat dan Kota Sukabumi.Berdasarkan hasil perhitungan indeks komposit antara dua wilayah tersebut memperlihatkan bahwa dari 9 tema tersebut, nilai indeks komposit indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi yang lebih dari nilai indeks komposit dari Provinsi Jawa Barat yaitu tema kesehatan, tema pendidikan dan tema sumber daya air.
Adapun nilai indeks komposit setiap indikator dari dua wilayah tersebut dapat dapat dilihat pada Tabel 57.
Tabel 57Nilai Indeks Komposit dari Pencapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat
Tema Indikator Pembangunan
Berkelanjutan Provinsi Jawa Barat Kota Sukabumi
Poverty/Kemiskinan 1,60 0,73 Health/Kesehatan 0,82 3,98 Education/Pendidikan 3,08 4,97 Demographic/Kependudukan 1,76 1,06 Atmosphere/Atmosfer 0,26 0,00 Land/Lahan 1,02 0,00
Fresh water/Sumber daya air 2,67 4,87 Economic Development/Pembangunan
Ekonomi
0,69 0,19
Consumption and production
patterns/Bentuk produksi dan konsumsi
0,27 0,005
Sumber : Hasil analisis,2011
Visualisasi grafik laba-laba yang menunjukkan ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan 9 tema di Kota Sukabumi dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas dapat dilihat pada Gambar 27.
Sumber : Hasil Analisis, 2011.
Gambar 27 Ketercapaian 9 Tema Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat Keterangan :
: Pencapaian Indikator pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi
Apabila realita ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan yang menonjol di Kota Sukabumi dikaitkan dengan keempat aspek yang ada dalam pembangunan berkelanjutan, maka ternyata hanya terdapat tiga aspek saja yang ketercapaiannya menonjol di Kota Sukabumi. Aspek tersebut yaitu aspek sosial (faktor rasa aman, kesetaraan dan keadilan), aspek lingkungan (faktor potensi SDA dan neraca SDA), serta aspek kelembagaan (faktor partisipasi dan hak-hak publik). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 58.
Tabel 58Ketercapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan yang Menonjol di Kota Sukabumi Terkait dengan Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan
No. Nilai Indikator Pembangunan Berkelanjutan yang Menonjol
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tercapainya Pembangunan Berkelanjutan Aspek dalam Pembangunan Berkelanjutan 1. Angka harapan hidup saat lahir Rasa Aman Sosial 2. Produksi air Potensi SDA
Lingkungan 3. Distribusi air Potensi SDA
4. Rendahnya kandungan BOD & COD dalam air
Neraca SDA dan Lingkungan 5. Angka partisipasi murni SD Partisipasi dan Hak-hak
Publik
Kelembagaan 6. Angka partisipasi murni SMP Partisipasi dan Hak-hak
Publik 7. Persentase penduduk usia 15 tahun
ke atas yang tamat pendidikan dasar (SD dan SMP)
Kesetaraan
Sosial 8. Angka melek huruf penduduk usia 15
tahun ke atas
Keadilan Sumber : Hasil Analisis, 2011.