Obligasi I Agung Podomoro Land Seri A dan Seri B Tahun
KEUANGAN DAN RISIKO MODAL 44 FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT
a. Manajemen Risiko Modal a. Capital Risk Management
Grup mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur
The Group manages capital risk to ensure that they will be able to continue as going concern, in addition to maximizing the profits of the shareholders through the optimization of the balance of debt and equity. The Group's capital
- 105 - modal Grup terdiri dari kas dan setara kas (Catatan 5) dan ekuitas pemegang saham induk dan kepentingan non-pengendali (Catatan 31).
structure consists of cash and cash equivalents (Note 5) and equity of the owners of the Company and non-controlling interests (Note 31).
Dewan Direksi Grup secara berkala melakukan review struktur permodalan Grup. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
The Board of Directors of the Group periodically reviews the Group's capital structure. As part of this review, the Board of Directors considers the cost of capital and related risk.
Gearing ratio pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31
Desember 2016 adalah sebagai berikut:
The gearing ratio as of June 30, 2017 and December 31, 2016 are as follows:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2017 2016
Rp'000 Rp'000
Pinjaman 9.824.325.776 6.513.234.987 Debt
Kas dan setara kas 3.415.390.922 1.172.966.926 Cash and cash equivalents
Pinjaman - bersih 6.408.934.854 5.340.268.061 Net debt
Ekuitas 11.231.785.508 9.970.762.709 Equity
Rasio pinjaman - bersih
terhadap modal 57% 54% Net debt to equity ratio
b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko
keuangan b. Financial risk management objectives andpolicies
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Grup adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, risiko tingkat bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Grup beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
The Group s overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of their business, while managing their exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit risks and liquidity risks. The Group operates within defined guidelines that are approved by the Board.
i. Manajemen risiko mata uang asing i. Foreign currency risk management
Risiko nilai tukar mata uang asing timbul ketika transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional dari Grup yang terutama disebabkan karena volatilitas atau fluktuasi nilai tukar mata uang asing tersebut. Volatilitas ini menghasilkan pendapatan dan menimbulkan beban yang mempengaruhi pendapatan dan beban Grup.
Foreign currency risk arises when foreign currency transactions (other than the functional currency of the Group) are exposed to the effect of volatility or fluctuations in foreign currency. This volatility raises generating income and expense that can impact revenue and expense affecting the Group.
Kebijakan Grup adalah melakukan
pengelolaan dengan cara penyeimbangan arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan dalam mata uang yang sama.
The Group s policy is performing
management by means of balancing cash flow from operating activities and financing activities in the same currency.
Sebagian besar transaksi Grup dilakukan dalam mata uang Rupiah, demikian juga dengan pembukuannya.
Most of the Group s transaction in Rupiah, as well as for bookkeeping purposes.
Grup mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa
mungkin, penerimaan dan pembayaran
The Group manages the foreign currency exposure by matching, as far as possible, receipts and payments in each individual
- 106 - dalam masing-masing individu mata uang. Jumlah eksposur mata uang asing bersih Grup pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 45.
currency. The Group s net open foreign currency exposure as of reporting date is disclosed in Note 45.
ii. Manajemen risiko kredit ii. Credit risk management
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan
gagal dalam memenuhi kewajiban
kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Grup.
Credit risk refers to the risk that a counter party will default on its contractual obligation resulting in a loss to the Group.
Risiko kredit Grup terutama melekat pada rekening bank, deposito berjangka, piutang usaha dan lain-lain. Grup menempatkan saldo bank dan deposito berjangka pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Grup meminimalisasi risiko kredit atas piutang usaha yang timbul dari pembeli properti
dengan mengenakan denda atas
keterlambatan pembayaran, pembatalan
penjualan dengan denda pembatalan dan apabila penjualan belum dilunasi tidak dilakukan serah terima unit yang dijual sehingga dapat dilakukan penjualan kembali properti dengan dikenakan klaim atas kerugian yang timbul dari penjualan kembali tersebut. Untuk risiko kredit yang timbul dari penyewa properti investasi dilakukan dengan cara meminta penyewa untuk memberikan deposit dalam bentuk tunai atau bank garansi untuk sewa selama 3 bulan, serta membayar uang muka sewa sebelum masa sewa berlaku.
