2.2 Teori Khusus
2.2.2 Interaksi Manusia dan Komputer
2.2.5.2 Keuntungan MySQL
Menurut Welling dan Thomson (2001, p5), beberapa keunggulan MySQL adalah: a. Performa tinggi
MySQL tidak diragukan lagi kecepatannya. b. Biaya yang rendah
MySQL gratis dan bersifat open source serta biayanya yang rendah dan di bawah izin komersial jika dibutuhkan untuk aplikasi perusahaan atau organisasi.
c. Mudah dikonfigurasi dan dipelajari
Kebanyakan basis data modern menggunakan MySQL, sehingga lebih mudah untuk diatur dibanding produk lain yang sejenis.
d. Dapat digunakan hampir di semua sistem operasi, seperti Linux dan Windows. e. Ketersediaan source code
Seperti PHP, source code untuk MySQL ini juga dapat diubah.
2.2.6 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, p388), normalisasi merupakan teknik untuk menghasilkan sekumpulan tabel dengan karakteristik yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan data suatu organisasi. Dengan kata lain, normalisasi merupakan proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud sering disebut juga dengan istilah anomali.
Karakteristik sekumpulan relasi yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Jumlah minimal atribut yang memenuhi kebutuhan data perusahaan;
b. Atribut-atribut yang memiliki hubungan logis yang dekat (disebut juga functional dependency) terdapat pada tabel yang sama;
c. Tingkat redundansi yang minimal ditandai dengan setiap atribut hanya didefinisikan sekali selain atribut yang merupakan foreign key.
Manfaat menggunakan basis data yang sudah dinormalisasi adalah basis data tersebut akan lebih mudah diakses dan dipelihara datanya oleh pengguna serta tempat penyimpanan yang dibutuhkan jauh lebih sedikit.
Normalisasi dilakukan dengan cara menganalisis tabel dari primary key dan functional dependency melalui serangkaian aturan sehingga basis data dapat dinormalisasikan menjadi beberapa tingkat.
Ada beberapa tingkatan normalisasi, tetapi tidak semuanya dilakukan. Tiga tingkat dasar normalisasi yang disarankan adalah First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF), dan Third Normal Form (3NF). Tingkat yang lebih tinggi seperti Boyce-Codd Normal Form (BCNF), Fourth Normal Form (4NF), dan Fifth Normal Form (5NF) tidak harus dilakukan. Penjelasan lebih lanjut mengenai tiga tingkat dasar normalisasi adalah sebagai berikut:
a. First Normal Form (1NF)
Unnormalized Form (selanjutnya disingkat UNF) merupakan tabel yang memiliki satu atau lebih kelompok data yang berulang, sedangkan 1NF merupakan UNF yang sudah dinormalisasikan sehingga tidak ada kelompok data berulang. Pada tabel 1NF, perpotongan antara setiap baris dan kolom hanya mengandung satu nilai. Cara menghilangkan kelompok data berulang ini adalah sebagai berikut:
1) Memasukkan data yang tepat ke kolom kosong pada baris-baris yang mengandung data berulang.
2) Mengganti data berulang dengan atribut kunci dan diletakkan pada tabel terpisah.
b. Second Normal Form (2NF)
Second Normal Form merupakan tabel yang sudah dalam bentuk 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key bergantung penuh pada primary key.
c. Third Normal Form (3NF)
Third Normal Form merupakan tabel yang sudah dalam bentuk 2NF dan setiap atribut yang bukan primary key tidak bergantung secara transitif pada primary key. d. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Suatu relasi dikatakan BCNF, jika dan hanya jika setiap determinan merupakan candidate key.
e. Fourth Normal Form (4NF)
Fourth Normal Form merupakan relasi dalam BCNF dan tidak mengandung non trivial multivalued dependency.
f. Fifth Normal Form (5NF)
Fifth Normal Form merupakan relasi yang tidak mempunyai join dependency.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa normalisasi merupakan suatu proses untuk menciptakan tabel dengan struktur yang diinginkan sehingga tidak ada data yang redundan untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.
2.2.7 Pendidikan
Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan, cara mendidik).
Menurut Wanei (2001, p1), ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah yang bersifat kritis, metodis, dan sistematis. Kritis artinya semua pernyataan harus mempunyai dasar yang kuat. Metodis artinya proses berfikir dan menyelidiki dengan menggunakan cara-cara tertentu. Dan sistematis artinya pemikiran ilmiah dalam prosesnya dijiwai oleh ide yang menyeluruh sehingga pikiran dan pendapatnya merupakan satu kesatuan.
Jadi, pokok-pokok penting pendidikan, yaitu: a. Pendidikan adalah proses pembelajaran; b. Pendidikan adalah proses sosial;
c. Pendidikan adalah proses mendewasakan manusia;
d. Pendidikan berusaha mengubah atau mengembangkan kemampuan, sikap, dan perilaku yang positif;
e. Pendidikan merupakan perbuatan atau kegiatan sadar dan terarah.
Proses pendidikan bukan hanya apa yang disebut dengan transfer of knowledge, transfer of value, transfer of skill, namun keseluruhan kegiatan yang dapat mengarahkan manusia sehingga menjadi individu yang mampu mengembangkan dirinya dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupannya, sehingga pendidikan dapat dikatakan sebagai perencanaan masa depan suatu bangsa.
Berdasarkan Wanei (2001,p10-11), penggolongan pendidikan menurut pola pengelolaannya adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan Informal
Pendidikan yang diperoleh seseorang secara sadar atau tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hidupnya (keluarga, pekerjaan, pergaulan). Ciri-cirinya seperti: 1) Tidak diselenggarakan secara khusus;
2) Lingkungan pendidikan tidak diadakan dengan maksud khusus menyelenggarakan pendidikan;
3) Tidak diprogram secara khusus; 4) Tidak ada waktu belajar tertentu; 5) Metodenya tidak formal;
6) Tidak ada evaluasi yang sistematis; 7) Tidak diselenggarakan oleh pemerintah. b. Pendidikan Formal
Pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis bertingkat, dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Ciri-cirinya seperti:
1) Diselenggarakan secara khusus; 2) Usia siswa relatif homogen;
3) Isi pendidikan bersifat akademis umum;
4) Mutu pendidikan ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan di masa yang akan datang.
c. Pendidikan Non Formal
Pendidikan yang diperoleh seseorang secara teratur, terarah, dan disengaja tetapi tidak mengikuti peraturan yang ketat. Ciri-cirinya seperti:
1) Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah; 2) Peserta pada umumnya sudah tidak bersekolah;
3) Tidak mengenal jenjang;
4) Program pendidikan untuk jangka pendek; 5) Usia tidak perlu homogen;
6) Ada waktu belajar dan metode formal serta evaluasi sistematis; 7) Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus;
8) Keterampilan kerja merupakan jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.
2.2.8 Pembelajaran
Pembelajaran (learning) adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadinya proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, pembentukan sikap, dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Menurut Rosenberg (2001, p4), pembelajaran (learning) adalah suatu proses di mana orang-orang memperoleh ilmu atau keahlian baru dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja mereka.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara pengajar dan pendidik serta komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.