• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUANGAN AND POLICIES Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok

Usaha adalah risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang asing, risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko harga komoditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko, sebagaimana dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign currency risk, credit risk, liquidity risk, and commodity price risk. The Board of Directors reviews and approves the policies for managing each of these risks, which are described in more detail as follows:

Manajemen risiko Risk management

a. Risiko tingkat suku bunga a. Interest rate risk

Risiko tingkat suku bunga Kelompok Usaha terutama timbul dari pinjaman untuk tujuan modal kerja dan investasi. Saat ini, Kelompok Usaha tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko tingkat suku bunga.

The Group’s interest rate risk mainly arises from loans for working capital and investment purposes. Currently, the Group does not have a formal hedging policy for interest rate exposures.

Untuk kredit modal kerja dan kredit investasi, Kelompok Usaha berusaha mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara selalu melakukan pengawasan terhadap tingkat suku bunga yang berlaku di pasar.

For working capital and investment loans, the Group may seek to mitigate its interest rate risk by continuously monitoring the interest rates in the market.

Pada tanggal 31 Desember 2020, jika tingkat suku bunga pinjaman lebih tinggi/lebih rendah sebesar 50 basis poin dengan semua variabel konstan, laba sebelum pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 akan lebih rendah/tinggi sebesar Rp11.245 terutama sebagai akibat lebih tinggi/lebih rendah biaya bunga atas pinjaman dengan tingkat bunga mengambang.

As at December 31, 2020, had the interest rates of the loans and borrowings been 50 basis points higher/lower with all other variables held constant, income before income tax for the year ended December 31, 2020 would have been Rp11,245 million lower/higher, mainly as a result of higher/lower interest charge on the loans and borrowings with floating interest rates.

b. Risiko mata uang asing b. Foreign currency risk

Mata uang pelaporan Kelompok Usaha adalah rupiah. Kelompok Usaha menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena biaya dari beberapa pembelian utamanya dalam mata uang asing, seperti dolar Amerika Serikat, euro Eropa, dolar Singapura, yuan Tiongkok dan yen Jepang. Apabila pembelian Kelompok Usaha di dalam mata uang selain rupiah, dan tidak seimbang dalam hal kuantitas/jumlah dan/atau pemilihan waktu, Kelompok Usaha harus menghadapi risiko mata uang asing.

The Group’s reporting currency is the rupiah. The Group faces foreign exchange risk as the costs of certain key purchases are denominated in foreign currencies, such as U.S. dollar, European euro, Singapore dollar, Chinese yuan, and Japanese yen. To the extent that the purchases of the Group are denominated in currencies other than the rupiah, and are not evenly matched in terms of quantity/volume and/or timing, the Group has exposure to foreign currency risk.

Kelompok Usaha tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang asing. Namun demikian, Perusahaan menjaga transaksi dan saldo mata uang asing pada level minimal untuk meminimalkan risiko mata uang asing.

The Group does not have any formal hedging policy for foreign exchange exposure. However, the Company maintains transactions and balances in foreign currencies at a minimum level in order to minimize foreign currency risk exposure.

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Manajemen risiko (lanjutan) Risk management (continued)

b. Risiko mata uang asing (lanjutan) b. Foreign currency risk (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2020, jika nilai tukar

rupiah terhadap mata uang asing

melemah/menguat sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 akan lebih rendah/tinggi sebesar Rp63.810, terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan penjabaran mata uang atas liabilitas neto dalam mata uang asing.

As of December 31, 2020, had the exchange rate of the rupiah against the foreign currencies depreciated/appreciated by 10%, with all other variables held constant, income before income tax for the year ended December 31, 2020 would have been Rp63,810 lower/higher, mainly as a result of foreign exchange losses/gains on the translation of the net liabilities denominated in foreign currencies.

c. Risiko kredit c. Credit risk

Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan penempatan deposito di bank.

The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to its customers and deposits

placed in banks.

Untuk mengurangi risiko ini, Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa seluruh jasa hanya diberikan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai catatan kredit yang baik. Ini merupakan kebijakan Kelompok Usaha dimana semua pelanggan yang akan melakukan transaksi secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit.

To mitigate this risk, the Group has policies in place to ensure that all services provided are made only to creditworthy customers with proven track record or good credit history. It is the Group’s policy that all customers who wish to trade on credit are subject to credit verification procedures.

