• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

3) Debt to Total Capitalization Ratio

2.8 Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya Hamid (2012). Perumusan hipotesis pada penelitian ini berdasarkan teori dan penelitian- penelitian terdahulu yang bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan dan kepemilikan keluarga terhadap penghindaran pajak.

2.8.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak

Profitabilitas merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan

Return On Assets (ROA). ROA berguna untuk mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya (Siahan 2004 dalam Prakosa 2014). Dendawijaya, (2003) dalam Prakosa, (2014))

menyatakan bahwa ROA menggambarkan kemampuan manajemen untuk memperoleh keuntungan (laba). Semakin tinggi ROA, semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga semakin baik pengelolaan aktiva perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007) dalam Prakosa (2014), ROA merupaan pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva.

Semakin tinggi nilai dari ROA, berarti semakin tinggi nilai dari laba bersih perusahaan dan semakin tinggi profitabilitasnya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk

ξμ

memposisikan diri dalam tax planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan (Chen et, al, (2010) dalam Prakosa, (2014). Dengan demikian penulis merumuskan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, karena perusahaan-perusahaan yang nilai profitabilasnya tinggi tersebut dapat menggunakan sumber dayanya untuk mengambil manfaat dari insentif pajak serta mengelola perencanaan pajak yang baik

Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: ROA berpengaruh negatif terhadap terhadap penghindaran pajak

2.8.2. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak

Perusahaan dimungkinkan menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan operasional dan investasi perusahaan. Akan tetapi, utang akan menimbulkan beban tetap (fixed rate of return) yang disebut dengan bunga. Semakin besar utang maka laba kena pajak akan menjadi lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin besar. Hal tersebut membawa implikasi meningkatnya penggunaan utang oleh perusahaan.

Penelitian Ozkan (2001) dalam Prakosa (2014) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk berutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak.

ξν

Secara logika, semakin tinggi nilai dari rasio Leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai utang perusahaan maka nilai Cash Effective Tax Rate (CETR) perusahaan akan semakin rendah (Richardson dan Lanis, (2007) dalam Prakosa, (2014)).

Dengan demikian maka penulis meruumuskan hipotesis, Jika perusahaan dengan segaja mengambil utang untuk mengurangi beban pajak maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak. Semakin tinggi nilai dari rasio Leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan., Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2: Leverage berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak

2.8.3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Penghindaran Pajak Swastha dan Handoko (2001), “Pertumbuhan atas penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan/atau jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan

ξξ

dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan”.

Sedangkan dalam penelitian Budiman dan Setiyono (2012) pertumbuhan penjualan (sales growth) menunjukkan perkembangan tingkat penjualan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan yang meningkat memungkinkan perusahaan akan lebih dapat meningkatkan kapasitas operasi perusahaan.

Sebaliknya bila pertumbuhannya menurun perusahaan akan menemui kendala dalam rangka meningkatkan kapasitas operasinya. Perusahaan yang penjualannya tumbuh secara cepat akan perlu untuk menambah aktiva tetapnya, sehingga pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan mencari dana yang lebih besar (Pandey (2001) dalam Supriyanto dan Falikhatun (2008)).

Dengan demikian maka penulis merumuskan hipotesis variabel sales growth memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)., Pertumbuhan yang meningkat mengharuskan perusahaan akan lebih dapat meningkatkan kapasitas operasi perusahaan.dengan meningkatnya operasi pertumbuhan perusaahaan yang tinggi,perusahaan mencari dana yang lebih besar kepada pihak ketiga untuk menambah aktiva nya,pendanaan utang pihak ketiga yang digunakan perusahaan tinggi mengakibatkan tingginya biaya bunga yang akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan.

ξο

Dengan demikian dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H3 :Sales growth berpengaruh positif pada tax avoidance

2.8.4. Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Penghindaran Pajak. Untuk menentukan apakah tindakan penghindaran pajak (tax avoidance) pada perusahaan keluarga lebih rendah atau lebih tinggi daripada perusahaan non-keluarga, tergantung dari seberapa besar keuntungan atau kerugian yang ditanggung pihak keluarga yang menjadi manajemen perusahaan (family owners) atau pihak manajer dalam perusahaan non-keluarga. Dibandingkan manajer dalam perusahaan non-keluarga, family owners memiliki kepemilikan yang lebih besar, rentang waktu investasi yang lebih lama, serta memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap reputasi perusahaan. Oleh karenanya Chen et, al. (2010) menyatakan bahwa manfaat dan biaya dari tindakan pajak yang agresif akan lebih tinggi dirasakan oleh perusahaan keluarga.

Penelitian Chen et,al. (2010) yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan keluarga lebih agresif dalam tindakan pajaknya daripada perusahaan non-keluarga, menunjukkan bahwa pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam S&P 1500 Index (periode 1996-2000), perusahaan keluarga memiliki tingkat keagresifan pajak yang lebih kecil daripada perusahaan non-keluarga. Hal ini diduga terjadi karena dibandingkan perusahaan non-keluarga,

ξπ

membayar denda pajak dan menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi perusahaan akibat audit dari fiskus pajak. Namun hasil penelitian Sari dan Martani (2010) berbeda dengan hasil penelitian Chen et,al. (2010) yang memperlihatkan bahwa kepemilikan keluarga cenderung bertindak lebih agresif dalam melakukan penghindaran pajak daripada perusahaan non-keluarga.

Dengan demikian merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Perusahaan keluarga memiliki tingkat keagresifan pajak yang lebih besar daripada perusahaan non-keluarga, family owners lebih cenderung bertindak lebih agresif dalam melakukan penghindaran pajak dibandingkan perusahaan non keluarga .Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis yang dibangun adalah:

H4: Kepemilikan Keluarga berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak

ξρ

BAB III

Dokumen terkait