The credit risk of the Group is primarily attributed to its cash in banks, time deposits, trade and other receivables. The Group places their bank balances and time deposits to the credit worthy financial institutions. The Group minimizes their credit risk on trade receivables from property buyers by imposing penalties on late payments and fines on cancellation of sale and no handovers of units if receivable is not yet fully paid in order for the Group to resale such units. Credit risk exposure on trade receivables from tenants is minimized by requiring the tenants to pay rent in advance prior to the effectivity of the lease term and lease deposit, for three months in the form of cash or bank guarantee.
Grup memiliki kebijakan untuk memperoleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dengan meminimalkan kerugian yang terjadi karena eksposur risiko kredit. Karena itu, Grup memiliki kebijakan untuk memastikan transaksi dilakukan dengan pelanggan yang memiliki sejarah dan reputasi kredit yang
baik. Manajemen melakukan pengawasan
secara terus menerus untuk mengurangi eksposur risiko kredit. Piutang usaha atas penjualan apartemen Grup pada tanggal pelaporan sebagian besar merupakan selisih
pengakuan pendapatan berdasarkan
persentase penyelesaian proyek setelah dikurangi dengan bagian yang telah dibayar oleh pembeli sehingga pembayarannya belum jatuh tempo.
The Group has established policies to obtain sustainable revenue growth by minimizing losses due to credit risk exposure. Accordingly, the Group have established a policy to ensure that transactions are made with customers who has good credit reputation. Management conducts ongoing supervision to reduce credit risk exposure at reporting date. Accounts receivable from sale of apartments of the Group mainly represent the difference between the revenue recognized based on the projects percentage of completion and the amounts billed to buyer, hence, not yet due.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi
dengan penyisihan untuk kerugian
mencerminkan eksposur Grup terhadap risiko kredit.
The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses represents the Group s exposure to credit risk.
iii. Manajemen risiko likuiditas iii. Liquidity risk management
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada Dewan Direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Grup. Grup mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan
Ultimate responsibility for liquidity risk management rests with the Board of Directors, which has built an appropriate liquidity risk management framework for the management of the Group s short, medium and long-term funding and liquidity management requirements. The Group manages liquidity risk by maintaining
- 107 - simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo liabilitas keuangan.
adequate reserves, banking facilities and reserve borrowing facilities by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial liabilities.
Risiko likuiditas dan suku bunga Liquidity and interest risk
Risiko ini merinci sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati Grup. Resiko telah disusun berdasarkan arus kas yang didiskontokan dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal terawal di mana Grup dapat diminta untuk membayar. Risiko mencakup arus kas bunga dan pokok. Sepanjang arus bunga tingkat mengambang jumlah tidak didiskontokan berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal terawal di mana Grup mungkin akan diminta untuk membayar.
The following risks detail the Group s remaining contractual maturity for its non- derivative financial liabilities with agreed repayment periods. Risks have been drawn up based on the undiscounted cash flows of financial liabilities based on the earliest date on which the Group can be required to pay. Risks include both interest and principal cash flows. For that interest with floating rate, the undiscounted amount is derived from interest rate curves at the end of the reporting period. The contractual maturity is based on the earliest date on which the Group may be required to pay.
Jumlah untuk instrumen suku bunga variabel untuk liabilitas keuangan harus berubah jika perubahan suku bunga variabel berbeda dengan estimasi suku bunga yang ditentukan pada akhir periode pelaporan.
Financial liabilities with variable interest rate instrument are subject to changes if changes in variable interest rates differ to those estimates of interest rates determined at the end of the reporting period.