Sebagai tambahan, saldo piutang usaha

dipantau secara terus menerus untuk

mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

In addition, trade receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts.

Ketika pelanggan tidak mampu melakukan

pembayaran dalam jangka waktu yang

telah diberikan, Kelompok Usaha

akan menghubungi pelanggan untuk

menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Kelompok Usaha akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Tergantung pada penilaian Kelompok Usaha, penyisihan khusus mungkin dibuat jika utang dianggap tidak tertagih. Untuk mengurangi risiko kredit, Kelompok Usaha akan menghentikan seluruh pelayanan jasa kepada pelanggan jika terjadi keterlambatan dan/atau gagal bayar.

When a customer fails to make payment within the credit term granted, the Group contacts the customer to act on the overdue receivable. If the customer does not settle the overdue receivable within a reasonable time, the Group proceeds to commence legal proceedings. Depending on the Group’s assessment, specific provisions may be made if the debt is deemed uncollectible. To mitigate credit risk, the Group ceases to provide services to the customer in the event of late payment and/or default.

Untuk mengurangi risiko gagal bayar Bank atas penempatan deposito, Kelompok Usaha memiliki kebijakan hanya akan menempatkan deposito pada bank yang memiliki reputasi yang baik.

To mitigate the default risk of banks on the Group’s deposits, the Group has policies to place its funds only in banks with good reputation.

KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Manajemen risiko (lanjutan) Risk management (continued)

c. Risiko kredit (lanjutan) c. Credit risk (continued)

Tabel di bawah ini menunjukkan risiko kredit maksimum untuk komponen-komponen dari laporan posisi keuangan konsolidasian.

The table below shows the maximum exposure to credit risk on the components of the consolidated statement of financial position.

Maximum

Exposure -

Bruto/Gross (1)

Pinjaman yang diberikan dan

piutang: Loans and receivables:

Kas dan setara kas 120.586 Cash and cash equivalents

Piutang usaha Trade receivables

Pihak ketiga 183.949 Third parties

Pihak berelasi 3.155 Related party

Piutang lain-lain Other receivables

Pihak ketiga 10.682 Third parties

Pihak berelasi 125 Related party

Aset keuangan lancar lainnya 5.980 Other current financial assets

Total 324.477 Total

(1) Kelompok Usaha tidak memiliki agunan yang ditahan maupun perjanjian saling hapus dengan debitur.

(1) The Group does not hold any collateral nor does

it have any offsetting arrangements with its debtors.

d. Risiko likuiditas d. Liquidity risk

Kelompok Usaha mengelola profil likuiditasnya untuk dapat mendanai pengeluaran modalnya dan membayar utang yang jatuh tempo dengan menjaga kecukupan kas, dan ketersediaan pendanaan melalui jumlah fasilitas kredit berkomitmen yang cukup.

The Group manages its liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by maintaining sufficient cash, and the availability of funding through an adequate amount of committed credit facilities.

Kelompok Usaha secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual dan terus menerus menjaga kestabilan hari pembayaran utang dan penerimaan piutangnya.

The Group regularly evaluates its projected and actual cash flow information and continuously maintains its payables and receivables days’ stability.

Tabel di bawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha berdasarkan pembayaran kontraktual semula yang tidak didiskontokan:

The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities based on original contractual undiscounted amounts to be paid:

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Manajemen risiko (lanjutan) Risk management (continued)

d. Risiko likuiditas (lanjutan) d. Liquidity risk (continued)

Nilai tercatat

pada tanggal

Biaya transaksi 31 Desember 2020 /

Kurang dari/ Lebih dari/ atas utang/ Carrying value

Below Over Debt issuance as of

1 tahun/year 1-2 tahun/years 2-3 tahun/years 3-5 tahun/years 5 tahun/years cost December 31, 2020

Utang jangka pendek/Short-term

loans 167.020 - - - - - 167.020

Utang usaha/Trade payables 198.174 - - - - - 198.174

Utang lain-lain/Other payables 13 - - - - - 13

Beban akrual/Accrued

expenses 45.788 - - - - - 45.788

Jaminan deposit dari pelanggan/

Security deposit from customer 10.000 - - - - - 10.000

Utang pembelian secara angsuran/

Purchase installment liability 50.126 50.167 100.509 125.833 - (4.590) 322.045 Pinjaman jangka panjang/Long-term debts

