• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketua MK: Wawasan Kebangsaan untuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa

kesat ua n Negara Kesat ua n Republik Indonesia,” tegasnya.

A r i e f m e n u t u r k a n I n d o n e s i a didirikan dengan semangat teologi yang mengilhami praktik kehidupan berbangsa dan b er negara. Para negarawan yang mendirikan negara dan bangsa Indonesia, jela snya, meleta k ka n nilai-nilai luhur Pancasila yang dijiwai sinar ketuhanan sehingga menjadi dasar fundamental dalam kehidupan bangsa.

“ N e g a r a wa n t e r d a h u l u k i t a ber pegang teguh pada aturan Tuhan. Kalimat ‘Atas Berkat Rahmat Tuhan yang Maha Kuasa’ yang termuat dalam p embuka a n UUD 1945 a linea ke-3, mer upakan penanda kepasrahan total para pendiri bangsa setelah sebelumnya berjibaku mengeluarkan segenap usaha

dan potensinya, demi terbentuknya hukum dasar, yakni UUD 1945,” papar Arief.

Terkait dengan penegakan hukum dan konstitusi, A rief memandangnya dengan 3 komponen sistem hukum yang meliputi struktur hukum, substansi hukum, dan budaya hukum. Tiga komponen yang digagas L.M. Friedman tersebut dinilai A rief ma sih releva n unt uk dijadikan rujukan dalam melihat solusi penegakan hukum dan konstitusi di negara Indonesia.

Pert a ma, st r ukt ur hukum ya ng meliputi lembaga, pranata dan aparatur negara. Melalui p ersp ektif tersebut, penegak hukum dan konstitusi mesti menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen cabang kekuasaan negara, seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Kedua, substansi hukum meliputi

Ketua MK Arief Hidayat menjadi narasumber dalam acara Wawasan Kebangsaan X, di Gedung Srijaya, Surabaya, Jumat (28/10).

H U MAS MK/ H EN D Y

AKSI

peraturan norma-norma dan pola perilaku masyarakat dalam suatu sistem. Substansi hukum, jelas Arief, tidak hanya meliputi p erat ura n ya ng t er t ulis, t et a pi juga peraturan yang tidak tertulis dan putusan p engadila n. “Subst a nsi huk um t ida k dapat dipisahkan dari kekuatan politik karena mem iliki 3 pandangan unt uk menggambarkan relasi hukum dan politik yakni hukum determinan atas politik (das sollen), politik determinan atas hukum

(das sein), dan konsep das sollen dan dan sein yang mengkontruksikan antara hukum dan politik tidak ada yang lebih dominan karena kedua nya secara simetris-sinergis saling memengaruhi,” jelas Arief.

Ketiga, budaya hukum, yaitu sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum kepercayaan, nilai, pemikiran, serta harapannya. “Budaya hukum ini juga dimaknai sebagai suasana pikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau disalahgunakan,” jelas Arief menguti[ L. M. Friedman.

Dalam acara wawasan kebangsaan tersebut, hadir pula sebagai pembicara y a i t u K e t u a D e wa n K e h o r m a t a n Penyelenggaraan Pemilihan Umum Jimly Asshiddiqie, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana, serta putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo.

Keberagaman adalah Berkah

Keesoka n harinya (29/10), A rif juga memberikan ceramah nasional di Universitas Malang yang b ertemakan “Merajut Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika”. Pada kesempatan tersebut, Arief hidayat menjela skan p ersoalan sosial terbesar yang sedang dialami bangsa adalah kohesi sosial yang menjadi pengikat bangsa Indonesia sema kin melema h. Ha l ter s ebu t, m enur u t A rief, s a la h satunya diakibatkan oleh ikatan-ikatan promordialisme ya ng meningkat da n diperparah dengan adanya kesenjangan sosial- ekonomi dan disk riminasi yang m em icu t er jadinya konflik s ektoria l maupun konflik horizontal.

“Keb eraga ma n ya ng s ela ma ini dibanggakan sebagai berkah bagi bangsa, kini dipahami sebaliknya, menjadi ancaman ba ngsa. Ya ng ter jadi ada la h sur plus kebebasan, namun defisit tanggungjawab dan keadilan,” papar Arief.