Fasilitas Pembiayaan Financing Facilities
Grup memiliki akses ke fasilitas pembiayaan sebagaimana dijelaskan dalam rincian di bawah ini, yang tidak digunakan pada akhir periode pelaporan.
The Group has access to financing facilities as described in the note below, were unused at the end of the reporting period.
Grup memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan.
The Group maintains sufficient funds to finance its ongoing working capital requirements.
iv. Manajemen risiko tingkat bunga iv. Interest rate risk management
Grup terpapar risiko suku bunga karena entitas dalam Grup meminjam dana dengan tingkat bunga tetap dan mengambang. Risiko
ini dikelola oleh Grup dengan
mempertahankan gabungan yang tepat
antara pinjaman suku bunga tetap dan mengambang.
The Group is exposed to interest rate risk because entities in the Group borrow funds at both fixed and floating interest rates. The risk is managed by the Group by maintaining an appropriate mix of fixed and floating rate borrowings.
Eksposur Grup terhadap suku bunga dalam aset keuangan dan liabilitas keuangan dirinci dalam bagian manajemen risiko likuiditas pada catatan ini.
The Group s exposures to interest rates on financial assets and financial liabilities are detailed in the liquidity risk management section of this note.
Analisis sensitivitas suku bunga Interest rate sensitivity analysis
Analisis sensitivitas di bawah ini telah ditentukan berdasarkan eksposur suku bunga untuk kedua instrumen derivatif dan non- derivatif pada akhir periode pelaporan. Untuk liabilitas tingkat bunga mengambang, analisis tersebut disusun dengan asumsi jumlah liabilitas terutang pada akhir periode pelaporan itu terutang sepanjang tahun. Kenaikan atau penurunan 30 dan 20 basis poin digunakan ketika melaporkan risiko suku
The sensitivity analysis below has been determined based on the exposure to interest rates for both derivatives and non- derivative instruments at the end of the reporting period. For floating rate liabilities, the analysis is prepared assuming the amount of the liability outstanding at the end of the reporting period was outstanding for the whole year. A 30 and 20 basis point increase or decrease is used when reporting
- 108 - bunga secara internal kepada karyawan kunci
dan merupakan penilaian manajemen
terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada suku bunga.
interest rate risk internally to key management personnel and represents management's assessment of the reasonably possible change in interest rates.
Eksposur risiko tingkat bunga berhubungan dengan jumlah aset atau liabilitas dimana pergerakan pada tingkat suku bunga dapat mempengaruhi laba setelah pajak. Risiko pada pendapatan bunga bersifat terbatas
karena Grup hanya bermaksud untuk
menjaga saldo kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional. Dalam beban bunga, keseimbangan optimal antara utang dengan tingkat bunga tetap dan mengambang ditetapkan di muka. Grup memiliki kebijakan dalam memperoleh
pembiayaan yang akan memberikan
kombinasi yang sesuai tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap. Persetujuan dari Dewan Direksi dan Komisaris harus diperoleh sebelum Grup menggunakan instrumen keuangan tersebut untuk mengelola eksposur risiko suku bunga.
The interest rate risk exposure relates to the amount of assets or liabilities which is subject to a risk that a movement in interest rates will adversely affect the income after tax. The risk on interest income is limited as the Group only intends to keep sufficient cash balances to meet operational needs. On interest expenses, the optimum balance between fixed and floating interest debt is considered upfront. The Group has a policy of obtaining financing that would provide an appropriate mix of floating and fix interest rate. Approvals from the Board of Directors and Commissioners must be obtained before committing the Group to any of the instruments to manage the interest rate risk exposure.
c. Nilai wajar instrumen keuangan c. Fair value of financial instruments
Direksi menganggap bahwa nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dan diakui dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya.
The directors consider that the carrying amounts of financial assets and financial liabilities recorded at amortized cost and recognized in consolidated financial statements approximate their fair value.