Utang bank/Bank loans 197.082 165.036 164.151 343.546 190.358 (8.820) 1.051.353 Utang lembaga keuangan/Loan payable

to financial institution 28.210 28.210 28.210 32.074 - (2.069) 114.635

Liabilitas sewa/Lease liabilities 182.849 121.910 95.804 80.649 174.769 - 655.981 Utang pembiayaan konsumen/Consumer

financing payable 1.431 1.565 889 - - - 3.885

Total 880.693 366.888 389.563 582.102 365.127 (15.479) 2.568.894

e. Risiko harga komoditas e. Commodity price risk

Dampak risiko harga komoditas yang dihadapi

Kelompok Usaha terutama sehubungan

dengan pembelian bahan bakar. Harga bahan bakar tersebut secara langsung dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas serta tingkat permintaan dan penawaran di pasar.

The Group’s exposure to commodity price risk relates primarily to the purchase of fuel. The prices of fuel are directly affected by commodity price fluctuations and the level of demand and supply in the market.

Kebijakan Kelompok Usaha untuk

meminimalkan risiko yang berasal dari fluktuasi harga komoditas adalah dengan menjaga tingkat persediaan bahan bakar secara optimal untuk meyakinkan operasi yang berkelanjutan.

The Group’s policy is to minimize the risk arising from the fluctuations in commodity prices by maintaining the optimum inventory level of fuel to ensure continuous operations.

Selain itu, Kelompok Usaha juga mengurangi

risiko ini dengan selalu melakukan

pembandingan harga dari beberapa pemasok untuk mendapatkan harga yang paling menguntungkan.

In addition, the Group may seek to mitigate its risk by doing price comparison from several suppliers to get the most favorable price.

KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued) Perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas

pendanaan

Changes in liabilities arising from financing activities

2020

1 Januari/ Arus kas/ Lain - lain/ 31 Desember/

January 1 Cash flow Others December 31

Utang jangka pendek 302.788 (154.364) 18.596 167.020 Short-term loan

Utang bank jangka panjang 625.282 427.416 (1.345) 1.051.353 Long-term bank loan

Utang lain-lain - pihak berelasi 30.463 (30.463) - - Other payable - related party

Utang lembaga keuangan 91.645 30.224 (7.234) 114.635 Loan payable to financial institution

Utang pembiayaan konsumen 5.194 (1.309) - 3.885 Consumer financing payables

Liabilitas sewa 328.892 (172.868) 499.957 655.981 Lease liabilities

Total liabilitas dari aktivitas Total liabilities from financing

pendanaan 1.384.264 98.636 509.974 1.992.874 activities

2019

1 Januari/ Arus kas/ Lain - lain/ 31 Desember/

January 1 Cash flow Others December 31

Utang jangka pendek 159.850 116.338 26.600 302.788 Short-term loan

Utang bank jangka panjang 683.601 (62.072) 3.753 625.282 Long-term bank loan

Utang lain-lain - pihak berelasi 118.250 (87.787) - 30.463 Other payable - related party

Utang lembaga keuangan 39.420 56.568 (4.343) 91.645 Loan payable to financial institution

Utang pembiayaan konsumen 6.391 (1.193) (4) 5.194 Consumer financing payables

Utang sewa pembiayaan 296.289 (125.787) 158.390 328.892 Finance lease liabilities

Obligation under syariah

Utang transaksi syariah 124.088 (128.240) 4.152 - transactions

Total liabilitas dari aktivitas Total liabilities from financing

pendanaan 1.427.889 (232.173) 188.548 1.384.264 activities

Kolom “Lain-lain” mencakup penyesuaian atas perubahan nilai tukar, tambahan pembiayaan tagihan supplier, pembelian aset tetap melalui liabiltias sewa dan amortisasi atas biaya yang belum diamortisasi. Kelompok Usaha mengklasifikasikan bunga yang dibayarkan sebagai arus kas dari aktivitas operasi.

The “Others” column includes the effect of changes in currency exchange rate, invoice suppliers financing addition, fixed asset purchase through lease liabilities and amortization of unamortized cost. The Group classifies interest paid as cash flows from operating activities.

