• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

1. Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan

Pembelajaran matematika dengan menggunakan teori Van Hiele telah dilaksanakan di kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. pembelajaran matematika yang menggunakan teori Van Hiele terdiri atas beberapa fase- fase yakni fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas dan fase integrasi. Kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan teori Van Hiele terlaksana selama empat kali pertemuan.

a. Pertemuan Pertama

Persentase keterlaksanaan pembelajaran matematika yang menggunakan teori Van Hiele pertemuan pertama adalah 85,19%. Pada pertemuan pertama ada 23 dari 27 indikator pembelajaran dengan menggunakan teori Van Hiele dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Indikator yang tidak terlaksana pada pertemuan pertama adalah guru menyiapkan siswa untuk mengerjakan latihan soal, guru mendorong siswa untuk mengerjakan soal dengan menggunakan strateginya sendiri, guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dan guru mendorong siswa untuk berani menyampaikan kesimpulan atas materi yang telah dipelajari.

Indikator guru menyiapkan siswa untuk mengerjakan latihan soal tidak dapat terlaksana karena tidak cukupnya waktu. Hal ini dikarenakan waktu yang terpotong cukup banyak saat siswa berpindah

dari ruang kelas ke laboratorium komputer. Selain itu, penentuan posisi duduk dan pembagian kartu nama untuk setiap siswa juga menghabiskan waktu hampir 10 menit dikarenakan siswa masih memilih posisi yang ia ingini.

Indikator guru mendorong siswa untuk mengerjakan soal dengan menggunakan strateginya sendiri dan guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tidak dapat dilaksanakan karena soal latihan dijadikan tugas bagi siswa. Hal ini dilakukan peneliti karena waktu pembelajaran yang sudah hampir selesai. Selain itu, dengan memberikan tugas diharapkan siswa dapat mempelajari kembali materi yang telah diperolehnya selama pembelajaran di kelas. Namun, agar siswa tidak bingung saat menyelesaikan tugas di rumah, peneliti memberikan arahan terkait cara menyelesaikan tugas tersebut.

Indikator terakhir yang tidak terlaksana adalah guru mendorong siswa untuk berani menyampaikan kesimpulan atas materi yang telah dipelajari. Hal ini juga dikarenakan tidak cukupnya waktu. Oleh karena itu, kesimpulan atas pembelajaran hari itu dilakukan oleh peneliti kemudian peneliti meminta siswa mengulanginya kembali agar mereka perlahan-lahan dapat mengingat materi yang telah dipelajari.

Selain indikator diatas, peneliti juga mendapatkan beberapa masukan dari pengamat yang membantu peneliti dalam penelitian hari ini. Beberapa saran yang disampaikan adalah saat ada siswa yang

bertanya sebaiknya peneliti memberikan jawaban kepada keseluruhan siswa sehingga tidak ada pengulangan terhadap pertanyaan yang sama. Hal ini juga salah satu cara untuk menghemat waktu dan memastikan semua siswa memperoleh informasi yang sama dalam pembelajaran. Selain itu, kartu nama sebaiknya langsung diberikan bersama lembar presensi sehingga tidak menghabiskan waktu yang cukup banyak.

b. Pertemuan Kedua

Persentase keterlaksanaan pembelajaran matematika yang menggunakan teori Van Hiele pertemuan kedua adalah 100%. Pada pertemuan kedua, 27 indikator pembelajaran dengan menggunakan teori Van Hiele dapat dilaksanakan semuanya dalam proses pembelajaran. Hal merupakan peningkatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan persentase keterlaksanaan pada pertemuan sebelumnya.

Pada pertemuan hari ini pun, siswa terlihat lebih antusias dalam proses pembelajaran. Soal pada latihan sebelumnya pun dapat dibahas diakhir kegiatan pembelajaran. Peneliti meminta satu siswa secara sukarela untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Setelah itu, peneliti memintanya untuk menjelaskan jawabannya kepada teman-temannya.

Kekurangan dalam pembelajaran hari ini adalah peneliti kesulitan dalam mengkondisikan kelas. Situasi kelas hari ini sangat riuh

sehingga peneliti cukup kewalahan. Komentar ini pun disampaikan oleh pengamat yang turut mengamati keterlaksanaan pembelajaran hari ini. Ini menjadi bahan evaluasi agar pembelajaran pada pertemuan berikutnya dapat dilaksanakan lebih baik lagi.

c. Pertemuan Ketiga

Persentase keterlaksanaan pembelajaran matematika yang menggunakan teori Van Hiele pertemuan ketiga adalah 100%. Persentase ini sama besarnya dengan persentase keterlaksanaan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti dan siswa mampu melaksanakan semua indikator pembelajaran yang menggunakan teori Van Hiele selama pembelajaran matematika berlangsung.

Pada pembelajaran hari ini pun siswa lebih mudah dikondisikan untuk tenang selama proses pembelajaran berlangsung. Walaupun begitu, masih ada keributan-keributan kecil yang terjadi seperti saling berebutan penggaris atau alat peraga segitiga. Beruntung, peneliti masih bisa mengatasi keributan-keributan kecil tersebut.

Menurut pengamat yang ikut mengamati pembelajaran, tidak banyak evaluasi yang diberikan untuk pembelajaran pada hari ini. Pengamat hanya menyarankan agar guru lebih sering untuk mendatangi kelompok yang sering gaduh dan kurang serius dalam diskusi kelompok agar mereka merasa diperhatikan dan belajar lebih serius lagi.

d. Pertemuan Keempat

Persentase keterlaksanaan pembelajaran matematika yang menggunakan teori Van Hiele pertemuan keempat adalah 85,19%. Pada pertemuan keempat ada 23 dari 27 indikator pembelajaran dengan menggunakan teori Van Hiele dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Indikator yang tidak terlaksana pada pertemuan keempat adalah guru memandu siswa melalui tanya jawab untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari, guru mendorong siswa untuk berani menyampaikan kesimpulan atas materi yang telah dipelajari, guru memandu siswa untuk menyampaikan refleksinya atas pembelajaran yang sudah dilaksanakan, dan guru mendorong siswa untuk berani menyampaikan refleksinya atas pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Keempat indikator yang telah disebutkan diatas tidak dapat dilaksanakan karena waktu yang tidak cukup. Hal ini dikarenakan peneliti bersama siswa membahas beberapa latihan soal lain yang terdapat di buku paket siswa. Pembahasan latihan soal bertujuan untuk mempersiapkan diri siswa mengikuti kegiatan post tes. Namun, karena waktu yang digunakan untuk menyelesaikan dan membahas soal cukup banyak, kegiatan penutup tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal.

Kesimpulan dan refleksi pada kegiatan penutup dilaksanakan secara terburu-buru. Hal ini membuat siswa tidak dapat memahami dengan baik apa yang disampaikan peneliti. Untuk menanggulanginya,

peneliti telah mempersiapkan ringkasan materi yang dibahas selama empat kali pertemuan sehingga diharapkan dapat membantu siswa saat mengingat kembali materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.

Dokumen terkait