Nilai wajar liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut:
The fair value of financial assets and liabilities are determined as follows:
Nilai wajar utang obligasi dengan syarat dan kondisi standar dan diperdagangkan di pasar aktif, ditentukan dengan mengacu pada harga pasar.
The fair value of bonds payable with standard terms and condition and traded on active liquid markets are determined with reference to quoted market price.
Nilai wajar utang bank ditentukan
menggunakan diskonto arus kas masa depan pada suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati saat ini untuk instrumen yang sejenis.
The fair value of bank loans is determined by discounting future cash flows using applicable rates from observable current market transactions for similar instruments.
- 109 - 45. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA
UANG ASING 45. MONETARYDENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIESASSETS AND LIABILITIES
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, Grup mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
As of June 30, 2017 and December 31, 2016, Group had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows:
M at a Uang Ekuivalen M at a Uang Ekuivalen A sing/ Rp'000/ A sing/ Rp'000/
Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in
Currencies Rp '000 Currencies Rp '000
A set A sset s
Kas dan set ara kas USD 185.324.376 2.468.335.359 8.392.109 112.756.374 Cash and cash equivalent s EUR 604.864 8.997.354 605.091 8.569.297
Piut ang usaha kepada Trade account s receivable
pihak ket iga USD 1.063.829 14.169.134 1.199.789 16.120.361 f rom t hird part ies A set keuangan lainnya USD 672.917 8.962.581 708.044 9.513.273 Ot her f inancial asset s
J uml a h a s e t 2.500.464.428 146.959.305 T o t a l a s s e t s
Liabilit as Liabilit ies
Ut ang usaha kepada Trade account s payable
pihak ket iga USD 116.570 1.552.601 1.239.536 16.654.406 t o t hird part ies
SGD - - 29.167 271.225
EUR - - 22.035 312.050
Uang jaminan penyewa USD 792.838 10.559.809 856.077 11.502.248 Tenant s' securit y deposit s
J uml a h l i a b i l i t a s 12.112.410 28.739.929 T o t a l l i a b i l i t i e s J uml a h a s e t b e r s i h 2.488.352.018 118.219.376 T o t a l ne t a s s e t s
31 Desember/December 31, 2016 30 Juni/June 30, 2017
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, kurs yang digunakan oleh Grup sebagai berikut:
The conversion rates which are used by Group on June 30, 2017 and December 31, 2016 are as follows: 30 Juni 31 D e se m be r/ June 30, De ce m be r 31, 2017 2016 R p R p 1 US D 13.319 13.436 US D 1 1 S G D 9.591 9.299 S G D 1 1 EUR 14.875 14.162 EUR O 1
46. TUNTUTAN HUKUM 46. LITIGATIONS
a. Kasus hukum atas reklamasi a. Legal case of reclamation
Dibawah ini merupakan tuntutan hukum yang sedang berlangsung atas kegiatan reklamasi Pulau G milik PT Muara Wisesa Samudra (MWS), entitas anak dan Pulau I milik PT Jaladri Kartika Pakci (JKP), entitas anak.
Described below are the ongoing lawsuits for reclamation of Island G owned by PT Muara Wisesa Samudra (MWS), a subsidiary, and Island I owned by PT Jaladri Kartika Pakci (JKP), a subsidiary.