Pengelolaan modal Capital management

Kelompok Usaha bertujuan mencapai struktur modal yang optimal untuk memenuhi tujuan usaha, di antaranya dengan mempertahankan rasio modal yang sehat, dan maksimalisasi nilai pemegang saham.

The Group aims to achieve an optimal capital structure in pursuit of its business objectives, which include maintaining healthy capital ratios and maximizing stockholder value.

Beberapa instrumen utang bank Perusahaan memiliki persyaratan rasio keuangan maksimum

yang harus dipenuhi. Sebagai tambahan,

Perusahaan telah memenuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan oleh pihak kreditur bank.

Some of the Company’s debt instruments contain covenants that impose maximum leverage ratios. In addition, the Company has complied with all capital requirements by bank creditors.

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merupakan modal yang dikelola oleh Kelompok Usaha. Tujuan utama pengelolaan modal Kelompok Usaha adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan nilai pemegang saham.

The equity attributable to the equity holders of the parent is the capital managed by the Group. The primary objective of the Group’s capital management is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value.

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Pengelolaan modal (lanjutan) Capital management (continued)

Kelompok Usaha mengelola struktur permodalan

dan melakukan penyesuaian, berdasarkan

perubahan kondisi ekonomi.

The Group manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of changes in economic conditions.

Kelompok Usaha memiliki aset dan liabilitas dalam mata uang asing. Aset dan liabilitas dalam mata uang asing disajikan dengan kurs yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

The Group has assets and liabilities denominated in foreign currencies. These foreign currency-denominated assets and liabilities are presented using exchange rates as of December 31, 2020 as follows:

31 Desember 2020/December 31, 2020

Setara dengan

Mata Uang Asing/ Rupiah/

Foreign Equivalent

Currencies in Rupiah

Aset Assets

Kas dan setara kas CNY 117,201 253 Cash and cash equivalents

US$ 5,608,229 79.104

Sin$ 5,715 61

JPY 113,908 16

Piutang usaha US$ 30,746 433 Trade receivables

Piutang lain-lain US$ 36,364 513 Other receivables

Total aset 80.380 Total assets

Liabilitas Liabilities

Utang usaha US$ 1,776,171 25.053 Trade payables

EUR 71,935 1.247

SIN$ 19,559 208

Beban akrual US$ 43,438 613 Accrued expenses

JPY 29,084,468 3.969

Utang pembelian secara angsuran* JPY 2,393,459,163 326.635 Purchase installment liability*

Pinjaman jangka panjang Long-term debts

Liabilitas sewa US$ 17,302,617 244.053 Lease liabilities

Utang lembaga keuangan* US$ 8,273,746 116.704 Loan payable to financial institution*

Total liabilitas 718.482 Total liabilities

Liabilitas neto 638.102 Net liabilities

*tidak termasuk biaya transaksi belum diamortisasi *not including unamortized transaction cost

Sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini, nilai mata uang rupiah telah mengalami perubahan berdasarkan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia:

The rupiah currency has changed in value based on the middle rates of exchange published by Bank Indonesia as shown below:

17 Mei 2021/

Mata Uang Asing May 17, 2021 Foreign Currencies

Euro (EUR1) 17.282 Euro (EUR1)

Dolar A.S. (US$1) 14.203 U.S. dollar (US$1)

Dolar Singapura (SIN$1) 10.710 Singapore dollar (SIN$1)

Yuan Tiongkok (CNY1) 2.212 Chinese yuan (CNY1)

Yen Jepang (JPY1) 131 Japan yen (JPY1)

38. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING

38. ASSET AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCIES

Jika aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2020 disajikan dengan

menggunakan kurs tengah pada tanggal

17 Mei 2021, maka liabilitas neto dalam mata uang asing, sebagaimana yang disajikan di atas, akan turun sekitar Rp12.272 dalam mata uang rupiah.

Had the assets and liabilities denominated in foreign currencies as of December 31, 2020 been reflected using the above middle rates of exchange as of

May 17, 2021, the net foreign currency

denominated liabilities, as presented above, would have decreased by approximately Rp12,272 in terms of rupiah.

Pada tahun 2013, Perusahaan melakukan perjanjian pengoperan pemanfaatan lahan TNI AL dengan PT Senopati Samudera Perkasa (SSP). Pada tahun

2014, pihak TNI AL mengeluarkan surat

pemberitahuan kepada Perusahaan, bahwa

Perusahaan tidak bisa memanfaatkan lahan tersebut sesuai dengan perjanjiannya dengan pihak SSP. Merasa dirugikan, Perusahaan melaporkan SSP atas dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan atas lahan. Penyidik telah menetapkan Setyo Hartono, komisaris SSP, sebagai tersangka dalam kasus ini.