Oleh karena itu, Arief menegaskan p erlunya p eneguha n kemba li ba hwa bangsa Indonesia lahir dan dikonstruksi atas perbedaan yang berhasil rekat atas dasar kesamaan visi dan tujuan. “Itu sebabnya, sejarah bangsa ini, dan juga sejarah kelahiran Pancasila, adalah sejarah pluralisme Indonesia itu sendiri. Di sini pula pentingnya kita melihat Pancasila mampu merekat ka n kebhin nekaa n I ndonesia menjadi kekuatan bangsa,” tegasnya.

A r if juga m eng i m b au kep a d a peserta seminar untuk terlebih dahulu memahami Pancasila dan UUD 1945 yang memosisikan perbedaan sebagai fitrah. “Kita ini hidup bernegara dalam kebhinekaan namun dalam kesat uan. Penghor matan terhadap keberagaman menjadi prasyarat menciptakan hidup yang nyaman berdampingan dalam suasana perbedaan. Hal ini dapat terwujud ketika hak asasi setiap warga negara dipenuhi dan terbebas dari diskriminasi dan tindakan intoleran,” tegasnya.

Pilkada Serentak

Pada hari yang sama, Arief juga mengisi k ulia h umum di Universit a s Wisnuwardhana Malang. Adapun tema yang diangkat, yakni “Pemilihan Kepala Da era h S er ent a k: P ro blemat i k d a n Tantangan dalam Perspektif Hukum”. Da la m kes em p at a n t er s ebu t, A rief menegaskan peran masing-masing lembaga negara terkait pilkada agar pilkada serentak t a hap ke dua pada 2017 mendat a ng berjalan lancar, aman, jujur, dan adil.

Mencermati putusan MK dalam p erkara p erselisihan pilkada serenta k tahun 2015, Arief menyebut MK telah memberikan gambaran mengenai satu p er s o a la n ya ng p ent i ng. Per s o a la n tersebut menyangkut concern pembentuk undang-undang melalui UU Pilkada untuk melakukan fungsi hukum sebagai sarana

pembaruan masyarakat menuju keadaan yang diinginkan.

M e l a l u i U U P i l k a d a p u l a , p emb ent uk undang-undang b er upaya m e m b a n g u n b u d a y a h u k u m d a n p olitik ma syara kat menuju tingkat a n ma kin dewa sa, lebih taat a sa s, taat huk um, da n lebih t er t ib da la m ha l t er ja d i s eng ket a at au p er s el i s i ha n dalam pilkada. “Pemb ent uk undang- undang tela h mendesain s edem ikian r upa pra nat a p enyeles a ia n s engket a atau p erselisihan yang terjadi di luar perselisihan penetapan perolehan suara hasil penghitungan suara,” ujarnya.

U U P i l k a d a , l a n j u t A r i e f , t ela h m engga r i s ka n l em b a ga ya ng m e n y e l e s a i k a n p e r s o a l a n a t a u pelanggaran dalam pemilu. Pelanggaran administratif diselesaikan oleh Komisi P e m i l i h a n U m u m p a d a t i n g k a t a n masing-masing. Sengketa antar peserta pemilihan diselesaikan melalui panitia pengawas pemilihan di setiap tingkatan. Sengketa p enetapa n calon pa sa nga n mela lui p eradila n t at a usa ha negara (PTUN). Tindak pidana dalam pemilihan dis eles a i ka n oleh lem b aga p enega k hukum melalui sentra Gakkumdu, yaitu Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan. Untuk perselisihan penetapan perolehan suara hasil penghitungan suara diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi.

“D enga n dem ikia n, p emb ent uk unda ng-unda ng m em ba ng un budaya hukum dan politik agar sengketa atau perselisihan di luar perselisihan penetapan perolehan suara hasil penghitungan suara diselesaikan terlebih dahulu oleh lembaga yang ber wenang pada masing-masing tingkatan melalui pranata yang disediakan. Artinya, perselisihan yang dibawa ke Mahkamah Konstitusi untuk diperiksa d a n d ia d i l i b et u l- b et u l m er u p a ka n perselisihan yang menyangkut penetapan hasil penghitungan perolehan suara, bukan sengketa atau perselisihan lain yang telah ditentukan menjadi kewenangan lembaga lain,” tandasnya.

M

a hkama h Konstit usi (MK) b e k e r j a s a m a d e n g a n Un iver sit a s Tar uma negara (Untar) menggelar kegiatan Kompetisi Peradilan Semu (Moot Court)