PULAU G MILIK MWS ISLAND G OWNED BY MWS
Berdasarkan gugatan No. 193/G/LH/2015/PTUN- JKT tanggal 15 September 2015 pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Gobang (Penggugat I), Muhamad Tahir (Penggugat II), Nur Sapudin (Penggugat III), Tri Sutrisno (Penggugat IV), Kuat (Penggugat V), Perkumpulan Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (Penggugat VI) dan Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Penggugat VII), mengajukan gugatan kepada
Based on lawsuit No. 193/G/LH/2015/PTUN-JKT dated September 15, 2015 at Jakarta State Administrative Court, Gobang (Plaintiff I), Muhamad Tahir (Plaintiff II), Nur Sapudin (Plaintiff III), Tri Sutrisno (Plaintiff IV), Kuat (Plaintiff V), Perkumpulan Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (Plaintiff VI) and Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Plaintiff VII), filed a lawsuit to Governor of DKI Jakarta
- 110 - Gubernur DKI Jakarta (Tergugat) dan MWS (Tergugat II Intervensi), dengan tuntutan pembatalan izin pelaksanaan reklamasi Pulau G, sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan
Gubernur No. 2238 Tahun 2014 tentang
Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G Kepada MWS tanggal 23 Desember 2014.
(Defendant) and MWS (Intervening Defendant II), with the demand for cancellation on reclamation permit of Island G as stated in Decree of Governor No. 2238 Year 2014 on the granting of reclamation permit of Island G to MWS dated December 23, 2014.
Gugatan tersebut di atas telah diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No. 193/G/LH/2015/PTUN-JKT pada tanggal 31 Mei 2016 dengan amar putusannya antara lain: (1) Memerintahkan kepada Tergugat untuk menunda Pelaksanaan Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2238 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada MWS tertanggal 23 Desember 2014 dengan segala tindak administrasi selanjutnya selama proses pemeriksaan persidangan berlangsung sampai perkara ini berkekuatan hukum tetap atau ada penetapan lain yang mencabutnya di kemudian hari; (2) Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2238 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada MWS tertanggal 23 Desember 2014; (3) Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2238 Tahun 2014 Tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada MWS tertanggal 23 Desember 2014.
The above-mentioned lawsuit has been decided
by Council of Judges of Jakarta State
Administrative Court No. 193/G/LH/2015/PTUN- JKT on May 31, 2016 with following verdicts: (1) Ordered the Defendant to postpone the implementation of Decision of Governor of DKI Jakarta No. 2238 Year 2014 about Reclamation Permit of Island G to MWS dated December 23, 2014 with all subsequent administrations during the trial proceedings until the case is permanently enforced or there is another decision that revokes it in the future; (2) Declare null or void for the Decree of Governor of DKI Jakarta No. 2238 Year 2014 about Reclamation Permit on Implementation of Island G to MWS dated December 23, 2014; (3) Require the Defendant to revoke Decree of the Governor of DKI Jakarta No. 2238 Year 2014 concerning the granting of reclamation permit of Island G to MWS dated December 23, 2014.
Atas putusan tersebut di atas, Tergugat dan Tergugat II Intervensi mengajukan banding dan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta telah menjatuhkan Putusan No. 228/B/2016/PT.TUN.JKT tanggal 17 Oktober 2016 dengan amar putusannya antara lain: (1) Membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No. 193/G/LH/2015/PTUN-JKT tanggal 31 Mei 2016 (2) Menyatakan Penundaan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2238 Tahun 2014 tentang Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada MWS tanggal 23 Desember 2014 dalam perkara No. 193/G/LH/2015/PTUN-JKT, tidak berlaku lagi; (3) Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak diterima.
Upon the verdict, Defendant and Intervening
Defendant II filed an appeal and
Council of Judgesof Jakarta High Administrative
Court have decided with Decision No.
228/B/2016/PT.TUN.JKT dated October 17, 2016 with following verdicts: (1) Cancel the Decision of State Administrative Court of Jakarta No. 193/G/LH/2015/PTUN-JKT dated May 31, 2016; (2) Declare a postponement of Decree of Governor of DKI Jakarta No. 2238 Year 2014 regarding to Reclamation Permit of Island G dated December 23, 2014 as in case No. 193/G/LH/2015/PTUN-JKT was no longer valid; (3) Declare that the Plaintiffs lawsuit were not accepted.
Atas putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta No. 228/B/2016/PT.TUN.JKT tanggal 17 Oktober 2016, Penggugat III,