In 2013, the Company entered into an agreement with PT Senopati Samudera Perkasa (SSP) to operate TNI AL lands. In 2014, TNI AL issued a notice to the Company, that the Company cannot use the land in accordance with its agreement with SSP. The Company reported SSP on grounds of criminal fraud and embezzlement over the land. The investigators have established Setyo Hartono, a commissioner of SSP, as a suspect in this case.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, kasus ini masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Surabaya.

Until the date of completion of the consolidated financial statements, this case is still under trial in the Court of Surabaya.

40. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN 40. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD · Pada tanggal 2 Februari 2021, Pemerintah

mengundangkan dan memberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 (PP 35/2021) untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 dan Pasal 185 (b) UU No. 11/2020 mengenai Cipta Kerja yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya.

· On February 2, 2021, the Government

promulgated Government Regulation Number 35 Year 2021 (PP 35/2021) to implement the provisions of Article 81 and Article 185 (b) of Law no. 11/2020 concerning Job Creation (Cipta Kerja), which aims to create the widest possible employment opportunities.

PP 35/2021 mengatur mengenai perjanjian kerja waktu tertentu (karyawan tidak tetap), alih daya, waktu kerja, waktu istirahat dan pemutusan hubungan kerja, yang dapat mempengaruhi manfaat imbalan minimum yang harus diberikan kepada karyawan.

PP 35/2021 regulates the work agreement for a certain period (non-permanent employees), outsourcing, working time, rest time and termination of employment, which can affect the minimum benefits that must be provided to employees.

Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian

diotorisasi, Kelompok Usaha masih

mengevaluasi dampak potensial penerapan peraturan pelaksana PP 35/2021, termasuk

dampaknya pada laporan keuangan

konsolidasian Kelompok Usaha untuk periode pelaporan berikutnya.

As of the authorization date of these consolidated financial statements, the Group is still evaluating the potential impacts of PP 35/2021, including the impacts on the Group's consolidated financial statements for the next reporting period.

40. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

40. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD (continued)

· Pada tanggal 10 Februari 2021, MMM memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar total Rp130 milyar dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk pembiayaan pembelian kapal.

· On February 10, 2021, MMM obtained

investment credit facility amounting to total Rp130 billion from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk to finance vessel purchase.

· Pada bulan Februari dan Maret 2021, Kelompok

Usaha menandatangi memorandum of

agreement untuk menjual kapal MV Situ Mas, MV

Segara Mas dan MV Sendang Mas kepada pihak ketiga.

· In February and March 2021, Group signed

memorandum of agreement to sell their vessels named MV Situ Mas, MV Segara Mas, and MV Sendang Mas to third parties.

· Pada tanggal 6 April 2021, TD mengakuisisi PT Depo Lautan Nusantara (“DLN”) dari PT Lintang Emas Pasifik, pihak ketiga. Perusahaan melakukan pembelian sebanyak 4.995 lembar saham DLN dengan nilai imbalan seluruhnya sebesar Rp9.319. DLN memulai kegiatan operasional pada tahun 2017. Kegiatan pokok dari DLN adalah jasa depo peti kemas. Tujuan dari akuisisi ini adalah untuk ekspansi bisnis depo. Berikut adalah perhitungan

keuntungan pembelian sementara

menggunakan nilai wajar atas aset bersih teridentifikasi DLN pada tanggal 31 Maret 2021 (tidak diaudit):

· On April 6, 2021, TD acquired PT Depo Lautan

Nusantara (“DLN”) from PT Lintang Emas Pasifik, a third party. The Company puchased on 4,995 shares with total nominal values amounting to Rp9,319. DLN started its commercial activities in 2017. The principal activity of DLN is container depots services. The purpose of the acquisition is for depot business expansion. Below is the provision amount of gain on bargain purchase calculation using the fair value of net identifiable assets of DLN as of March 31, 2021 (unaudited):

Nilai wajar atas aset bersih teridentifikasi DLN 11.340 Fair value of net identifiable assets of DLN

Dokumen terkait